Waiting For Love - Bab 241 Ini Sudah Cukup Walaupun Memang Sebuah Hukuman

Dyson umumnya selalu bersikap sangat pengertian dan nurut, mungkin karena sedang sakit, sehingga ia kini menjadi lebih keras kepala.

Clarice Lu belum mempunyai banyak pengalaman dalam menghadapi anak-anak, sehingga ia semakin tidak tahu harus berbuat apa pada saat ini. Ia kemudian tiba-tiba teringat saat ia kembali ke Kota LinXi bersama dengan Lewis Tang, kebetulan sekali ia sedang terburu-buru karena Dyson yang sakit demam, sehingga Lewis Tang tidak pergi ke rumah sakit untuk mengantarnya.

Clarice Lu tidak tahu harus berbuat apa, sehingga ia memutuskan untuk mengambil ponselnya, lalu menelepon Lewis Tang.

Lewis Tang menerangkan bagaimana cara menurunkan suhu badannya dengan sangat jelasm namun hal-hal yang dapat menurunkan suhu badannya itu tidak tersedia di rumah Clarice Lu, ia hanya dapat menggunakan es batu yang berada di dalam lemari esnya terlebih dahulu.

Keadaan jalan di Kota B selalu tidak terlalu baik, namun, untung saja itu adalah malam hari dan tidak macat, sehingga Lewis Tang segera datang dengan cepat, ia bahkan membawa kotak obatnya kemari.

"Lewis Tang,"Clarice Lu membuka pintunya, wajahnya terlihat sangat khawatir.

"Anak sakit demam itu adalah hal yang biasa, kamu tidak perlu terlalu khawatir,"Lewis Tang meyakinkannya, lalu segera pergi ke kamar anak.

Lewis Tang kembali mengukur suhu tubuhnya, ternyata masih saja 39 derajat,"Dyson, apakah kamu sakit kepala?"Ia bertanya.

"Iya, masih terasa pusing,"Jawab Dyson, wajahnya benar-benar memerah panas.

Lewis Tang segera membuka kotak obat, lalu mencari obat penurun panas untuk anak-anak, kemudian memberikannya kepada Dyson. Ia kemudian membasahi sebuah kapas dengan alkohol, lalu mengelapnya ke tangan dan kakinya, Clarice Lu terus berdiri di sisinya dan melihat dirinya yang sibuk, ia tidak terlalu bisa ikut campur. Pada saat ini, Clarice Lu benar-benar merasa bahwa dirinya tidak ada gunanya, ia memang tidak cocok menjadi seorang ibu.

Setelah Lewis Tang selesai dengan kesibukannya, ia menutupi anak tersebut dengan selimut, lalu berkata kepada Clarice Lu,"Kita keluar saja dahulu, biarkan Dyson istirahat sejenak."

Clarice Lu menganggukkan kepalanya, kemudian mengikutinya keluar dari kamar anak.

Bibi sudah menyadari dan kembali ke kamarnya sendiri, sehingga kini hanya tersisa Lewis Tang dan Clarice Lu di ruang tamu.

Clarice Lu menuangkan segelas air hangat kepada Lewis Tang,"Tidak ada kopi di rumah, mohon kamu maklumi."

Lewis Tang menggerakan ujung bibirnya, kemudian memberikan sebuah ekspresi yang datar. Ia sepertinya selalu memintanya untuk memakluminya. Namun sebenarnya, selama ia berada di sisinya, walaupun ia memberikan obat racun kepadanya, Lewis Tang juga tetap akan memakluminya, ia bahkan bersedia untuk menerima hukumannya.

"Jika demamnya masih belum turun satu jam lagi, bawa dia ke rumah sakit untuk menghindari demamnya mengakibatkan pneumonia, ataupun bisa saja mengungkit penyakit lainnya,"Lewis Tang menundukkan kepalanya dan melihat jam tangannya, lalu menghitung waktunya.

Clarice Lu duduk di kursi seberangnya, wajahnya terlihat sangat khawatir,"Maaf, aku yang tidak menjaga Dyson dengan baik, sehingga ia kini jatuh sakit."

Lewis Tang mengangkat kepalanya, pandangan dari mata hitamnya itu tertuju kepadanya, pandangannya itu benar-benar sungguh hangat dan lembut,"Hal bodoh apa yang sedang kamu katakan, anak kecil mana yang tidak pernah sakit. Kamu hanya perlu menyediakan beberapa obat yang umumnya dipakai di rumah, aku akan meninggalkan kotak obat untukmu, di dalamnya terdapat beberapa obat yang mungkin saja sering diperlukan."

"Baik,"Clarice Lu menganggukkan kepalanya dan tidak menolak. Ia bahkan lanjut berkata,"Terima kasih."

Suara berterima kasihnya ini membuat Lewis Tang tertawa terbahak-bahak, ia selalu berusaha menambah jarak diantara mereka berdua, namun sebenarnya, bagaimana mungkin mereka bisa memperjelas keadaan jika Dyson kini sudah hadir.

Keadaan menghening sejenak, keadaan terasa berbeda daripada biasnaya.

Kedua tangan Clarice Lu terlipat di atas tubuhnya, ia menundukkan pandangannya, setelah beberapa saat, ia kemudian berkata,"Alex datang mencariku hari ini."

Lewis Tang langsung mengerutkan alisnya saat mengungkit Alex. Lewis Tang tahu bahwa Alex tidak terlalu menyukai Clarice.

"Apakah ia menyusahkanmu?" Tanya Lewis Tang.

"Tidak,"Clarice Lu menggelengkan kepalanya,"Ia hanya berbincang denganku mengenai beberapa hal mengenai dirimu dan Carol Lin di luar negeri, mungkin, kamu akan bahagia jika kamu bersama dengannya."

Lewis Tang menajamkan alisnya, pandangannya kini semakin mendalam. Ia kemudian menyimpulkan topik kembali ke asalnya.

"Kebahagiaan itu seperti perasaan sendiri dalam merasakan kehangatan dan kedinginan sebuah air, Clarice, kamu bukanlah diriku, aku sendiri yang mengetahui dengan siapa aku akan lebih bahagia."

Pandangannya tertuju tajam padanya, ia berkata dengan nada rendah dan bertenaga. Clarice Lu hanya merasa bahwa detak jantungnya akan segera terdengar keluar, setelah berdebar beberapa kali, kepalanya kini semakin menunduk.

Waktu berlalu dengan sangat cepat, setelah satu jam, demam Dyson masih saja belum mereda, mereka hanya bisa membawanya ke rumah sakit.

Clarice Lu kembali mengenakan pakaian kepada Dyson, Dyson terus mengerutkan bibirnya, ia terlihat benar-benar tidak bersemangat, namun, karena Lewis Tang berada di sampingnya, maka ia lebih mendengar ucapannya.

Setelah selesai mengenakan pakaian, Lewis Tang kembali menggendong anak tersebut, dimana Clarice mengendarai mobilnya, mereka bertiga pergi ke rumah sakit dengan tergesa-gesa.

Di perjalanan, Clarice Lu menjawab panggilan dari Chris Lu, ia sebenarnya ingin memerintahkannya untuk melakukan sesuatu, namun, setelah mengetahui bahwa Dyson sedang sakit, ia kemudian mengkhawatirkan keadaan anak tersebut.

Clarice Lu tentu saja tidak akan mengungkit Lewis Tang, sehingga ia hanya berkata,"Kita masih berada dalam perjalanan, aku akan meneleponmu kembali sebentar lagi,"Ia langsung memutuskan panggilan tersebut setelah selesai mengatakannya.

Di rumah sakit.

Lewis Tang terus bersikeras untuk tidak memperbolehkan anaknya diinfus, di bagian barat, hanya mereka yang sakit kronis yang memerlukan pengobatan infus. Namun, demam anaknya tidak kunjung turun, jika demamnya tidak segera reda, ia mungkin saja akan mengalami permasalahan lain.

Setelah Lewis Tang mempertanyakan segala obat dalam pengobatan infus dengan jelas, kemudian yakin bahwa pengobatan tersebut tidak akan mencelakai anaknya, terlebih lagi, tidak akan ada efek samping lainnya, ia kemudian memperbolehkan dokter untuk melakukan pengobatan infus tersebut.

Dyson diinfus di ruangan unit perawatan intesif, anak tersebut sangat pemberani, alisnya bahkan tidak mengerut pada saat ia disuntik, ia benar-benar jauh lebih berani jika dibandingkan dengan anak-anak yang umumnya menangis jika disuntik.

Clarice Lu dan Lewis Tang terus menemaninya di ruang pasien, Dyson demam hingga merasa pusing, namun, ia tetap berusaha membuka kedua mata hitamnya yang menawan, tangannya yang kecil itu terus menggenggam Clarice Lu dan Lewis Tang tanpa melepaskannya. Seperti seekor binatang yang takut dilepaskan, benar-benar membuat orang semakin merasa sayang kepadanya, namun, juga membuat orang lain merasa sangat sakit hati.

"Apakah Dyson masih sakit?" Clarice Lu mengelus kepala anak tersebut dengan perlahan, kemudian menghapus keringat yang berada di tangannya.

Dyson menggelengkan kepalanya, tangannya yang panas itu terus menggenggam tangan Clarice Lu, pandangannya terus bergantian ke arahnya dan Lewis Tang, ia kemudian berkata dengan nada yang sangat lembut,"Kakak, aku ingin kamu dan ayah bersama untuk selamanya."

Satu kalimat anak ini membuat Clarice Lu tidak dapat menahan perasaannya, sehingga matanya kemudian berkaca-kaca, ia langsung menundukkan kepalanya dan berusaha menahan suaranya,"Aku akan pergi ke luar sejenak,"Ucapnya, ia kemudian langsung pergi keluar dari ruang pasien.

Clarice Lu berdiri di tembok di luar ruangan, ia menutupi mulutnya dengan menggunakan tangannya, aliran air matanya tidak lagi terkontrol dan langsung mengalir.

Saat Chris Lu tiba di rumah sakit, ia melihat Clarice Lu sedang berdiri sendiri di luar ruang pasien dan menghapus air matanya. Pintu ruang pasien terlihat sedikit kabur, Dyson sedang berbaring di atas tempat tidur, wajahnya panas hingga memerah, tampilannya yang terlihat sakit benar-benar membuat semua orang merasa sakit hati.

Dyson menarik tangan Lewis Tang, ia kemudian berkata kepadanya,"Ayah, apakah kamu menyukai kakak? Dyson sangat menyukainya, bisakah kamu menikahinya? Aku ingin ia menjadi ibuku."

Lewis Tang menatap anak tersebut dengan hangat, sedih, dan juga rumit,"Dyson, istrihatlah dahulu,"Ia mengulurkan tangannya dan mengelus kepala anak tersebut, kemudian tidak menjawabnya.

Namun, di luar ruangan pasien, Clarice Lu melihat Chirs Lu, ia sesegera mungkin menghapus bekas air mata yang berada di pipinya.

"Kakak, mengapa kamu datang?"

"Aku datang untuk menjenguk Dyson,"Jawab Chris Lu, pandangannya pun menajam setelah ia melihat ke dalam ruang pasien.

Clarice Lu menundukkan kepala dengan sedikit perasaan bersalah, ia tentu saja tahu bahwa Chris Lu tidak terlalu suka bertemu dengan Lewis Tang, ia juga tidak seharusnya berhubungan lagi dengannya.

Hanya saja, keberadaan Dyson membuatnya sulit sekali memilih pada umumnya.

Untung saja, Chris Lu tidak mengatakan apapun, ia kemudian mengeluarkan tisu dari kantong bajunya dan memberikan tisu tersebut kepadanya,"Hapus air matamu, menangis di tempat umum sangat tidak enak dilihat, orang yang tidak tahu akan mengira bahwa Dyson sakit kronis."

Clarice Lu mengambil tisu yang diberikan oleh kakaknya, lalu menatapnya, ia hanya melihat pandangannya yang tenang, ia juga memiliki emosi yang tidak terlalu dimengerti oleh Clarice Lu.

"Masuklah ke dalam dan jaga Dyson, aku akan pulang terlebih dahulu jika tidak ada apa-apa,"ucap Chris Lu. Selama Lewis Tang berada disana, ia mampu menjaga ibu dan anak tersebut, kehadirannya hanya akan menjadi suatu kelebihan saja.

"Aku akan mengantarmu,"Clarice Lu berjalan bersamanya menuju ke lift.

Mereka berdua berdiri di depan lift dan menunggu, keramik yang berada di bawah kaki mereka cukup licin, sehingga memperlihatkan bayangan mereka berdua. Karena ia baru saja menangis, matanya terlihat sedikit memerah, wajahnya juga terlihat sedikit memucat.

Di dalam ingatan Chris Lu, sejak ayah dan ibu mereka bercerai, saat-saat dimana Clarice Lu paling bahagia adalah saat-saat dimana ia menghabiskan waktunya bersama dengan Lewis Tang.

Mungkin cinta bukanlah sebuah kebutuhan wajib bagi setiap wanita, namun, wanita yang memiliki cinta selalu akan berbahagia.

Pada masa-masa kini, Chris Lu selalu mempertimbangkan, permasalahannya diantara Lewis Tang dan Clarice hanyalah sedikit terlalu keras kepala.

Lewis Tang memang sudah pernah melukai Clarice Lu sebelumnya, namun, kesalahan itu bukan berarti menandakan bahwa ia tidak bisa membahagiakan Clarice Lu.

Clarice Lu kini terlihat sangat pucat, khawatir, dan tidak bersemangat, hal ini bahkan membuat Chris Lu sebagai kakanya ini merasa semakin sakit hati. Jika ibunya berada di surga, ia ingin sekali agar tidak ada pemandangan seperti hari ini.

Lima tahun, genap lima tahun sudah berlalu. Ini sudah cukup, walaupun memang sebuah hukuman untuk mereka.

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu