Waiting For Love - Bab 187 Apa Yang Sebenarnya Telah Dia Lupakan

Begitu Chris Lu mengatakan itu, dia langsung sedikit menyesal. Dia benar-benar dibuat kesal dan pusing oleh Clarice Lu dan Elsa mo. Tetapi kata-kata tersebut telah diucapkan, seperti air yang sudah terciprat keluar, tidak akan bisa diambil kembali.

Karena kamu ingin bersama Lewis Tang, ibu kita justru telah dibunuh olehmu!

Kata-kata impulsif dari Chris Lu ternyata membuka kenangan lama yang telah terkubur oleh debu.

Clarice Lu sama sekali tidak bodoh. Meskipun kalimatnya Chris Lu sangat sederhana, tetapi itu mengandung banyak makna. Dia secara samar telah mengerti, tetapi dia tidak berani untuk mempercayainya dan juga tidak mau mempercayainya.

Setelah Chris Lu marah kemudian dia perlahan-lahan menenangkan diri. Kemudian dia duduk di sofa kulit yang lebar dan mulai menghisap rokoknya dengan cepat. Asap tebal menyebar memenuhi ruangan, dan suaranya yang kecil terdengar melalui asap keluar, terdengar agak samar, tapi setiap katanya tepat mengenai hati Clarice Lu.

“Clarice Lu, tidakkah kamu selalu ingin tahu siapa pria yang telah kamu lupakan? Aku beritahu kamu sekarang, dia adalah Lewis Tang.”

Clarice Lu pernah bilang bahwa adalah hal yang menakutkan untuk tidak memiliki ingatan. Tetapi bagi Chris Lu, dia lebih ingin Clarice Lu tidak pernah ingat selamanya, tidak pernah ingat bahwa seorang bajingan bernama Lewis Tang dulu pernah menyakitinya. Chris Lu lebih ingin Clarice Lu menjalani hidupnya tanpa perlu tahu.

Wajah kecilnya Clarice Lu yang cantik telah sepenuhnya memucat. Dia hanya merasa kakinya tidak bertenaga. Jika dia tidak bersandar pada dinding dengan tangannya, dia sudah jatuh ke lantai dari tadi.

“Tidak, aku tidak percaya,” kata Clarice Lu terisak-isak, air mata mengalir dengan lembut tanpa suara di pipinya yang pucat.

Jika Lewis Tang adalah orang yang dia lupakan dalam ingatannya, maka selama ini tindakannya seperti permainan cinta, dan dia secara bertahap merayunya jatuh ke dalam perangkapnya yang lembut.

“Chris Lu, apa kamu tidak salah ingat? Jika Lewis Tang pernah bersama dengan Clarice Lu lima tahun yang lalu, apa yang terjadi pada putranya?” Elsa Mo merasa sedikit tidak bisa percaya setelah mendengarnya.

“Salah ingat? Kuharap aku juga salah ingat,” Chris Lu tertawa dingin sambil mematikan rokok yang ada dijepit di antara kedua jarinya. Cahaya yang menyala di antara dua jarinya mati, layaknya sebuah harapan yang menghilang.

Ketika dia menyebutkan anak, kepala Clarice Lu penuh dengan suara teriakan ayahnya. Tangannya menekankan perutnya, dia menutup matanya untuk menghentikan air matanya mengalir. Bulu matanya yang panjang dan keriting telah menjadi kucel karena air matanya.

Dia tahu bahwa semua yang dikatakan Chris Lu adalah benar.

Ruangan itu itu tiba-tiba menjadi sunyi senyap. Ketika Clarice Lu membuka matanya lagi, di depan matanya tampak sebuah pemandangan yang dingin dan kosong. “Kakak, aku sedikit lelah. Aku akan kembali ke kamarku untuk istirahat.”

Suara Clarice Lu yang terdengar tenang membuat orang khawatir. Dia perlahan menegakkan punggungnya dan berjalan ke ruang tamu langkah demi langkah.

“Clarice Lu。” Elsa Mo dengan khawatir memanggilnya.

Sedangkan Clarice Lu, seolah tidak mendengarnya sama sekali, berjalan dengan terhuyung-huyung kembali ke kamarnya dan kemudian dia membanting pintu menutup kamarnya dengan erat.

“Jangan ganggu dia, biarkan dia menenangkan diri.” Setelah Chris Lu bicara, dia menghela napas dan berdiri untuk kembali ke kamarnya.

Pada saat ini, Clarice Lu mengunci diri di kamarnya, tubuhnya menempel ke belakang pintu, tangannya menutupi bibirnya untuk menutupi suara isak tangisnya.

Dia tidak tahu sudah menangis berapa lama, barulah Clarice Lu menyeret tubuhnya yang lelah ke kamar mandi. Dia membuka keran air, dan bahkan dia lupa untuk melepas pakaiannya, dia langsung berdiri di bawah air pancuran untuk mandi.

Di cermin yang lebar di kamar mandi, terpantul bayangan seorang wanita yang kesulitan. Clarice Lu memandangi dirinya sendiri tak berdaya, dia perlahan-lahan mengangkat roknya, mengungkapkan bekas luka yang ditinggalkan oleh operasi caesar di perutnya, luka ini terlihat sangat jelek dan mengerikan. Bekas luka inilah yang mengingatkannya sepanjang waktu bahwa dia memiliki anak di masa lalu, bukanlah hanya sekadar mimpi.

Jadi, bagi Clarice Lu, kenangan yang terlupakan itu seperti mimpi yang panjang. Ketika dia terbangun dari mimpinya, dia juga bertanya kepada Chris Lu apakah dia pernah melahirkan seorang anak, kalau tidak, bagaimana dia bisa memiliki bekas operasi Caesar di perutnya.

Namun Chris Lu memberitahunya bahwa bayi itu lahir prematur dengan umur kurang dari sebulan dan kemudian meninggal saat lahir. Dia saat itu sangat bersedih untuk waktu yang lama.

Sebenarnya, anaknya masih hidup, hanya saja telah terlupakan dalam ingatannya. Bahkan jika anak itu berdiri di depannya, dia hanya menganggapnya sebagai orang asing. Kalau dipikir-pikir sungguh sangat menyedihkan.

Dan Lewis Tang, ayah dari anak-anaknya. Meskipun dia tidak bisa mengingat masa lalu di antara mereka. Tapi Clarice Lu berpikir, itu pasti cinta yang tidak berhasil. Karena sampai hari ini, hatinya masih sakit ketika dia memikirkan matanya yang sedih.

Clarice Lu mengepalkan tangannya dan memukul kepalanya sekuat tenaga. Kenapa dia tidak bisa mengingat apapun? Apa yang sebenarnya telah dia lupakan!

Setelah dia basah kuyup oleh air dingin. Clarice Lu menjadi demam malam itu. Panasnya sangat luar biasa.

Keesokan paginya Elsa Mo mengetuk pintu dan memanggilnya untuk makan, tetapi tidak ada jawaban untuk waktu yang lama. Kemudian barulah dia mengetahui bahwa Clarice Lu menderita demam tinggi dan terlihat sangat kesakitan.

“Clarice Lu, Clarice Lu, ayo bangun!”

“Elsa Mo, aku sangat mengantuk. Biarkan aku tidur sebentar lagi. Aku tidak mau pergi kerja hari ini.” Mata Clarice Lu hanya terbuka sendiri, mulutnya berbicara bergumam samar-samar. Dia hanya merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya, dan kepalanya semakin sakit. Dia membalikan badannya dan tertidur lagi.

Elsa Mo meminta Kakak Ipar Yue untuk membawa termometer digital. Clarice Lu ternyata mengalamai demam sampai 38 derajat. Dia dengan paniknya segera memanggil dokter swasta.

Setelah dokter tiba, dia memberikan infus untuk Clarice Lu dan memberikan dua kotak obat untuk penurun demam. Dia menjelaskannya cara menkonsumsinya, barulah dia pergi.

Demamnya terus tinggi sampai malam hari, barulah demamnya Clarice Lu mereda, dan dia pun terbangun.

Elsa Mo ada di samping tempat tidurnya menjaganya, wajahnya tampak khawatir. “Clarice Lu, aku tahu hatimu pasti sangat sulit menerima kenyataan ini, tetapi kamu juga tidak boleh menghukum dirimu sendiri karena kesalahan orang lain.”

Clarice Lu menatapnya terkejut, dia membutuhkan sedikit waktu untuk bereaksi. Elsa Mo berpikir bahwa dia sengaja membuat dirinya jatuh sakit.

Sebenarnya, dia hanya ceroboh waktu itu. Setelah mandi, dia merasa sedikit kedinginan. Dia tidak menyangka akan demam. Setelah meminum dua tablet oblat penenang, dia berbaring ke atas tempat tidur. Ketika dia terbangun di tengah malam, dia merasa tidak enak badan dan dia sudah demam dan tidak ada energi.

“Sakit ini hanyalah kecelakaan. Kamu tidak perlu khawatirkan aku.”

“Apa kamu sudah merasa lebih baik?” Tanya Elsa mo.

“Ya.” Clarice Lu menganggukan kepala. Setelah demamnya mereda, dia tidak merasakan apa-apa selain tubuhnya yang lemas tidak bertenaga.

“Kalau begitu bangunlah dan makan. Kamu bukan gadis berumur 17 tahun yang frustasi hanya karena seorang pria.” Elsa Mo membawa semangkuk bubur putih hangat dan memberikannya ke tangan Clarice Lu.

Seninggu berikut setelahnya, Clarice Lu dan Lewis Tang benar-benar memutuskan hubungan sepenuhnya. Minggu berikutnya, dia menerima telepon dari Alex. Dia memberitahunya bahwa Lewis Tang akan keluar dari rumah sakit.

Clarice Lu, memegang ponselnya dan tanpa ekspresi sedikit pun di wajahnya dan berkata dengan santai di telepon, “Benarkah? tolong gantikan aku untuk memberikan selamat padanya atas kesembuhannya dan keluar dari rumah sakit.”

Lalu dia menutup telepon.

Pada hari lewis Tang meninggalkan rumah sakit, salju turun sangat lebat karena mulai masuk musim dingin.

Di pagi hari, Clarice Lu pergi dengan membawa payung. Chris Lu tahu ke mana dia akan pergi, tetapi dia malah tidak menghentikannya. Jika dia sekarang ingin menghalanginya lagi, sudah tidak artinya lagi.

Ketika Clarice Lu pergi mengendarai mobilnya ke rumah sakit, Lewis Tang baru saja mengurus prosedur untuk keluar rumah sakit. Dia duduk di mobil dan dari kejauhan dia melihat Lewis Tang dan Carol Lin keluar dari pintu utama rumah sakit berjalan berdampingan. Pria sangat tampan dan wanitanya sangat lembut dan cantik. Sepintas, mereka benar-benar seperti sepasang kekasih yang serasi alami.

Clarice Lu menertawakan kenapa dirinya tidak menyadarinya dari dulu.

Dia mendorong pintu dan turun keluar dari mobil. Dia menginjak salju di bawah kakinya dan berjalan mendatangi mereka.

“Clarice Lu.” Saat Lewis Tang melihatnya, tatapan matanya yang dalam membuat suasana menjadi sedikit rumit.

Tapi Carol Lin tetap tersenyum manis, sosoknya bermartabat dan murah hati, nada bicaranya lembut dan sopan, “Kamu datang kemari ya, Clarice Lu. Aku hanya bertanya kepada Lewis Tang mengapa kamu tidak datang untuk menjemputnya keluar dari rumah sakit.”

“Dokter Lin, ada yang ingin aku katakan kepadanya. Bisakah tinggalkan kami sebentar?” Clarice Lu tiba-tiba memotong perkatannya, mulai dari ekpresi dan nada bicaranya, semuanya tanpa kehangatan sedikit pun.

Carol Lin terkejut sejenak, dan senyum di bibirnya seperti membeku di wajahnya. Dia tidak tahu apakah Clarice Lu memang sengaja, tetapi hal ini membuat dia tidak bisa berkata apa pun.

Carol Lin tidak mendekatinya selangkah pun, tetapi secara tidak sadar dia menatap Lewis Tang.

“Carol Lin, aku sudah merepotkanmu beberapa hari. Tolong kamu kembali dulu, nanti aku hubungi lagi lain hari.” Lewis Tang berkata kepadanya.

Carol Lin mengangguk. Bibirnya sedikit cemberut dan dia berusaha untuk tersenyum walau tidak berhasil.

Setelah Carol Lin pergi, Lewis Tang dan Clarice Lu berdiri saling bertatapn, tidak ada satupun yang bergerak. Mata Clarice Lu yang bersih terpaku padanya, bahkan kelopak matanya tidak berkedip,rasanya seperti akan menatapnya untuk waktu yang lama.

Salju turun semakin lebat, dia tidak memegang payungnya. Salju yang turun segera menutupi kepalanya dan lapisan salju biru dan putih menutupi rambutnya.

Ada keheningan panjang di antara mereka. Lewis Tang maju selangkah dan dengan diam-diam mengulurkan tangan untuk memberikan teduhan kepalanya, menghalangi salju yang melayang jatuh kepadanya.

Jika bukan karena suasana hatinya yang sedang seperti ini, Clarice Lu mungkin akan berpikir bahwa saat ini benar-benar saat yang romantis dan indah.

“Kupikir kamu tidak akan datang.” Lewis Tang menjadi yang pertama untuk memulai pembicaraan. Mungkin itu adalah karena dia baru saja sembuh dari penyakit yang serius. Dia terlihat agak kuyu, tetapi itu tidak mempengaruhi ketampanannya, malah menambahkan sosok melankolis yang menawan.

Pria ini selalu beruntung dan diberkati.

Clarice Lu tidak heran mengapa dia bisa jatuh cinta pada pria ini. Dia sangat pintar untuk merayunya sehingga membuat dia tergoda tanpa alasan. Bahkan sekarang, dia tidak bisa melepaskan diri dari genggamannya.

Clarice Lu tidak tahu apakah harus memuji pesona Lewis Tang yang tanpa batas atau menertawakan kebodohan dirinya.

Bukankah dia sudah menunjukkannya dengan jelas? Bagaimana bisa orang asing mengenalnya dengan begitu baik? Dia ternyata tidak pernah meragukannya.

“Aku di sini bukan untuk menjemputmu keluar dari rumah sakit, Lewis Tang. Ada yang ingin kutanyakan padamu.”

“Ya, apa yang mau kau katakan, bagaimana kalau kita bicarakan di rumah?” Lewis Tang memegang tangannya yang kedinginan dengan erat ke dalam telapak tangannya.

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu