Waiting For Love - Bab 267 Kalau Aku Binatang, Kau Apa?

Dua hari kemudian, barulah Chris tahu Clarice sempat diculik oleh David.

Ia datang ke rumah sakit untuk menjenguk Clarice sekali, melihatnya tak apa-apa, kesehatannya juga sudah pulih, ia pun tak berkata apa-apa. Bagaimanapun, Clarice tak akan mungkin meninggalkan Lewis, kalau begitu, yang akan menemaninya sampai akhir hayat nanti adalah Lewis Tang, bukan kakaknya ini. Kalau ia terlalu sering ikut campur, rasanya agak sedikit tidak tahu diri.

Saat hendak pergi, Lewis mengantarnya keluar sampai ke gerbang rumah sakit.

"Jaga Clarice baik-baik." kata Chris.

"Tentu saja." jawab Lewis, nada bicaranya terdengar seperti biasa.

Chris pun menganggukkan kepala dengan tenang, Lewis sudah pernah gagal sekali, oleh karena itu, ia pasti akan lebih menghargainya.

Sebuah mobil BMW X6 parkir di tempat parkir yang tak jauh dari sana, sebelum Chris naik ke atas mobil, tiba-tiba Lewis mengatakan sesuatu yang kedengarannya agak sedikit aneh.

"Kalau kau butuh bantuan, kau boleh mencariku kapanpun."

"Aku tak mungkin setakberguna itu." setelah mengatakannya, Chris pun masuk ke mobil dan membanting pintu mobilnya keras-keras, tak lama, mobil BMW itu pun pergi dari sana.

Lewis terdiam di tempat, ia menyalakan sepuntung rokok sambil menggeleng-gelengkan kepala. Ia menganggap sifat keras kepala Chris itu benar-benar lucu.

Sebutan 'National Goddess' untuk Elsa Mo benar-benar tidak sembarangan, banyak orang yang suka padanya, namun yang benar-benar bisa membahayakan Chris Lu hanyalah Robert Lin seorang. Lewis mendengar kabar bahwa katanya Robert kembali ke negara mereka kali ini tujuannya hanya untuk membawa Elsa Mo pergi.

Lewis pun menghisap rokok yang dinyalakannya itu sejenak, lalu ia buang ke dalam tempat sampah, setelah itu ia punn langsung berjalan menuju ke kamar pasien di dalam rumah sakit.

Saat lift mulai naik ke atas, handphone yang diletakkan di dalam kanton kemejanya tiba-tiba bergetar, ia melihat sejenak nomor yang ada di handphone itu, rumah Keluarga Tang yang meneleponnya, atau Derrick Tang lebih tepatnya.

Derrick meneleponnya di saat seperti ini, pasti hanya untuk berbicara tentang masalah David. Lewis malas untuk menerimanya, ia langsung menekan tombol merah dan mematikan handphonenya.

Lift itu naik ke atas, tubuh Lewis yang tinggi dan besar bersandar pada sisi lift itu, cahaya lampu di ruangan kecil itu sedikit gelap, wajah tampannya itu tersembunyi di balik bayang-bayangan yang gelap, suasana di dalam lift itu sangat tertekan.

Di dalam kehidupannya yang sudah lebih dari tiga puluh tahun ini, yang paling tidak ia pedulikan di dunia ini adalah harta, dan yang paling ia pedulikan di dunia ini adalah Clarice Lu.

David Luo, ia sudah melewati batas terakhirnya, ia tak layak untuk dimaafkan lagi.

Di saat bersamaan, di sisi seberang telepon itu, Derrick merasa sedikit kesal.

Penculikan adalah sebuah tindakan pidana yang berat di negara ini, dengan hukuman minimal sepuluh tahun penjara. David benar-benar gila bisa melakukan hal sebodoh itu. Seorang pria di usia emasnya malah harus menghabiskan waktu di penjara.

Derrick sungguh sangat kesal, awalnya ia tak ingin mencampuri urusan David lagi, Alice Lin terus menerus mendatanginya, menangis-nangis dan mengancam akan bunuh diri, membuatnya benar-benar pusing bukan kepalang.

Awalnya Derrick ingin berdiskusi dengan Lewis, ia ingin mencoba apa ia bisa membuat Clarice tak meneruskan laporannya lagi. Namun Lewis tak mau mengangkat teleponnya, Derrick sudah mengerti apa maksudnya, ia juga tidak perlu lagi memohon-mohon pada anaknya yang bersikap dingin itu.

Kalau untuk David, semua yang ia lakukan ini adalah kemauan dan kehendaknya dia sendiri, tentu saja akibatnya harus ia tanggung sendiri,

Tapi Derrick tetap saja memanggil pengacara terbaik di Kota B, menemaninya pergi menjenguk David di penjara.

David yang berada di dalam jeruji besi itu tampaknya tidak ada perubahan sama sekali. Sebelum kasus ini selesai, orang-orang di dalam juga tak akan ada yang mempersulitnya.

"Dasar kau binatang, bisa-bisanya kau melakukan penculikan! Untung saja Clarice tidak apa-apa, kalau tidak, kau akan dipenjara seumur hidup." Derrick langsung memaki-maki David begitu mereka bertemu.

Namun David hanya tersenyum, sepertinya ia sama sekali tak terkejut dengan perkataan ayahnya itu, ia malah membalasnya dengan santai, "Kalau aku binatang, kau itu apa?"

Kalau tidak dibatasi dengan jeruji-jeruji besi, Derrick pasti sudah menamparnya. Ia sungguh menyesal, seharusnya ia melarang Alice melahirkan David, wanita seperti Alice tak mungkin bisa merawat dan mendidik anak baik-baik.

Dan sekarang David sudah mendekam dalam penjara, tak ada yang perlu ia pikirkan lagi. Semua yang tak berani ia katakan dulu, semua yang tak berani ia lakukan dulu, kini ia katakan dan lakukan satu per satu.

"Kau tak pernah bersikap adil sekalipun padaku, Lewis bisa dengan mudahnya mengambil alih Tang's Corp., sedangkan aku, aku harus bersusah payah dan mengandalkan diriku sendiri. Kau juga tak memperbolehkanku menyentuh wanita yang kusukai, hanya karena dia juga ada di hati Lewis...... Kalau kau begitu membenciku, kenapa kau melahirkanku!"

"Dari awal aku tak pernah mau melahirkanmu." jawab Derrick tanpa basa-basi, "Hubungan antara aku dan ibumu adalah sebuah kesalahan, dan kau jugalah buah dari kesalahan itu, mana mungkin kau bisa dibandingkan dengan Lewis. Tapi bagaimanapun juga kau juga anakku, aku sudah memberimu uang, memberimu saham perusahaan, aku sudah sangat baik padamu, kau yang bertingkah seenaknya sendiri, tak tahu rasa syukur dan terima kasih, dan pada akhirnya semua ini terjadi."

"Buah dari kesalahan?" David terus menggumamkan kata-kata itu di bibirnya, ekspresinya agak sedikit ragu. Tak lama kemudian, ia pun tertawa ironis.

Ternyata, kehidupannya ini adalah sebuah kesalahan, semua ini tak berharga.

Derrick tak ingin lagi berbicara dengannya, David sudah benar-benar tak tertolong lagi. Setelah ia berbicara sejenak dengan si pengacara, ia pun bangkit berdiri dan hendak pergi, tiba-tiba David pun membuka mulutnya.

"Aku ingin bertemu Clarice." katanya.

Derrick menghentikan langkahnya, menatap David dalam-dalam, ia tak bilang setuju, namun ia juga tidak bilang tidak setuju, ia langsung pergi begitu saja.

......

Sehari sebelum Clarice keluar dari rumah sakit, ia kedatangan tamu tak diundang.

Clarice sangat bingung saat menghadapi Derrick Tang. Ia dulu adalah kekasih dari ibunya, ia juga ayah dari orang yang dicintainya.

Dulu mereka sempat bertemu beberapa kali di rumah Keluarga Tang, tapi mereka juga tidak ada hubungan yang dalam.

Derrick sengaja memilih hari di mana Lewis tidak datang ke rumah sakit, Clarice juga tidak bodoh, kelihatan sekali, Derrick datang untuk mencari dirinya.

"Anda mencariku? Ada apa?" Clarice agak sedikit bingung ia harus memanggil Derrick dengan sebutan apa, oleh karena itu, ia pun langsung melompati prosedur sapa-menyapa, langsung menanyainya tujuan dirinya datang mencarinya.

Derrick pun tak basa-basi dengannya, ia langsung mengungkapkan maksudnya datang kemari.

Clarice tentu saja tak ingin bertemu lagi dengan David, namun pada akhirnya ia tetap terbujuk oleh Derrick.

Derrick menyuruh supirnya mengantarkan Clarice ke penjara tempat David berada, di dalam ruang jenguk yang gelap, Clarice kembali bertemu David lagi.

Sudah 72 jam penculikan itu berlalu, namun Clarice masih merasa sangat ketakutan.

"Ayah benar-benar punya cara untuk membawamu kemari. Aku sangat penasaran, bagaimana caranya membujukmu kemari?" Kedua pergelangan tangan David diborgol, namun ia tetap tersenyum, senyumnya tetap dipenuhi dengan ejekan yang ironis, seolah ia tidak peduli bahwa dirinya kini dipenjara.

"Bukan urusanmu, katakan saja, untuk apa mencariku?" kata Clarice dingin, ia tak ingin menghabiskan waktunya di sini.

"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin melihatmu saja." jawab David, nada bicaranya terdengar sedikit menyedihkan.

Menyedihkan? Clarice pun bingung, ia tak percaya pada mata kepalanya sendiri, kalau tidak, mana mungkin ia bisa melihat kesedihan di mata David. Rasa kesedihan itu bukanlah suatu perasaan yang bisa dimiliki oleh pria yang dingin dan tak berperasaan ini.

"Yang seharusnya kau temui sekarang ini kan istrimu."

Kalau memang ia mau memohon belas kasihan, seharusnya David mencari istrinya, bukan mantan istrinya ini.

"Tenang saja, tak perlu aku mencarinya, cepat atau lambat ia juga akan mencariku. Kalau ingin mendandatangani surat perceraian, pasti harus bertemu secara langsung." kata David sambil tertawa, ia sama sekali tidak peduli, seolah sedang membicarakan rumah tangga orang lain saja.

Ia menikahi Jennifer Xie, semua hanya karena kehebatan Keluarga Xie, Keluarga Xie bisa membantunya merebut Tang's Corp. Namun sekarang, ia sudah tak punya apa-apa lagi, pernikahan saja kini sudah menjadi beban baginya.

Lalu, suasana pun hening seketika.

Setelah keheningan itu berlalu, David pun membuka mulutnya lagi, "Clarice, apa kau tahu mengapa aku menculikmu?"

"Kau sudah pernah mengatakannya, hanya dengan kematiankulah Lewis akan menderita......" jawab Clarice.

"Tapi aku tak pernah berniat untuk membuatmu mati." sela David, matanya begitu indah, namun di dalam sepasang mata yang indah itu terisrat perasaan yang penuh ejekan dan kepahitan.

"Menculikmu itu hanya untuk uang saja. Aku ingin mengambil kembali uang yang dikuras habis oleh Lewis dari Tang's Corp., uang itu milikku."

"Tak ada sesuatu yang pasti dimiliki oleh siapapun. Beberapa tahun belakangan ini, Lewis sudah berkorban banyak untuk Tang's Corp., sedangkan kau, kau tak melakukan apa-apa, kau hanya duduk diam dan menunggu untungnya saja." kata Clarice.

David tertawa dingin, ternyata benar, setiap kata-katanya terus memuji Lewis.

"Tak ada artinya membicarakan hal ini sekarang."

Memang, tak ada artinya. Clarice tak melanjutkan topik pembicaraan ini lagi. David memberitahunya tujuan dirinya menculik Clarice.

"Kalau tentang bom itu, awalnya aku ingin membuatmu membuka mata lebar-lebar, melihat watak asli Lewis, kalau dia meninggalkanmu dan pergi sendirian, meskipun di kemudian hari kalian hidup bersama, hal ini juga akan menjadi sebuah batu yang mengganjal di hatimu, itulah bom yang sebenarnya, bom itu akan membuat kalian berdua meledak sewaktu-waktu."

"Sayang, kau terlalu meremehkan Lewis." kata Clarice sambil menganggat dagunya dengan bangga.

"Iya, aku terlalu meremehkannya, aku tak menyangka ia rela mati demi dirimu."

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu