Waiting For Love - Chapter 89 Jantungmu Berdetak Cepat Sekali (1)

Dua orang, satu diluar, satu didalam, berdiri berhadapan dimasing-masing sisi pintu masuk itu, keduanya merasa benar-benar canggung.

“Kamu pasti datang untuk menemui CEO Tang, iya kan? Dia sedang keluar lari pagi, tidak lama lagi pasti sudah kembali. Dokter Lin, masuk, masuk, tunggu saja didalam.” Setelah mengucapkan perkataannya itu, Clarice Lu menyampingkan tubuhnya, membuka pintu itu lebih lebar lagi dan mempersilahkan Carol Lin masuk kedalam.

Namun sepasang kaki Carol Lin yang mengenakan sepatu hak tinggi putih itu tidak bergerak sama sekali, sebuah senyuman sopan seperti biasa tergantung diwajah wanita itu, tidak membiarkan orang lain membaca dirinya sama sekali.

“Tidak, tidak, karena Lewis tidak ada, aku hanya akan langsung pulang saja. Tujuanku datang kemari hari ini adalah untuk mengantarkan kue ulang tahun untuknya, ini, bantu aku berikan ini padanya.” Carol Lin langsung meninggalkan tempat itu setelah memberikan kue itu pada Clarice Lu.

Clarice Lu menjinjing masuk kue itu, setelah menaruh kue itu diatas meja, dia duduk menunggu dengan bosan diatas sofa.

Tetapi, meskipun sudah lama menunggu, dirinya masih tidak melihat Lewis Tang itu kembali. Jika dia langsung meninggalkan tempat itu tanpa berpamitan terlebih dahulu, orang akan berpikir bahwa dirinya tidak punya sopan santun, tetapi dirinya masih memiliki sebuah rapat yang sangat penting disiang hari, dia harus pergi sekarang.

Beberapa kali dia mencoba untuk menelepon Lewis Tang, namun semuanya tidak terhubung, Clarice Lu tidak memiliki pilihan lain, dia hanya bisa keluar mencari orang itu.

Dirinya sama sekali tidak tahu kemana arah Lewis Tang pergi, hanya bisa berjalan menyusuri jalan pinggir pantai itu, pada akhirnya, dia menemukan Lewis Tang diujung sebuah lorong kecil, pria itu turun dari sebuah kapal pancing yang baru saja kembali, pakaian kaos dan celana panjang yang sederhana itu membuat dirinya terlihat lebih energik.

Setelah melompat turun dari kapal tersebut, dia langsung berjalan menghampiri Clarice Lu, ada bau amis ikan menempel ditubuh pria itu, samar, bukanlah bau busuk yang tidak enak untuk dicium.

“Kamu pergi melaut pagi-pagi?” Tanya Clarice Lu.

“Ya, ikan yang baru saja ditangkap ini lebih segar. Aku sudah memesan beberapa, sebentar lagi aka nada orang yang mengantarnya ke Vila LinXi. Ketika Dyson melihat ikan, dirinya menjadi sama seperti kucing.” Jawab Lewis Tang, senyuman hangat terpapar diwajahnya yang tampan itu, senyuman hangat seorang ayah yang mengasihi anaknya.

Clarice Lu tertawa tanpa berkata apa-apa, dirinya merasa bahwa Lewis Tang diwaktu itu memberikan orang suatu perasaan hangat.

Mereka berdua menyusuri pantai, berjalan pulang kearah vila, sepatu hak tinggi yang dikenakan oleh Clarice Lu itu mudah sekali tenggelam diantara pasir pantai yang halus, tanpa berpikir panjang, dia melepaskan dan menjinjing sepatu itu ditangannya.

Hembusan angin laut itu benar-benar membuat orang merasa nyaman, Clarice Lu terus mengikuti pria itu dari belakang, cahaya matahari itu membuat bayangan panjang dibelakang pria itu, memberikan kesan dunia yang berbeda.

Apa yang dilihat oleh Clarice Lu itu membuat dirinya kelihangan fokus pada waktu itu, dan tidak memperhatikan langkah kakinya. Tiba-tiba rasa sakit menjulur dari telapak kakinya, setelah satu terikan kesakitan itu, dirinya langsung terduduk diatas pantai itu.

“Kenapa?” Lewis Tang duduk berjongkok dibelahnya, wajah dingin itu tidak memperlihatkan sedikitpun perasaan khawatir dan tegang.

Telapak tangannya yang besar meraih pergelangan kaki Clarice Lu yang putih itu, lalu mengangkat kaki wanita itu keatas lututnya, dan dengan teliti memeriksa luka wanita itu. Bagian tengah telapak kaki kiri wanita itu mengeluarkan sedikit darah, tergores cangkang kerang yang pecah, untungnya luka itu tidak dalam, tidak terlihat parah.

Yang dikenakan Clarice Lu itu adalah gaun, dengan satu kaki yang terangkat, gaun itu juga langsung terangkat naik, detik itu dirinya langsung lupa akan rasa sakitnya, kedua pipinya merah terang karena malu, lalu dengan tergesa-gesa dia menarik kakinya turun.

“Lukanya tidak parah, setelah dibersihkan dengan alkohol dan diperban, seharusnya tidak akan mempengaruhi cara berjalanmu.” Setelah berbicara selesai, Lewis Tang menjulurkan tangannya ingin menggendong wanita itu, namun ditolak oleh Clarice Lu.

“Kamu yakin bisa jalan sendiri?”

“Seharusnya tidak ada masalah.” Clarice Lu memaksakan diri untuk berdiri, dengan tidak mudah dirinya berjalan kedepan selangkah demi selangkah, pasir halus yang bersentuhan dengan luka ditelapak kakinya itu terasa perih, menusuk. Sampai-sampai dirinya terdorong untuk melompat balik hanya dengan kaki kanannya.

Lewis Tang terus berdiri dibelakang wanita itu, mengamatinya dengan alis terangkat. Setelah mengamatinya kesusahan untuk sejenak, dirinya baru berjalan menyusulnya.

“Sebagai wanita, jangan suka memaksakan diri, yang rugi juga diri sendiri,” setelah selesai berbicara, pria itu berjalan membelakanginya, lalu perlahan berjongkok didepan dirinya. Maksud dirinya sangat jelas, yaitu ingin mendukung wanita itu pulang.

Pria itu jelas-jelas sedang berjongkok, namun Clarice Lu merasa bahwa punggungnya itu sangat tegap dan besar.

Dia tidak ingin menyusahkan dirinya sendiri lagi, seperti tidak ada keraguaan sama sekali, dirinya naik keatas punggung pria itu.

Punggung pria itu sangat lebar, juga sangat nyaman sebagai tempat sandaran kepalanya. Saat itu, Clarice Lu teringat akan dirinya yang didukung ayahnya sewaktu kecil, dia selalu enggan untuk turun lagi.

Lengan Clarice Lu merangkul leher pria itu, dipisahkan dengan pakaian yang tipis, dirinya dapat merasakan kehangatan dari punggung pria itu. Tanpa disadari, muncul sebuah perasaan aneh dihatinya, jantungnya lagi-lagi mulai berdetak kencang, tidak beraturan.

Demi menenangkan perasaannya, Clarice Ye mulai mencari topik pembicaraan untuk memecahkan keheningan diantara mereka.

Dirinya tiba-tiba teringat hari ini adalah hari ulang tahun pria itu, maka dari itu berkata, “Selamat ulang tahun CEO Tang.”

Kaki Lewis Tang yang melangkah maju dengan pasti itu terhenti sejenak, lalu dengan suara berbisik membalas, “Terima kasih.”

“Dokter Lin ada datang tadi pagi, membawa sebuah kue ulang tahun kemari.” Jelas Clarice Lu

“Iya.” Lewis Tang menganggukkan kepalanya, “Aku dan Carol Lin adalah teman sewaktu kuliah, ternyata dia masih mengingat ulang tahunku.”

Waktu itu Clarice Lu baru teringat bahwa Lewis Tang memiliki gelar master dalam jurusan kedokteran, tidak heran jika Dokter Lin bisa datang pagi-pagi dengan membawa kue ulang tahun. Sepertinya mereka memiliki hubungan yang baik dulu.

Kesunyian lagi-lagi datang menyela diantara mereka, Clarice Lu hanya bisa mendengar suara angin dan ombak laut disertai suara detakan jantungnya yang tidak beraturan itu.

Detik itu, Lewis Tang tiba-tiba menghentikan langkahnya dan bertanya, “Clarice, kamu tidak nyaman kah?”

“Apa? Tidak kok. Kenapa bertanya?”

“Jantungmu berdetak dengan cepat sekali.” Sudut bibir Lewis Tang terangkat, menampilkan sebuah senyuman nakal.

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu