Waiting For Love - Bab 65 Jasmine Sudah mengandung 4 Bulan, Apa Yang Akan Kamu Lakukan?(1)

“Sudah selesai belum, Elsa.” Muka Clarice merah. Istirahatnya kurang bagus tadi malam, kepalanya semakin sakit setelah mendengarkannya.

“Belum selesai, cepat ceritakan.” Elsa tidak ingin berganti topik.

Clarice bangkit dari tempat tidur dan duduk, Elsa memeluk sebuah bantal guling : “Jika kamu begitu suka cerita, kalau begitu ceritakan mengenai apa yang terjadi didalam rumah ini tadi malam. Siapakah lelaki itu? Dia didalam circle atau tidak? Apakah aku mengenalinya?”

Elsa langsung terdiam dengan pertanyaan dari Clarice, hingga sebuah telepon menolongnya.

Handphone Clarice bergetar didalam tasnya, ketika dia mengeluarkan handphonenya, dia melihat nama panggilan masuk adalah David.

“Kamu sekarang ada dimana? Mama telah sakit, kamu segera temani aku pulang ke area utara dulu, mama ingin bertemu dengan kita.” Setelah telepon diangkat, David langsung berkata to the point.

Alice pasti pikun atau sudah gila, pikir Clarice, jika tidak bagaimana mungkin dia ingin menemuinya? Mereka berdua harusnya tidak akan pernah saling berinteraksi.

Namun dia adalah orang yang lebih tua, Clarice tetap bertanya : “Apakah penyakitnya parah? Apakah perlu membawa dokter ikut pergi bersama kita?”

“Sekarang masih tidak tahu, kita pergi dulu lihat keadaannya dulu.” Seusai berkata, David langsung mengakhiri panggilan. Terlihat jelas dia sangat mengkhawatirkan ibunya.

Clarice mengganti baju dan mengenakan baju Elsa, lalu dia pergi dengan terburu-buru.

Bajunya sudah dipakai dari kemarin, pasti ada kerutan. Dia tidak akan sempat jika mengganti bajunya pulang kerumah, dia hanya bisa langsung meminjam baju Elsa terlebih dahulu.

Dan postur tubuh ratu Bai sangatlah seksi, begitu pula dengan pakaiannya. Clarice hanya bisa berusaha memilih sebuah rok panjang yang tidak begitu terbuka, namun tetap saja masih kelihatan bahu dan sebagian dadanya.

Clarice mengenakan BMW nya memasuki area utara, dan berhenti didepan keluarga Luo. David lebih cepat sampai daripada Clarice, ketika melihat Clarice mengenakan rok panjang, muka David berubah.

“Kamu mengenakan pakaian seperti ini untuk menjenguk ibuku atau ingin membuatnya marah?” David melepaskan jasnya dan melemparkannya ke Clarice lalu berbalik badan berjalan kedalam villa.

Clarice juga merasa pakaian yang dikenakannya kurang cocok, dia tidak membantahnya, lalu dia mengenakan jaket David, dan berjalan mengikutinya memasuki villa.

Hanya saja ketika mereka berdua masuk, mereka merasakan auranya tidak benar, Alice yang seharusnya sakit dan terbaring diatas tempat tidur malah sedang duduk diruang tamu dan sedang tersenyum dan tengah mengobrol dengan Jasmine.

Suara tertawa Alice terdengar terus oleh Clarice, dia mencibir dia tidak mengerti maksud Alice membohongi mereka.

“David, kamu sudah pulang.” Melihat David masuk, Jasmine langsung menghampirinya dan memeluknya dengan sedikit malu tanpa memperhatikan pandangan orang lain.

Tentu saja dia juga sengaja melakukannya untuk dilihat oleh Clarice. Memangnya kenapa kalau kamu adalah istrinya yang sebenarnya, aku juga berani memeluk lelakimu dihadapanmu.

“Jasmine, siapa yang mengizinkanmu datang kesini?” David mendorongnya, Jasmine termundur dan hampir terjatuh.

“Elisa, hati-hati, kamu sedang mengandung.” Alice bergegas memegangnya, dan melotot anaknya sendiri.

“Mengandung? Jasmine man, jelaskan sebenarnya apa yang terjadi?” David mengerutkan keningnya dan berusaha menahan amarahnya.

Dia memberikan Jasmine sejumlah uang pada 3 bulan yang lalu ketika mereka putus. Namun sekarang tiba-tiba muncul seorang anak, David merasa dirinya dibodohi.

“Apa yang kamu teriaki? Tanyakan kepada dirimu sendiri dulu apa yang telah kamu perbuat.” Alice membela Jasmine, selayaknya membela buah hatinya.

Clarice tersenyum disamping, dari awal hingga akhir dia hanya menontoni saja.

Dilihat dari reaksi David, dia benar-benar tidak tahu perihal Jasmine telah mengandung. Dalam waktu 3 tahun ini, Jasmine belajar banyak hal, dia sekarang sudah cerdas, dia mengerti seorang janin yang sudah stabil lebih mudah diteima daripada hanyalah zigot yang belum stabil, maka dari itu dia menunggu hingga anaknya sudah stabil dan datang ke keluarga Luo.

Clarice melepaskan sepatunya di dekat pintu masuk, lalu berjalan perlahan keruang tamu, tampangnya seperti semua ini tidak berhubungan dengannya.

Sedangkan Alice membantu Jasmine untuk duduk di sofa sebelah sana, dan menyuruh pembantu untuk mengambilkan sebuah bantal lembut untuk disandarnya.

“Jadi semua orang sudah sampai, kalau begitu kita duduk saja dan mengobrol, usahakan selesaikan masalah ini hari ini. Karena orang dewasa bisa menunggu tapi anak dalam kandungan tidak bisa menunggu.” Kata Alice.

Terlihat jelas, perkataan ini dia tujukan kepada Clarice, dia ingin Clarice tahu diri dan segera bercerai.

Hanya saja sebelum Clarice menjawab, Johnson sudah tidak kuat mendengarkannya, setelah menghempaskan nafasnya, dia berjalan naik tangga. Pendahulu keluarga Luo semuanya adalah pelajar, pemikirannya sangatlah tradisional, mereka merasa hal seperti ini sangatlah memalukan.

Alice juga tidak mempedulikannya, pandangannya tertuju kepada David, “David, Elisa sudah mengandung selama 4 bulan lebih, kamu bilang dulu apa yang akan kamu lakukan.”

Ekspresi David sangatlah datar, dia melihat perut Jasmine yang sedikit besar, didalam matanya tidak terlihat sedikitpun rasa gembira, yang ada hanyalah rasa marah terhadap kebohongan Jasmine.

“Aku tidak akan mau anak ini, gugurkan saja, aku akan mengantikan rugi untukmu.”

Atitut David yang seperti ini langsung membuat mata Jasmie penuh dengan air mata, dia langsung meminta tolong kepada Alice : “Tante Lin, anak didalam perutku adalah cucu kandungmu, tolonglah dia.”

Alice memegang tangan Jasmine, setelah menasihatinya, dia berteriak : “Aku beritahu kalian, siapa yang berani mengugurkan cucuku, aku tidak akan melepaskannya begitu saja!”

Clarice terus terdiam dan duduk diatas sofa, tangannya menopang mukanya, seolah-olah sedang menonton sebuah pertunjukan, dan semua pemerannya bisa mengambil piala oskar.

Clarice merasa bahwa perkataan Alice itu sengaja ditujukan kepada dirinya, jika dia masih tidak bertindak, Alice mungkin saja benar-benar tidak akan melepaskannya.

“Ibu, apakah aku boleh berkata?”

“Silakan.” Seketika ruang tamu sunyi, semua tatapan tertuju ke Clarice.

“Anak kecil juga adalah sebuah nyawa, jika sudah punya pantas untuk dilahirkan, hanya saja butuh bukti, Jasmine, bagaimana cara kamu membuktikan bahwa ini adalah anak David?”

“Aku hanya memiliki David sebagai satu-satunya lelakiku, anakku tentu adalah miliknya. David, tante, kalian harus percaya denganku.” Jasmine menangis karena panik, dia ingin sekali membuktikan kesuciannya.

“Jika kamu begitu yakin, kalau begitu tes DNA saja, tunggu laporan DNA keluar baru mengobrol denganku.” Seusai berkata, Clarice berjalan menuju pintu, dia merasa sudah tidak ada keperluan unutk tetap berada disana.

Ketika dia berjalan melewati David, dia melepaskan jaket yang dikenakannya, lalu melemparkannya kembali kepadanya.

David memegang baju tersebut, seketika David merasa dirinya akan kehilangan Clarice.

“Clarice.” Dia ingin pergi mengejarnya, tapi langsung dicegat oleh Alice.

“David, jika kamu berani mengejarnya sekarang, maka kamu bukanlah anakku lagi!”

Langkah David terhenti, dia menatapi ibunya sendiri, pandangannya penuh dengan rasa sakit dan rasa tidak berdaya, “Ibu, apakah kamu tahu betapa lelahnya menjadi anakmu? Aku sangat berharap aku hanya bermarga Luo.”

Mendengar perkataan David, Alice hampir stroke, Jasmine mengandenganya dan duduk diatas sofa, lalu berkata terhadap David : “David, apakah pantas kamu marah dengan tante demi Clarice? Dia mempunyai hubungan tidak jelas dengan banyak lelaki, terutama dengan Lewis, dia tidak pantas untuk menjadi istrimu.”

“Ini bukan urusanmu untuk menilainya, Jasmine, aku beritahu kamu, kalaupun aku bercerai dengan Clarice, aku juga tidak akan pernah menikahimu, janganlah bermimpi lagi.” Tangan David mencekik Jasmine dengan kuat, rasa sakit itu nyaris membuat Jasmine mengeluarkan air mata.

“Dengarkanlah perkataanku, gugurkanlah anak itu, jika tidak jangan salahkan aku untuk bertindak kasar terhadapmu.” Seusai berkata dia mendorong Jasmine dan meninggalkan tempat itu.

Alice sangatlah marah, tangannya memegang telepon yang berada diatas meja dengan gemetaran, lalu dia menelepon sebuah nomor.

“Suamiku, aku sudah tidak mempu mengatur anakku, kamu harus memberinya pelajaran.”

Disisi lain, Clarice meninggalkan keluarga Luo. Langit terlihat mendung, baru dalam perjalanan, langit sudah mulai turun hujan.

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu