Waiting For Love - Bab 174 Dia Sedang Mengalami Cinta Yang Tidak Terbalas (1)

“Terus-menerus tidak tidur, setelah selesai sibuk tiba-tiba merasa sangat merindukanmu. ”Lewis Tang menggunakan suara serak yang dalam dan nyaring untuk mengatakan bisikan cinta ini, dan membuat wajah Clarice Lu memerah.

“Lebih baik kamu mengejar waktu untuk istirahat, aku juga seharusnya bangun dan pergi bekerja”

“Clarice Lu, apakah kamu merindukanku?”Lewis Tang tiba-tiba memotong perkataannya.

Clarice Lu hampir mengatakan ‘tidak rindu’ secara tidak sadar, tapi ketika teringat dengan sikapnya yang kelelahan, lalu merasa sedikit bersalah.

“Rindu. ”Setelah terdiam untuk beberapa saat, dia berkata dengan sedikit tersentak.

“Ya, aku tahu.” Lewis Tang menjawabnya dengan yakin.

Clarice Lu tiba-tiba merasa terombang-ambing, baru ingin menjawab, lalu Lewis Tang yang mendengar panggilan itu berkata, “Alex menelpon, matikan saja dulu, dan akan menghubungimu larut nanti. ”

Clarice Lu tentu tidak akan salah paham dengan dia yang membicarakan masalah bisnis, maka dia mematikan panggilan dengan baik.

Clarice Lu memutuskan jaringan disini, kemudian menerima panggilan Alex.

“Lewis, kita bertemu di sebuah bar di Jl Great Wall, kamu cepat ke sini. ”Suara Alex bercampur didalam suara keributan.

“Kalian?”Lewis Tang mengangkat alis.

“Ya, aku bersama dengan Carol Lin , dia sudah minum banyak, dan aku tidak bisa menasihatinya. ”

“Kirimkan lokasi padaku. ”Lewis Tang juga tidak tidur, mengganti kemeja dan celana panjang yang bersih, mengambil jaketnya, dan berjalan keluar hotel dengan cepat.

Lewis Tang mengikuti lokasi yang dikirimkan Alex ke ponselnya, dan menemukan bar itu di Jl Great Wall. Alex dan Carol Lin, kedua orang duduk konter bar, dihadapan menumpuk setumpuk botol kosong, Carol Lin minum sampai sempoyongan, di tangannya membawa satu botol bir yang tersisa setengah dan tidak melepaskannya.

Alex juga tidak bisa menasihatinya, dia melihat Lewis Tang yang datang, seperti melihat penyelamat.

“Lewis, cepat kesini dan nasihati dia, semua perkataanku tidak didengarnya. ”Alex mengambil bir di tangannya dengan paksa.

Carol Lin masih keras kepala seperti sebelumnya, mulutnya terus-menerus membuat keributan, “berikan aku bir, aku belum mabuk. ”

“Aku akan menopangnya, kamu kendarai mobil ke sini. ”Lewis Tang melemparkan kunci mobil kepada Alex, dan mengulurkan tangan menopang Carol Lin yang sempoyongan.

Bobot seluruh tubuh Carol Lin bersandar pada dada Lewis Tang, lalu berjalan mengikuti Lewis Tang keluar dari bar bersama dengan langkah kaki yang tidak benar. Matanya kabur, dan membiarkan Lewis Tang menggerakkannya dengan baik, juga tidak meronta.

Karena tidak tahu dimana Carol Lin tinggal, Alex yang mengendarai mobil, langsung membawanya ke hotel tempat mereka tinggal. Dan menggunakan KTP Carol Lin untuk membuka 1 kamar lainnya.

“Kamu bantu dia kembali, seluruh tubuhku beraroma bir, aku kembali dulu ke kamar untuk mandi. ”Didalam lift, Alex menyerahkan kartu kamar kepada Lewis Tang, kemudian berjalan turun dari lift di lantai 20.

Lewis Tang menopang Carol Lin, kedua kakinya melemah, untuk berdiri pun kesulitan. Lalu Lewis Tang harus menggendongnya, melewati koridor yang panjang, dan sampai ke depan pintu kamarnya.

Setelah masuk, dia meletakkan Carol Lin di atas sofa, kemudian diatas dia menemukan teh penghilang efek alkohol yang dikenakan biaya, lalu membuka sebungkus dan menyeduhnya ke dalam cangkir air panas, lalu diberikan kepada Carol Lin.

Carol Lin duduk di sofa sambil meminum teh penghilang efek alkohol, Lewis Tang berbalik dan masuk ke kamar mandi. Jaketnya dibasahi oleh kotoran muntah Carol Lin. Lewis Tang melepaskan jas dan langsung melemparkannya ke dalam lantai kamar mandi, dia tidak berniat untuk mengenakannya lagi.

Dia membersihkan tangan di kamar mandi, setelah menggunakan tisu untuk mengelap bersih lalu berjalan keluar.

Didalam ruang tamu, Carol Lin masih duduk di sofa, air teh di dalam gelas yang dibawa di tangannya sudah berkurang setengah.

“Apakah aku sudah semakin merepotkanmu?”Carol Lin mendongak dan melihatnya, dengan sepasang mata yang jernih, dan sudah tidak memiliki perasaan mabuk.

“Sudah sadar?Apakah ada yang tidak nyaman, atau perlukah mencari dokter untuk memeriksamu. ”Lewis Tang berjalan kesana, lalu duduk pada posisi dihadapannya.

Carol Lin menggelengkan kepala dengan diam, alisnya yang indah berkerut, dan kepalanya sakit dengan hebat. Tapi dia tidak mabuk, dia benar-benar tidak mabuk. Carol Lin selalu sadar, sadar akan cinta, juga sadar akan kesakitan.

“Kupikir kamu akan menggendongku sampai ke atas ranjang, maka aku pasti tidak akan melepaskanmu”

“Carol Lin. ”Lewis Tang memotong perkataannya tepat pada waktunya, keningnya yang awalnya tenang, menjadi bertambah dingin dan serius.

Carol Lin menatapnya, dengan tatapan yang tetap menatap wajah tampannya dari dekat, dan sekarang tiba-tiba tertawa.

“Apakah aku begitu mengecewakan?Menidurimu, kamu tidaklah langka. Atau, kamu tidak menyukai kekotoranku?”

“Carol Lin, kamu sudah mabuk. ”Lewis Tang mengerutkan alis lalu melihatnya.

Carol Lin masih tersenyum, dan senyuman itu sangat pahit, “apakah tidak ada yang bisa selain dia?”

Lewis Tang menahan tatapannya, lalu tidak menjawab. Dan diamnya dia, adalah jawaban terbaik.

Diantara satu sama lain menolak untuk mengalah untuk waktu yang singkat, Carol Lin mengigit bibir pucatnya dengan kuat, di matanya bergerak air mata yang berkilau dan jernih. Tapi dia sama sekali tidak menangis, dia juga tidak ingin menangis di hadapan Lewis Tang, menunjukkan kelemahan diri sendiri.

Carol Lin tidak kuat, tapi dia ingin menjadi seorang wanita yang kuat di hadapan Lewis Tang.

Suasana didalam ruangan semakin sunyi, juga semakin tertekan. Lewis Tang sedikit menyesuaikan posisi duduk, kemudian berkata, dengan nada suara yang dingin terlintas sebuah rasa ketidakberdayaan yang mendalam.

“Carol Lin, untuk apa kamu menyia-nyiakan dirimu sendiri?”

Carol Lin menggelengkan kepala dengan tersenyum paksa, dia mengenggam cangkir teh di tangan, digenggam dengan begitu erat, tapi masih tidak bisa menahan suhu air yang sedikit dingin. Seperti dia yang tidak peduli sekeras apa dia berusaha, juga tidak bisa menutup kepanasan di hati Lewis Tang.

“Aku hidup baik, hidup buruk pun tidak ada bedanya, lagipula tidak ada yang mencintainya. ”

“Tidak ada yang mencintai, maka seharusnya mencintai diri sendiri. ”Lewis Tang berkata kepadanya, “dia mengikuti Fendy Jiang yang tidak baik dan tidak buruk, juga bukan solusi jangka panjang. Carol Lin, jika kamu ingin meninggalkannya, hanya ikutilah pemikiranmu sendiri, masalah yang lainnya, aku bisa menbantumu menyelesaikannya. ”

Perkataan yang dikatakan Lewis Tang tidak jelas, tapi Carol Lin adalah orang yang paham, secara alami mengerti maksudnya.

Fendy Jiang bukanlah orang biasa, tidak semua orang bisa tidur di ranjangnya, tapi karena sudah ikut dengannya, juga tidak semudah itu untuk pergi. Bukankah ada sebuah kalimat yang menyebutkan:lebih mudah mengundang iblis masuk daripada mengirimnya pergi.

Dan maksud Lewis Tang, adalah dia bisa membantunya untuk membalas Fendy Jiang .

Didalam hati Carol Lin merasa jelas, kekuatan keluarga Jiang di kota Z sudah berakar dalam, Fendy Jiang adalah orang yang begitu bagus untuk ditangani. Lewis Tang hanya takut karena dia menyebabkan keluarga Jiang tersinggung, dan mengundang banyak kerepotan.

Pemikirannya ini cukup membuat Carol Lin tersentuh. Tapi, selain tersentuh, Lewis Tang tidak memerlukan perasaan yang tidak berguna baginya, karena, ini bisa membuat dia merasa terbebani.

Carol Lin meletakkan gelas di tangannya ke atas meja teh dihadapan, kedua tangannya menyilang, ujung jarinya yang ramping berwarna pucat.

Dia tidak melihat Lewis Tang, tapi mengalihkan pandangannya di depan jendela, sinar matahari diluar jendela, bahkan sedikit menyilaukan mata.

Carol Lin sedikit menyipitkan mata, matanya yang gelap menunjukkan sebuah rasa kecewa.

Setelah terdiam untuk waktu yang singkat, dia perlahan-lahan berkata, suaranya sangat lembut, seperti sedang membicarakan cerita orang lain. “Lewis, di mata orang lain, aku pasti adaah seorang wanita yang jahat, seorang orang ketiga yang tidak tahu malu. Tapi, sebagai wanita, siapa yang tidak ingin menikah dengan pria idaman, melahirkan dan membesarkan anak untuknya, dan menjalani hidup dengan baik selamanya. Tapi, kata cinta ini, sebenarnya terlalu berat, dan selalu membuatku kewalahan. ”

Telapan tangannya memegang erat dengan posisi hatinya, perasaan ini, mungkin hanya dia yang tahu, benar-benar lebih baik mati daripada hidup.

Sering kali, Carol Lin merasa menyesal, menyesal mengenal Lewis Tang.

Dia masih ingat gambaran pada saat pertama kali bertemu dengannya, dia mengenakan kemeja putih yang polos dan celana jeans berwarna gelap, berdiri dibawah pohon beringin yang tinggi besar dengan daun-daun yang berjatuhan, dia berjalan melangkah kearahnya, seperti berpijak pada cahaya yang datang. Dia tersenyum dan mengulurkan tangan, lalu berkata kepadanya, “hai, aku adalah Lewis Tang, pembimbing memintaku untuk membawamu ke kelas bedah. ”

Awalnya, didalam hatinya selalu merasa takut dengan kelas bedah, tapi karena ada dia, Carol Lin merasa lega. Tampaknya ketika dia berada di sisinya, dia tidak takit pada apapun lagi.

Dia melihat dia menggunakan ujung jarinya yang ramping mengambil pisau bedah, pergerakannya begitu oenuh dengan perasaan indah.

Hanya dengan pandangan itu, Carol Lin merasa dirinya sudah mencintainya, dan percaya kepadanya.

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu