Waiting For Love - Chapter 123 Mungkin Telah Terjadi Sesuatu Dengan Clarice……

Diantara mereka, sulit untuk mengukur siapa yang telah mengeluarkan upaya yang lebih besar, satu-satunya yang menjadi perbedaan adalah, Clarice sudah tidak mengingatnya lagi, sedangkan dia mengingat semuanya, dan menyimpannya dalam di dalam hatinya.

“Dana awal satu koma empat miliar rupiah, proyek sebesar ini, tidak banyak perusahaan yang bisa menanganinya, Masalah yang dihadapi oleh Chris Lu sekarang ini tidaklah mudah, apa dia benar-benar anak kandung Darwin Lu? Mana ada ayah yang memberikan anak kandungnya sendiri rintangan seberat itu.” Ucap Alex lagi, sangat jelas pria itu sedang menertawakan kesulitan yang sedang dihadapi oleh Chris Lu itu.

Mengenai hal itu, Lewis Tang juga tidak bisa berkata apa-apa, setiap rumah memiliki masalahnya masing-masing.

“Kemampuan Chris Lu tidak kalah dariku, sayangnya, ayahnya tidak memberikan dia sebuah permulaan yang bagus, kalau itu adalah diriku, kali ini, tanpa ada bantuan dari siapapun, aku juga tidak mungkin bisa menyingkirkan batu sandungan Natalia Liang itu.”

Alex juga setuju dengan hal itu, setelah mengenal pria itu bertahun-tahun, tidak ada orang yang meragukan kemampuan Chris Lu itu. “Hanya perlu melewati rintangan satu ini, dirinya langsung bisa membalikkan keadaan. Apa rencanamu sebenarnya? Memberikan uang secara lansung, atau menggunakan koneksi yang kamu punya?”

Alex yakin Lewis Tang cepat lambat pasti akan turun tangan, dia tidak mungkin hanya duduk diam ketika sudah menyangkut Keluarga Lu.

Setelah mendengar pertanyaan Alex itu, Lewis Tang menjadi sedikit ragu. Turun tangan itu pasti, tetapi dia belum menemukan cara yang pasti untuk membuat pria itu mudah menerimanya, Chris Lu memiliki sifat yang ingin sukses dengan semua hal yang dilakukannya, mengenai bantuan tangan dari Lewis Tang, dia belum pasti mau menerimanya, juga mungkin akan menolaknya mentah-mentah.

“Aku masih memikirkannya.” Kerutan dahi Lewis Tang itu menunjukkan sedikit keputus-asaan.

Setelah itu, dia terus menunggu, menunggu sampai Clarice Lu benar-benar bertemu dengan jalan buntu, dan setelah wanita itu berada diujung jurang, datang kepadanya untuk meminta bantuannya. Dia tidak perlu wanita itu merendahkan diri didepannya, Clarice cukup mengatakan satu kalimat itu, aku memerlukan dirimu. Dirinya pasti akan mengerahkan segalanya untuk membantu wanita itu.

Sayangnya, dia tidak pernah mendengar perkataan itu.

Sebalinya, disisi yang satunya lagi, Clarice Lu memang sudah menemui jalan buntu. Setiap hari dia keluar pagi-pagi, malamnya dia menyeret badannya yang sangat kelelahan itu pulang ke rumah, tetapi tidak ada hasil yang didapat.

Membuka pintu rumah itu, lampu dalam ruangan itu masih menyala, dengan mengenakan gaun tidur sutra, Elsa Mo duduk dengan kaki terlipat di atas sofa itu. Akhir-akhir ini, wanita itu baru saja menerima drama baru, syuting dimulai dari bulan depan, dan beberapa hari belakangan ini wanita itu terus bersarang di tempat Clarice Lu sambil membaca naskahnya.

“Sudah pulang? Sudah makan belum, apa kamu mau aku masakkan mie?” Elsa Mo tahu belakangan ini Clarice Lu sangat sibuk sampai-sampai tidak ada waktu lagi untuk beristirahat, dirinya terlihat cemas dan perhatian.

Clarice Lu melepaskan sepatu hak tingginya itu, setelah berjalan masuk beberapa langkah, dia langsung menghempaskan dirinya ke atas sofa karena lelah, “Tidak perlu, aku tidak ada nafsu makan sama sekali. Bantu aku bawakan segelas air saja.”

Elsa Mo berdiri dan berjalan pergi ke dapur, menuangkan segelas air hangat lalu membawakannya untuk wanita itu, kemudian bertanya, “Masih tidak ada perkembangan apapun?”

Clarice Lu menggeleng-gelengkan kepalanya lemas, dana sebesar satu koma empat miliar rupiah, kecuali memiliki hubungan spesial, tidak akan ada orang yang dengan tenangnya memasukkan uang sebesar itu ke dalam saku orang lain.

Elsa Mo duduk di sampingnya, setelah ragu beberapa saat, wanita itu masih tidak bisa menahannya, lalu berkata, “Ada sesuatu yang tidak tahu harus aku katakan padamu atau tidak, Clarice, kamu mau tidak mencoba menghubungi Lewis Tang?”

Setelah mengucapkan itu, hati Elsa Mo sedikit gelisah. Dengan diam memperhatikan reaksi Clarice Lu. Sedangkan dirinya untuk waktu yang lama hanya diam, hanya sedikit menyipitkan mata cantiknya itu, menatap langit-langit ruangan di atas kepalanya itu dengan diam.

Sebenarnya, Clarice Lu bukannya belum pernah terpikir tentang hal itu. Dalam lingkaran Kota B ini, orang pertama yang bisa membantu Chris Lu adalah Lewis Tang, pria itu memiliki kemampuan, juga mungkin bersedia melakukan apa saja untuk dirinya. Hanya saja, ketika pemikiran itu muncul di benaknya, Clarice dengan cepat menyingkirkannya.

Dalam dunia ini, tidak ada yang namanya gratis, kalau dia meminta bantuan sebesar ini kepada Lewis Tang, apa yang harus diberikannya sebagai imbalannya? Perasaannya? Atau jangan-jangan tubuhnya?!

“Aku tidak ingin memanfaatkan dia, juga tidak ingin membuat orang memberikan pertolongan dengan berat hati.” Setelah lama diam, Clarice Lu baru berbicara dengan pelan.

“Sepertinya kamu benar-benar tidak ingin mempunyai hubungan yang lebih jauh lagi dengan dia. Sekarang, jangan bilang dia bisa membantu kakak mu, kita bicara dari segi yang lain, dilihat dari segi apapun, dia itu lebih cocok denganmu.” Ucap Elsa Mo sambil merasa sayang sekali.

Clarice Lu tersenyum pahit, “Aku tidak ingin memikirkan masalah ini sekarang. Aku sudah pernah menjalin hubungan dua kali dalam hidupku, dan kedua pria itu semuanya adalah kutu busuk. Setelah dilukai dua kali, aku benar-benar sudah kehilangan kepercayaan diriku.”

Nada bicaranya terdengar sedikit merendahkan dirinya, setelah selesai mengucapkan itu, dia berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi. Mandi membasuh semua rasa penatnya, mungkin malam dirinya masih bisa tertidur pulas. Dan besok, masih harus sibuk berusaha. Kekuatan untuk menang terukir di masing-masing tulang anggota Keluarga Lu, mereka tidak akan mengaku kalah sampai detik terakhir.

Suara aliran air terdengar dari dalam kamar mandi itu, Clarice Lu sedang mandi. Elsa Mo bersandar di atas sofa, mengambil kembali naskah drama itu dari atas meja, hanya saja, meskipun sudah lama membacanya, tidak ada satupun kata yang masuk dalam otaknya.

Satu hal terus melekat dalam pikiranya. Dia selalu merasa, pria yang benar-benar di pedulikan Clarice Lu dalam hatinya itu adalah pria yang dia lupakan itu.

Meskipun Clarice dan David Luo sudah menjadi pasangan suami istri selama tiga tahun, tetapi mereka tidak pernah sekalipun melewati malam bersama, sedalam-dalamnya perasaannya itu, tidak mungkin sedalam yang dia pikirkan. Sedangkan pria itu, Clarice pernah mengandung anak darinya.

Dulu, Elsa Mo dan Clarice Lu sering berendam air panas bersama, dirinya melihat dengan jelas dibagian rahim Clarice ada sebuah bekas luka sekitar sepuluh sentimeter, itu merupakan bekas luka yang tidak bisa dihapus, hanya takutnya juga meninggalkan luka yang dalam di dalam hatinya.

Berpikir sampai disana, Elsa Mo menghela napasnya dengan pelan, sering kali dia merasa Clarice Lu benar-benar menyedihkan. Dia senang berada di dekat Clarice bukan hanya karena dia adalah adiknya Chris Lu, mungkin juga karena ada semacam perasaan bahwa wanita itu juga mengalami hal yang sama dengannya.

Clarice Lu keluar dari kamar mandi, berganti dalam pakaian tidur yang besar dan nyaman, lalu menyeka rambutnya yang basah dengan handuk kering. Sekali menaikkan kepalanya, dia langsung melihat Elsa Mo yang masih duduk di atas sofa, bengong.

“Kenapa masih belum tidur?”

“O, kebanyakan tidur siang tadi, aku baru bisa ada inspirasi jika membaca naskah dimalam hari.” Kesadaran Elsa Mo baru kembali saat itu, lalu menjawab pertanyaan itu begitu saja.

“Kalau begitu aku tidak akan mengganggumu, aku tidur duluan.” Setelah mengucapkan perkatannya itu, Clarice Lu kembali ke kamarnya sendiri.

Keesokkan harinya, Clarice Lu tiba-tiba mendapat telepon dari salah satu petinggi perusahaan investasi. Membuat janji dengannya untuk membicarakan masalah yang bersangkutan dengan keuangan, dan terlihat sangat tertarik. Ini adalah sebuah kesempatan yang langka, hanya saja, tempat pertemuan mereka tidaklah di dalam kantor maupun sebuah kafe, maupun tempat-tempat umum lainnya, tetapi di sebuah kamar hotel berbintang lima. Hal itu membuat Clarice Lu sedikit banyak juga merasa ragu.

“Kalau bertemu di hotel ataupun tempat-tempat seperti itu, kebanyakan tidak aman, menurutku kamu lebih baik tidak pergi, untuk berjaga-jaga, alih-alih mendapatkan kontraknya kalau mereka hanya mengambil keuntungan darimu bagaimana? Kalau sudah seperti itu, kamu ingin menangis juga sudah tidak ada tempat untuk menangis.” Bujuk Elsa Mo.

Sebaliknya, Clarice Lu sudah mengenakan dengan rapi pakaiannya untuk hari itu, dia tidak mengenakan rok hari itu, celana panjang hitam tujuh per delapan, kemeja putih dengan kerah bulat, terlihat sangat sopan, dan membungkus dirinya dengan ketat.

“Aku sudah mengeceknya, adalah sebuah institusi investasi keuangan luar negeri, tidak ada perwakilan di Kota B, pernah mengadakan beberapa proyek besar, bisa dikatakan lumayan kuat, sangat disayangkan untuk melewati kesempatan ini.” Sambil berbicara, Clarice Lu sambil memasukkan alat setrum listrik dan semprotan merica serta barang-barang lain ke dalam tas tangannya.

“Hati-hati dengan dirimu.” Elsa Mo tidak bisa menahan diri untuk mengingatkan wanita itu sebelum dia berangkat keluar.

“Tidak perlu khawatir, serigala macam apa yang belum pernah aku temui selama ini, aku tidak mungkin merugikan diriku sendiri.” Clarice Lu mengganti sepatunya dengan sepasang sepatu hak tinggi hitam di lorong pintu masuk, lalu bergegas berangkat keluar.

Elsa Mo terus bersarang di dalam rumah sambil membaca naskahnya, ketika bosan, dirinya merapikan kukunya.

Tergantung sebuah jam dinding berbentuk burung hantu di atas dinding itu, jarum jam itu terus berputar, dua jam berlalu dengan cepat.

Biasanya, ketika Clarice Lu pergi untuk keperluan bisnis, tidak peduli berhasil atau tidak, dalam kurun waktu kurang dari satu jam semuanya pasti sudah selesai, tetapi sekarang, sudah hampir dua jam lebih berlalu, tetapi tidak ada kabar sama sekali dari wanita itu.

Elsa Mo tidak tahu apakah karena dirinya berpikir berlebihan, dia selalu merasa hatinya tidak tenang. Dia meraih hpnya dari atas meja kopi itu, dan menekan nomor hp Clarice Lu, dia menelepon lebih dari sepuluh kali, tetapi semuanya sedang sibuk.

Nalurinya sebagai perempuan langsung memberitahu Elsa Mo bahwa mungkin telah terjadi apa-apa dengan Clarice Lu. Dia langsung menelepon Chris Lu, namun diluar pikirannya, hp Chris Lu sedang berada di luar jangkauan, dia lalu menelepon ke apartemen pria itu, tetapi juga tidak ada orang yang mengangkat.

Elsa Mo mendadak panik, dia berjalan mondar-mandir karena gelisah, kemudian, dia tiba-tiba teringat dengan Lewis Tang.

Dia tidak ada nomor hp Lewis Tang, tetapi Elsa Mo tahu kalau Clarice Lu memiliki sebuah kebiasaan, wanita itu selalu menyimpan berkas cadangan buku teleponnya di dalam komputernya.

Elsa Mo tergesa-gesa menghidupkan komputer Clarice Lu, untungnya hampir tidak ada rahasia diantara mereka berdua, dia tentu saja tahu kata sandi komputer Clarice Lu. Setelah memasukkan kata sandinya, dia mulai mencari di antara berkas-berkas itu, Elsa Mo dapat merasakan keringat dingin yang mengalir di telapak tangannya yang sedang menggenggam mouse itu.

Setelah menemukan nomor telepon itu, dia langsung menekan tombol telepon, dia tidak dapat menahan suaranya yang bergetar, “CEO Tang, aku adalah Elsa Mo, Clarice, mungkin sudah terjadi sesuatu dengan dirinya.”

Elsa Mo berusaha menceritakan hal yang terjadi kepada Lewis Tang dengan bahasa yang sesederhana mungkin, sayangnya, dia terlalu ceroboh dan tidak menanyakan alamat hotel tempat Clarice Lu menemui janjinya itu.

Disisi lain, ketika Lewis Tang menerima telepon dari Elsa Mo itu, dia sedang bersiap-siap masuk ke dalam ruang konferensi untuk menghadiri sebuah rapat. Dia menghentikan langkah kakinya di depan pintu ruang konferensi itu, ekspresi wajahnya berubah kaku, udara disekitarnya juga sekejap ikut mendingin.

“CEO Tang?” Felix Ang yang mengikuti dibelakangnya itu tidak tahu apa yang telah terjadi, bertanya dengan hati-hati.

“Batalkan seluruh rapat hari ini, hubungi departemen keamanan umum, segera selidiki seluruh hotel berbintang di Kota B.” Ekspresi wajah Lewis Tang tidak pernah semuram itu, Felix Ang tidak berani menunda-nunda, langsung bergerak sesuai perintah pria itu.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu