Waiting For Love - Bab 11 Dari Ukuran B Menjadi F, Apakah Direktur Clarice Lu Berbohong Secara Sengaja ?

Pada hari kedua masuk kerja Clarice Lu, hal pertama yang diurus olehnya adalah gosip tentang David Luo.

Jasmine menginap di villa milik David Luo, dan tertangkap oleh paparazzi sebuah majalah gosip. Meskipun Jasmine selalu membawa masker, tapi sepasang payudara berukuran 34F itu mau ditutupi seperti apapun juga tetap kelihatan, dengan mudah dikenali oleh orang lain.

Perkembangan perusahaan di depan mata, namun karena David Luo terkena gosip ini, sama saja seperti menghancurkan masa depan dirinya sendiri.

Tangan Clarice menopang tubuhnya di lantai tepat di depan jendela, mengerutkan keningnya, wajah tampak pucat, hanya terasa kepalanya sakit.

“Kau menyuruh orang dari Departmen Hubungan Masyarakat untuk membuat pernyataan bahwa orang yang berada di dalam villa bersama David Luo adalah dirimu?” ucap Elsa Mo dengan spontan sambil duduk di sofa kulit yang ada di belakang Clarice.

“Iya.” Clarice mengerutkan kening. Untuk saat ini, hanya inilah satu-satunya cara untuk membersihkan nama David Luo.

Elsa Mo malah tertawa, melihat kearah dada Clarice dan berkata, “Jelas-jelas Ukuran B tapi kamu menyebut ukuran F, Clarice, bukankah ini jelas-jelas sebuah kebohongan ?

Begitu selesai bicara, pandangannya langsung kearah Clarice.

Elsa Mo tertawa, beranjak dari sofa, “Suamimu telah membuat onar, kamu yang menjadi istrinya, masih saja harus menyelesaikan masalahnya, Clarice, kamu ini cukup baik hati. Ayo pergi saja jangan masukkan masalah ini ke hati, temani aku pergi minum ke bar.”

Katanya sih Cuma minum segelas, tapi tak terasa, meja bar itu penuh dengan gelas kosong bekas minum mereka, dua orang wanita ini sekarang sudah tipsy.

“Jasmine kurang ajar dasar barang murahan, kalau tidak ada kamu, dia sekarang entah sedang dijual dimana……” kata Elsa memegang gelas sambil memaki tidak jelas.

Jasmine berasal dari keluarga yang miskin, tidak tamat kuliah. Hanya bermodalkan surat keterangan pernah belajar di sebuah universitas pergi mencari kerja. Karena kebaikan Clarice lah, Jasmine bisa bekerja di perusahaan ini.

Pada saat itu Jasmine seperti anjing yang selalu mengekor kemanapun Clarice pergi. Tampak polos, tampak kasihan. Ibunya sakit dan tidak ada dana untuk operasi, Clarice lah yang membayar biaya berobat dan menyelamatkan nyawa ibunya itu. Clarice memperlakukan Jasmine seperti layaknya kakak beradik. Dia tidak mengharap balasan apapun, tapi juga tak disangka, Jasmine diam-diam menusuk dari belakang, mengambil lakinya.

"Bagaikan domba dan serigala, petani dan ular, Clarice dan Jasmine, semuanya seperti cerita yang sama.” Elsa Mo tertawa terkikik, jelas dia mabuk.

Clarice juga ikut tertawa, tertawa sedih. Dia minum tidak sedikit, tapi dia kuat minum, masih sadar.

Dia bertopang dagu dengan satu tangannya, melihat kearah handphone yang ada di atas meja, namun layar handphone itu tetaplah gelap dan sunyi.

Sejak kemarin dia mengurus gosip tentang David Luo dan Jasmine, hingga hari ini gosip nya telah hilang entah kemana, David tetap saja tidak menelponnya, atau paling tidak memberi penjelasan.

“Jadi, bukankah jika kita memberikan hati kepada orang lain, kita akan mendapatkan hal yang sama ?” Clarince mengankat wajahnya dan meneguk segelas lagi, di bawah sinar lampu, cahaya yang redup dan pandangan matanya tampak sayu.

Dia memperlakukan Jasmine dengan sangat baik pada saat itu, dan dia juga berbuat dengan sangat baik terhadap David Luo, tapi mereka berdua malah diam-diam tidur seranjang tanpa sepengetahuannya.

Jika Jasmine tidak membawa keributan dalam pernikahannya, mungkin dia masih ada dalam kegelapan.

Clarince merasa, bahwa di dunia ini dialah yang paling bodoh.