Waiting For Love - Bab 278 Cara Itu Memang Cukup Kejam

Tembok es antara Lewis Tang dan Clarice Lu bisa dikatakan sudah mencair, Clarice mulai mempersiapkan pernikahannya lagi, rumahnya sering bermunculan banyak perlengkapan pernikahan, besar dan kecil, semuanya ditumpuk di dalam sebuah kamar gudang yang kecil, Lewis Tang terkadang pergi untuk melihatnya sebentar, kemudian merasa sangat senang.

Clarice Lu juga tidak memiliki banyak pekerjaan ketika di kantor, setelah selesai merapikan dokumennya, dirinya duduk di tempat itu sambil melihat dan membolak-balik majalah gaun pengantin, Annie Liu yang melihat benda yang dipegangnya itu ketika berjalan masuk, bertanya sambil tersenyum, “Begitu antusiasnya dirimu melihat gaun pengantin, apa jangan-jangan akan ada hal baik yang akan datang sebentar lagi?”

“Benar sekali, aku akan menikah bulan depan.” Balas Clarice Lu sambil tersenyum hangat, wajahnya terlihat sangat bahagia.

Annie Liu sedikit terkejut dan tertegun, kemudian wanita itu langsung mengucapkan selamat, dan dengan refleks bertanya, “Bagaimana bisa aku tidak pernah mendengar kamu membicarakannya? Apa pekerjaan suamimu?”

“Dia, seorang pembisnis.” Jawab Clarice Lu.

“Wah, seorang bos kecil ternyata, kalau begitu, kamu tidak perlu khawatir lagi dengan masa depanmu, benar-benar membuat orang kagum.” Ucap Annie Liu dengan ekspresi wajah yang benar-benar terlihat kagum dan iri. Dan lagi, Clarice Lu juga termasuk cantik, jadi bukanlah suatu hal yang aneh kalau dirinya menikah dengan orang yang baik. Pria jaman sekarang juga tidak seluruhnya hanya melihat wanita yang memiliki penampilan cantik.

Clarice Lu membalasnya dengan tersenyum, hatinya berpikir, kalau sampai Lewis Tang tahu dirinya dibilang bos kecil oleh orang lain, akan seperti apa ekspresi dan reaksinya? Hanya dengan memikirkannya saja, dia langsung tertawa.

Satu buku majalah gaun pengantin modern itu sudah berkali-kali dilihat dan dibolak-balik olehnya, tetapi tidak ada satupun yang membuat hatinya berdebar. Dia kemudian teringat dengan gaun pengantin bergaya retro yang pernah dilihatnya bersama Lewis Tang, belakangan ini, dirinya sudah mengunjungi banyak toko gaun pengantin, tetapi dia tidak menemukan gaun pengantin itu, bahkan gaun yang mirip pun juga tidak ada.

Dia juga sudah pergi ke toko gaun pengantin buatan tangan itu, tetapi toko itu sudah tutup, menurut kabar yang beredar, pemilik toko itu sudah pindah ke Taiwan. Karena itu, Clarice Lu hanya bisa pulang dengan perasaan kecewa.

Dia mengambil pena dan mencoba untuk menggambar bentuk gaun pengantin itu, kemudian membawanya pergi ke tukang jahit, tetapi dirinya selalu merasa ada yang tidak pas dengan hasil jadinya.

Kemudian, dia memutuskan untuk menyerah.

Hidup memang tidak bisa selalu sempurna, yang terpenting dalam sebuah pernikahan adalah mempelai pria adalah seseorang yang dia inginkan, kalau berpikir demikian, yang lainnya juga berubah menjadi tidak terlalu penting lagi.

Clarice Lu pulang kantor dengan tepat waktu, setelah pulang dari kantor, seperti biasanya, dia memanggil taksi dan seorang diri pergi mengelilingi beberapa mall untuk membeli perlengkapan pernikahan. Di daerah perlengkapan tempat tidur, dirinya membeli dua set seprai berwarna merah terang, yang terbagi menjadi motif naga dan phoenix yang melambangkan keberuntungan dan motif bunga peony yang melambangkan kemakmuran dan kehormataan, yang diutamakan oleh orang Tionghoa ketika menikah adalah perayaan. Clarice masih secara khusus memesan satu set pakaian pengantin tradisional adat Tionghoa yang berwana merah.

Ketika dirinya sampai di rumah dengan membawa beragam kantong belanjaan dengan beragam ukuran, Lewis Tang masih belum pulang, sambil menunjuk-nunjuk kotak kado besar yang diletakkan di atas sofa, bibi pembantu di rumah itu berkata bahwa barusan ada petugas pos yang mengantarkannya kemari.

“Iya, itu adalah gaun pernikahan yang aku pesan.” Jawab Clarice Lu sambil membuka kotak itu dengan wajah yang penuh keceriaan, karena pakaian pengantin itu adalah sebuah pesanan khusus, perusahaan pernikahan itu langsung mengirimkannya ke rumah.

Dia lalu naik ke atas sambil memeluk pakaian itu dan pergi ke dalam kamar untuk mencobanya. Dirinya berdiri di depan cermin pas itu sambil berputar ke kanan dan ke kiri. Karena pakaian itu dipesan secara khusus, jadi sangat pas di tubuh.

Kebetulan, di waktu yang sama, pintu kamar tidur itu tiba-tiba di buka dari luar, Lewis Tang berjalan masuk ke dalam sambil mengenakan jas, melihat tubuh wanita itu yang dibalut pakaian pengantin berwarna merah, dirinya tertegun untuk beberapa detik, kemudian dia mengangkat sudut bibirnya, membentuk sebuah lengkungan yang sempurna, memperlihatkan sebuah senyuman yang sangat lembut dan hangat.

Lewis Tang berjalan mendekati Clarice, kemudian menjulurkan kedua lengannya dan memeluk pinggang wanita itu dari belakang, dia menempelkan dagunya dengan pelan ke atas pundak harum wanita itu, dan menatap ke arah cermin yang memantulkan dua sosok pasangan yang sedang berpelukkan itu dengan pandangan mata yang tersenyum lembut.

Tubuh Clarice Lu dibalut dengan pakaian pernikahan tradisional berwarna merah terang yang disulam dengan motif phoenix dan bunga peony yang berwana emas, rambut hitam gelapnya tergerai sampai dipinggang, dengan sebuah tusukkan rambut berbahan emas murni yang tertancap di tengah-tengah rambutnya. Dia tidak terlalu bisa menguncir rambutnya, jadi untuk sementara dia hanya bisa menggerai rambutnya, sampai hari pernikahannya nanti, penata riasannya akan menggelung rambut panjangnya itu ke atas, dan menatanya menjadi sebuah sanggul yang cantik.

“Semua gadis di jaman dulu mengenakan pakaian seperti ini ketika menikah, menurutku lumayan cantik, jadi aku memesan satu set untukku.” Ucap Clarice Lu sambil tertawa dan mengangkat kepalanya, melihat pria itu.

Lewis Tang sedikit tidak bisa menahan dirinya untuk menundukkan kepalanya dan mengecup bibir merah wanita itu, “Iya, memang sangat cantik.” Ucapnya.

Clarice Lu berputar ke belakang, sepasang lengan lemah lembut milikknya memeluk pinggang pria itu dengan alami, pipinya memaparkan dua lesung pipit yang samar ketika dirinya tersenyum.

“Sayang, bajumu itu, apa kamu tidak ingin mencobanya sebentar?”

Lewis Tang benar-benar melupakan hal itu, dia menoleh kebelakang dan melihat satu set pakaian yang diletakkan di atas tempat tidur itu, pakaian pengantin dengan sulaman berwarna emas dengan warna merah yang sama, ekspresi wajahnya kemudian terlihat aneh.

Clarice memang terlihat cantik mengenakannya, tetapi dia tidak tahu apakah orang-orang akan berpikir bahwa dirinya sedang memainkan drama atau tidak kalau dirinya yang mengenakan pakaian itu.

Clarice Lu juga tidak memaksa pria itu untuk harus mencobanya, yang pasti, di hari pernikahan mereka, pria itu tidak bisa kabur.

Clarice Lu berganti dari pakaian pengantin ke pakaian rumah, lalu turun ke bawah dan bersiap untuk makan malam bersama Lewis Tang, tetapi dirinya justru melihat pria itu sudah berganti pakaian dan mengenakan luaran berwana abu-abu gelap, kelihatannya seperti sedang bersiap-siap untuk pergi ke luar.

“Sudah semalam ini, kamu mau pergi kemana?” Tanyanya dengan bingung, jelas bahwa Lewis Tang bukan pergi untuk bertemu dengan klien karena ketika pria itu pergi menangani urusan kantor, dirinya selalu mengenakan jas, tidak pernah asal dan sesantai itu.

“Janji dengan Chris, aku pergi sebentar, harusnya tidak sampai terlalu malam.” Jawab Lewis Tang dengan suara yang lembut sambil menundukkan kepalanya dan memakai jam tangan.

Berbicara mengenai Chris Lu, hati Clarice langsung tidak bisa tenang. Karena dulu kakaknya sangat menentang mereka untuk bersama. Baru-baru ini, ketika dia memberitahu Chris Lu bahwa mereka sudah mengambil buku nikah mereka, sikap Chris Lu juga datar.

“Apa kamu mau aku temani?” Ucapnya, dia takut Chris Lu akan menyusahkan pria itu.

Sikapnya yang tegang itu membuat Lewis Tang kehilangan tawanya. Pria itu berjalan mendekat, lalu menundukkan kepalanya dan mencium keningnya, “Jangan menghawatirkan hal yang tidak-tidak, aku dan Chris Lu hanya akan mengobrol saja.”

Buku nikah pun sudah di tangan mereka, Chris Lu adalah seorang yang pintar, ketika dipertemukan dengan kenyataan yang sudah pasti, pria itu akan memilih untuk menerima.

“Baiklah kalau begitu.” Clarice Lu mengangguk-anggukkan kepalanya dan mengantar kepergian pria itu.

Alih-alih menggunakan sopir, Lewis Tang mengendari mobil itu secara pribadi dan pergi ke tempat yang mereka janjikan, adalah sebuah kilang anggur pribadi. Tempat itu adalah tempat mereka sering berkumpul dulu, lima tahun, seiring berjalannya waktu, semua hal akan ikut mengalami perubahan, tetapi tempat itu seperti tidak mengalami perubahan yang besar dan justru memberikan orang semacam perasaan nostalgia.

Chrice Lu sudah lama tiba, pria itu duduk di sebelah rak anggur yang tinggi dan besar, dan membuka sebotol anggur merah kering yang sudah berumur dua puluh tahun, meskipun anggur itu tidak bisa dibandingkan dengan merek anggur berkelas seperti Romannee Conti dan Lafite, tetapi rasanya juga tidak kalah.

“Kamu terlambat.” Chris Lu menundukkan kepalanya dan melirik jam tangan yang dipakainya sambil dengan pelan menggoyangkan gelas anggur yang dipegangnya ditangannya yang satunya lagi.

Lewis Tang duduk di atas kursi di hadapan pria itu, dia kemudian mengangkat sedikit sudut bibirnya, “Clarice menahanku sebentar ketika aku hendak keluar.”

Chris Lu menggigit sepintas bibir bawahnya dengan dingin, diam, tidak mengatakan apapun.

“Sibuk belakangan ini?” Lewis Tang mengangkat botol pengocok anggur itu dan menuangkan setengah gelas anggur merah ke dalam gelas anggur yang berada di depan hadapannya, aroma anggur merah perlahan-lahan menyebar dari bawah gelas, aroma yang sangat membuat orang mabuk.

Pertanyaan basa-basinya itu dijawab Chris Lu dengan acuh tidak acuh, “Lumayan.”

Sementara pada kenyataannya, Chris Lu tentu saja sibuk, dirinya tidak bisa meninggalkan urusan kantor begitu saja, dan ada masalah muncul dalam keluarganya, belakangan ini dirinya bisa dikatakan ‘babak belur’.

Robert Lin yang tiba-tiba pulang ke tanah air benar-benar berada di luar prediksi Chris Lu, hubungannya dengan Elsa Mo yang baru saja membaik, seketika langsung dingin kembali.

Dirinya sudah mempersiapkan rencana yang paling jahat, kalau pada akhirnya Elsa Mo memutuskan untuk pergi bersama Robert Lin, kalau begitu, dia hanya bisa pergi ke pengadilan untuk mengajukan tuntutan dan memperebutkan hak asuh Angel, demi menahan kepergian wanita itu.

Chris Lu sama sekali tidak ingin berbuat sepert itu, menggunkan anak untuk membuat wanita itu tinggal. Cara itu memang cukup kejam, namun, itu adalah jalan terakhir yang dimilikinya.

Tetapi Chris Lu mencari Lewis Tang datang bukanlah untuk membicarakan masalah pribadinya maupun mengobrol dengan pria itu. Setelah mereka berdua berbasa-basi sebentar, dirinya mengeluarkan sebuah cek yang sudah ditanda tanganinya dari dalam dompet berwarna hitam dan memberikannya kepada Lewis Tang.

Lewis Tang dengan santai meliriknya, cek itu memiliki nominal yang sangat besar tertera di atasnya.

“Ini……?” Pria itu tidak menyentuh kertas cek itu sama sekali, dirinya masuk menggoyang-goyangkan kertas anggur yang dipegangnya itu dengan anggun, dia hanya sedikit menaikkan ujung alis kirinya.

“Mas kawin Clarice.” Jawab Chris Lu.

Adik perempuannya sudah menikah, sebagai seorang kakak, dirinya tentu saja harus menunjukkan diri. Hanya saja, jujur, perasaan seperti menikahkan adiknya itu benar-benar tidak bagus, bagaikan seperti sebuah permata yang sudah kita rawat dan lindungi selama bertahun-tahun tiba-tiba direbut oleh orang lain, dan lagi, orang itu merebutnya seperti benda itu memang sudah seharusnya menjadi miliknya.

Melihat cek yang dicetak dengan pola biru-hijau itu, Lewis Tang hanya tersenyum. Dia tentu saja mengerti maksud Chris Lu itu, melalui kertas cek itu, pria itu tidak hanya memberitahunya betapa dia mengasihi adik perempuannya itu sebagai seorang kakak, dia juga memperingati dirinya, bahwa Clarice adalah seorang yang memiliki keluarga yang bisa menjadi tempatnya bersandar, kalau sampai dia berani menyakiti Clarice, dia, Chris Lu, tidak akan hanya diam.

“Kalau begitu aku akan mewakili Clarice menerimanya, terima kasih.” Demi membuat Chris Lu merasa tenang, Lewis Tang tentu saja akan menyimpan cek itu.

“Lewis Tang, kalau kamu berani menyakiti Clarice……”

“Kalau itu harus lihat dulu menyakiti yang seperti apa yang kamu maksud.” Tanpa menunggu pria itu menyelesaikan kalimatnya, Lewis Tang sudah memotongnya sambil tertawa.

Chris Lu mengertukan alisnya dan merasa sedikit canggung. Sebagai seorang pria, dirinya tentu saja mengerti dengan maksud perkataan Lewis Tang itu.

Lewis Tang mengangkat gelas anggur yang dipegangnya itu kemudian mengenai gelasnya dengan gelas yang berada di depan hadapan Chris Lu dengan pelan, sambil berkata dengan lembut, “Tenang saja, dibandingkan dirimu, aku jauh lebih tidak ingin Clarice terluka.

Chris Lu mengangguk-anggukkan kepalanya, seperti sedikit ragu dan sedang memikirkan sesuatu, pria itu lagi-lagi berkata, “Lewis Tang, anak keduamu dengan Clarice……”

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu