Waiting For Love - Chapter 173 Hanya Ada Kamu Sendiri yang Mempermalukan Dirimu

Tujuan Lewis Tang terbang ke Kota Z adalah untuk menegosiasikan sebuah proyek pengembangan bersama, proyek itu sangat besar, bahkan Tang’s Corp juga tidak bisa menanganinya sendirian, dirinya pergi kali ini, pertama adalah untuk melakukan investigasi di tempat, kedua adalah untuk mencari pasangan kerja yang cocok.

Keuntungan dari proyek pengembangan ini sangat besar, jadi, ada banyak mata yang mengincarnya.

“Yang bertanggung jawab atas proyek pengembangan kali ini adalah Kepala Devisi Wu dari Devisi Administrasi Pariwisata Kota Z, pria bermarga Wu itu dari awal merupakan seseorang yang tidak pernah memiliki nama, kemudian karena proyek ini, dirinya langsung terkenal dan mendapat sambutan hangat dari orang-orang. Sekarang, atasan dari beberapa perusahaan sedang menemaninya di Klub D.H Night.” Ucap Alex yang duduk di depan itu sambil memutar kepalanya menghadap Lewis Tang.

Lewis Tang sedang menundukkan kepalanya sambil membaca dan membalik lembaran dokumen itu, tidak memberikan respon sedikitpun terhadap ucapannya. Alex tahu dia sudah mendengarnya, hanya tidak peduli saja.

Mobil itu berhenti di depan pintu masuk Klub D.H Night, bahkan jika tidak peduli sedikitpun, beberapa acara masih harus dihadapi dengan baik. Bahkan kalau itu Lewis Tang sekalipun, juga tidak bisa menanggapinya dengan sesuka hatinya.

Mereka bisa dikatakan sedikit terlambat sampai disana, tempat duduk ruangan VIP itu sudah dipenuhi dengan orang.

“CEO Tang, senang bertemu dengan anda.” Diluar dugaan Kepala Devisi Wu sangat sopan, sangat sopan sampai-sampai membuat orang merasa bahwa itu sedikit palsu.

Lewis Tang membalas dengan sopan, juga bisa dikatakan cukup memberikan kesan yang baik kepada lawannya, kemudian, duduk di tempat yang sudah disediakan untuknya, Alex dan Felix Ang duduk bersampingan disebelah dirinya.

“CEO Jiang?” Kepala Devisi Wu duduk kempali di tempat duduknya, pandangan matanya menyapu kerumunan orang itu, tetapi tidak melihat Fendy Jiang yang tadi asik mengobrol dengan dirinya, maka dari itu dia bertanya kepada sekretaris yang berada disebelahnya.

“Saya barusan melihat CEO Jiang keluar bersama pasangannya, mungkin mereka akan kembali sebentar lagi.”

Kepala Devisi Wu mengangguk-anggukkan kepalanya, kemudian memutar tubuhnya ke hadapan atasan lain disebelahnya dan mulai bercerita.

Tempat itu dipenuhi dengan orang-orang saling bersulang, Lewis Tang dengan datar bersulang untuk pria itu, memastikan dirinya terlihat sopan, tetapi wajahnya justru menampakkan sedikit jarak, dirinya tidak akrab dengan satu orang pun disana.

“Aku pergi ke kamar kecil sebentar.” Setelah Lewis Tang memberitahu Alex yang berada disebelahnya, dia meletakkan gelas anggurnya dan keluar dari ruangan VIP itu, acara seperti itu, membuat dirinya sedikit lelah.

Lewis Tang berdiri di lorong panjang di luar, dia bersandar di dinding sambil menghisap rokok.

Tiba-tiba muncul dua orang dari balik tikungan itu, seorang wanita berjalan didepan, pria yang mengikutinya dari belakang tiba-tiba menahan dirinya, selanjutnya menekannya ke dinding dan menciumnya dengan paksa.

Lewis Tang sedikit mengerutkan alisnya, kemudian setelah menjentikkan abu di ujung rokoknya itu, dirinya berbalik badan dan dengan acuhnya berjalan kembali ke dalam ruangan VIP itu.

Setelah dirinya pergi dari sana, Carol Lin dengan sekuat tenaga mendorong Fendy Jiang yang menimpanya itu, kemudian tangannya menyeka bibir yang telah dicium oleh pria itu dengan sekuat tenaga. Sepasang mata cantiknya melotot, menatap tajam pria itu dengan penuh kebencian.

“Fendy Jiang, kamu naif sekali.”

Fendy Jiang tertawa, pandangannya refleks tertuju ke arah perginya Lewis Tang, cibiran terdengar dari balik nada bicaranya, “ Itu adalah pria yang kamu cintai selama bertahun-tahun? Dia bahkan bisa berpura-pura tidak mengenalimu ketika melihatmu, itu membuktikan bahwa dirinya sama sekali tidak peduli denganmu, hanya ada kamu sendiri yang mempermalukan dirimu.”

Carol Lin menggigit bibirnya, wajahnya memucat tanpa bisa ditahannya, “Anggap saja dia tidak mencintai diriku, aku juga tidak mungkin mencintai dirimu.”

Fendy Jiang lagi-lagi tertawa, kemudian pria itu menjulurkan tangannya dan menangkap dagunya, mata pria itu memancarkan suatu perasaan jahat dan kejam yang sudah sangat dia kenali, “Selalu saja mengatakan tentang cinta ataupun tidak cinta, benar-benar membuatku mual, Carol Lin, kamu hanya perlu ingat, dirimu yang sekarang ini tidur denganku. Sementara pria yang kamu cintai itu, ketika tidur di malam hari, yang dia rangkul adalah orang lain.”

Pria itu dari awal suka menyampaikan ucapannya secara tegas dan terus terang, tetapi Carol Lin justru tidak bisa mengakuinya, bahwa semua yang dikatakan oleh Fendy Jiang itu adalah kenyataan.

“CEO Jiang, mengapa anda masih disini, Kepala Devisi Wu terus membicarakan anda.” Seorang pria keluar dari dalam kamar kecil itu, ketika melihat Fendy Jiang, dia dengan ramah mengajak pria itu kembali ke dalam ruangan VIP bersama.

“Pasanganku sedikit merasa kesal, aku keluar untuk membujuknya.” Fendy Jiang mengganti karakternya kemudian merangkul Carol Lin dan kembali ke dalam ruangan VIP itu bersama-sama.

Semua pria dan wanita dalam ruangan itu masih sama ramainya. Kemudian ada seseorang yang berinisiatif untuk mengenalkan Lewis Tang dengan Fendy Jiang.

“CEO Tang, senang berkenalan dengan anda.” Fendy Jiang dengan sendirinya mengulurkan tangannya, memberikan kesan bersahabat terhadap Lewis Tang.

Lewis Tang juga membalasnya dengan penuh sopan santun, hanya ada Carol Lin yang berdiri di samping Fendy Jiang yang melihatnya dengan semangat, tetapi tidak berani maju, wanita itu terlihat sedikit canggung.

Posisi Fendy Jiang berada tepat di depan hadapan Lewis Tang, kedua orang itu tidak bisa menghindar dari membicarakan proyek pengembangan itu, Terlepas dari hubungannya dengan Carol Lin, Fendy Jiang memang seorang pasangan kerja yang sangat cocok.

Umur pria itu tidak begitu jauh lebih tua dari Lewis Tang, juga bisa dikatakan muda dan berprestasi, pandai dan cakap, Keluarga Jiang juga memiliki pengaruh yang cukup kuat di Kota Z. Kalau kedua keluarga, Keluarga Tang dan Keluarga Jiang itu bekerja sama, dikatakan persatuan dari yang kuat juga tidak cukup.

Tetapi karena melibatkan Carol Lin, Keluarga Jiang sudah tidak termasuk dalam cakupan pertimbangannya. Pria itu sudah berkeluarga dan memiliki istri, tetapi masih memiliki kekasih di luar, menurut pandangan Lewis Tang, karakter Fendy Jiang itu sangat bermasalah.

“Carol Lin, bantu aku bersulang dengan CEO Tang, kalian adalah teman lama, ada perasaan. Proyek pengembangan kali ini, masih perlu banyak dukungan dari CEO Tang.” Dengan satu tangan yang merangkul pinggang Carol Lin, Fendy Jiang mengangkat segelas anggur dan menyodorkannya ke hadapan wanita itu.

Carol Lin menghapus seluruh emosi diwajahnya, wajah yang mengenakan riasan cantik itu datar, tidak menunjukkan emosi apapun. Wanita itu mengulurkan tangan yang putih dan lembut miliknya itu lalu menerima gelas anggur itu, kemudian tanpa melirik sedikitpun Lewis Tang yang berada di hadapannya itu, dia langsung mengangkat kepalanya dan meneguk sebagian besar anggur dalam gelas itu.

Mungkin karena minum dengan terburu-buru, dia tersedak dan terbatuk-batuk, setelah mengucapkan permisi, wanita itu berdiri dan melangkah dengan cepat meninggalkan ruangan itu.

Melihat hal tersebut, Fendy Jiang hanya tertawa datar, membuat orang tidak bisa menebak apa yang sebenarnya dia rencanakan.

Lewis Tang juga bisa dikatakan masih tenang, setelah sedikit mengerutkan alisnya, dia mengangkat gelas anggurnya dan terus mengobrol sambil tertawa dengan Fendy Jiang.

Sebaliknya Alex sedikit tidak bisa membiarkan hal itu terjadi begitu saja di depan matanya, dia kemudian menghempaskan botol anggur dalam pegangannya itu ke atas meja, "Ruangan ini kenapa pengap sekali? Juga tidak tahu siapa yang sudah merusak suasana, aku keluar sebentar untuk mengambil napas."

Setelah Alex pergi dari sana, ruangan itu menyiapkan sebuah meja mahyong, Lewis Tang, Fendy Jiang, masih ada seorang atasan sebuah perusahaan konstruksi bersama-sama menemani Kepala Devisi Wu bermain mahyong.

Pemilik perusahan konstruksi itu sedikit tergesa-gesa dan berlebihan, pria itu tidak henti-hentinya mengalah untuk Kepala Devisi Wu. Fendy Jiang dan Lewis Tang juga ikut mengalami kerugian yang cukup besar, tetapi justru berpura-pura tidak tahu, dan dengan apa adanya mengeluarkan uang mereka, tidak terlihat sakit hati sedikitpun.

Ketika permainan itu telah berjalan separuh jalan, Carol Lin kembali dengan Alex berjalan dibelakangnya.

Alex langsung duduk disalah satu sisi sofa itu, kemudian menyalakan sebatang rokok, dan dengan acuh menghisap rokok tersebut.

Fendy Jiang sedang mengaduk-aduk buah mahyong itu, setelah mendengar suara pintu, pria itu mengangkat matanya dan melirik ke arah Carol Lin, mata wanita itu sedikit memerah, pasti habis menangis barusan.

"Sini, sini." Pria itu melambaikan tangannya kepada Carol Lin, mengisyaratkan wanita itu untuk duduk di samping dirinya.

Setelah tertegun sebentar, Carol Lin berjalan melewati samping tubuh pria itu dan duduk. Di saat itu, sebelah kanannya adalah Fendy Jiang dan orang yang duduk di sebelah kirinya adalah Lewis Tang.

Dia adalah pasangannya Fendy Jiang, tentu saja dirinya akan duduk lebih dekat ke arah pria itu, tetapi matanya justru tidak berhenti melirik ke arah Lewis tang.

Duduk disana, Carol Lin hanya diam, juga tidak bergerak sedikitpun, kehadirannya seperti tidak bisa dirasakan. Wanita itu dari dulunya adalah seorang yang sangat diam, diamnya itu seringkali bahkan membuat orang-orang sedikit prihatin.

Lewis Tang menyadari pandangan mata wanita itu, terkadang, ketika dia tidak sengaja menaikkan matanya, pandangan mereka berdua justru bertemu.

Carol Lin dengan panik mengalihkan arah pandangannya, kemudian menggigit bibirnya sambil menundukkan kepalanya.

Lewis Tang memang tidak berbicara apapun, tetapi setelah itu, dirinya juga sedikit tidak fokus lagi bermain. Kemudian dirinya terus-terusan dikalahkan oleh Fendy Jiang.

Permainan mahyong itu terus berlanjut sampai tengah malam baru bisa dikatakan berakhir, diluar dugaan, Kepala Devisi Wu tiba-tiba masih terlihat begitu bersemangat. Malam itu, pria itu bisa dikatakan paling sedikit sudah menang ratusan juta, tentu saja dirinya tidak rela untuk berhenti.

Ratusan juta, nomimal itu kalau di katakan besar, tidak besar, kalau dikatakan kecil, juga tidak kecil, Kepala Devisi Wu sebegitu beraninya menjulurkan tangannya, membuktikan bahwa dulunya pria itu juga tidak sedikit mengantongi uang yang bukan seharusnya dia milikki.

Lewis Tang, Alex dan Felix Ang bersama-sama berjalan keluar dari Klub itu, langit sudah sedikit terang. Sopir itu sudah daritadi memarkir mobil itu di depan pintu utama.

"Dimasa depan, kamu lebih baik menjaga jarak dengan pria bermarga Wu itu." Sebelum naik ke dalam mobil, Lewis Tang tidak lupa mengatakan itu untuk mengingatkan Alex.

Alex tertawa kecil, tidak sedikitpun memasukkannya ke dalam hati, "Kepala Devisi Wu itu orangnya cukup lumayan, hanya sedikit serakah saja."

"Sedikit serakah? Wewenangnya tidak tinggi, tetapi nyalinya begitu besar, orang seperti itu cepat atau lambat pasti akan bermasalah. Jangan dekat-dekat dengannya, agar dirimu tidak ikut terlibat ketika dia memiliki masalah." Nada bicara Lewis Tang bertambah dingin, kali ini bukanlah sekedar mengingatkan saja, melainkan sudah sebuah peringatan.

Alex menyimpan kembali senyumnya, kemudian dengan serius mengangguk-anggukkan kepalanya.

Ketika Lewis Tang sudah kembali ke hotel itu, hari sudah terang, dia kemudian mandi, lalu berdiri di depan cermin di atas wastafel itu sambil mengeringkan rambut basahnya dengan handuk.

Terjaga semalaman membuat matanya merah, wajahnya terlihat sangat lelah. Setelah dirinya sampai di Kota Z, terus sampai sekarang, Lewis Tang belum sedikitpun menutup matanya.

Kembali ke kamar utama, Lewis Tang setengah bersandar di atas tempat tidur itu, kemudian meraih hp yang terletak di atas meja kecil di samping tempat tidur itu, waktu menunjukkan pukul tujuh pagi, Clarice seharusnya baru saja bangun.

Dia mencari dan menemukan rangkaian nomor yang sudah tidak asing itu, kemudian langsung menekan tombol telepon.

"Halo." Suara lembut Clarice Lu terdengar dari balik telepon itu.

"Masih belum bangun?" Sudut bibir Lewis Tang melengkung naik, memperlihatkan sebuah senyuman tipis dan hangat.

"Iya, baru saja mau bangun." Clarice Lu bangkit duduk dari tidurnya, kemudian merenggangkan pinggangnya.

Pukul empat dini hari, Dyson sudah membuat dirinya terbangun, anak itu bermain cukup lama di dalam kamar tidurnya, kemudian dengan sendirinya berlari kembali ke kamarnya dan tidur. Tetapi Clarice Lu justru dibuatnya tidak bisa tidur lagi, ketika sudah hampir jam tujuh, dirinya barulah terpejam sebentar, akibatnya, belum tidur sampai setengah jam, dirinya lagi-lagi terbangun karena telepon dari Lewis Tang.

"Bagaimana denganmu?" Tanya Clarice Lu.

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu