Waiting For Love - Chapter 218 Kadang Kala, Jarak Bisa Menyembuhkan Rasa Sakit Hati

Pada saat Clarice Lu menerima surat hak asuh anak dari pengacara, dia pun termenung dengan waktu yang cukup lama.

Kali ini, mereka benar-benar telah berakhir.

Dia melihat tulisan di halaman pertama pada surat tersebut, kemudian dia kembali melamun, setelah itu dia melihat namanya yang tertulis di dalam surat tersebut, kemudian dia memberikan surat tersebut kepada sekretarisnya itu, dan memintanya mencari pengacara untuk menyelesaikan masalah ini.

Kedua belah pihak telah bersepakat dan prosedur yang tersisa ini seharusnya tidaklah rumit.

Kembali ke aktivitas biasa hari yang sangat sibuk, Clarice Lu sudah terbiasa melakukan pekerjaannya itu sendirian.

Sebelum pulang kerja, Chris Lu menggunakan telepon kantor untuk meneleponnya dia meminta Clarice Lu untuk ke ruangan presdir.

"Dengar-dengar Lewis Tang memberikan hak asuhnya Dyson kepada mu?" Tanya Chris Lu secara terus terang.

Clarice Lu merasa bahwa sekretarisnya itu tidak bisa di percaya, dan sekarang Chris Lu pun mengetahui persoalan yang sedang dia hadapi, dia berpikir harus mengganti asistennya itu.

"Iya." Clarice Lu mengakui hal tersebut, dan bertanya, "Kamu mencari ku bukan karena ingin bertanya tentang masalah ini bukan?"

"Aku ingin berdiskusi dengan mu, apakah kamu ada mempertimbangkan tinggal di luar negeri untuk sementara waktu." Kata Chris Lu yang mencarinya untuk membahas masalah ini bukan untuk menanyakan tentang hak asuhnya itu. Masalah hak asuh itu, hanyalah persyaratan bagi Clarice Lu untuk pergi ke luar negeri.

Dia memberikan sebuah laporan kepada Clarice Lu, "Perusahaan yang berada di paris itu baru saja membangun sebuah kantor, dan mereka ingin mencari orang yang bertanggung jawab, menurutku kamu sangat cocok dengan pekerjaan ini, coba kamu lihat dulu tertarik atau tidak."

Clarice Lu pun mengambil dokumen tersebut, kemudian dia duduk di sofa, dia melihatnya satu demi satu, lalu dia juga melihatnya dengan sangat serius. Kantor seperti ini, terdapat di setiap negara yang di bangun oleh Global Corp, biasanya yang berkerja di sana adalah orang-orang yang di pilih oleh kandidat kementrian secara langsung, maka dari itu Chris Lu tidak pernah mengkhawatirkan masalah ini.

Terlihat sangat jelas, tujuan dari Chris Lu, adalah ingin memintanya untuk pergi ke luar negeri, dia ingin menjauhkan dirinya dari tempat ini, atau mungkin, menjauh dari Lewis Tang.

Di tutupnya dokumen tersebut, kemudian dia mengangkatkan kepalanya dan melihat ke arah Chris Lu, kemudian dia berkata dengan nada yang sangat datar, "Ini, adalah permintaan dari kakak, atau permohonan dari Direktur Ye?"

Chris Lu meliriknya sekilas, "Aku tidak bermaksud seperti itu. Pergi atau tidak perginya itu, keputusan itu ada di tangan mu sendiri. Akan tetapi saran dari ku, kamu bisa meninggalkan tempat ini sementara waktu, mungkin ini adalah jalan yang paling baik bagi semua orang."

Sering kali, jarak jauh bisa menghilangkan rasa sakit. Dulu, Elsa Mo meninggalkan Chris Lu pergi dan kembali ke China, mungkin juga berpikiran seperti itu.

"Aku akan memikirkan hal ini kembali." Jawab Clarice Lu.

"Baiklah." Kata Chris Lu sambil menganggukan kepalanya, kemudian dia juga mematikan komputer yang berada di atas meja ruangannya itu, "Waktunya pulang kerja, mari kita pulang bersama."

Dia memegang bahu Clarice Lu, kakak beradik ini pergi bersama meninggalkan ruang kerjanya itu.

Clarice Lu telah berjanji kepada Chris Lu akan berpikir dengan baik masalah pergi keluar negeri itu, dia juga berpikir akan melakukan hal seperti itu.

Setelah berpikir sebanyak 3 kali, akhirnya dua bersedia menerima posisi ketua di prancis. Lagi pula, dia dan Lewis Tang tinggal bersama di kota ini, dunia itu terlalu kecil, mereka pastinya akan bertemu kembali. Dan akan terus menerus seperti ini, tidak ada manfaat yang baik untuk keduanya.

Karena telah memutuskan untuk berpisah, hal ini pun menjadi baik dari sebelumnya.

Clarice Lu telah memesan tiket pesawat untuk pergi ke prancis. Masa kontraknya sebanyak 3 tahun, dalam 3 tahun ini, dia akan tinggal di tempat yang dia tidak pernah pergi sebelumnya.

Dalam waktu satu minggu, di bilang pendek juga tidak pendek, di bilang panjang juga tidak panjang, Clarice Lu mulai mempersiapkan kebutuhannya yang akan di gunakan saat di luar negeri, dan dia juga menyiapkan pakaiannya dan barang-barang lain-lain.

Pada saat malam tiba, Clarice Lu yang berada di ruang tamu itu sedang membereskan barang-barangnya, Dyson yang mengenakan baju tidur yang bergambar kartun itu, sambil memeluk boneka beruangnya berjalan keluar dari kamarnya. Dia berjalan dengan mata yang besarnya itu, dan melihat ke arah Clarice Lu yang sedang membereskan barang-barangnya itu.

"Kakak, apakah kamu ingin pergi?" Tanyanya dengan nada yang lemas.

"Iya." Kata Clarice Lu sambil menganggukkan kepalanya, kemudian dia mengulurkan tangannya dan menggendongnya dalam pelukan, pelukan yang sangat hangat. Dia mengusapkan dagunya yang lembut itu ke kepalanya Dyson, ada kesedihan yang tebal dari matanya itu.

"Dyson" dia ingin menjelaskan kepadanya tentang masalah ke luar negeri itu, akan tetapi tidak tahu kenapa, dia malah tidak bisa mengatakan hal ini.

"Kakak, aku sudah ngantuk, bagaimana, jika kamu membacakan ku sebuah cerita?" Kata Dyson sambil melihat ke arahnya.

Clarice Lu menganggukkan kepalanya, dia menggendong Dyson untuk kembali ke kamar kecilnya itu. Anak yang berumur 5 tahun itu, sudah sedikit berat, bahkan saat Clarice menggendongnya harus menggunakan tenaga yang sangat kuat.

Setelah dia menidurkan Dyson, dia pun kembali ke ruang tamu untuk meneruskan membereskan barang-barangnya itu. Sebenarnya, barang Clarice Lu tidak terlalu banyak, apalagi pada saat ingin pergi keluar, dia biasanya membawa koper yang sederhana dan kartu bank itu saja sudah sangat cukup.

Persiapan ke luar negeri di persiapkan dengan sangat lancar, barang-barangnya sudah sangat lengkap. Akan tetapi pada akhirnya, Clarice Lu tidak jadi pergi meninggalkan tempat ini.

Dua hari sebelum keberangkatan, Elsa Mo masum rumah sakit.

Clarice Lu yang menerima telepon dari Chris Lu itu segera menuju ke rumah sakit, saat itu, Elsa Mo masuk ke dalam ruang operasi, dan Chris Lu hanya diam berdiri di depan ruang operasi sambil menunggu, pakaiannya itu yang di penuhi oleh darah.

"Apa yang terjadi?" Tanya Clarice Lu sambil menarik tangan kakaknya, suaranya sedikit bergetar. Dan begitu banyak darah yang mengalir, keadaan Elsa Mo ini tidak perlu di pikirkan lagi pasti sudah sangat buruk, bayi yang ada dalam kandungannya itu sudah tumbuh 8 bulan, jika saat ini terjadi kecelakaan, mungkin saja akan membahayakan keselamatannya Elsa Mo.

Wajah Chris Lu terlihat sangat sedih, dia terlihat sangat gugup.

Clarice Lu yang mengerti hal ini pun tidak bertanya lagi. Dia pasti tahu telah terjadi masalah apa, atau tidak, kondisi Elsa Mo baik-baik saja, tidak mungkin terjadi hal ini jika tidak ada sebabnya.

Operasi masih terus berjalan, tidak lama kemudian, ada seorang dokter yang menghampiri mereka, dan mengatakan bahwa kondisi Elsa Mo saat ini semakin memburuk, kemudian dokter bertanya kepada Chris Lu ingin menyelamatkan istrinya atau bayinya.

Meskipun ini adalah pilihan yang sangat sulit, Clarice Lu melihat tangan Chris Lu yang terus bergetar. Jawabannya sudah tidak di ragukan lagi, yaitu melindungi istrinya itu. Jika seorang anak yang tumbuh tidak mempunyai seorang ibu akan terlihat sangat mengenaskan.

Dan sekarang, operasi berjalan dengan sangat lancar, dan akhirnya ibunya selamat. Hanya saja, kemudian anak yang di lahirkan secara prematur, akan di tempatkan di tempat khusus selama beberapa waktu.

Chris Lu sudah menjadi seorang ayah, Clarice Lu pun bisa melihat kebahagiaan ini dari tatapannya, walaupun dia bisa menutupi semua ini, akan tetapi kadang kalah, sebagian orang tidak bisa menyembunyikan perasaan ini.

Bayinya itu berada di dalam tempat tidur bayi, yang di batasi dengan kaca jendela yang sangat tebal, setiap setengah jam sekali Chris Lu pergi melihat anaknya, karena lahir prematur, bayinya tersebut kurang dari 5 kg, badannya yang kecil, mata yang tertutup, kulit yang terlihat itu, membutuhkan satu tangan untuk menggendongnya.

"Dokter mengatakan walaupun dia lahir secara prematur, akan tetapi dia telah memiliki detak jantung yang sempurna, dia masih bisa di katakan sangat sehat." Kata Clarice Lu yang berdiri di belakang tubuhnya Chris Lu.

"Dia terlihat sangat kecil, sangat lemah." Kata Chris Lu yang melihat anaknya dari kaca, kemudian dia menjulurkan telunjuknya, untuk mengelus wajah anaknya dengan lembut, dia sangat ingin memelukkan. Memeluk putrinya.

"Dia akan tumbuh dengan cepat." Kata Clarice Lu yang sedikit emosi, pada saat Dysonnya lahir, dia juga terlihat sangat kecil, saat membalikkan matanya tidak terasa, Dyson sudah bertumbuh besar secepat ini.

"Sudah jangan di lihat terus, dia tidak akan bisa lari kemana-mana, bukankah kamu mempunyai banyak waktu sebaiknya kamu pergi melihat ibunya." Kata Clarice Lu.

Tatapan mata Chris Lu berubah seketika, nada bicaranya itu terdengar sangat berat, kemudian dia berkata dengan sedih, "Mungkin untuk saat ini dia tidak ingin bertemu dengan diriku dulu."

"Sebenarnya apa yang telah terjadi? Bagaimana bisa Elsa Mo melahirkan secara prematur?" Tanya Clarice Lu untuk kesekian kalinya.

Chris Lu menggeleng-gelengkan kepalanya, dia tidak ingin berkata apa pun, yang benar adalah, dia tidak bisa mengatakan hal ini.

Setelah Elsa Mo sadar, suasana tidak begitu buruk. Selain menanyakan tentang bayinya, dia tidak terlalu banyak berbicara. Biasanya dia sangat ceria,tiba-tiba sekarang dia menjadi sangat diam, dan orang yang melihat kondisinya itu menjadi takut.

Clarice Lu hanya bisa mengfotoi bayinya tersebut, kemudian di berikan kepada Carol Lin. Setelah Carol Lin melihatnya, dia baru merasa sangat tenang.

Masalah prematur ini, Elsa Mo sama sekali tidak membahasnya. Akan tetapi Clarice Lu bisa mengerti kondisinya itu dari kakak ipar Yue.

Ternyata, di hari Elsa Mo mengalami pendarahan, Fey Xiao pergi ke apartemen untuk bertemu dengan dirinya, saat itu tidak ada kakak ipar Yue di sana, kemudian tidak ada yang tahu Fey Xiao telah berkata apa kepada Elsa Mo, tidak lama dari kepergian Fey Xiao, Elsa Mo pun pingsan di dalam kamar mandi, air ketubannya itu pecah, Kakak ipar Yue yang melihat kejadian ini pun menjadi sangat terkejut, kemudian segera menelepon Chris Lu, dan membawanya ke rumah sakit.

Dokter berkata, jika terlambat membawanya ke sini, maka akan terjadi hal yang sangat buruk terhadap ibu dan anaknya itu.

Meskipun Clarice Lu tidak bisa menebak apa yang terjadi, tetapi cinta mereka berdua, masih saja di ganggu oleh pihak ketiga, sering kali terjadi hal yang tidak baik. Walaupun Chris Lu adalah kakak kandungnya sendiri, akan tetapi Clarice Lu juga tidak bisa menerima atas perilaku kakaknya itu.

Bayi yang di dalam tabung itu sudah berjalan selama satu minggu, kemudian baru lah dia di pindahkan ke kamar inap, jika di bandingkan dengan saat hari kelahirannya itu, dia sudah berkembang lebih baik lagi, kulitnya sudah tidak begitu tipis, dia pun sudah bisa membukakan matanya, sepasang mata yang besar, hitam dan juga berkilau, dia sangat mirip dengan Elsa Mo.

"Pertama kali melihatnya juga tahu bahwa anak ini sangat cantik, setelah dia tumbuh dewasa nanti pasti akan sama seperti ibunya yang sangat cantik." Kata Clarice Lu sambil menggendong bayi tersebut, kemudian tersenyum kepada Elsa Mo.

Saat Elsa Mo melihat anaknya, suasana pun berubah menjadi lebih baik. Setidaknya, dia bersedia bertemu dengan orang lain, dan dia juga kembali tersenyum.

"Bibi selalu mengada-ngada saja, masih kecil begini, sudah bisa melihat kamu dengan sangat baik. Tumbuh keriput, dan juga jelek ini." Kata Elsa Mo walaupun dia berkata seperti itu, akan tetapi terlihat sifat keibuannya yang sangat lembut. Lalu dia mengulurkan tangannya untuk meraih anaknya tersebut, dia memeluknya ke dalam pelukannya itu, kemudian dia membuka bajunya untuk menyusui anaknya.

Karena Elsa Mo ingin memberikan asi kepada anaknya, dia pun sengaja mendatangkan dokter khusus asi untuk membuatnya agar mempunyai banyak asi, dan air asi sekarang ini, sangat cukup memenuhi kebutuhan bayinya itu.

Bayinya itu terlihat sangat kecil dan lemah, tubuhnya itu di penuhi dengan wangi air asi. Dia berada di pelukan ibunya, sambil mengisap asi, saat Elsa Mo melihat ke arah anaknya, terlihat juga dari tatapan lembut ibunya yang terpesona.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu