Waiting For Love - Chapter 95 Ingin Tidak Berdarah Itu Susah (1)

Clarice Lu memelototi pria jahil itu dengan perasaan kesal, tetapi terbaring lemah dalam pelukan pria itu, tidak memiliki tenaga sama sekali untuk bertengkar.

Dia hanya bisa diam menatap pria itu, dibawah lampu kristral yang bergoyang, fitur wajah pria itu terlihat mempesona, mata gelapnya seperti langit malam, hidungnya tinggi, bibir tipisnya memiliki bentuk yang anggun, tubuhnya yang tinggi dan tegap terlihat melalui kemeja putih ketat yang dikenakannya itu, pria itu sempurna tanpa cela sedikitpun.

Dan yang lebih mematikan lagi adalah, pesona dari kedewasaan dan kemapanan yang dimilikinya seiring usia itu, bagaikan tidak ada seorang wanita pun yang mampu menolaknya.

Kata-kata itu, bagaimana mengucapkannya, sayang jodoh datang terlambat. Jika dia bertemu dengan pria itu sebelum bertemu dengan David Luo, Clarice Lu percaya bahwa dirinya pasti akan langsung jatuh hati dengan pria itu.

Sayang, didunia ini tidak pernah ada yang namanya ‘jika’, kenyataannya sekarang adalah, dia adalah seorang wanita yang telah bersuami, tetapi diwaktu yang sama dirinya juga sedang dalam pelukan seorang pria lain. Harga diri Clarice Lu tidak membiarkannya untuk terus-terusan seperti ini.

“CEO Tang sudah mendapatkan hadiahnya, sekarang sudah bisa melepaskanku?” Clarice Lu memeramkan matanya, berkata dengan nada suara dingin.

Lewis Tang tertawa, dan benar saja, pria itu tiba-tiba melepaskan dirinya. Pria itu duduk disebelahnya, api dari korek api biru ditangannya itu bergerak-gerak, pria itu kembali menyalakan sebatang rokok yang baru, menghisap rokok itu dengan santai.

Suara serak dan dalamnya itu menembus asap rokok dan sampai didalam telingnya Clarice Lu, “Clarice, aku bisa memberikanmu waktu untuk kamu membereskan masalah antara dirimu dan David Luo, tetapi kesabaran hatiku juga ada batasannya, tentu saja aku tidak suka memaksa seorang wanita, tetapi aku tidak keberatan jika pengecualian itu kamu.”

Clarice Lu refleks memutar kepalanya menghadap pria itu, kabut tipis mengelilingi pria itu, dirinya tidak dapat melihat jelas ekspresi wajahnya waktu itu. Tetapi Clarice Lu tahu jelas bahwa Lewis Tang merupakan tipe orang yang perbuatannya sama dengan ucapannya, apa yang dikatakannya, pasti akan dilakukannya.

Clarice Lu menyesali dirinya yang telah memprovokasi pria itu.

Setelah menghisap sebatang rokok itu, Lewis Tang pergi meninggalkan tempat itu. Sebelum berjalan pulang, pria itu lagi-lagi meminta ciuman selamat tinggal dari dirinya, sebuah ciuman singkat, atau lebih tepatnya sebuah kecupan itu, tidak menyimpan nafsu, hanya kasih.

Malam itu memang ditakdirkan sebagai malam tanpa tidur, Clarice Lu terbaring diatas tempat tidur, berguling-guling gelisah. Otaknya dipenuhi oleh Lewis Tang yang memeluk dan menciumnya, mulutnya masih terasa seperti pria itu, sudah berkali-kali menyikat giginya, gusinya pun sudah berdarah, namun rasa itu masih disana.

Mungkin, rasa pria itu, semua milik pria itu, tanpa disadarinya, perlahan sudah masuk menembus hatinya, hanya saja Clarice Lu masih tidak mau mengakuinya.

Keesokan paginya, Clarice Lu lagi-lagi memiliki sepasang mata panda, tidurnya yang tidak cukup membuat dia sakit kepala berat.

Dia membawa baju ganti pergi ke kamar mandi, sikat gigi dan mencuci mukanya, belum selesai mencuci muka, nada dering hpny tiba-tiba berbunyi. Clarice Lu terburu-buru membungkus tubuhnya dengan jubah mandi, dengan bertelanjang kaki berlari ke dalam ruang tamu, meninggalkan bekas air di atas lantai.

Telpon itu dari Elsa Mo, mengingatkan Clarice Lu untuk pergi ke rumah sakit melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.

Setelah kecelakan mobil lima tahun yang lalu, Clarice Lu selalu pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan rutin setiap setengah tahun sekali, terlebih lagi karena yang terluka itu adalah otaknya, itu bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng.

Dulu ketika pergi melakukan pemeriksaan, Clarice Lu juga pernah bertanya kepada dokternya, kapan ingatannya bisa kembali lagi, jawaban dokter itu adalah, hal seperti ini bervariasi dari orang ke orang, bagi beberapa orang, mereka dengan cepat sudah bisa mengingatnya kembali, dan bagi beberapa orang lagi, mereka menggunakan seumur hidupnya dan tidak pernah mendapatkan ingatannya kembali.

Jawaban dari dokter itu, sama saja dengan tidak menjawabnya sama sekali.

Lima tahun berlalu, Clarice Lu masih tidak mengingat apapun.

Setelah selesai menyikat gigi dan mencuci muka, dirinya memiliki sarapan sederhana, lalu menelpon asistennya untuk mengundur jadwal siangnya. Asisten James juga memberitahu dia, perusahaan mereka kedatangan seorang wakil CEO baru, seorang wanita cantik dan muda, David Luo menunjuknya secara pribadi, melewati semua prosedur perusahaan.

Clarice Lu tertegun sejenak, perusahaan menunjuk seorang wakil CEO adalah sebuah hal besar, tetapi David Luo, untuk menyapanya saja tidak. Kelihatannya, bukan hanya pernikahan mereka yang sudah berada diujung tanduk, kelak, bahkan hubungan kerja sama mereka juga tidak dapat dilanjutkan, berjalan ke jalan mereka masing-masing, sepertinya itu adalah pilihan terbaik untuk dirinya dan David Luo.

Ketika mengendarai mobil pergi ke rumah sakit, Clarice Lu menelepon untuk membuat janji. Sumber daya medis negara ini ada batasnya, tetapi pasien tidak ada batasnya. Dia tidak ingin menghabiskan waktunya hanya untuk mengantri.

Mobil itu perlahan memasukki gerbang utama rumah sakit, dirinya mencari tempat kosong dilapangan parkir rumah sakit itu, Clarice Lu baru saja memarkir mobil itu, membuka pintunya dan turun, dari balik tubuhnya terdengar suara anak-anak, jelas dan merdu, membuat hati orang yang mendengarnya meleleh.

“Kakak cantik.” Sepasang lengan mungil merangkul kaki kirinya, Clarice Lu menundukkan kepalanya, melihat Dyson sedang memeluk pahanya, sambil mengangkat kepalanya yang mungil itu, tertawa gembira menatap dirinya.

“Dyson, kenapa kamu bisa berada disini?”

“Paman Lin menemaniku datang kemari untuk suntik vaksin.” Jawab Dyson, lalu dengan cepat menyambung lagi kalimatnya itu, “Papa juga ikut, didalam mobil.”

Clarice Lu mengangkat kepalanya melihat, tidak jauh dari tempatnya memarkir mobil, terparkir sebuah Range Rover hitam milik Lewis Tang, Felix Ang berdiri disamping badan mobil itu, wajahnya masih tetap datar, tetapi pria itu dengan sopan menganggukkan kepalanya kepada dirinya.

Dia tersenyum kembali, tanpa disadari pandangannya tertuju kedalam mobil itu, jendela mobil Range Rover itu didesain khusus, dirinya tidak dapat melihat menembus jendela mobil itu, melihat pria yang ada didalamnya.

Clarice Lu mendaftar dibagian bedah otak, dilantai tujuh. Pediatri tempat Dyson pergi ada di lantai dua, tidak perlu naik lift, jadi mereka berpencar ketika sampai di lobi rumah sakit.

Dyson yang dituntun oleh Felix Ang itu sambil berjalan, tidak berhenti membalikkan kepalanya melihat Clarice Lu, wajahnya berkata kalau dirinya tidak rela.

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu