Waiting For Love - Chapter 162 Akhir yang Mengenaskan

Kemudian, dia sering melihat Jane Xia seorang diri bersembunyi di dalam kamar mandi ketika sudah larut untuk menangis, firasatnya mengatakan bahwa pria itu sudah kembali. Pecah pertengkaran pertama diantara mereka, Jane Xia yang terlalu berbangga diri itu tidak memberikan penjelasan sama sekali, wanita itu mengucapkan satu kalimat kepadanya, yaitu agar dirinya percaya. Wanita itu berkata bahwa dia tidak pernah mengkhianati dirinya. Tetapi dibawah disituasi seperti itu, bagaimana kodratnya sebagai seorang pria bisa membuatnya percaya? Lalu, dimulailah perang dingin yang berkepanjangan. Dia mulai sering minum-minum, tidak pulang ke rumah di malam hari, dan menghabiskan waktunya di dalam klub malam bersama beberapa temannya.

Disaat itulah Darwin Lu berkenalan dengan wanita itu, Natalia Liang mengejar-ngejar dirinya dengan gila, meskipun wanita itu mengetahui bahwa dirinya adalah seseorang yang sudah memiliki istri.

Pada mulanya, dirinya malas untuk mempedulikannya, setelahnya, memanfaatkan situasi yang ada dan bersenang-senang, tetapi Natalia Liang yang begitu bersandar dan patuh kepadanya benar-benar memuaskan harga dirinya sebagai seorang pria, perlahan, kepalsuan itu berubah menjadi sesuatu yang asli.

Pada waktu itu, kedataran Jane Xia bisa dikatakan sudah benar-benar menyakiti hatinya, Darwin Lu sudah hampir putus asa, dia mengatakan ingin bercerai kepada Jane Xia.

Ketika dirinya sudah mengucapkan dua kata itu, ingin bercerai, wanita itu tanpa disangka-sangka masih bersikap sangat tenang, hanya saja, wanita itu mengeluarkan sebuah surat laporan hasil laboratorium dari dalam pelukkannya dan menyerahkan surat itu ke hadapan dirinya, kemudian berkata, “Aku hamil, dan aku ingin melahirkan anak ini. Kalau seandainya kamu meragukan anak ini milikmu atau bukan, kita bisa pergi melakukan tes DNA. Dan kalau kamu masih bersikeras untuk bercerai, sekarang belum saatnya, tunggu sampai anak ini sudah lahir, kalau tidak, baik itu mengurus akta kelahiran maupun kartu keluarga, semuanya akan menjadi lebih rumit.”

Mata Jane Xia sudah berkaca-kaca, hati Darwin Lu seketika melunak, dirinya percaya bahwa anak itu adalah miliknya. Dirinya percaya kepada kualitas moral Jane Xia, wanita itu tidak mungkin menyerahkan apa yang tidak diinginkan oleh orang lain itu kepada dirinya.

Karena kedatangan anak itu yang sangat tiba-tiba, mereka berbaikkan lagi. Darwin Lu memutuskan seluruh hubungan antara dirinya dan Natalia Liang. Natalia Liang juga pernah mencarinya dan menangis-nangis, namun semuanya menjadi baik-baik saja setelah dirinya memberikan wanita itu. Pada saati itu pertumbuhan bisnis ayahnya Natalia Liang sedang berada dalam kondisi kritis, benar-benar kekurangan uang, jadi sangat mudah untuk dirinya menyingkirkan Natalia Liang.

Kemudian, Chris Lu dan Clarice, satu-persatu lahir ke dalam dunia, dia dan Jane Xia melewati sebuah masa dimana mereka menjalani kehidupan pasangan suami istri yang saling menghormati satu sama lain, dipikir-pikir lagi sekarang, tahun-tahun dimana mereka menjalani hari-hari sebagai sebuah keluarga itu adalah kehidupan paling damai dan bahagia yang pernah dijalani olehnya sepanjang hidupnya.

Sementara masalah diantara Jane Xia dan pria itu, masing-masing dari mereka seperti bisa membaca pikiran yang lain dan menutup rapat mulut mereka, tidak mengungkitnya sama sekali, sengaja untuk menghindari tidak ada konflik lagi yang akan muncul. Tetapi, tidak mengungkitnya, tidak berarti dia tidak pernah ada, pria itu sama seperti sebuah duri, menancap tajam di dalam hati Darwin Lu.

Karena keberadaan duri itu, konflik diantara mereka pada akhirnya sekali lagi pecah, sekali, dia secara tidak sengaja melihat pesan yang dikirim oleh pria itu untuk wanita itu di hp Jane Xia.

Kali ini Jane Xia memberikan penjelasan, wanita itu berkata bahwa pria itu hanya ingin melihat dirinya, ingin mengetahui kabarnya yang sekarang. Tetapi wanita itu menolaknya, karena itu, mereka sama sekali tidak ada bertemu. Namun, meskipun Jane Xia sudah berusaha untuk menjelaskannya dengan mengerahkan seluruh tenaganya, Darwin Lu benar-benar tidak bisa mempercayainya.

Mereka mulai sering bertengkar besar hanya karna sebuah masalah kecil, karena kesal ketika bertengkar, Darwin Lu pergi dengan membanting pintu. Hari-hari dimana dirinya pulang ke rumah semakin lama semakin berkurang, dia lagi-lagi mulai berhubungan dengan Natalia Liang, dia belajar untuk mencari kenyamanan dari wanita lain.

Hanya saja, kali ini Darwin Lu tidak ada mengatakan ingin bercerai, karena kedua anak itu masih terlalu kecil, pertumbuhan mereka masih memerlukan sebuah keluarga yang sempurna.

Pada waktu itu, Jane Xia kurang lebih berpikiran seperti itu, jadi, wanita itu terus berupaya keras untuk memperbaiki hubungan mereka sebagai suami istri. Kemudian, Clarice mengalami sakit parah, kedua orang itu panik mengawasi Clarice di dalam rumah sakit selama sebulan, setelahnya, mereka lagi-lagi berbaikkan seperti semula.

Oh, kembali seperti semula? Itu tidak lebih dari apa yang dilihat dari luar saja, sudah ada retak, bagaimana mungkin bisa kembali seperti semula.

Tetapi, terus menjalani kehidupan bersama, dia memerani aktingnya sebagai suami dan ayah yang baik dengan sempurna. Sementara itu, Jane Xia berusaha keras untuk menjadi seorang istri dan ibu yang baik.

Dirinya dan Natalia Liang terus berhubungan secara diam-diam, sampai-sampai, kemudian hari lahirlah Castellia Lu.

Mungkin, pria memang memiliki kepribadian buruk dalam dirinya semenjak lahir, dan menginginkan untuk semuanya untuk hidup harmonis bersama-sama. Kalau bukan karena Natalia Liang yang mmebuat keributan, dia mungkin tidak mungkin berpikir untuk bercerai dengan Jane Xia seumur hidupnya. Namun, setelah perihal tentang dirinya yang memiliki simpanan di luar itu tersebar, hubungan antara dirinya dan Jane Xia itu juga tidak akan pernah bisa kembali lagi, jika terus berusaha untuk bersama, itu tidak lebih dari saling menyakiti satu sama lain, terlebih lagi, pada waktu itu pengaruh Keluarga Liang semakin lama semakin besar, Natalia Liang yang sudah memiliki batu sandaran itu semakin menyerang dengan ganas, sampai-sampai mengancam dirinya.

Dibawah tekanan yang besar itu, Darwin Lu pada akhirnya menyetujui keinginan Jane Xia yang ingin bercerai, pernikahan yang dengan sangat sulit dipertahankan selama dua puluh tahun ditengah-tengah hempasan hujan dan badai itu, pada akhirnya masih berakhir dengan mengenaskan.

Dalam hati Chris Lu dan Clarice, dirinya justru bukan seorang ayah yang baik, bagi mereka dirinya hanyalah seoang pria dengan hati yang busuk. Dia berselingkuh, dan lebih menyangangi Castellia Lu.

Sebenarnya, dalam hati Darwin Lu, dia hanya merasa dirinya banyak berhutang kepada Castellia. Dia sebagai ayah, tidak pernah ada dalam masa pertumbuhan Castellia, membiarkan gadis itu tumbuh besar dengan sebutan anak hasil selingkuhan, dicaci-maki orang anak haram. Perhatian lebih dari dirinya untuk Castellia itu, kebanyakan waktu hanyalah sebuah bentuk ganti rugi.

Ini adalah sebuah cerita yang sangat-sangat panjang, Clarice Lu adalah seorang pendengar yang baik, ketika Darwin Lu bercerita, wanita itu tidak mengucapkan apa pun, hanya diam dan mendengarkan. Mata jernih milik wanita itu semakin lama semakin gelap, semakin dalam, membentuk pusaran air yang dahsyat.

Telapak tangan wanita itu yang diletakkan di atas meja itu sudah terkepal erat, kulitnya putih pucat seperti sudah tidak memiliki darah sama sekali. Sampai lama setelah Darwin Lu selesai berbicara, kesadaran diri wanita itu baru seperti kembali lagi, pandangan matanya menatap lurus Darwin Lu tanpa berkedip, pandangan mata itu sangat rumit, membuat Darwin Lu tidak bisa membedakan dengan jelas perasaan wanita itu, menyebabkan tiba-tiba muncul semacam perasaan panik dalam dirinya,

“Kamu sudah selesai berbicara? Kalau begitu, sekarang, seharusnya sudah giliranku untuk berbicara.” Tubuh Clarice Lu perlahan bersandar di atas sandaran kursi itu, suaranya datar, memancarkan sebuah aura dingin yang menusuk tulang.

“Semua yang kamu bicarakan ini, mama tidak pernah membicarakannya denganku. Aku hanya percaya dengan kenyataan yang aku saksikan dengan mata kepalaku sendiri. Aku hanya tahu kalau dirimu berselingkuh, dan membuat mama sedih. Aku hanya ingat, setelah bercerai, mama setiap malam akan diam-diam menangis, kalau dia tidak peduli dengan penikahannya, aku tidak percaya. Dan karena kamu mengira bahwa dirinya tidak pernah mencintaimu, kamu bisa memilih untuk berpisah dengan damai, apa maksud dirimu mencar Natalia Liang, balas dendam? Itu benar-benar konyol dan kekanak-kanakkan. Kamu berbicara sebanyak ini denganku, tidak lebih dari berusaha mencari alasan yang masuk akal agar dirimu bisa berselingkuh."

Menurut Clarice Lu, Darwin Lu bercerita sebanyak itu dengan dirinya, hanya untuk berusaha terlihat baik setelah melakukan perbuatan busuknya saja.

“Kalau kamu sudah selesai menceritakan ceritamu, kamu boleh pergi. Dan mengenai masalah Castellia Lu, maaf, aku benar-benar tidak bisa berbuat apa-apa.” Setelah berbicara selesai, Clarice Lu langsung berteriak, memanggil sekretarisnya itu untuk mengantar pria itu pergi.

Ekspresi wajah Darwin Lu tidak terlihat begitu bagus dari awal hingga akhir, pria itu kemudian berdiri, dan melihat Clarice Lu, lalu mengucapkan sebuah kalimat terakhirnya sambil menghela napas, “Anak di dalam kandungan Castellia sudah empat bulan, dokter bilang kondisi tubuhnya tidak terlalu bagus, jika mengalami keguguran, dia tidak akan bisa menjadi seorang ibu lagi. Aku tahu kamu membenciku, juga tidak menyukai Bibi Liang mu, tapi Castellia tidak memiliki kesalahan apapun, terlebih lagi dia adalah adikmu, aku harap kamu bisa memikirkannya lagi.”

Bicara sampai disana, apa yang harus maupun tidak harus dia bicarakan dan dia lakukan, Darwin Lu sudah berusaha semampunya, selebihnya, Castellia Lu hanya bisa menunggu nasib. Karena semua jalan hidup seseorang adalah hasil pilihan diri sendiri, luka juga merupakan hasil pilihan diri sendiri.

Setelah Darwin Lu pergi meninggalkan tempat itu, kantor itu tenang kembali. Komputer diatas meja itu sedang menyala, cahaya kelap-kelip dari layar kristal itu jatuh ke atas wajah Clarice Lu, sebentar menyala dan sebentar lagi padam.

Clarice Lu duduk di depan komputer itu, terus mempertahankan satu gerakkan yang sama, bulu matanya yang panjang itu mengarah ke bawah, mata yang tersembunyi dibalik bulu mata itu terlihat sedikit kosong. Clarice Lu terus melamun, sampai Chris Lu mengetuk pintu dan berjalan masuk.

“Sekretaris berkata kepadaku bahwa orang tua itu ada datang tadi pagi?”

Clarice Lu mengangkat kepalanya melihat ke arah kakaknya itu, setelah beberapa saat bengong, kesadaran dirinya kembali, lalu dia mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Ada masalah apa dia datang mencarimu?” Ekspresi wajah Chris Lu berubah serius, merasa bahwa pasti tidak ada masalah yang baik ketika Darwin Lu datang mencari Clarice.

Clarice Lu menceritakan kembali secara garis besar isi pembicaraannya dengan Darwin Lu itu kepada Chris Lu, lalu hanya melihat ekspresi Chris Lu mengeras, dan berubah pucat, “Dia benar-benar tidak mengetahui bagaimana menulis tiga kata, tidak tahu malu, itu kah? Tiba-tiba mengatakan permintaan seperti itu kepadamu, kamu tidak perlu mempedulikan dia.”

Clarice Lu menutup rapat mulutnya, warna bibir tipisnya itu terlihat sedikit pucat, “Kak, apa kamu tahu bahwa mama memiliki pria lain sebelum Darwin Lu?”

Chris Lu tertegun, diluar pikirannya, Clarice Lu masih memikirkan masalah seperti itu.

“Siapa yang tidak memiliki masa lalu? Setidaknya, setelah dirinya menikah dengan Darwin Lu, dia memperlakukan suami dan keluarganya dengan sepenuh hati. Aku percaya dengan sifat mama, tidak mungkin melakukan perbuatan yang mengkhianati pernikahannya.”

Jawaban Chris Lu itu sama saja dengan mengakui bahwa sebelum menikah, ibunya pernah bersama-sama dengan pria lain. Dan lagi, terus sampai dirinya sudah menikah, masih terus mengingat pria itu. Clarice juga yakin bahwa ibunya tidak mungkin berselingkuh, tetapi tubuhnya tidak berselingkuh, bukan berarti hatinya juga tidak.

Seperti yang diduga, sebuah pernikahan yang gagal, sering kali adalah kesalahan dari kedua belah pihak. Hanya saja Darwin Lu memiliki kesalahan yang lebih banyak, juga lebih kotor sedikit saja.

Chris Lu menyuruh Clarice untuk tidak berpikir yang tidak-tidak, kemudian sibuk kembali dengan pekerjaannya.

Clarice Lu tidak fokus dengan apa yang dilakukannya seharian itu, pikirannya kacau balau, memikirkan banyak hal. Mengingat kembali kenangan masa kecilnya, Darwin Lu pada masa itu benar-benar seorang ayah yang baik, seperti menuntun dirinya di dalam tangannya.

Sebaliknya, Castellia Lu di waktu itu masih seorang anak kecil yang tidak memiliki ayah, hanya takut menderita karena tatapan jijik dan hinaan dari orang-orang. Berpikir seperti itu, gadis itu memang benar-benar menyedihkan. Meskipun orang yang menyedihkan pasti memiliki alasan untuk dibenci.

Pada akhirnya Clarice Lu adalah seseorang yang memiliki hati yang lembut, setelah lama berkecamuk, dirinya masih menekan nomor Darwin Lu itu, memberitahu pria itu, “Aku bisa mencoba pergi mencari David Luo untuk membicarakan masalah ini, tetapi kalian juga jangan berharap terlalu besar, aku juga bukan siapa-siapanya, dia tidak harus mendengarkan perkataanku.”

“Clarice, papa mengucapkan terima kasih untukmu dari Castellia.” Darwin Lu sangat jelas tidak berpikir bahwa Clarice Lu bisa setuju, sampai-sampai suaranya terdengar sangat gembira.

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu