Waiting For Love - Bab 153 Selamat, Kamu Telah Menjadi Pengecualianku

Namun kali ini dia keliru. Lewis Tang tidak hanya tidak mau melepaskannya, tetapi dia malah menggodanya dengan mengusap kulit halus wajahnya dengan jemarinya.

“Betul, aku memang tidak suka memaksa wanita. Tapi Clarice Lu, selamat, kamu telah menjadi pengecualianku.”

Clarice Lu benar-benar tidak ingin menjadi pengecualiannya. Semakin serius Lewis Tang terhadap dirinya, dia malah hanya akan berhadapan dengan semakin banyak masalah yang merepotkan. Kebencian dari Vanessa Bai, anggota keluarga Tang yang selalu menghambatnya, dan pandangan orang-orang lain yang tidak biasa, dia sebelumnya belum mempersiapkan hatinya untuk menanggung hal-hal ini.

Bahkan jika Lewis Tang pernah berjanji, dia tidak perlu mengkhawatirkan hal-hal ini. Tapi Clarice Lu sudah pernah mengalami sakit hati dua kali. Dia sekarang tidak berani mempercayai pria dengan mudah.

Pikiran Clarice Lu sedikit kosong. Pakaiannya telah ditarik terbuka oleh Lewis Tang. Telapak tangannya memeluk ke belakang punggungnya. Ketika dia akan melepas ikatan bra nya. Clarice Lu tiba-tiba berteriak, “Tidak boleh!”

“Kenapa tidak boleh?” Lewis Tang menatapnya dengan kedua bola matanya, kedua matanya seolah memancarkan api, seolah dia tidak tahan untuk menelannya hidup-hidup.

Pipi Clarice Lu memerah malu, dan dia menggunakan lengannya untuk menutupi dadanya yang terlihat. Dia bergumam berkata, “Aku, sedang datang bulan.”

Tubuh tinggi Lewis Tang sangat jelas terlihat menjadi kaku dan wajahnya menjadi suram seolah akan turun hujan. “Kamu benar-benar tahu waktu yang pas untuk itu.”

Clarice Lu tidak menyangka bahwa dia akan datang bulan dua hari lebih cepat, terlebih lagi di saat yang penting seperti ini, Lewis Tang ingin bercinta dengannya di atas ranjang, dia sangat merasa malu.

Lewis Tang duduk dengan wajah murung, suasana hatinya sedikit gelisah. Dia mengambil kotak rokok dari lemari di samping tempat tidur dan menarik sebatang rokok dari dalamnya. Dia segera menyalakan rokok di antara jarinya, dari belakang tubuhnya, Clarice Lu dengan lembut melepas pakaiannya.

“Mau apa lagi?” Lewis Tang berbalik untuk menatapnya, dan ada perasaan ketidakberdayaan di dalam nada suaranya.

“Lewis Tang, Aku tidak membawa itu bersamaku. Apakah kamu mempunyainya di rumah ini?” Clarice Lu dengan gagap berbicara, hampir mengigit lidahnya sendiri.

Raut wajah Lewis Tang berubah menjadi merah dan putih, dan dia bukannya tidak mempunyai akal sehat. Tentu saja, dia tahu apa yang dimaksud Clarice Lu. “Kamu pikir ada benda yang seperti itu di rumahku?”

Dia seorang pria besar. Untuk apa dia menaruh softex di rumahnya? Dia juga bukan seorang pria cabul.

“Kalau begitu kamu pergi dan tolong belikan aku.” Clarice Lu berbicara dan setelahnya langsung menundukkan kepalanya.

Lewis Tang menjadi sedikit hijau oleh wajahnya yang marah, tetapi dia mengeluarkan ponselnya dan memanggil salah satu asisten wanitanya. CEO Tang tentu saja tidak bisa membeli benda itu secara langsung. Bahkan jika dia mengesampingkan kesombongannya, dia tetap tidak bisa kehilangan orang itu.

Namun, asisten bawahan CEO Tang sangat bisa diandalkan dalam menyelesaikan masalah. asistennya dengan cepat mengantarkan barang tersebut, dua macam untuk dipakai malam dan siang, berbahan katun dan mesh, semuanya ada. Kecuali ada yang menghambat waktunya di jalan, dia tidak berani untuk mengulur waktu sedikit pun. Selain itu, orang-orang Lewis Tang semuanya memiliki kualitas karakter yang sangat baik, yaitu, mereka tidak pernah bertanya tentang urusan pribadi bos mereka. Dia segera pergi setelah mereka meletakkan barang tersebut.

Clarice Lu mengambil satu bungkus kecil dari bungkusan itu dan bergegas pergi kamar mandi.

Pada saat dia keluar dari kamar mandi, Lewis Tang telah merebus gula merah dan jahe mengunakan cangkir putih, diletakan di lemari di samping tempat tidur di kamar tidur, masih mengepul asap panas berwarna putih.

Clarice Lu mengangkat cangkir dan kehangatan menyebar seketika memenuhi telapak tangannya, bahkan mulai menghangatkan hatinya. Secara tidak sadar sudut bibirnya mulai menunjukan senyuman. Dia menatap Lewis Tang, dia sedang duduk di sofa kecil di depan jendela membaca koran. Di luar jendela terlihat sangat gelap seperti ditutupi oleh tirai hitam yang dihiasi oleh bintang-bintang yang bersinar cerah. Pemandangan ini sangat membuat orang merasa hangat.

Clarice Lu meminum habis sirup gula jahe yang telah disiapkan Lewis Tang untuknya selagi panas, tetapi saat semakin malam, perutnya sakit semakin parah. Dia selalu kesakitan setiap kali dia menstruasi, dia selalu menderita oleh sakit perutnya itu.

Dia bebaring di tempat tidur, berguling-guling, berbalik, dia tidak bisa tidur, dan otomatis dia membangunkan Lewis Tang yang ada di sampingnya.

Dia duduk dan menyalakan lampu dinding yang ada di sebelah ranjang. Di sisinya, Kepala Clarice Lu basah oleh keringat karena perutnya sakit.

“Kamu tidak apa-apa?”

“Tidak apa-apa.” Clarice Lu menahan rasa sakit dan menggelengkan kepalanya. Sedikit sulit untuk berbicara.

Telapak tangan Lewis Tang menyentuh dahinya pelan-pelan, sama sekali tidak demam, tetapi malah dingin, dahnya ditutupi oleh lapisan keringat dingin.

“Sakit perutmu karena datang bulang?” Lewis Tang adalah seorang dokter bergelar doktoral, gejala kecil seperti ini tidak akan bisa disembunyikan darinya. Selain itu, Clarice Lu selalu menderita sakit perut karena menstruasi.

Clarice Lu terdiam sambil menggigit bibir putihnya yang tipis, dan alisnya yang indah mengerut hampir menjadi seperti tiga garis.

Lewis Tang mengulurkan lengannya dan memeluknya. Telapak tangannya yang hangat menutupi perutnya yang kecil dan mengusapnya dengan lembut. Kehangatan dari telapak tangannya dengan mudah melintasi lapisan tipis diantara ditransfer kepadanya. Wajah pucat pasi putih Clarice Lu sedikit demi sedikit berubah menjadi merah, seolah-olah rasa sakitnya benar-benar sudah mereda sangat banyak.

Dia bersandar di dada Lewis Tang yang sangat kokoh sambil membiarkannya mengusap perutnya. Perasaan yang dicintai seperti ini, dirawat, benar-benar luar biasa.

Clarice Lu mengangkat sedikit dagunya, matanya yang indah menatap sambil berkedip ke wajah tampan Lewis Tang.

Lewis Tang tetapi tidak memandangnya, dan gerakan tangannya tidak berhenti, dia tampak sangat fokus. Tetapi kedua bibir yang tipis dan elegan itu bergerak dan berkata, “Lihat apa yang aku lakukan? Aku sangat baik kan?”

Clarice Lu memalingkan pandangan matanya, wajahnya bersandar dengan lembut ke dadanya, mendengarkan detak jantung yang kuat di dadanya, hatinya merasa aman yang tidak bisa dijelaskan.

“aku melihatmu begitu lama, tetapi aku masih tidak bisa memahamimu.” Dia bergumam.

“contohnya?”

“Misalnya, mengapa kamu selalu begitu baik padaku?” Clarice Lu bertanya. Ini sama sekali bukan cinta, tetapi Clarice Lu selalu merasa tidak ada cinta yang tanpa alasan di dunia ini.

Setelah Lewis Tang mendengarkan, bibirnya naik perlahan dan melengkung membentuk sebuah senyuman yang sangat indah. “Kamu tahu aku baik padamu saja sudah cukup, kamu tidak perlu mengerti sisanya.”

Dia sedikit menundukkan kepalanya, dan bibirnya berhenti hanya satu inci di atas wajahnya. “Lagipula, aku juga bukan tidak ada keinginan apa-apa.” Setelah suaranya selesai dan dia langsung menciumnya.

Clarice Lu tidak bisa bermesraan dengannya saat ini. Saat ini hanya ciuman seperti ini yang bisa meredakan keinginan dan nafsu di antara tubuh mereka. Clairce Lu sedikit mengangkat dagunya, dan dia bukannya menghindari ciumannya, dia malah menerimanya dan membalas ciumannya.

Sepasang lengan lembut perlahan melingkari lehernya, Clarice Lu sangat menyukai ciuman ini, tidak ada keinginan apa pun, tetapi lebih seperti kasih sayang yang dalam.

Biasanya pada hari pertama menstruasi, Clarice Lu akan kesakitan sepanjang malam dan tidak bisa tertidur, tetapi kali ini karena ada Lewis Tang, dia seperti obat dari untuk sakit menstruasinya yang sangat efektif.

Dia terus mengusap perut kecilnya untuk meredakan rasa sakit Clarice Lu. Sampai akhirnya Clarice Lu tertidur.

gerakan yang sama berulang-ulang, lengan Lewis Tang sudah terasa pegal dari tadi, tetapi wajahnya yang tampan tidak menunjukkan sedikitpun tidak sabar ataupun mengeluh, malah terlihat sangat menikmatinya bagai semut menemukan gula.

Setelah Clarice Lu tertidur, dia menatapnya dengan pandangan mata yang lebih lembut daripada air, dia dengan lembut menciumnya di satu sisi pipi, kemudian berkata dengan lembut, “Selamat malam, Clarice Lu.”

Lalu dia dengan hangat memeluk Clarice Lu sampai dia tertidur. Seperti ini, menurut Lewis Tang justru lebih bahagia.

Hari berikutnya adalah akhir pekan, tidak perlu bekerja. Lewis Tang dan Clarice Lu keduanya bangun lebih telat dari biasanya.

Clarice Lu membuka matanya dan pertama kali yang dia lihat adalah wajah Lewis Tang yang tampan di sampingnya. Dengan suaranya yang sedikit serak karena bangun di pagi hari, dia berkata, “Sudah bangun?”

“Ya.” Clarice Lu menganggukan kepalanya dan pelan-pelan menggerakkan tubuhnya. Perutnya tidak lagi sakit, tetapi telapak tangannya menutupi perut kecilnya. Kehangatan telapak tangannya membuatnya sangat nyaman.

Tetapi begitu dia terpikir bahwa dia mengusap perutnya sepanjang malam, hal ini membuat pipi Clarice Lu menjadi panas. Dia mengangkat kepala dan menatapnya. Dari sudut pandangnya, dia melihat garis wajahnya yang dalam. Wajahnya sangat terukir indah, jakun di lehernya yang menonjol, membuat dia unik dan seksi.

Clarice Lu menelan ludah tanpa sadar dan memarahi dirinya sendiri di dalam hati karena dia dibodohkan oleh cinta. Dia mengulurkan tangannya, mengucek matanya yang mengantuk, dan bertanya, “Jam berapa sekarang?”

Lewis Tang mengambil jam tangannya yang ditaruh di satu sisi meja samping tempat tidur dan berkata kepadanya dengan suara yang hangat, “masih pagi. Kamu boleh tidur lagi lebih lama.”

“baik.” Clarice Lu memang belum puas tidur, dia menutup matanya dengan patuh, dia membuka sehelai selimut dari sutra hitam dan menutup setengah wajah kecilnya.

Lewis Tang dengan hati-hati menutupinya dengan selimut, lalu diam-diam turun dari tempat tidur, berniat membuatkan sarapan untuknya.

Clarice Lu biasanya tidak bisa makan terlalu banyak setelah bangun pagi, jadi Lewis Tang membuat sarapan yang sangat sederhana. Bubur hangat ditambah beberapa kurma merah dan wolfberry, dua sayuran sederhana, lalu satu kotak roti bakpao instant yang telah dikukus hangat.

Ketika semuanya sudah siap, dia baru saja keluar dari dapur lalu kemudian bel pintu rumah tiba-tiba berbunyi. Pagi-pagi sekali, seorang pengunjung yang tidak diundang berkunjung.

Lewis Tang membuka pintu, dan Alex melompat-lompat masuk dari luar, mengenakan baju olahraga berwarna-warni, sangat menarik perhatian.

Domi asalnya berbaring di lantai depan pintu. Ketika dia melihat Alex masuk. Dia hanya mengibas-ngibaskan ekornya dengan malas dan bahkan matanya tidak menatapnya.

Tetapi Alex duluan menghampirinya, menepuk kepalanya, tertawa sambil berkata, “kamu jadi gemuk ya.”

Domi berbaring di lantai, masih mengacuhkannya. Alex memasuki ruangan dengan langkahnya yang panjang, barulah dia melihat bahwa dekorasi di ruang tamu mengalami perubahan yang besar,sangat berbeda. Jelas, gaya pencampuran seperti ini bukan selera CEO Tang.

“Ini ada masalah apa?” Alex bertanya bingung.

Lewis Tang tidak menjawab , malah dia bertanya, “ada perlu apa datang sepagi ini?”

“ Falcon Jiang dan yang lain ada di lapangan basket, ayo main sama-sama. Jarang sekali ada libur akhir pekan.”

“Tidak ada waktu, kalian main saja sana.” Ucap Lewis Tang.

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu