Waiting For Love - Bab 137 Kalau tidak, Kamu Terima Aku Saja? (2)

Malam yang panjang, mereka berdua mulai bercerita, satu di atas ranjang, satu di bawah, sambil ngobrol, suara Clarice pun tidak terdengar lagi.

Demi mengurus masalah penawaran case itu, seminggu lebih ini dia sudah hampir tiap hari lembut, dari tadi sudah merasa sangat ngantuk.

Walaupun Clarice Lu sudah tidur dengan lelap, tetapi tangannya tetap terlentang di luar selimut, sangat mirip dengan si Dyson, tidur pun tidak bisa diam. Dengan lembut Lewis Tang merapikan selimut dan menutupi badannya, kemudian dia terduduk di samping ranjang, hanya terdiam dan melihat wajahnya yang tertidur dengan lelap tersebut, tiba-tiba hatinya pun merasa sangat puas dan syukur.

Saat Clarice Lu bangun keesokkan harinya, Lewis Tang sudah pergi. Dia mengucek matanya dengan pelan, mengulurkan tangannya dan mematikan alarm yang berbunyi, jam 5.25 pagi, Elsa Mo sepertinya belum pergi, Lewis Tang pasti sudah pergi sejak subuh.

Clarice Lu juga tidak paham dengan diri sendiri, merasa lega tetapi juga sedikit sedih. Dia turun dari ranjang tersebut, melihat selimut yang di lantai sudah terlipat rapi, dia pun menyimpan selimut ke dalam lemari, kemudian ia keluar dari kamar.

Terdengar suara air dari kamar mandi, sudah bisa dipastikan kalau Elsa Mo belum pergi. Clarice kemudia mengetok pintu, bertanya kepadanya apakah ia ingin sarapan atau tidak.

“Satu bungkus bakpao Mutiara, makasih” Elsa Mo sama sekali tidak merasa segan dengannya.

Clarice Lu mengenakan jaket, mengambil kunci dan dompet kemudian keluar dari rumah. Di bawah sudah took sarapan, dia membeli 2 porsi bakpao mutiara dan dua mangkok susu kedelai.

Saat ia membawa sarapannya dan naik ke atas, dia bertemu dengan pacar Janice Wang, melihat pria tersebut menatapnya dengan wajah mesum, membuat Clarice Lu merasa sangat jijik.

Dia mengambil kunci dan membuka pintu, saat memasuki rumah sambil membawa sarapan, Elsa Mo sudah berpakai rapi.

“Cepat makan, kamu bukannya terburu-buru.” Clarice Lu meletakkan sarapan diatas meja makan.

“Makasih.” Elsa Mo membuka kantong, langsung mengambil satu bakpao mutiara dan masuk ke dalam mulutnya, sama sekali tidak terlihat seperti seorang idola yang di idamkan para pria.

Waktu masih pagi, Clarice Lu juga tidak terlalu lapar, dia duduk di sofa ruang tamu sambil menonton TV. Berita pagi menyiarkan hal terbesar yang sedang terjadi di kota, yaitu wakil walikota Liang yang baru saja berhasil menduduki posisi sebagai wakil walikota dan bertanggung jawab atas pembangunan kota itu, sedang diperiksa ulang, dan kasus tersebut masih diselidiki.

Mendengar kabar berita tersebut, Clarice Lu tersenyum. Wakil Walikota Liang sudah gagal, Natalia Liang sepertinya juga tidak bertahan lama. Global International Company, akan selamanya bermarga Lu, bukan bermarga Liang.

“Sedang tonton apa? Sampai serius begini.” Elsa Mo selesai sarapan dan berjalan dari dapur.

“Tidak ada apa-apa.” Clarice Lu pun mematikan TV, “Kamu bukannya terburu-buru, kenapa belum berangkat?”

“Ini sudah mau berangkat, hari ini mungkin akan selesai lebih cepat, nanti malam aku bawakan dessert buat kamu.” Elsa Mo sambil membawa tas, dengan cepat ia berlari keluar.

Dia sangat menepati janji, setelah menyelesaikan pekerjaannya dia benar-benar membawa dessert yang disukai Clarice Lu ke rumah, tetapi, Clarice Lu malah tidak pulang semalaman.

Karena, sehabis pulang kerja, dia langsung di jemput oleh Lewis Tang.

Biasanya, prosedur mereka berdua pasti makan dulu, kalau waktu memungkinkan, mereka akan menonton flim dulu. Namun hari ini berbeda, Lewis Tang langsung membawanya pulang ke vila.

“Lewis Tang, aku bahkan belum makan loh. Kamu jangan memikirkan hal it uterus.”

“Aku memikirkan hal apa?” Lewis Tang bertanya dengan wajah serius, malah membuat Clarice Lu terdiam, sepertinya dia yang sedang memikirkan hal itu, wajahnya pun menjadi merah sampai ke telinganya.

Lewis Tang hanya mengerjakan dia saja, tangannya menyentuh hidungnya dengan ringan, kemudian ia membuka jasnya dan taruh di sofa, dia melipat lengan baju, bersiap-siap memasak untuk Clarice Lu.

“Semua bahan makanan sudah siap di dapur, tenang, kamu tidak akan membiarkan kamu kelaparan, kalau tidak, bagaimana kita bisa melakukan hal yang sedang dipikirkan oleh kamu itu.”

“Lewis Tang!” Clarice Lu sambil mengambil bantal sodar dan melempar ke arahnya.

Clarice lu tidak mengira kalau Lewis Tang ternyata bisa masak, masakan enak memenuhi meja makan, ada daging ada ikan, ada seafood juga, hanya melihatnya saja sudah membuat orang tergiur.

“Sepertinya terlihat sangat enak.”

“Coba cicip.” Lewis Tang mengambil semangkok nasi untuknya.

Clarice Ye mengambil sumpit, dan mencoba mengambil daging ikan, rasanya masakannya lumayan, setidaknya sangat cocok dengan Clarice sendiri.

“Boleh juga, CEO Tang benar-benar pintar memasak, dan pintar mencari uang juga ya, siapapun yang berhasil menerima mu benar-benar berkah yah.” Clarice Lu sambil makan, sambil terpikir Ibunya Dyson, meninggalkan pria yang baik seperti ini, sangatlah merugikan.

Lewis Tang duduk di hadapannya, ia juga mengambil sumpit, dan mengambilkan sayur untuk Clarice Lu, sambil berkata dengan santai, “Kalau tidak, kamu menerima aku saja? Kan berkahnya jadi di terima sama kamu.”

Clarice Lu sedang makan sayur, mendengar kata-kata tersebut, dia hampir tersedak. Dia mengambil minum, dan menelan makanan yang dimulutnya, kemudian dia melihat ke arahnya, hanya terlihat wajah tampannya yang mencerminkan maksud dari kata-katanya itu apakah serius atau hanya bercanda.

Namun, apakah itu serius atau bercanda, dia harus menghilangkan maksud tersebut.

“Aku tidak berani, orang seperti aku, tidak memiliki berkah sebesar itu, tidak sanggup menerima juga.” Clarice Lu meletakkan sumpitnya, dan mengambil sebuah kepiting dari piring, mencoba Saya mengupas dan makan. Tapi tangannya terlalu kaku, belum mengelupaskan kepiting, dia sudah tertusuk cakar tajam oleh kepiting tersebut.

“Biar aku saja.” Lewis Tang tidak sanggup melihatnya lagi, akhirnya membantunya mengupas kepiting yang ada di tangannya.

Jari panjang Lewis Tang sangat lentik, dan sangat tangkas, dengan cepat ia mengupas daging dari cangkang kepiting dan meletakkannya di piring Clarice Lu.

Clarice Lu hanya bertugas untuk makan, dan dia pun sangat menikmati makanan tersebut.

Setelah makan malam, Lewis Tang sedang mencuci piring di dapur, dan Clarice Lu menyeduh teh, dan sedang duduk di bawah rak anggung yang di depan vila.

Pemandangan malam di malam ini sangat bagus, mengangkat kepala saja sudah nampak langit yang penuh dengan bintang-bintang yang berbinar-binar, seperti mata anak kecil yang sangat jernih.

“Kamu sangat santainya.” Lewis Tang sudah selesai berberes dan berjalan keluar, dan duduk di kursi batu di depannya.

Clarice Ye berbaring di kursi rotan yang bergoyang, menatap langit dengan senyuman di bibirnya. Dia terlihat seperti sangat senang.

Lewis Tang juga menyeduh teh untuk dirinya sendiri, dan sambil minum dengan santai, berdua tidak ngobrol sama sekali, sampai ia menghabiskan tehnya, dia berkata dengan datar, “Sudah cukup istirahanya?”

“Ha?” Clarie Lu sedikit bingung dengan pertanyaannya yang datang tiba-tiba, belum sempat bereaksi, dia sudah digendong oleh Lewis Tang, “Kalau sudah selesai beristirahat, sudah kenyang juga, demi rasa kemanusiaan, selanjutnya bukankah kamu harus memberi makan kepada orang yagn sudah kelaparan seperti aku? ”

Clarice Lu yang digendong oleh Lewis Tang dalam pelukkan, wajahnya pun murah merah. Dia bukan lah gadis polos yang tidak tahu apa-apa, bagaimana dia bisa tidak paham dengan maksudnya. “Lewis Tang, sudah jangan aneh-aneh, aku sudah sangat lelah seharian ini.”

“Aku sudah pergi ke kota untuk rapat, sampai sore aku juga sudah buru-buru pulang, bukannya aku lebih lelah daripada kamu? Tenang saja jangan khawatir, nanti kamu tidak perlu bergerak, aku dapat melakukannya sendiri.” Lewis Tang menggendongnya dan dengan buru-buru naik ke atas, kali ini sepertinya sudah tidak dapat bernegosiasi lagi.

Lewis Tang merasakan bercinta ini memang bisa membuat orang ketagihan, 5 tahun ini, dia selalu sendiri, tidak perlu menyentuh wanita lain, dan dia melewati 5 tahun ini dengan baik-baik saja. Namun setelah bertemu dengan Clarice Lu, dia makin tidak bisa menahan diri.

Dia tidak merasa bahwa dia sendiri adalah orang yang bernafsu, dia juga selalu bisa menahan diri, namun saat berhadapan dengan Clarice Lu, dia merasa pikiran rasional dia sepertinya selalu tidak berfungsi dengan baik.

Hari ini dia pergi rapat, hal yang bersangkutan sebenarnya sangatlah banyak, seharusnya dia tidak pulang. Dia juga tidak tahu apakah karena semalam ia tidak dipuaskan, makanya gairah di dalam tubuhnya sudah melonjak-lonjak, membuatnya sangat tidak leluasa. Alhasil, jadwal pekerjaan dalam dua hari dia selesaikan dalam sehari, dan buru-buru pulang sore hari ini.

Novel Terkait

Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu