Waiting For Love - Chapter 210 Aku Melepaskanmu, Kamu Juga Jangan Terus Menyiksa Dirimu Sendiri

Clarice Lu sangat tidak suka dengan suasana diam dan terketekan seperti itu, hal itu bisa membuat dia terbayang akan dirinya yang dikurung di dalam ruangan gelap itu kemarin malam, penuh sesak, penuh tekanan, tanpa cahaya sedikitpun.

“Aku lagi-lagi berhutang budi kepadamu.” Ucapannya dengan pelan, pandangan matanya yang kosong berputar tertuju ke arah pria itu.

Lewis Tang sedikit mengerutkan alisnya, dirinya selalu memiliki sebuah perasaan bahwa wanita yang berada di hadapannya sekarang itu sama seperti sebuah boneka kayu yang tidak memiliki nyawa dan kehidupan. Dia menggenggam tangan wanita itu dengan kasihan, tangan Clarice Lu masih sama dingin, hanya saja, wanita itu seperti tidak memerlukan kehangatan darinya, karena dia dengan cepat melepaskan genggamannya.

“Kamu pasti sudah menghabiskan banyak uang kan?” Ucap Clarice Lu lagi.

Kerutan alis Lewis Tang semakin dalam, tetapi nada bicaranya masih sama tenang dan lembut, “Kamu baik-baik saja sudah cukup.”

Clarice Lu mengangkat sudut bibirnya, dan menunjukkan sebuah senyuman yang terlihat mencibir, “CEO Tang adalah seorang pembisnis, untuk dirimu menganggapku lebih penting daripada uang adalah suatu yang langka.”

Clarice Lu harus mengakui bahwa untuk hal yang satu ini, Lewis Tang jauh lebih baik daripada David Luo. Di dalam mata David Luo, hanya ada uang dan kekuasaan, tidak ada tempat untuk wanita. Bagi pria itu, seorang wanita tidak lebih dari sebuah hiburan yang tidak penting.

Lewis Tang juga tertawa, menertawakan dirinya sendiri, “Seberapa penting uang? Clarice, kamu bahkan lebih penting dari nyawaku sendiri.”

Ucapan seperti itu bagaikan sebuah teriakan yang keras, sangat sedikit wanita yang bisa menolaknya, tetapi sebaliknya, Clarice Lu hanya datar setelah mendengarnya.

“Kamu mengatakan semua itu sekarang, apa masih memiliki arti?”

Semua yang sudah berlalu, sudah berlalu, tidak semua hal bisa diulang kembali.

“Lewis Tang, apa kamu tahu rasa ditinggalkan? Dulu, ketika aku berlutut didepan hadapanmu, kamu berkata kepadaku bahwa kamu tidak menginginkanku lagi dan menyuruhku pergi. Apa kamu tahu bagaimana perasaanku pada waktu itu? Detik itu, duniaku seperti hancur.”

Suara Clarice Lu terdengar sangat tenang, tetapi sepasang tangan dingin tanpa kehangatan miliknya itu justru mencengkram erat ujung rok yang sedang dikenakannya, kukunya yang sudah dipotong rapi itu, menancap jauh ke dalam daging telapak tangannya yang lembut itu, tetapi dirinya seperti tidak merasakan sakit sedikitpun.

Tidak ada hal yang lebih menyedihkan dari rasa putus asa, kalau begitu, masih ada apa lagi yang lebih menyakitkan dari ini?

Namun, bagi Lewis Tang, kepahitan yang sama. Waktu itu, ibunya terbaring di dalam unit gawat darurat dan mungkin tidak akan tersadar kembali selamanya, tetapi Clarice Lu justru menyuruhnya untuk tidak menuntut ibunya, Lewis Tang tidak bisa melakukannya, dirinya benar-benar tidak bisa melakukannya.

Lewis Tang selalu menahan dan menyembunyikannya di dalam hati, tetapi beberapa hal terlalu berat untuk disembunyikan, sangat berat sampai membuat dirinya seperti tidak bisa bernapas. Ternyata, dalam hidup seorang Lewis Tang, masih ada beban yang tidak bisa ditanggungnya.

“Aku dan Carol Lin, sebenarnya tidak memiliki hubungan apapun. Terlebih lagi anaknya itu, bukanlah milikku. Bahkan lima tahun yang lalu, aku juga hanya berakting dengannya di depan mu, tujuannya adalah agar kamu meninggalkanku.”

Ucapannya membuat Clarice Lu sangat terkejut. Untuk beberapa saat, wanita itu masih tidak dapat mencernanya.

“Apa, apa maksudmu?” Clarice Lu menyadari suaranya bergetar tanpa bisa ditahannya.

Lewis Tang tertawa pahit, tidak peduli apakah Clarice Lu bersedia atau tidak, dirinya mencengkram tangan wanita itu dengan paksa, dengan erat, tidak lagi rela untuk melepaskannya, “Apa dirimu masih ingat, aku pernah berkata kepadamu bahwa ibumu dulu pernah memiliki hubungan dengan ayahku?”

“Itu adalah alasanmu putus denganku? Lewis Tang, apa kamu merasa alasan itu cukup?”

“Bukan alasan, hanya sebuah penyebab. Ibuku selalu mengingat penghianatan yang ayahku lakukan waktu itu, beberapa tahun ini, kondisi mentalnya selalu tidak baik, sifat dan emosinya juga mengalami perubahan yang sangat drastis. Dia tidak bisa menerima diriku yang memiliki hubungan dengan putrinya Jane Xia, sampai dirinya bahkan pernah mencoba untuk bunuh diri.”

“Aku tidak percaya, tidak percaya, kalau memang seperti itu, kenapa waktu itu kamu tidak memberitahuku?”

Semua yang dipercayai oleh Clarice Lu selama ini, diputar balik dalam sekejap, membuat dirinya tidak bisa menerimanya.

Salah, diluar pikirannya, semuanya ternyata salah. Untuk mencintai itu salah, tetapi bahkan untuk membenci pun salah.

Lewis Tang menggenggam erat tangan wanita itu, menarik Clarice masuk ke dalam pelukkannya dengan tenaga penuh. Dirinya tidak bisa memberikan penjelasan, hanya bisa mencoba menghibur wanita itu.

Tetapi Clarice Lu tidak sedikitpun memerlukan itu, dalam pelukkan Lewis Tang, dia memberontak dengan sekuat tenaganya, kepalan tangannya terus-menerus memukuli dada pria itu.

Selama ini, dia tidak pernah mengerti Lewis Tang, dan Lewis Tang juga tidak mengerti dirinya sama sekali.

“Lewis Tang, waktu itu, kalau kamu berkata jujur denganku, aku tidak mungkin mendekati dirimu. Aku bisa menunggu, dan meskipun diriku tidak bisa berada disisimu setelah menunggu seumur hidupku, aku juga akan melakukannya dengan senang hati. Tetapi, kenapa kamu mau memilih cara paling kejam seperti itu? Kenapa?”

Clarice Lu menangis histeris, kedua tangannya menggenggam erat bagian dada kemeja pria itu.

Sementara Lewis Tang hanya melihatnya dengan mata yang memerah, dan tanpa memberikan penjelasan apapun.

Dia bukan tidak mengerti wanita itu, sebaliknya, dia sangat mengerti. Dia takut wanita itu akan menunggu, takut wanita itu akan menyia-nyiakan seluruh hidupnya untuk menunggu dalam penantian tanpa harapan itu. Dan itulah kejam yang sesungguhnya.

Dan hal yang terjadi selanjutnya adalah sesuatu yang tidak bisa diramal oleh siapapun, yang seiring berjalannya waktu, semakin berada di luar kendali, dan akhirnya membawa mereka ke dalam tragedi yang tidak bisa diperbaiki lagi.

Lewis Tang merangkul Clarice Lu, mendekapnya dengan erat, berharap dirinya bisa menjadi satu dengan wanita itu, dan tidak pernah terpisah lagi selamanya.

Dirinya menyesal, benar-benar menyesal, kalau semuanya bisa diulang kembali, dirinya pasti tidak akan memilih cara seperti itu.

Clarice Lu bersandar diatas dada pria itu, perlahan-lahan kembali tenang. Dia lalu melepaskan dirinya dari pelukkan pria itu, dengan air mata masih membekas diwajahnya dan wajah yang pucat, dia melihat Lewis Tang, kemudian, dengan pelan berkata kepadanya, “Lewis Tang, terima kasih sudah memberitahuku semua ini. Tidak membiarkanku terus-menerus menjadi seorang yang bodoh, mulai dari hari ini, aku melepaskanmu, kamu juga jangan terus mengikat dirimu sendiri. Hubungan kita cukup sampai disini.”

Sudah benar-benar terlambat untuk pria itu mengatakan semua itu. Dimulai dari detik ibunya meninggal waktu itu, tekadnya sudah bulat, Clarice Lu, untuk selamanya tidak bisa bersama-sama dengan Lewis Tang tanpa merasa bersalah.

Setelah Clarice Lu kembali ke apartemen, dirinya selalu dalam kondisi yang tidak bersemangat. Elsa Mo khawatir dengannya, maka dari itu dirinya pindah ke Villa Country Bay dan tinggal bersama Clarice.

Malamnya, setelah menidurkan Dyson, Clarice Lu tidak merasa ngantuk sedikitpun, karena itu dirinya terus bengong sambil duduk di dalam ruang tamu.

Ketika Elsa Mo terbangun di tengah tidurnnya untuk pergi ke kamar mandi, dia baru tersadar bahwa Clarice Lu masih terjaga.

“Sedang memikirkan apa?” Tanya Elsa Mo sambil berjalan mendekat.

Mata Clarice Lu sebelumnya terus memandang ke luar jendela, setelah mendengar ucapan itu, dirinya barulah perlahan-lahan memutar kepalanya dan melihat wanita itu, “Tidak sedang memikirkan apa-apa, hanya tidak bisa tidur, jadi aku kemari untuk duduk sebentar.”

“Memang benar-benar keras kepala, kamu sedang memikirkan Lewis Tang kan?” Elsa Mo duduk di hadapannya.

Clarice Lu menjulurkan tangannya dan menekan-nekan batang hidungnya yang mulai terasa perih itu, diluar kendalinya, lingkaran matanya memerah. Wajahnya pucat, tetapi dirinya sangat tenang, bahkan nada bicaranya pun datar, “Tidak ada untungnya memikirkan hal yang sudah berlalu. Sekarang, satu-satunya hubungan yang aku miliki dengan Lewis Tang tidak lebih dari masalah anak saja.”

“Clarice” Elsa Mo masih ingin membujuk wanita itu. Pepatah mengatakan, kita baru bisa benar-benar mengerti sahabat kita setelah mengalami kepahitan yang sama, Clarice Lu mengalami masalah kali ini, Lewis Tang melepaskan segalanya dan langsung mengeluarkan dirinya dari tahanan, ketulusan hati itu, selama orang itu tidak buta, dia pasti bisa melihatnya dengan jelas.

Kata orang, harta yang tidak ternilai mudah untuk didapatkan, tetapi pasangan sejati sangat sulit untuk ditemukan. Tidak peduli dendam apa yang pernah ada diantara mereka dulunya, tetapi cinta Lewis Tang terhadap Clarice Lu itu tidak pernah palsu, Elsa Mo merasa Clarice Lu meninggalkan Lewis Tang seperti ini adalah sesuatu yang sangat disayangkan.

Tetapi Clarice jelas tidak ingin mendengarkan kata-kata wanita itu lagi, bisa maupun tidak bisa, Clarice Lu sudah lama memiliki keputusannya.

“Yang aku khawatirkan sekarang hanyalah orang yang terluka itu, apa dia bisa melalui masa kritisnya atau tidak.” Ucapnya mengganti topik pembicaraan.

“Apa yang harus kamu khawatirkan, hal seperti ini, kita manusia hanya bisa berbuat yang sebaiknya dan menyerahkan sisanya kepada Yang Diatas.” Balas Elsa Mo, dia juga tidak terus begulat dengan pembicaraan mereka tentang Lewis Tang.

Dirinya diantar pulang oleh Kendrick Tang kemarin, Pengacara Tang adalah seorang yang pandai berbicara, sepanjang perjalanan pulang, pria itu menjelaskan sebagian besar proses kecelakaan Clarice Lu itu kepada dirinya.

Elsa Mo tidak bisa menahan dirinya untuk protes, “Sebenarnya, kejadian ini juga tidak bisa menyalahkan dirinya. Sekarang, jalanan dipenuhi dengan motor elektrik, mereka sembarangan saja mengendarai motornya, tidak melihat orang, juga tidak melihat kendaraan lain, mereka pikir seluruh jalanan itu adalah milik keluarganya, kalau sampai mereka tidak mengalami kecelakaan, itu baru aneh namanya.”

Tetapi Clarice Lu justru tidak sepenuhnya menyalahkan pengendara motor itu, dirinya yang mengendarai mobil setelah minum minuman beralkohol pada malam itu pada dasarnya memang sudah salah, kalau dirinya penuh dengan konsentrasi, kecelakaan itu seharusnya masih bisa dihindari.

Tanpa dia sadari, ujung langit dibalik jendela itu mengeluarkan cahaya putih yang samar. Hari sudah menjadi terang.

Clarice duduk semalaman di atas sofa itu, pinggang dan punggungnya pegal dan sakit, rahimnya juga terasa sangat sakit. Dia kemudian pergi ke kamar mandi dan menemukan bahwa dirinya lagi-lagi berdarah.

Belakangan dirinya terus menuruti perintah dokter dan meminum obat penguat kandungan, hanya saja setelah kecelakaan itu, ketika dirinya ditahan di dalam sel, dia baru terpaksa berhenti mengambil obat itu. Dia pergi ke dapur dan memasak air, setelah meminum beberapa butir obat, perutnya memang masih terasa sakit, tetapi pendarahannya sudah berhenti, dia juga tidak terlalu memikirkannya.

Satu minggu setelah Clarice Lu keluar dari sel tahanan, orang yang terluka parah itu terbangun dari komanya, dan dipindahkan ke bangsal umum. Seluruh biaya rumah sakit dan pengobatan ditanggung oleh Clarice Lu.

Orang itu tahu bahwa mobil yang menabraknya itu adalah sebuah mobil mahal, orang yang menabraknya pasti orang kaya, karena itu dirinya meminta untuk menyelesaikan masalah itu secara pribadi, dan langsung mengajukan permintaan yang tinggi, sekali membuka mulutnya, dia langsung meminta dua miliar rupiah.

Sebenarnya, bagi Clarice Lu, dua miliar bukanlah nominal yang besar, dan dengar-dengar kondisi ekonomi keluarga orang itu juga tidak terlalu bagus. Dirinya hanya ingin secepatnya menyelesaikan masalah itu.

Tetapi Kendrick Tang justru berdiri tegas pada pendiriannya dan tidak setuju. Dia merasa hal itu benar-benar cocok dengan perkataan itu, orang miskin pasti memiliki tempat yang bisa dibenci. Orang jelas-jelas tidak menyebabkan cacat yang serius, ini sangat jelas adalah sebuah pemerasan.

Alasan yang diberikannya kepada Clarice Lu hanyalah satu, merusak nama baiknya.

Kalau mereka memberikan berapa saja nominal yang diinginkan oleh pihak yang satunya, maka mereka tidak perlu lagi menggunakan pengacara seperti dirinya itu, cukup diskusikan saja secara pribadi dan semuanya selesai.

Pada akhirnya, Kendrick Tang mendiskusikan uang ganti rugi itu sampai menjadi dua ratus juta, dan kedua belah pihak mencapai kesepakatan. Dan mengenai Clarice Lu yang berkendara setelah minum minuman keras, setelah Lewis Tang menggunakan beberapa relasi yang dimilikinya, masalah itu juga pada akhirnya selesai begitu saja.

Novel Terkait

Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu