Waiting For Love - Chapter 88 Ternyata Ini Maksud Perkataan Lewis Tang Tidak Bisa Tidur (2)

Garis pandang didepan matanya berubah buram, dirinya mengedip-kedipkan matanya dengan lebih kuat lagi, air mata itu hampir menetes dari matanya, Clarice Lu menjulurkan jarinya yang putih pucat itu, mulai menghitung bintang-bintang dilangit, satu, dua, tiga, tanpa dirasa-rasa, kelopak matanya perlahan menutup, membentuk satu garis tipis.

Clarice Lu mengira bahwa dirinya akan terjaga semalaman, diluar dugaannya, dirinya perlahan-lahan tertidur. Tiga tahun ini, David Luo sudah cukup menyakitinya, bahkan hati yang paling hangat pun telah hancur.

Perasaannya terhadap pria itu perlahan-lahan berkurang, sampai-sampai tidak cukup lagi untuk membuat Clarice Lu terjaga hanya karena memikirkan pria itu.

Pagi yang cerah keesokkan harinya, Clarice Lu terbangun oleh sinar matahari dan angin laut, angin bertiup menggerakan tirai putih itu, tirai putih tipis yang mengambang-ngambang diudara itu, memberikan orang perasaan romantis dan indah.

Clarice Lu terbangun dari tempat tidur itu, duduk, dan merenggangkan pinggangnya, dia yang biasanya hanya bisa tidur ditempat tidurnya sendiri, tiba-tiba bisa tertidur pulas diatas tempat tidur itu, benar-benar pengalaman yang susah didapatkan.

Dia keluar dari dalam selimut, lalu turun dari tempat tidur itu, mendorong buka pintu kamar itu, dirinya langsung melihat sekantong pakaian tergantung diatas lengan pintu itu, tidak perlu dipikir lagi dirinya juga sudah tahu, itu adalah pakaian ganti yang dibelikan oleh Lewis Tang untuk dirinya.

Terhadap sikap pria itu yang peduli dan penuh perhatian, Clarice Lu memang merasa sedikit tersentuh.

Dia menjinjing masuk kantong plastik itu, menutup kembali pintu ruangan itu dengan rapat. Tanpa disangka-sangka, kantong itu tiba-tiba berisi gaun putih sifon yang dicobanya kemarin malam.

Setelah berganti mengenakan gaun putih itu, dia turun menyusuri tangga kayu itu, vila yang sangat besar itu sangat hening, sampai-sampai suara sepatunya menuruni anak tangga itu dapat terdengar dengan sangat jelas.

“CEO Tang, apakah saya boleh masuk?” Clarice Lu berdiri didepan pintu ruang belajar itu, dengan penuh sopan santun mengetuk pintu, tetapi, meskipun sudah menunggu lama, tidak ada balasan apapun. Jelas bahwa Lewis Tang tidak sedang didalam sana.

Ketika pergi ke dapur untuk mengambil air, dirinya baru menyadari pesan yang ditinggalkan oleh Lewis Tang itu.

Pria itu memiliki kebiasaan olahraga pagi, jadi, setelah selesai membuat sarapan pagi, dia langsung keluar.

Clarice Lu duduk disamping meja makan itu dan mulai menyantap sarapan paginya. Mungkin karena vila itu tidak memiliki banyak bahan makanan, sarapan pagi itu hanya ada roti dan susu, serta telur goreng mata sapi.

Ketika menyantap makanannya itu, Clarice Lu masih sambil berfikir, pria seperti Lewis Tang, yang ahli dalam pekerjaannya, bisa masak, sangat sulit untuk dijumpai, dia benar-benar tidak mengerti mengapa ibunya bisa meninggalkannya.

Setelah selesai sarapan, Clarice Lu membereskan meja makan tersebut, semua peralatan makan yang digunakannya, mangkok, piring, semuanya dimasukkan kedalam kubangan air itu. Dirinya bermalam dan sarapan gratis disana, melakukan sedikit pekerjaan rumah merupakan hal yang wajar.

Karena takut mengotori gaun yang dikenakannya itu, setelah dirinya mengenakan celemek yang diambilnya dari sandaran kursi itu, barulah dia memutar keran air itu dan mulai mencuci piring. Barulah dirinya mencuci sebagian mangkok dan piring itu, bel didepan pintu mendadak berbunyi.

Clarice Lu mengira bahwa Lewis Tang telah kembali, setelah menggosok-gosokkan kedua tangannya yang dipenuhi busa itu dibagian pinggang celemeknya, dirinya bergegas berlari kearah pintu masuk itu, mulutnya masih tidak dapat menahan untuk meneriakkan, “Kenapa tidak membawa kunci ketika keluar tadi pagi.”

Clarice Lu membuka pintu itu, diluar dugaannya, yang berdiri diluar sana bukanlah Lewis Tang, melainkan seorang wanita, seorang wanita dewasa yang sangat teramat cantik. Tubuhnya dibalut gaun panjang berwarna merah mawar, rambunya yang panjang diikat tinggi, terlihat dermawan dan anggun.

Wanita itu juga tidak asing bagi Clarice Lu, Carol Lin, ketika dirinya dirawat dirumah sakit karena lambungnya berdarah, Carol Lin adalah dokter yang bertanggung jawab.

Hanya saja, Carol Lin yang muncul didepan pintu vila Lewis Tang, pemandangan itu membuat dirinya terkejut. Apakah mereka memang adalah teman lama? Apa hubungan mereka menjadi dekat setelah terakhir kali berkenalan dirumah sakit itu? Carol Lin yang muncul dipagi hari itu, ada keperluan apa mencari Lewis Tang? Rentetan pertanyaan muncul dalam benak Clarice Ye.

Tetapi itu semua tidaklah penting, yang penting adalah bagaimana dia harus menjelaskan dirinya yang pagi-pagi buta sudah berada didalam vila milik Lewis Tang itu.

“Dokter Lin?” Mengingat sopan santun, Clarice Lu memanggil wanita itu, setelahnya, dirinya sangat canggung sampai-sampai tidak tahu lagi harus berkata apa.

Sebaliknya, bagi Carol Lin, bisa bertemu dengan Clarice Lu disana juga merupakan sebuah kejutan. Dirinya mengetahui bahwa Lewis Tang sedang berada di vila pinggir pantai itu setelah bertanya pada Vanessa Bai melalui telepon. Hanya tidak menyangka bahwa Clarice Lu juga akan berada disana.

Celemek itu masih terikat erat dipinggangnya, membuatnya terlihat seperti tuan rumah itu. Carol Lin memandangi Clarice Lu yang berdiri dihadapannya itu, cahaya dalam matanya perlahan-lahan memudar.

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu