Waiting For Love - Bab 235 Cinta Pada Dasarnya Egois

“Mereka sedang sibuk, pokoknya hari pernikahan nanti kamu pasti akan bertemu.” Jawab Carol Lin dengan nada tidak enak.

Hari pernikahan nanti, Lewis Tang akan lebih awal menyewa sekelompok artis untuk memerankan tamu dari mempelai pria. Lagipula, orangtua, kerabat dari Carol Lin juga tidak mengenal orang dari keluarga Tang.

Carol Lin dibuat cemas oleh keluarganya, yang membuatnya lebih khawatir adalah hari itu sesudah Lewis Tang pergi, sampai saat ini belum menghubungi dirinya.

Carol Lin khawatir dia masih marah padanya, akhirnya dia hanya bisa mencari Alex sebagai pembicara.

Alex selalu lebih memerhatikan masalah Carol Lin, jadinya dia mencari waktu luang lalu mengungkit masalah ini dengan Lewis Tang.

“Kamu belakangan ini sudah tidak menghubungi Carol Lin? Bukan benar-benar marah dengannya kan, sebenarnya Carol Lin juga punya kesulitannya sendiri. Dia dilahirkan dengan latar belakang yang berbeda dengan kita, kerabat dan teman-temannya juga tidak bisa dipungkiri adalah rakyat biasa.” Alex sambil berkata sambil memberikan sepuntung rokok kepada Lewis Tang.

Kenyataannya, Lewis Tang benar-benar tidak memiliki tenaga untuk marah kepada Carol Lin. Dia sebelumnya juga tidak sering menghubungi Carol Lin, hanya saja saat ini Carol Lin terlalu sensitif.

“ Dia mengatakan padamu aku marah karena kerabatnya?” Lewis Tang menghembuskan asap rokok sedikit tersenyum dan bertanya

“Bukankah begitu?”

“Tentu saja bukan. Aku tidak punya amarah sebesar itu, hanya saja aku sedikit kecewa. Aku awalnya berpikir Carol Lin tidak mungkin berbohong, paling tidak tidak membohongiku.”

Dibohongi oleh orang yang dipercaya, Lewis Tang juga baru pertama kali ini.

“Carol Lin juga punya kesulitannya sendiri.” Alex masih ingin menjelaskan beberapa kata malah dihalangi oleh Lewis Tang. Benar atau salah, Lewis Tang tidak mungkin tidak bisa membedakan.

“Alex, kamu belakangan ini terlalu banyak mengurusi masalah orang lain, masalahmu apa sudah selesai?”

Mengukit masalah di rumah, wajah Alex seketika menunduk kebawah, “kamu benar-benar bisa menanyakan yang lain, jelas-jelas sudah tahu kalau keluarga ku sedang kacau. Pokoknya aku sudah bilang padanya, hidup bersama atau bercerai saja.”

Lewis Tang tidak suka bertanya banyak tentang urusan orang lain, mengenai masalah Alex juga tidak banyak mengikuti. Topik pembicaraan akhirnya berhenti.

Carol Lin terus sibuk masalah pernikahannya, walaupun terkadang ada perbedaan pendapat dengan orang tua, tapi semuanya hanyalah masalah yang kecil, dapat dengan mudah diselesaikan.

Lewis Tang kemudian memberikan Carol Lin sebuah kartu dengan nominal yang selalu tidak sedikit. Carol Lin mengambil setengah uang dalam card itu untuk diberikan kepada ibu Lin, ibu Lin bahagia keluarga Lin menjadi lebih harmonis lagi.

Perihal pernikahan semua dijalankan secara bertahap, namun demikian di hari ketiga sebelum hari pernikahan tiba-tiba terjadi penyerangan yang mengejutkan di Paris.

Saat kejadian baru terjadi, setiap harinya berita tentang situasi lokasi kejadian lebih tidak jelas, hanya diketahui beberapa kali lokasi pemboman terjadi di dekat gedung olahraga Perancis, dan ada beberapa jalan sudah terjadi penembakan. Kebetulan, lokasi apartemen tempat tinggal Clarice Lu berada di tempat lokasi penembakan di jalan Bixia.

Lewis Tang setelah mendengar kabar tersebut tidak bisa tenang, pertama sekali langsung menyuruh Felix Ang untuk membatalkan segala kegiatannya selama seminggu dan memesan tiket paling cepat untuk ke Paris.

CEO perusahaan dengan tiba-tiba membatalkan kegiatan selama seminggu bukanlah hal yang kecil. Ditambah lagi saat ini adalah waktu yang genting, pantauan dari pihak pemegang saham, David Luo yang tidak memiliki niat baik, benar-benar masa yang mengkhawatirkan.

Alex dengan sekuat tenaga membujuknya, “Paris begitu besar, dua ratus ribu lebih orang, kejadian kali ini hanya memakan korban sebanyak seribu sampai delapan ratus orang. Lagi pula, pihak pemberita juga tidak memberitakan bahwa salah satunya ada orang tionghoa. Clarice Lu seharusnya tidak akan begitu sial kebetulan berada di lokasi kejadian, kemungkinannya lebih kecil dibandingkan memenangkan lima ratus ribu. Sekarang Paris sangat kacau, kamu pergi begitu saja bukankah hanya menambah masalah.”

Namun demikian walau apa yang dia katakan, Lewis Tang sama sekali tidak mendengarnya. Itu lah yang dimaksud jika peduli maka akan khawatir. Istri dan anaknya berada di tempat yang baru saja terjadi penyerangan, dia tidak akan bisa tenang jika tidak memastikan mereka selamat.

Lewis Tang terakhir menyesal, terakhir kali dia pergi ke Paris tapi tidak membawa mereka ibu dan anak pulang. Clarice Lu terlalu keras kepala, dia seharusnya tidak membiarkannya keras kepala.

Setelah Carol Lin mengetahuinya juga ikutan panik. Yang dia khawatirkan jelas bukan Clarice Lu tetapi pernikahannya di tiga hari kedepan. Lewis Tang kali ini pergi ke Paris pasti tidak akan sempat pulang.

Namun demikian, bahkan bujukan Alex saja tidak berguna, lalu dia bisa berkata apa, hanya bisa melihatnya membereskan kopernya.

Yang bisa Lewis Tang katakan padanya hanya, “Maaf, Carol Lin, jika aku tidak sempat pulang, kamu beritahu kerabat dan teman, jadwal pernikahan ditunda.”

Carol Lin tidak bisa berkata-kata hanya bisa mengedipkan sepasang mata kasihan. Pernikahan ditunda dan masih tidak tahu ditunda sampai kapan. Kartu undangan juga sudah disebarkan, perkataan seperti ini dia bagaimana bisa katakan, dan akan ditertawakan oleh kerabat, saat itu wajah kedua orang tuanya harus diletakkan dimana.

Saat Lewis Tang mengangkat koper keluar dia benar-benar ingin tidak memedulikan apapun dan menghalanginya. Dia ingin dengan keras bertanya padanya: aku telah berkorban banyak untukmu, sedangkan apa yang Clarice Lu pernah lakukan untukmu? Kenapa di dalam hatimu hanya ada dirinya?

Namun demikian perkataan seperti ini Carol Lin tidak berani mengatakannya, sekali hal itu terjadi hubungan dia dengan Lewis Tang hanya akan semakin jauh.

Dia juga hanya bisa menangis melihat dia pergi.

Mobil yang dikendarai Lewis Tang perlahan keluar dari komplek dan tiba di bandara. Karena masalah Paris mendapatkan penyerangan menakutkan, penerbangan ke Paris hampir tidak ada orang. Setelah melewati pemeriksaan, Lewis Tang menunggu di ruang tunggu yang kosong melompong, hatinya sangat kacau.

Dia tetap tidak dapat menghubungi Clarice Lu, semakin tidak bisa dihubungi semakin tidak tenang. Mungkin apa yang dikatakan Alex tidak salah, kemungkinan Clarice Lu dan Dyson celaka sangat kecil. Akan tetapi mereka ibu dan anak adalah nyawanya, Lewis Tang tidak berani memiliki perasaan yang tidak pasti, hanya dengan mata kepala sendiri melihat mereka selamat dan aman baru bisa tenang.

Jarak waktu penerbangan pesawat masih ada tiga puluh menit, pintu keberangkatan sudah dibuka. Lewis Tang mengambil tiket keberangkatan bersiap untuk masuk, seketika handphonenya berbunyi.

Masih saja nomor Alex, Lewis Tang mengerutkan alis, ada sedikit tidak senang.

“Aku akan segera masuk, ada hal apa tunggu aku kembali baru bicara.”

“Lewis, kamu tidak perlu ke Paris lagi. Aku baru saja memeriksa, Chris Lu juga di Paris. Dia sepuluh menit yang lalu baru saja memesan tiga lembar tiket pulang dari Paris kembali ke kota B, aku telah memeriksa nama penumpang, dua diantaranya adalah Clarice Lu dan Dyson.”

Lewis Tang berhenti di depan pintu keberangkatan, rasa khawatir di dalam hati akhirnya bisa di lepaskan. Dia sudah lega dan menarik napas panjang.

Sedangkan di telepon sana, Alex sedang bersama dengan Carol Lin.

Dia telah mematikan teleponnya dan berkata kepada Carol Lin, “Tenang saja, Lewis tidak akan pergi ke

Paris lagi.”

“Alex, terima kasih.” Carol Lin dengan suara serak mengatakannnya. Sebelumnya dia panik hampir menangis. Kepergian Lewis kali ini dia sama sekali tidak bisa memberikan penjelasan kepada orang tuanya.

“Jangan berterima kasih padaku, jika mau berterima kasih, berterima kasihlah pada Clarice Lu, jika dia tidak pulang, Sembilan sapi juga tidak mungkin bisa menarik kembali Lewis Tang.”

Carol Lin tidak memberikan komentar apapun.

Alex menepuk-nepuk pundaknya lalu berkata, “Kamu saat ini akhirnya bisa lebih tenang, persiapkan dirimu menjadi pengantin baru dengan baik-baik.”

Carol Lin tersenyum dan melepaskan tangannya, “Kamu jangan menertawakan aku lagi, kamu jelas jelas tahu ini hanya pernikahan palsu.”

“Kenapa kalau palsu, apa tidak bisa membuatnya menjadi kenyataan.” Alex mengoyangkan alisnya, maksud dari perkataannya sangat jelas, dia mengulurkan tangannya dan menepuk pundak Carol Lin, “Carol Lin, kamu adalah orang yang pintar, pikirkan baik-baik apa yang aku katakan.”

Setelah Alex pergi, Carol Lin duduk sendiri di sofa ruang tamu dan termenung begitu lama. LCD TV terus berbunyi tidak berhenti, tidak tahu remot diletakkan dimana hanya saja suara itu ribut sampai membuat kepala orang sakit.

Carol Lin berdiri, mengambil remot dan mematikan TVnya. Selanjutnya, dia membuka lemari kecil di samping kiri rak TV. Di dalamnya masih bersisa beberapa kartu undangan merah yang belum dibagikan, warnanya sangat memikat mata.

Carol Lin mengulurkan tangannya yang pucat dan dari dalam rak mengeluarkan satu kartu. Kartu undangan ini dia pesan secara khusus, sederhana tapi indah. Bisa dikatakan adalah satu-satunya, di cetak dengan nama mempelai pria Lewis Tang dan mempelai wanita Carol Lin, dan juga foto dirinya dengan Lewis Tang.

Mereka tidak memiliki foto berdua, hanya ada foto saat diluar negeri bersama Dyson tiga orang. Dia sengaja mencari seorang ahli untuk mengedit fotonya, menghilangkan foto Dyson dan hanya tinggal fotonya berdua dengan Lewis Tang.

Walaupun itu adalah foto yang sudah di edit tapi kalau bukan seorang ahli maka tidak akan bisa kelihatan.

Carol Lin ragu cukup lama, sampai akhirnya dia mengambil pena karbon dan menuliskan nama Clarice Lu di belakang tulisan orang yang diundang. Setelah itu, dia menelepon pengiriman paket lalu meletakkan kartu undangan ke dalam amplop dan mengirimkannya.

Carol Lin merasa apa yang dilakukannya ini seperti sedikit keji, tetapi mohon maafkan keegoisan dan kecemburuannya.

Clarice Lu di hati Lewis Tang benar-benar terlalu penting, penting sampai dia merasa sangat khawatir dan takut. Jika, Clarice Lu kembali ke sisi Lewis Tang lagi, maka dia di hati Lewis Tang bahkan satu tempat kecil juga tidak tersisa.

Ini adalah hal yang paling tidak bisa Carol Lin tahankan. Oleh karena itu, jangan salahkan dia karena cinta pada dasarnya adalah itu egois.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu