Waiting For Love - Bab 239 Ia Berencana Untuk Menunggu Seumur Hidup

"Aku dan Carol Lin hanyalah teman biasa. Ibu, maaf sekali, aku tidak seharusnya menyetujui Carol Lin untuk membohongi kalian berdua. Namun, kamu juga mengerti keadaan penyakit ayah, Carol Lin juga hanya bermaksud baik dan tidak ingin ayah pergi dari dunia ini dengan penuh penyesalan."

"Ini, ini,"Ibu Lin merasa tidak tahu harus berkata apa. Sedangkan para keluarga yang berada di sampingnya tertawa.

"Hei, mereka membuat perasaannya terlihat sangat heboh, ternyata hanya untuk dilihat kalian. Kakak ipar, kamu benar-benar menyusahkan Carol Lin."

Ketika Carol Lin menikah dengan orang berada, banyak sekali anggota keluarga yang sulit untuk tidak merasa cemburu, namun, kini mereka bersikap sinis padanya.

Wajah Ibu Lin sulit berekspresi, ia hanya menatap Lewis Tang dan berkata,"Ini hanyalah cerita dari sisimu, kamu tidak mungkin mengucapkan hal ini dan membohongiku, hanya karena tidak ingin bertanggung jawab terhadap anak perempuanku, bukan."

"Aku tidak berbohong, kamu dapat melihat dengan jelas hubungan diantara kami ketika Carol Lin menyadarkan diri nanti," Jawab Lewis Tang, ia lalu menggenggam tangan Clarice Lu dan berjalan masuk ke dalam lift.

Kedua pintu lift tersebut menutupi wajah keluarga Lin secara perlahan, lalu bergerak turun, di dalam ruangan tertutup tersebut hanya terdapat Lewis Tang dan Clarice Lu.

Keadaannya lumayan menekan dan mendesak.

Tangan Clarice Lu tetap berada dalam genggaman Lewis Tang, kekuatannya sangat kuat, bahkan tulang jemarinya merasa sedikit sakit.

Ia berusaha melepaskannya, kali ini, Lewis Tang ternyata melepaskan tangannya, Clarice Lu menjauh darinya secara perlahan.

Keadaan di dalam lift tersebut sangat tenang, Clarice Lu tidak tahu apakah itu karena lift yang cukup sempit, ia merasa cukup sulit untuk bernafas, suara nafasnya kini terdengar sangat berantakkan dan terburu-buru. Terlebih lagi, pikirannya juga ikut berantakkan.

"Kamu dan Carol Lin?" Clarice Lu akhirnya tidak dapat menahan dan mempertanyakannya.

Lewis Tang berpaling dan menatap ke arahnya, ia tersenyum dengan sangat datar, dengan sedikit ekspresi tersakiti. Ia mengira bahwa Clarice Lu tidak akan peduli, tidak akan mempertanyakannya.

Untung saja, Clarice Lu tidak. Bukankah ini sebuah bukti bahwa ia setidaknya masih peduli.

"Ayah Carol Lin terkena penyakit kanker, ia akan pergi dalam waktu yang tidak lama. Carol Lin berharap agar ayahnya dapat melihat dirinya menikah dan berkeluarga sebelum meninggal, sehingga ia memohon kepadaku untuk membantunya berakting sejenak. Kamu mengetahuinya, pada saat di luar negeri, ia sudah pernah membantuku, aku seharusnya membayarnya kembali."

Clarice Lu akhirnya merasa, pantas saja Elsa Mo berkata bahwa pernikahan tersebut sungguh aneh, tidak ada satupun pihak bergengsi yang hadir, bahkan wartawan sekalipun, ia juga tidak melihat satupun anggota dari Keluarga Tang. Ternyata, pernikahan megah ini hanyalah sebuah drama.

"Clarice, aku sudah pernah mengatakannya kepadamu, jika aku memang memiliki sesuatu dengan Carol Lin, aku tidak perlu menunggunya hingga saat ini,"Ucap Lewis Tang.

Sebenarnya, Lewis Tang terus menunggu Clarice Lu, ia sudah menunggunya selama lima tahun. Ia bahkan sudah berencana untuk menunggunya seumur hidup.

Clarice Lu mengerutkan bibirnya dan lagi-lagi tidak tahu harus berkata apa. Ia sepertinya sudah mengatakan cukup banyak hal dengannya, namun hal yang menarik perhatiannya hanyalah dua kalimat.

Kalimat pertama adalah dimana ia berkata padanya,"Clarice, aku mencintaimu."

Kalimat lainnya adalah"Clarice, kita berpisah saja, sudah tidak ada lagi alasan untuk bersama, aku sudah bosan."

Lift tersebut terus menurun hingga lapangan parkir, Lewis Tang menarik Clarice Lu ke dalam mobil, ia lalu berdiri di luar mobil.

Saat pintu mobil terbuka, tubuhnya yang tinggi besar tersebut membungkuk untuk melihatnya, ia kemudian berkata kepadanya dengan lembut,"Carol Lin belum lepas dari keadaan yang berbahaya, aku tidak dapat pergi untuk sementara. Kamu pulang terlebih dahulu, mohon bersikap baik-baik saja."

Cara Lewis Tang berbicara kepadanya seperti sedang berbicara dengan seorang anak kecil, yang kemudian membuat Clarice Lu merasa sedikit nyaman. Clarice Lu mengerutkan bibirnya, menundukkan kepalanya, dan tidak berkata apapun.

Lewis Tang mengulurkan tangannya dan mengelus kealanya, ia kemudian menghela nafas dan berkata,"Clarice, janji padaku bahwa kamu tidak akan pergi."

Saat Clarice Lu selesai mendengarnya, ia mengangkat kepalanya dan melihatnya tanpa disadari. Pandangannya yang mendalam tersebut terlihat sangat rumit, terdapat banyak sekali perasaan gugup, sakit, maupun putus asa. Ia selalu mengambil dirinya pada saat ia tidak tahu harus berbuat apa.

Ia tidak berkata iya, juga tidak berkata tidak. Ponsel Lewis Tang kemudian berdering, itu adalah panggilan dari dokter di ruang pasien, ekspresi wajahnya sedikit berubah. Clarice Lu tiba-tiba merasa gugup, ia tidak tahu apakah itu adalah kabar baik atau kabar buruk.

Jika Carol Lin benar-benar mengorbankan nyawanya karena ini, Clarcie Lu takut bahwa ia tidak akan bisa hidup dengan damai untuk seumur hidupnya. Sama juga halnya dengan Lewis Tang.

Perasaan cinta mereka kini sudah diwarnai oleh darah ibu, Clarice Lu sebenarnya tidak ingin berurusan lagi dengan Carol Lin.

"Apakah, apakah ada masalah?" Suara Clarice Lu terdengar sedikit bergemetar.

"Kamu tidak perlu khawatir, Carol Lin sudah menyadarkan diri,"Jawab Lewis Tang.

Clarice Lu menghela nafasnya, ia kemudian pergi menggunakan mobil dengan hati yang tenang.

Setelah keluar dari rumah sakit, mobil Clarice Lu tiba-tiba dikendarai dengan sangat cepat, tanpa tahu jelas tujuannya. Ia juga tiba-tiba tidak tahu kemana ia harus pergi sekarang.

Ia terus mengitari jalan-jalan di kota tersebut, lalu mengelilingi danau kota, ia akhirnya menghentikan mobil tersebut di lapangan parkir perusahaan. Clarice Lu perlu mencari sesuatu untuk dikerjakan agar ia dapat menyibukkan dirinya, sehingga ia dapat menenangkan hati dan pikirannya yang sedang berantakkan.

Clarice Lu menyibukkan diri dengan melihat semua dokumen di ruang kerjanya, ia bahkan lupa makan siang. Sekretarisnya kemudian mengetuk pintu dan menanyakannya dua kali, ia tidak memiliki nafsu makan, ia kemudian kembali menyuruhnya keluar.

Hanya saja, setelah tidak lama, terdengar suara ketukan pintu lagi, Clarice Lu hanya berkata dengan perasaan kesal,"Bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku tidak lapar!"

"CEO Lu, ada seseorang yang sedang mencarimu di resepsionis, ia berkata bahwa ia adalah teman lamamu dan ingin bertemu denganmu, kamu,"Sekretaris itu menanyakannya. Siapapun menyadari bahwa Nona Lu hari ini sedang tidak beremosi baik, perasaannya juga sangat berantakkan, sehingga sekrertarisnya selalu berusaha untuk berkomunikasi dengannya secara hati-hati.

Clarice Lu tercengang sejenak, ia tidak tahu teman lama mana yang ingin bertemu dengannya, karena, orang yang ia kenali di kota ini terlalu banyak, namun, orang yang dapat ia katakan sebagai teman itu lebih sedikit dari sedikit.

Ia menyuruh sekretarisnya untuk menjawab panggilan internal, orang tersebut memberi namanya, ternyata ia adalah Alex.

Clarice Lu benar-benar tidak menyangka kedatangan Alex, ia tidak dapat menebak karena apa Alex datang mencarinya, namun, ia tetap menyuruh sekretarisnya untuk membiarkannya masuk.

Saat Alex memasuki kantor tersebut, ia langsung berkata dengan ekspresi dingin,"Nona Lu, sepertinya kamu cukup penting, aku harus melewati berbagai jenis pengecekkan untuk menemuimu."

Clarice Lu berdiri dan menyuruh sekretaris untuk menyeduhkan kopi, kemudian tersenyum dan berkata kepada Alex,"Itu adalah peraturan perusahaan kecil, kamu bahkan masih dapat bertemu dengan Vice CEO. Jika ini adalah Tang's Corp., kamu hanya bisa membuat perjanjian setengah tahun sebelumnya untuk bertemu dengan Vice CEOnya."

Alex mengiyakannya, lalu duduk di sofa di sampingnya.

Ini adalah salah satu hal yang tidak terlalu disukai oleh dirinya terhadap Clarice Lu, anak perempuan ini keras kepala dan sombong, ia bahkan tidak dapat berkesusahan sedikitpun. Jika ia mengatakannya dengan satu kalimat, ia pasti akan membalasnya dengan sepuluh kalimat.

Namun, kembali lagi, ia adalah adik kandung dari Chris Lu, orang yang dicintai oleh Lewis Tang, ia dimanja dan disayangi oleh dua orang lelaki, ia memiliki kemampuan untuk keras kepala dan kekuatan untuk menyombongkan diri.

"Mengapa kamu datang untuk mencariku, apakah ada suatu masalah?" Sekretaris Clarice Lu memberikan kopinya, ia kemudian memberikannya langsung ke hadapan Alex.

Alex mencicipi kopi tersebut, lalu menundukkan kepala untuk melihat jam tangannya."Chris Lu baru saja pergi ke perusahaan cabang untuk melihat-lihat, ia akan pulang lebih kurang setengah jam lagi, apakah kamu yakin kita akan berbincang disini? Kakakmu pasti tidak terlalu ingin menyambutku."

Clarice Lu tersenyum, sepertinya Alex datang dengan persiapan, ia bahkan sangat mengerti perjalanan Chris Lu.

Pada saat itu, Clarice Lu bersama dengan Lewis Tang, Alex, dan Falcon Jiang adalah teman baik yang bahkan bisa saja memakai celana yang sama, namun, sejak dirinya berpisah dengan Lewis Tang, Chris Lu seperti memutuskan semua hubungannya dengan mereka.

"Aku lihat ada sebuah kafe di seberang perusahaanmu, jika Nona Lu tidak keberatan, bisakah kamu membawa kami kesana?" Alex kembali berkata.

Clarice Lu menganggukkan kepala, mengambil jaket dan tasnya, kemudian pergi bersamanya menuruni lift, lalu ke kafe di seberang perusahaan.

Mereka memilih ruang khusus, pemandangan dari jendela adalah gedung perusahaan Global's Corp. Pelayan tersebut menuangkan dua gelas kopi, Clarice Lu memesan mocha, ia kemudian mengaduknya secara perlahan dengan menggunakan sendok silbernya, mencicipinya, kemudian menunggu Alex untuk memulai pembicaraan.

Alex tidak menyentuh kopi yang berada di hadapannya, sepertinya kopi tersebut hanyalah sebuah pajangan. Ia menajamkan pandangannya, lalu menatap ke arah Clarice Lu yang berada di hadapannya dan berkata,"Apakah kamu tidak penasaran apa tujuanku datang mencarimu?"

Clarice Lu tersenyum, lalu meletakkan gelas yang berada di genggamannya,"Diantara kami, sepertinya tidak ada lagi hal lain selain daripada Lewis Tang. Alex, kamu boleh mengatakannya langsung saat ini."

Alex menganggukkan kepalanya, pandangannya terlihat sedikit sulit untuk tersenyum. Ia selalu tahu bahwa Clarice Lu adalah wanita yang cerdas.

"Aku kini merasa sedikit ragu, sehingga aku mencari orang lain untuk berbincang. Bagaimana kalau kita membincangkan hal-hal yang terjadi setelah kamu mengalami amnesia?"

"Aku akan mendengarmu sepenuhnya,"Jawab Clarice Lu.

Alex kemudian mengambil kopi yang berada di hadapannya, meminumnya sambil berpikir bagaimana memulai pembicaraan tersebut. Setelah ia meletakkan kopi tersebut, ia kemudian membuka mulutnya secara perlahan.

"Setelah kamu mengalami permasalahan tersebut, Chris Lu meninggalkan Dyson kepada Lewis Tang, ia bahkan tidak mengizinkan kalian untuk bertemu. Pada masa itu, Lewis Tang terlihat seperti monster yang melewati api, ia akan berdiam-diam untuk pergi melihatmu, ia bahkan terkadang tinggal di lantai bawahmu, ia akan melindungimu sepanjang malam. Hari-hari seperti ini berlangsung setidaknya selama lebih dari tiga bulan. Kemudian, ia juga memberontak kepada ayahnya karena dirimu, ia kemudian pergi ke luar negeri sendiri sambil membawa anak. Ayah Tang tidak pernah memikirkan hal lain ketika ia sudah bersikeras untuk melakukan suatu hal, sejak itu, ia tidak membiarkan orang lain untuk mencarinya. Setelah Lewis ke luar negeri, ia menonaktifkan semua kartu yang dimiliki Lewis Tang, untuk memaksanya kembali pulang. Orang seperti Lewis Tang itu, kamu juga mengerti jelas bahwa ia akan berusaha bertahan dan sangat keras kepala. Ia menolak semua bantuan ekonomi dari Keluarga Tang, termasuk uang yang pernah dikirimkan oleh Kendrick secara diam-diam, ia juga mengirimkannya kembali."

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu