Waiting For Love - Chapter 87 Dirimu Bukanlah Milik David Luo, Melainkan Milikmu Sendiri (1)

Clarice Lu tidak terlalu memperhatikannya, dengan kepala tertunduk, dia terus mengeringkan gaunnya, wanita itu mengitari dirinya, berjalan masuk kedalam salah satu kamar kecil itu, tidak lama kemudian wanita itu keluar, lalu berdiri didepan wastafel. Hanya saja, sepasang mata tajam itu terus memandangi pantulan Clarice Lu didalam cermin itu.

“CEO Lu, iya kan?” Wanita itu tiba-tiba membuka mulutnya bertanya.

Refleks, Clarice Lu mengangkat kepalanya, memandang wanita itu dengan tatapan bingung, wajah wanita itu terlihat asing baginya. Apa mungkin wanita itu adalah wanita dari ingatannya yang hilang?

“Maaf, anda”

“Tidak apa-apa jika dirimu tidak mengenaliku sekarang, tidak akan lama dari kita akan bertemu lagi.” Wanita itu mengukir senyum tipis diwajahnya, senyuman itu terlihat seperti menyimpan makna sendiri. Selesai mencuci tangannya, dirinya menarik dua lembar tisu dari kotak tisu disampingnya dan menyeka air ditangannya, lalu berjalan meninggalkan kamar kecil itu dengan langkah yang anggun.

Gaun Clarice Lu itu masih lembab, dirinya tidak memiliki pilihan lain selain terus mengeringkan gaunnya itu dibawah mesin pengering disana.

Diwaktu yang sama, dalam arena judi itu, sebuah pertunjukkan besar diam-diam menaikkan tirainya.

Lewis Tang dan David Luo duduk berhadapan dimeja yang sama, masing-masing dari mereka memiliki tumpukan keping uang yang sangat banyak disamping tangan mereka, paling tidak akan mencapai miliaran ketika sudah diuangkan kedalam rupiah.

Pesawat yang ditumpangi David Luo baru saja mendarat di Kota B pagi ini, pada mulanya dirinya naik ke Bangsawan hanya untuk menemui orang untuk membicarakan bisnis, namun dirinya tidak sengaja bertemu dengan Lewis Tang yang sedang bermain disana.

Dirinya memperhatikan pria itu dengan waktu yang lama, Lewis Tang tidak terlihat seperti menguasai permainan itu, hanya murni mencoba peruntungannya, menyebabkan dirinya lebih banyak kalah daripada menang.

David Luo selalu memiliki karakter kompetitif yang kuat, tidak peduli dalam segi apa, jika dirinya bisa melewati Lewis Tang, itu adalah kepuasan tersendiri baginya.

Jelas-jelas adalah orang dengan darah yang sama, tetapi dimulai sejak hari dimana mereka dilahirkan, bagaikan air dan minyak, mereka ditakdirkan untuk tidak pernah bersatu, sebenarnya adalah sebuah hal yang sangat disayangkan.

Bagaikan tidak pernah mengatakan tidak, Lewis Tang selalu menerima tawaran main yang datang dari siapapun, sebesar apapun permainan itu, dirinya tidak perduli, toh, uang yang dia punyai sangat berlimpah.

Kedua orang itu memainkan beberapa ronde kecil, kalah, kalah, menang, menang, keuntungan dua orang itu masih satu banding satu. Benar saja, Lewis Tang tampak tidak terlalu mengerti, tetapi peruntungannya masih bagus, dengan upaya keras, dirinya masih mengimbangi David Luo.

Dalam beberapa ronde selanjutnya, peruntungan pria itu seperti berubah, tidak sebagus sebelumnya, kekalahannya mulai meningkat. David Luo memenangkan lebih banyak uang lagi, namun dirinya seperti belum merasa puas, setelah dealer membagikan kartu, dia menatap Lewis Tang yang duduk dihadapannya dengan tatapan penuh provokasi, lalu berkata, “Hanya bermain dengan taruhan uang seperti ini tidak ada tantangannya sama sekali. CEO Tang juga tidak peduli kehilangan uang kecil seperti ini.”

“Permainan seperti apa yang CEO Luo ingin mainkan?” Lewis Tang memalingkan pandangannya, sudut bibirnya mengukir sebuah senyuman tipis, namun senyumnya itu tidak berarti apa-apa.

“Karena sudah terlanjur bermain, bagaimana kalau kita menaikkan taruhannya? Bagaimana kalau kita bertaruh posisi CEO di Tang’s Corp?”

“David, dirimu sudah terlalu banyak minum, apa perlu aku antar pulang?” Baru saja David Luo melontarkan perkataannya itu, wanita yang berdiri disampingnya langsung menahan tangan pria yang ingin menaikkan taruhannya itu.

Wanita itu seperti tahu batasan yang ada, tahu bahwa Lewis Tang bukanlah orang yang bisa dijadikan musuh. Jika David Luo benar-benar ingin mengajukan tantangan, dirinya juga harus bisa membedakan lawan yang harus dihadapinya.

David Luo melepaskan tangan wanita itu dengan kasar, surat perjanjian perceraian yang dikirimkan Clarice Lu kedalam e-mail nya itu benar-benar membuat emosinya memuncak, dan ketika dipenuhi amarah, seorang pria akan dengan mudah kehilangan akal sehatnya.

Wanita itu menatap Lewis Tang yang berada dihadapannya itu dengan khawatir, dibawah sinar lampu yang menyilaukan, tubuh pria itu terlihat sangat besar, dia duduk diatas kursi kulit hitam, punggungnya tegap, posturnya terlihat santai, wajah tampannya itu tidak sedikitpun menampakkan perasaan kesal, sudut bibirnya yang kaku, menyembukan sebuah senyuman tipis.

“David Luo, kamu mau aku bertaruh Tang’s Corp, bahan taruhan apa yang kamu miliki yang mempunyai nilai yang setara dengan perusahaanku?” Tanya Lewis Tang.

David Luo menyambungnya dengan tawaan, hanya saja tawa itu terdengar mencibir, “Bagaimana kalau CEO Tang mendapatkan Clarice Lu? CEO Tang juga bukan baru sehari dua hari mengincar instriku kan, wewenang, status, kecantikan, wanita sempurna yang memiliki segalanya, aku sangat penasaran, mana yang lebih penting bagi seorang CEO Tang.”

Ketika Clarice Lu kembali ke arena judi itu, dirinya langsung mendengar kata-kata itu. Dia berdiri sejauh lima meter dibelakang David Luo, memandangi dengan jelas punggung dingin pria itu, dalam hatinya, muncul sebuah perasaan yang tidak bisa dia uraikan.

Pria yang masih menjadi suaminya itu, demi ambisi dan ketenaran, melemparkan dirinya sebagai taruhan diatas meja judi, serendah itukah dirinya dimata David Luo!

Dirinya terus berada dibelakang David Luo, jadi, pria itu tidak mengetahui kehadirannya. Tetapi dia berada tepat dalam arah pandang Lewis Tang, pria itu dapat melihat dirinya.

Clarice Lu berdiri terpaku disana, kedua tangannya terkepal erat, sama seperti yang lainnya, dirinya juga sedang menunggu jawaban dari Lewis Tang.

Sebaliknya, pandangan mata yang dalam milik pria itu tidak tertuju padanya, Clarice Lu sampai-sampai berfikir bahwa pria itu tidak dapat melihat dirinya.

“David, dirimu sudah terlalu banyak minum, bawa dirinya pulang.” Lewis Tang melontarkan ucapan itu kepada wanita yang berdiri disebelah David Luo, sangat jelas, dirinya tidak ingin bermain dengan pria itu.

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu