Waiting For Love - Bab 48 Pilihlah Salah Satu Diantara Aku Dan Dia

David Luo memiliki mata yang jernih bagaikan mata burung phoenix yang indah, setelah terdiam sejenak, baru bersuara, "Kalau ini adalah apa yang kamu inginkan, baik, aku akan menerimanya".

Clarice Lu tidak mungkin menyuruh David Luo untuk menginap disini, jadi, saat hari mulai gelap, David Luo telah pergi.

David Luo kembali ke Villa Blue Mountain, awalnya berencara untuk mencari Jasmine Man untuk berbincang-bincang, tapi, setelah menunggu sampai tengah malam, dia baru pulang dengan keadaan telah mabuk berat.

"Eh, akhirnya kamu bersedia untuk pulang ke rumah". Jasmine Man melemparkan sepatu yang terpakai di kakinya, dan berjalan mendekat dengan sempoyongan, lalu jatuh dan duduk di samping David Luo.

Dia bersandar ke pelukannya David Luo, aroma anggur yang menusuk membuat David Luo mengerutkan kening karena tidak menyukainya, kebetulan pada saat itu juga, ponsel yang terletak di atas atas meja bergetar, David Luo tidak mempedulikan dia, langsung mengambil ponsel dan mengangkat telpon, lalu meletakkan ponsel ke tempat semula lagi.

Jasmine Man benar-benar telah mabuk berat, bahkan berani mengambil ponsel dia, lalu menemukan foto Clarice Lu dari galeri di ponsel. Dia selama ini tahu, didalam ponselnya tersimpan foto Clarice Lu, beberapa adalah foto saat mereka bekerja bersama, Clarice Lu telah tertidur karena kelelahan, dan dia diam-diam memfotonya. Ada juga yang tidak sengaja terfoto dari jarak yang lumayan jauh.

Semua foto ini, sangat menusuk mata Jasmine Man, dia baru saja ingin menekan pilihan untuk menghapusnya, tapi malah telah direbut dengan paksa oleh David Luo.

"Jasmine Man, kamu gila ya!" Dia berteriak, dan menggenggam ponsel dengan sangat erat di dalam genggamannya, bagaikan sedang melindungi benda berharga.

Jasmine Man merebah ke sofa, seketika air mata mulai mengalir. "Aku memang telah gila, ini semua karena kamu. Tiga tahun ini, jelas-jelas akulah yang menemanimu disisimu, tapi kamu tetap saja tidak merelakan Clarice Lu. Dia saja telah memiliki hubungan yang tidak jelas dengan seorang pria, tapi, ketika dia jatuh sakit, kamu malah memilih untuk kesana menjaga dia, jadi bagaimana denganku, siapa aku dimatamu?“

Jasmine Man menangis membuat wajahnya kelihatan menyedihkan, sudah kehilangan kecantikannya. Dia memegang lengan David Luo dengan erat, dan menghapuskan air mata dengan bajunya yang lurus itu, "David, aku sudah tidak tahan lagi, kamu hanya boleh memilih salah satu diantara aku dan dia".

David Luo mengedipkan matanya sekali dan melihat dia, tangannya dengan perlahan mengcengkram wajah bagian bawahnya, karena tenaga yang digunakan terlalu kuat, wajah Jasmine Man menjadi sangat jelek. "Elisa, jangan menanyakan pertanyaan bodoh seperti ini lagi, aku telah memilih tiga tahun lalu".

Satu kalimat, membuat hati Jasmine Man menjadi murung. Tiga tahun lalu, dia memilih untuk menikah dengan Clarice Lu, dan bukan dengan dia.

"Tapi sekarang?" Jasmine dengan ragu bertanya.

"Sekarang, juga sama". Pandangan mata David Luo begitu serius, "Elisa, sebaiknya kita berpisah".

"Tidak, aku tidak ingin berpisah denganmu". Jasmine Man mengalirkan air mata, menggelengkan kepala, menjawabnya dengan histeria.

David Luo tertawa sinis, mengambil jas baju yang terletak di punggung sofa, "Kamu telah mabuk, tunggu sampai kamu telah sadar baru kita bahas lagi".

"David". Jasmine Man tiba-tiba memeluk tubuhnya dari belakang, untuk menghalangi langkah kaki kepergiannya.

David Luo malah dengan tega menghempaskan tangannya, dan mendorongnya. "Elisa, seharusnya kamu berusaha memahami situasi, kita berpisah atau tidak adalah keputusanku. Sekarang, aku telah memutuskan, kamu harus menurutinya. Kalau kamu cerdik, seharusnya berpikir baik-baik sebaiknya meminta syarat seperti apa yang paling menguntungkan bagimu untuk berpisah denganku".

Setelah David Luo mengatakannya, dia langsung membanting pintu dan pergi. Suara pintu yang terbanting keras, telah membuat Jasmine Man dari keadaan mabuk menjadi setengah sadar. Dia duduk lemas lantai yang berwarna merah kecoklatan, tidak mengalirkan air mata lagi.

Dia, Jasmine Man, bukanlah orang yang mudah menyerah.

Villa Country Bay.

Clarice Lu telah selesai mandi dan bersiap untuk tidur, malah terdengar suara ketukan pintu yang keras. Ketika Clarice Lu membuka pintu, Elsa Mo datang dengan kelelahan.

"Ada air tidak? Aku hampir mati kehausan". Elsa Mo melemparkan sepatunya di luar pintu, dan masuk dengan kaki telanjang, langsung berjalan ke depan kulkas, mengambil sebotol coca cola, dan meminumnya dengan cepat.

"Kenapa kamu pulang?" Clarice Lu menutup pintu, dengan perasaan sedikit kaget menanyakan.

Kamu keluar dari rumah sakit, bagaimana mungkin aku tidak pulang untuk melihatmu. Awalnya mengira sempat untuk pergi menjemputmu keluar dari rumah sakit, tapi, malah setelah disyuting puluhan kali baru selesai, makanya tertunda". Elsa Mo mengeluh.

Clarice Lu duduk di sofa, sambil mengelap rambut yang masih basah dengan handuk, sambil menertawakannya, "Adegan ciuman lagi ya?"

"Minggat!". Elsa Mo membalikkan mata putihnya itu. lalu membuang botol coca cola yang telah kosong itu ke tempat sampah. "Kamu sekarang sudah kembali sehat?"

"Iya, tidak begitu parah lagi".

"Clarice, kamu begitu berusaha demi pria seperti David Luo, apakah semua itu layak?" Elsa Mo merasa sangat tidak senang.

Clarice Lu tersenyum sebentar, dan terdapat maksud menertawakan. Meletakkan handuk di meja dengan sembarangan. "Bahkan kamu pun merasa aku berjuang demi dia? Elsa Mo, jangan lupa aku juga memiliki setangah sahamnya Perusahaan Entertainment HU".

Arti dari perkataannya merujuk pada, perjuangannya selama ini, hanya untuk dirinya sendiri.

"Kamu perlu berjuang untuk uang?" Elsa Mo terkejut, sebagai nona dari keluarga Lu, Clarice Lu bisa dibilang adalah anak orang kaya, kalaupun orang tuanya telah bercerai, dia tetap bermarga Lu, sama sekali tidak pernah kekurangan dalam hal uang dan harta.

"Uang sangat berguna saat dibutuhkan, lain kali kamu akan mengerti". Clarice Lu menggantungkan penjelasannya.

Elsa Mo juga tidak menanyakannya lebih lanjut, lalu membukakan tasnya, dan memberikan sebuah dokumen kepadanya, "Ini adalah hal yang kamu suruh aku selidiki, demi hal ini aku telah berhutang budi tehadap banyak orang".

"Kamu meminta bantuan Felix Ang untuk menyelidiki lagi ya. Hutang budi atau ada perasaan?" Clarice Lu menundukkan kepala untuk melihat dokumennya, menertawakannya. Tapi sebelum sempat dikatakan sampai habis, sebuah bantal terbang ke arahkan, dia dengan cekatan menghindarinya, bantalnya jatuh ke lantai, sama sekali tidak mengenai Clarice Lu.

Tapi sebenarnya, Elsa Mo memang meminta bantuan Felix Ang. Clarice Lu ingin menyelidiki masalah tentang Paul Li dan spanduk iklan, Elsa Mo telah membayar beberapa penyelidik tapi tidak memiliki hasil apapun, jadi mencari Felix Ang.

Bawahan dari Lewis Tang tidak pernah memberi bantuan gratis, apalagi dengan kinerja Felix Ang yang bagitu bagus, dalam waktu sehari, dokumennya telah sampai pada tangan Elsa Mo.

Clarice Lu telah selesai melihatnya, ekspresi wajahnya berubah menjadi tidak senang. Lewis Tang tidak membohonginya, surat kontrak spanduk iklan telah berada di tangan Tang's Corp. Sedangkan Paul Li ini, merupakan teman bar dari Ramsey Wang, merupakan orang yang sama jahat, dari awal sudah mempermainkannya.

"Spanduk iklan dipegang oleh Tang's Corp., sepertinya akan menargetkan mereka. "Clarice Lu meletakkan dokumen, bersandar ke sofa bermalasan, dua jarinya menekan di samping keningnya, merasa sedikit pusing.

"Kamu masih belum menyerah?"

"Aku tidak akan menyerah sampai mencapai tujuan!" Clarice Lu mengatakannya dengan penuh arti, telapak tangan dihentakkan ke dokumen di atas meja menghasilkan suara yang keras, "Tapi, aku ingin membereskan orang yang bermarga Li ini dulu".

Paul Li telah mencelakai dia hingga harus tinggal di rumah sakit selama setengah bulan, hampir saja kehilangan nyawa, dia tidak akan menerima kerugian ini dengan begitu saja.

"Perlu bantuan tidak?" Elsa Mo menanyakan, Paul Li pernah meminta Elsa Mo untuk menemaninya tidur, sebenarnya, Clarice Lu hanya perlu mendorong dia keluar, semua masalah akan terselesaikan. Hal seperti ini sama sekali tidak jarang terjadi dalam dunia sosial media, tapi Clarice Lu tidak melakukannya. Ini membuat Elsa Mo menjadi terharu.

"Syutinglah filmnya dengan baik, ini juga merupakan bantuan besar bagiku". Clarice Merenggangkan pinggangnya, kelopak matanya bagaikan saling berantam, "Kamu malam ini tidak pulang?"

"Tidak mau lagi, tinggal di tempatmu. Wanita cantik, mau tidak tidur bersama?" Elsa Mo berkata dengan wajah senyum ceria sambil memegang dagunya Clarice Lu.

Clarice Lu menjadi merinding di sekujur tubuhnya, aku tidak memiliki hobi seperti itu, lalu kembali ke kamarnya.

Keesokan harinya, Clarice Lu bangun tepat waktu, dia memakai satu set baju kantor merek Chanel keluaran terbaru, dan memakai dandanan yang cantik, lalu muncul di perusahaan.

Dia tidak datang selama setengah bulan, perusahaan sepertinya tidak memiliki perubahan apapun, semuanya berjalan sesuai dengan aturannya, hanya saja dokumen di meja telah menumpuk setinggi gunung.

Berdasarkan proses, setiap dokumen semua bidang dalam perusahaan harus menyerahkannya kepada dia, setelah melalui proses pengelompokan, yang tidak penting akan ditangani langsung oleh Clarice Lu, yang lebih penting akan diserahkan kepada kantor CEO untuk ditangani. Beberapa tahun ini David Luo telah terbiasa dengan sistem seperti ini, ketika Clarice Lu tidak bekerja, dokumen menumpuk terus selama ini.

Clarice Lu sangat penasaran, bagaimana kalau suatu hari dia sangat sial dan mati, apakah perusahaan milik David bisa bertahan atau tidak.

Clarice Lu duduk di kursi, setelah membukakan komputer, dia mulai membereskan dokumen. James asistennya mengetuk pintu dan masuk, dan mengatakan keadaan hari ini.

Clarice Lu sambil menundukkan kepala membereskan dokumen, sambil mendengarkan dia. Setelah selesai mendengarkannya, dia mengangkat kepala dan mengatakan, "Luangkanlah waktumu malam nanti, pesankan sebuah ruangan karaoke dengan luar 80 meter kuadrat, yang memiliki satu kamar untuk orang dewasa dan satu kamar lagi untuk anak-anak. Nanti malam aku ingin mentraktir orang kantor untuk karaoke bersama.

"Mengerti, aku akan segera mengurusnya". Tidak ada acara tahunan ataupun acara peringatakan apapun, direktur malah ingin mentraktir, dan meminta harus yang dalam ruangan pula, walaupun James penuh dengan tanda tanya, tapi tetap tidak menanyakannya, dengan sikap penurut melakukan perintah.

Clarice Lu telah sibuk seharian, tapi sama sekali tidak melupakan hal malam ini. Sebelum pergi, dia sengaja mengganti busananya dan memakai gaun, riasan yang dipakai juga lebih menawan dari sebelumnya.

Asistennya mengirimkan alamat ke ponselnya, ternyata terletak di Pesisiran Pandawa, sungguh sangat kebetulan, itu merupakan daerah kekuasaan Lewis Tang.

Clarice Lu saat ini tidak begitu mempedulikan hal ini, dia berbegas menghindari waktu padat orang pulang kerja, dia menyetir mobil dan sampai ke suatu tempat, menghentikan Paul Li yang hendak pergi setelah pulang kerja.

"Paul Li, masih sama seperti dulu". Dia menurunkan kacamata hitam di wajahnya, dengan senyuman yang mempesona melihat Paul Li.

Sedangkan ketika Paul Li melihat dia, sama sekali tidak bisa mengeluarkan senyuman, "Direktur Lu, lama tidak bertemu, sebelumnya telah berjanji untuk saling bertemu membahas tentang spanduk iklan, aku sudah menunggu terlalu lama tapi tidak bertemu dengan orang perusahaanmu, jadi, aku memberikannya kepada orang lain".

Paul Li mencari alasan yang masuk akal untuk menutupi masalah ini.

Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu