Waiting For Love - Bab 232 Kamu Adalah Seorang Kekasih Gelap

Lewis tidak mahir menasehati orang lain, dia hanya bisa menanyakan keadaan ayahnya untuk menunjukkan perhatiannya.

Mata Carol terus saja merah, air matanya terus berkumpul dimatanya, suaranya pun serak, bahkan waktu itu di persulit oleh Nyonya Jiang, di hina, bahkan hingga anaknya digugurkan, dia tidak pernah sesedih ini.

“Lewis, kita semua belajar kedokteran, sudah tidak ada gunanya untuk mengobati orang yang sudah menderita kanker paru-paru stadium akhir, ayahku hanya tersisa waktu dua bulan saja.”

“Apakah paman mengetahui kondisi kesehatannya?”

“Iya.” Carol menganggukkan kepalanya sambil menahan air mata, “Dia terdiagnosis di rumah sakit di desa, barulah dia datang ke kota b untuk mengobatinya, namun sudah terlambat.”

Lewis menghempaskan nafasnya, dia tidak berkata apa-apa, dia hanya mengulurkan tangannya dan menepuk bahunya, itu termasuk sebuah nasehat tanpa suara.

Lalu Carol membawanya memasuki ruang pasien.

Ayah Carol menempati ruang pasien standar medium, meskipun tidak mewah, namun sangatlah bersih, ayahnya terbaring di kasur pasien yang putih, dan kurus bagaikan tulang, ibu Carol tengah menemaninya, terlihat seperti ibu rumah tangga biasa.

“Ayah, Lewis datang menjengukmu.” Carol mendorong pintu kamar dan tersenyum lalu berjalan kehadapan kasur ayah Carol.

Disaat seperti ini Carol semakin memaksa dirinya untuk tersenyum, jika dia juga tidak kuat, lalu bagaimana dengan orangtuanya?

“Paman.” Lewis menyuruh sekretaris menaruh bunga dan buah yang dibawanya dimeja.

Ayah Carol sangat menganggap kedatangan Lewis, dia berusaha untuk bangkit dari kasur, namun terakhir juga ditekan oleh Carol kembali ke kasur.

“Lewis sudah datang, cepat duduk, pekerjaanmu begitu sibuk, mengapa kamu masih datang, telepon saja sudah cukup.”

“Memang sudah seharusnya menjengukmu, namun aku tidak punya waktu, aku dengar Carol bilang kamu sedang berada dirumah sakit, jadi aku langsung datang untuk menjengukmu.” Jawab Lewis, meskipun berada dirumah sakit, namun mereka tidak mengungkit tentang masalah sakit.

Saat sedang menempuh pendidikan, Lewis pernah bertemu dengan Ayah Carol, dia adalah seorang lelaki yang sederhana, pendidikannya tidak tinggi, namun dia selalu tersenyum, kesan Lewis terhadapnya sangatlah baik.

Lewis duduk disamping kasur, dia duduk dan mengobrol dengannya, identitas diri mereka sangatlah berbeda jauh, tentu saja tidak ada banyak topik yang bisa diobrolkan, namun Lewis tetap saja sabaran dan menemaninya mengobrol.

Dan bersamaan dengan ini, ibu Carol menarik Carol keluar, awalnya gaya bicaranya sedikit mengeluh.

“Sakit ayahmu begitu parah, sudah dirawat dirumah sakit satu minggu lebih, barulah dia datang untuk menjenguknya. Menurutku dia sama sekali tidak menganggap keluarga kita, tidak menganggap kamu.”

“Ibu, pekerjaan Lewis terlalu sibuk.” Jelas Carol.

“Sibuk? Apakah dia lebih sibuk dari pemimpin negara?”

Carol menutup mulutnya, dia tidak berkata apa-apa, selama ini, orang tuanya tidak tahu hubungannya dengan Fendy, orangtuanya juga adalah orang yang tahu diri, tentu saja mereka tidak bisa menerima anaknya menjadi pelakor orang lain, tentu saja juga karena Carol tidak berani memberitahu mereka.

Ibu Carol hanya mengetahui bahwa sejak menempuh pendidikan, dia menyukai Lewis, selama ini dia mengira mereka menjalin hubungan, hanya saja keluarga Tang makanya selama ini mereka tidak ada sebuah hasil yang jelas.

“Carol, kamu sudah bersamanya selama ini, kamu jujur dengan ibu, apakah dia berencana untuk menikah denganmu?” tanya Ibu Carol.

Wajah Carol pucat karena pertanyaan ibunya, dia sembarangan menjawabnya, “Keluarganya terus saja tidak setuju karena kondisi keluarga kita.....”

“Kondisi keluarga kita memang biasa, namun kita juga keluarga yang bersih, dan kamu juga adalah professor dari universitas terkenal, seorang dokter yang baik, tidak ada yang tidak pantas, jika mereka masih saja merasa tidak pantas, menurutku sudahlah, masa muda wanita tidak kuat untuk disia-siakan.”

“Ibu, untuk apa berkata seperti ini.” Carol bergegas memotong perkataan ibunya.

“Justru sekarang makanya aku mengatakan seperti ini, dulu aku dan ayahmu tidak mendesakmu, kami tahu Keluarga Tang memang ketat, dan juga tahu bahwa kamu sangatlah menyukai Lewis, tapi sekarang ayahmu sudah sakit seperti ini, waktunya sudah tidak banyak lagi, dan kamu masih saja belum mempunyai keluarga, aku takut dia matinya saja juga tidak bisa menutup matanya.”

Suara Ibu Carol sedikit merengek, sampai terakhir, dia tidak tahan mulai menghapus air mata.

Carol juga merasa sedih, namun dia tidak boleh mengungkap fakta, dia hanya bisa menasehati, “Aku sangatlah baik dengan Lewis, menikah atau tidak hanyalah masalah selembar kertas saja.”

“Dasar putri bodohku, ada selembar kertas itu kamu adalah istrinya, jika tidak ada, kamu hanya adalah seorang kekasih gelap saja.” Meskipun pendidikannya tidak tinggi, namun ibu Carol selalu percaya dengan hal yang pasti.

Carol kehabisan kata-kata, untung saja pintu kamar pasien terbuka, Lewis dan sekretarisnya keluar.

“Paman sudah tertidur, aku tidak menganggu lagi, lain kali aku akan datang untuk menjenguknya lagi.”

“Jika kamu sibuk kamu tidak perlu datang, aku akan menjaga ayahku dengan baik.” Balas Carol.

“Carol, apa katamu ini, memang seharusnya Lewis ingin datang untuk berbakti.” Tiba-tiba ibu Carol berkata dan menatapi Lewis, dia berkata dengan matanya yang memerah, “Lewis, bukannya tante ingin mendesak kalian, tapi kamu juga sudah melihat kondisi ayah Carol, waktunya sudah tidak banyak lagi, kalian cepat pilih tanggal dan menikahlah, jangan biarkan dia mati dengan membawa penyesalan.”

“Ibu!” Carol bergegas memotong perkataan ibunya, dia sangatlah canggung, dan ketakutan, dia sama sekali tidak menyangka ibunya akan bertindak seperti ini.

Untung saja Lewis tidak membantahnya, hanya saja menatapinya dengan tatapan tidak mengerti.

“Ibu, kita bicarakan saja ini nanti, Lewis masih punya hal untuk diselesaikan, aku akan mengantarkannya keluar.” Carol mendorong ibunya masuk keruang pasien dan berjalan melangkah kearah lift dengan terburu-buru.

“Aku tidak berani memberitahu mereka mengenai hubunganku dengan Fendy, jadi selama ini orang tuaku mengira aku selalu menjalin hubungan denganmu.” Setelah menjauh dari ruang pasien, Carol menjelaskannya.

“Hmm.” Lewis menganggukkan kepalanya, dan merasa mengerti, “Kamu juga seharusnya mencari sebuah kesempatan untuk menjelaskannya kepada mereka, tidak boleh juga terus membohongi mereka seperti ini.”

“Lihat nanti saja, kondisi ayahku sekarang.....” suara Carol semakin merengek.

Lewis juga tidak berkata apa-apa, dia menekan tombol lift dan menunggu dengan diam.

Bersamaan dengan dering lift, pintu lift terbuka, Lewis melangkah kakinya memasuki lift, dan disaat lift akan tutup, Carol memanggil, “Lewis.”

“Ada apa?” Lewis mengulurkan tangannya dan menahan lift, dan menatapinya.

“Aku.” Carol ingin berkata namun tidak mengatakannya, terakhir dia mengelengkan kepalanya, “Tidak apa-apa, hati-hati dijalan.”

Lewis menganggukkan kepalanya, pintu lift perlahan tertutup.

Ketika dia pergi, Carol masih terhenti ditempat semula, tadi, dia hampir saja mengatakan untuk memohon Lewis menikah dengannya, meskipun mungkin hanyalah akting saja, dia hanya ingin membuat ayahnya senang, dai tidak ingin ayahnya meninggal dengan membawa penyesalan.

Namun dia tidak mengungkapkan permohonannya, Carol sedikit takut, dia takut ditolak oleh Lewis, bagaimanapun juga dia juga adalah seorang wanita, dia juga tahu malu.

Namun pikirannya ini tidak bisa ditahannya, dia terus saja ragu-ragu, dan berpikir bagaimana caranya untuk mengatakan ini, agar Lewis merasanya masuk akal, dan tidak bisa menolak.

Lewis masih saja datang untuk menjenguk ayahnya beberapa kali, ada sekali bertepatan dengan penolongan ayahnya, ketika makan siang, ayahnya terlihat biasa saja namun ketika tidur siang tiba-tiba tidak ada pernafasan dan detak jantung.

Ayah Carol didorong ke ruang operasi, dan Carol dan ibunya menangis diruang operasi, Carol menyandar di pelukan Lewis, air matanya itu tidaklah palsu, dan membasahi baju Lewis.

Untung saja kali ini tidak ada apa-apa, setelah beberapa saat jantungnya kembali berdetak.

Meskipun begitu, mereka semua tahu bahwa keadaan ini bisa terulang kapan saja, dan jika terjadi lagi mungkin saja tidak akan seberuntung ini lagi, waktu yang tersisa bagi ayah Carol tidaklah banyak lagi.

Ayah Carol dipulangkan ke ruang pasien, Ibu Carol terus saja menemaninya tanpa meninggalkannya.

Ketika muda, Ibu Carol juga sangatlah cantik, dia juga pernah sombong, Carol mewariskan kecantikannya.

Sebelum dia menikah dengan Ayah Carol, dia mempunyai seorang pacar, bahkan tersebar rumor bahwa mereka pernah tinggal bersama, namun terakhir pihak laki-laki pergi keluar negeri dan mencampakkannya, dimasa itu, dicampak oleh seorang lelaki bukanlah sebuah hal yang enak didengar, nama baiknya rusak, ingin menikah saja juga susah, barulah dia terpaksa dan menikahi ayah Carol yang sederhana dan jujur.

Selama ini, hubungan mereka biasa-biasa saja, tidak mesra dan tidak asing, namun disaat suaminya ini hendak meninggal, dia menyadari bahwa dia tidak tega membiarkan suaminya pergi.

Dan keadaan darurat ini juga akhirnya memberikan Carol keberanian untuk mengungkapkan permintaan untuk menikah kepada Lewis, tentu saja ini adalah pernikahan palsu, yang dia butuhkan hanyalah sebuah pernikahan, sebuah pernikahan yang membuat orang tuanya puas.

Seusai mendengarkannya, dan berpikir sejenak, Lewis tetap saja menolaknya, “Carol, ini adalah penipuan, aku tidak ingin menipu bersamamu.”

“Ini bukanlah penipuan, ini adalah kebohongan yang indah, Lewis, waktu ayahku tidaklah banyak lagi, kejadian seperti hari ini bisa terjadi kapanpun, aku tidak ingin dia tidak bisa menutup matanya ketika hari kematiannya, Lewis, aku tidak pernah memohon kepadamu, aku hanya memohon agar kamu bisa membantuku kali ini, baikkah?”

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu