Waiting For Love - Bab 189 Membuka Ingatan Yang Sudah Lama Terlupakan

Sinar matahari di luar jendela tampak bersinar sangat terang, setengah terhalang oleh tirai jendela yang tebal, dan cahaya didalam ruangan sangat redup.

Didalam ruang pasien sangat sunyi, cairan obat didalam botol infus tetes demi tetes perlahan-lahan mengalir masuk kedalam pembuluh darah, tanpa suara.

Clarice Lu menopang badannya dan duduk di atas ranjang, jawaban pertamanya adalah sakit kepala, sakitnya seperti kepala terasa ingin pecah.

Alisnya yang indah berkerut dengan rapat, telapak tangan memegang dahinya, setelah beberapa saat duduk di ranjang, dia perlahan-lahan mulai beradaptasi dengan rasa sakit yang seperti ini.

Kamu lihat, kemampuan beradaptasi orang sangat kuat, tidak peduli sesakit apa, dia mampu beradaptasi dan menerimanya, hanya masalah waktu saja.

Dia mencabut jarum infus orang sakit yang berada pada sisi belakang tangannya, kemudian bangkit dari ranjang dengan susah payah. Mungkin dia berbaring terlalu lama, Clarice Lu merasa berat dan tidak stabil. Dengan telapak tangannya menopang kuat pada dinding, dia baru bisa memaksa untuk melangkahkan kakinya.

Clarice Lu meinggalkan ruang pasien, lalu perlahan-lahan berjalan maju mengikuti koridor rumah sakit yang panjang dan kosong, kedua kakinya terasa berat seperti terisi oleh timah, setiap langkahnya sangat memakan tenaga.

Sering sekali ada orang-orang yang lewat di sisinya, ada dokter, perawat, dan masih ada pasien atau anggota keluarga pasien, semua orang terburu-buru, masing-masing memiliki nasib baik ataupun buruk, tidak ada orang yang tertarik dengan orang asing seperti dia.

Clarice Lu merasanya dirinya seperti hantu, berjalan maju dengan bingung, tanpa tujuan, dan tanpa arah. Satu-satunya pemikiran dia,hanya ingin melarikan diri dari sini.

Tanpa sadar, dia sudah berjalan keluar pintu utama rumah sakit. Clarice Lu berdiri di atas tangga depan pintu, dengan sadar dia mengulurkan tangan dan menutupi bagian atas kepala. Dia seperti seorang tahanan dikurung selama bertahun-tahun, lalu tiba-tiba dilepaskan, dia hanya merasa sinar matahari di luar terlalu menyilaukan mata, dan tidak bisa beradaptasi.

Selangkah demi selangkah, dia berjalan sempoyongan menuruni tangga, mengikuti sepanjang jalan yang panjang di luar rumah sakit, dan terus berjalan dengan bingung.

Sementata itu, kejadian di hadapannya perlahan-lahan terasa mirip dengan ingatannya. 5 tahun lalu, dia juga tersadar dari kecelakaan mobil, dia yang kehilangan ingatan, merasa bingung dan tak berdaya.

Dan sekarang, ingantan itu mulai kembali ke pikirannya, tapi semakin merasa bingung, dan semakin tidak berdaya. Ternyata, ada beberapa orang, beberapa hal, yang sekali dilupakan bukanlah merupakan suatu hal yang berkah.

Saat terjadi masalah yang besar pada pernikahan dia dan David Luo, sebelumnya Clarice Lu mengira bahwa Lewis Tang adalah dewa pelindung yang diutuskan Tuhan untuknya. Sampai saat ini, dia baru mengerti, bahwa dia bukanlah dewa, melainkan setan. Semua tragedi didalam kehidupannya disebabkan olehnya.

Tempat pemberhentian kendaraan di jalanan, orang-orang berjalan dengan biasa, tiba-tiba Clarice Lu merasa, dunia ini berubah menjadi asing dan menakutkan.

Dia tidak tahu sebenarnya dirinya sufah berjalan berapa lama, sepertinya dia sudah menggunakan semua tenaganya, dan akhirnya langkah kakinya terhenti di depan sebuah toko kerajinan, didalam tampilan jendela kaca yang indah, ada sebuah kincir angain yang dibuat olrj seniman tua.

Didalam ingatannya, tampaknya dia juga pernah memiliki sebuah kincir angin yang sama persis, berwarna merah muda, saat kincir berputar, mengeluarkan suara WuLa, yang sangat bagus untuk di dengar.

Dia bersandar di jendela kaca, berjarak pada jendela kaca yang dingin, dia mengelus tepi kincir angin dengan lembut menggunakan ujung jari yang putih ramping.

Jendela kaca yang dibersihkan dengan bersih memantulkan wajahnya yang pucat, dan air mata yang bening jatuh mengikuti sudut matanya tanpa suara.

Didepan pintu toko kerajinan hanya diputar 2 musik yang besar, yang diputar adalah musik perjanjian dandellion.

Dandellion tanaman harum di samping pagar sekolah dasar

Adalah pemandangan menyenangkan didalam ingatan,

Suara jangkrik yang terdengar di taman bermain saat tidur siang

Setelah beberapa tahun pun masih sangat menyenangkan untuk didengarkan

Lalu harapan pada pesawat origami dikirim menjadi surat

Karena tidak bisam menunggu meteor

Bersungguh-sungguh melempar koin yang menentukan nasib

Tapi tidak mengetahui sebenarnya bisa pergi kemana

Perjanjian yang tumbuh bersama

Begitu jelas, pernah menandai kepercayaanku

Sudah dikatakan dengan baik ingin pergi berlibur bersama

Adalah satu-satunya kemauan kerasmu sekarang

Clarice Lu duduk di depan tampilan jendela yang terang, kedua tangannya memeluk erat lulut, dan duduk jongkok di atas lantai, dengan tangisan putus ada.

Pernah ada seseorang berkata kepadanya:Clarice Lu, aku sedang menunggumu bertumbuh dewasa.

Setelah dia dewasa, dia berkata:Clarice Lu, aku mencintaimu. Itu adalah perkataan terbaik yang pernah didengarnya seumur hidup.

Tapi, kemudian, dia berkata:kita putus, tanpa alasan, aku sudah bosan.

Clarice Lu tidak paham, kenapa hati seorang pria bisa berubah dengan sangat cepat.

Dipinggir jalan tiba-tiha terdengar suara rem mobil yang menderu-deru di telinga, kemudian, sepasang sepatu kulit buatan tangan muncul di hadapannya.

Clarice Lu perlahan-lahan mengangkat kepala, pada matanya kabur oleh air mata, dia melihat wajah Lewis Tang yang tampan dan terlihat khawatir itu.

Dia hanya di panggil ke kantor oleh dokter yang bertanggung jawab, hanya selama 10 menit saja, Clarice Lu sudah menghilang. Dia mencarinya seperti orang gila, dan hampir membalikkan seluruh rumah sakit.

Lewis Tang jongkok di hadapannya, melihatnya dengan tatapan mata yang lembut dan sangat menghargai, “Clarice Lu, bagaimana bisa kamu kabur sampai kesini, apakah kamu tahu seberapa khawatirnya aku padamu. ”

Sepasang mata Clarice Lu berkaca-kaca, melihat kearahnya, tapi matanya gelap dan kosong, jelas-jelas sedang melihatnya, tapi dia seperti tidak melihat apa-apa.

Lewis Tang tidak bisa menemukan pantulan bayangan dirinya sendiri didalam matanya. Perasaan diabaikan olehnya seperti ini, benar-benar sangat tidak baik.

“Clarice Lu. ”Dia memanggil namanya menggunakan suara yang serak dan rendah, disaat yang bersamaan mengulurkan lengan, dan mencoba mengangkatnya dari lantai yang dingin.

Dan sesaat berikutnya, dia ditolak oleh Clarice Lu secara dingin. Dia mengangkat dagu, dengan wajah pucatnya yang mendekati tembus pandang, dan di sisi pipi masih bergantunhan bekas air mata yang belum kering. Dia tersenyum kepadanya, dan itu hanyalah senyuman yang begitu ironi dan mengejek.

Dia berkata:“Jangan sentuh aku, kak Lee. ”

Aku menyebutnya ‘kak Lee’ , adalah sebuah sebutan sederhana, membuat lengan yang diulurkan Lewis Tang terdiam di tempat. Dia merasa hatinya sendiri sedikit tenggelam, dan akhirnya tenggelam sampai masuk ke dasar laut yang tak terlihat.

Lewis Tang tahu bahwa, ingatan Clarice Lu akhirnya sudah kembali, rahasia yang terkubur oleh waktu, suatu hari, masih akan terungkap dibawah sinar yang terang.

Hanya saja, dia tidak menyangka suatu hari ini bisa tiba begitu cepat, dan begitu tiba-tiba. Bahkan dia tidak sempat melakukan persiapan.

Clarice Lu tidak ingin ikut pergi dengan Lewis Tang, dan Lewis Tang yang tidak berdaya, hanya bisa menghubungi Chris Lu.

Chris Lu bergegas datang dengan sangat cepat, lalu dia menggendong Clarice Lu untuk masuk kedalam mobil Mercedes-Benz dia, kemudian melemparkan jaket yang terlilit di bahunya kepada Lewis Tang.

Mobil Mercedes-Benz berwarna hitam itu melaju pergi, dari awal sampai akhir, Chris Lu tidak mengatakan apapun dengan Lewis Tang.

Chris Lu menggantikan rumah sakit untuk Clarice Lu, dan meminta dokter dan perawat terbaik untuk merawatnya. Dan mengenai masalah Lewis Tang, tidak pernah mengatakan apapun tentang itu.

Setelah satu bulan, Clarice Lu dipulangkan dari rumah sakit untuk menjaga diri di rumah. Tapi tampaknya dia tiba-tiba berubah menjadi seseorang, yang sangat diam.

Tampaknya dia sangat suka duduk di drpan jendela, sering duduk sepanjang hari, kecuali ada keperluan, dan bahkan Clarice Lu bisa tidak berbicara sepanjang hari.

Terkadang, ketika Elsa Mo berbicara dengannya, Clarice Lu tampak mendengarkannya dengan sangat bersungguh-sungguh, bahkan mampu meresponnya dengan begitu lancar, tapi apa yang sebenarnya dia katakan, bahkan dirinya sendiri pun tidak tahu.

Elsa Mo merasa kondisi Clarice Lu yang seperti ini sedikit berbahaya, dia menyarankan agar Chris Lu membawa Clarice Lu pergi ke psikiater.

Tapi Chris Lu berkata:“Ada beberapa hal yang membutuhkan waktu untuk diterima, tenanglah, Clarice Lu tidak begitu lemah. ”

Bangun di pagi hari, langit mendung, ramalan cuaca mengatakan bahwa, hari ini akan ada salju tebal, tidak cocok untuk melakukan perjalanan.

Clarice Lu duduk di depan jendela seperti biasanya, dengan tatapan mata yang bingung memandang langit yang berkabut di luar jendela, dia sudah tidak ingat sudah berapa lama dirinya tidak melangkah keluar dari pintu rumah.

Akhir-akhir ini dia tertular sebuah kebiasaan baru, selain linglung, dia juga suka membersihkan kamar.

Saat mengobrak-abrik lemari, didalam laci tiba-tiba terjatuh sebuah buku harian berwarna merah muda, buku harian yang sudah hampir dilupakan olehnya.

Dia mengambilnya dari lantai, lalu mengibaskan dengan lembut lapisan debu tipis diatasnya, kemudian membukanya, jika membuka ingatannya yang sudah lama ditutup oleh debu.

Bulan desember tahun 2005(5 tahun lalu)

Hari saat pertama kali Clarice Lu bertemu dengan Lewis Tang itu, kepingan salju kecil mengambang di langit, dia terjatuh ke pelukannya dari tembok yang tinggi. Anak laki-laki berumur 20 tahun, yang memiliki dada yang gagah dan hangat, lalu dia tersenyum kepadanya, walaupun senyuman itu membawa rasa ketidakberdayaan, tapi senymannya tidak main-main dan menawan, matanya yang gelap dan mendalam seperti sedang kebingungan.

Chris Lu memanggilnya Lee, jadi, Clarice Lu memanggilnya kakak Lee. Kata-kata lembut, yang diucapkan dari mulutnya, manis dan lembut, seperti memakan permen kapas, yang bisa membuat hati orang meleleh.

Sebenarnya dikatakan secara tegas, Lewis Tang dan Chris Lu bukanlah teman sekolah, Lewis Tang berada di departemen medis, dan Chris Lu bersekolah di departemen keuangan dan ekonomi, tapi kedua sekolah tinggi berada di satu kota universitas yang sama, mereka saling berkenalan saat pertandingan liga basket, merasa seperti bertemu teman lama untuk pertama kali. Jadi, saat liburan musik dingin, Chris Lu mengundang Lewis Tang ke kampungnya untuk bermain.

Lewis Tang tifak terbiasa tinggal di rumah orang lain, dan menyewa sebuah apartemen mewah untuk sementara waktu, lalu Clarice Lu memelihara anak kucing yang tidak diizinkan ibunya di apartemen Lewis Tang, setiap kali Chris Lu pergi ke apartemennya, Clarice Lu akan ikut.

Chris Lu pergi melihat Lewis Tang, dan Clarice Lu pergi melihat anak kucingnya.

Didalam ruang tamu, Lewis Tang dan Chris Lu sedang bermain catur, yang mereka mainkan adalah Go, Clarice Lu tidak mengerti, juga tidak tertarik sedikitpun.

Dia berada di balkon untuk bermain dengan anak kucingnya, itu hanyalah anak kucing sekarat yang dia selamatkan dari tembok tinggi, yang sudah banyak bertumbuh, penampilan berbulunya itu sangat lucu. Clarice Lu memberinya nama yang disebut Pussy.

Seekor kucing jantan bernama Pussy, setiap kali saat dia memanggilnya, Chris Lu akan memberi dengusan hina terhadap nama yang sangat busuk ini.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu