Waiting For Love - Bab 319 Jika Aku Bilang Kamu Harus Enyah, Maka Kamu Harus Enyah

Chris Lu seharusnya sedang menunggu seseorang. Tetapi sangat jelas bahwa orang yang janji datang bersamanya tidak muncul.

Chris Lu yang dulu, dia mengandalkan keluarga dan kehebatan dirinya sendiri. Bisa dibilang dia sangat berpengaruh di kota B. Mereka yang dulu memohon dan menyanjung dia, sekarang sudah berani menatap wajahanya. Di saat seseorang sedang lemah, maka semua berani melawannya. Situasinya kurang lebih seperti ini.

Elsa Mo meskipun tidak mengerti bagaimana perasaannya sekarang, tetapi dia setidaknya tahu bahwa betapa sakitnya ketika jatuh dari tempat yang sangat tinggi.

Dia seharusnya sangat kesakitan.

“Mohon maaf sekali, CEO Du. Tiba-tiba aku ingat bahwa aku masih ada urusan. Hari ini aku harus pamit duluan.” Elsa Mo mengangkat gaunnya dan tersenyum manis. CEO Du tampak tidak begitu senang dengan perkataannya ini, tetapi Elsa Mo kemudian minta maaf dengan manja. Barulah CEO Du setuju untuk membiarkannya pergi dan dia juga memberikan upah untuk menemaninya hari ini.

Ketika orang-orang di pintu sudah pergi, Elsa Mo dengan sepasang sepatu hak tingginya berjalan menghampiri Chris Lu. Ketika Chris Lu melihatnya datang, matanya sudah tidak lagi terkejut. Di matanya yang hitam tercermin sosok dirinya yang datang perlahan.

Elsa Mo memang benar-benar cantik. Dia yang saat ini berdandan dan mengenakan baju yang cantik. Seperti seorang penyihir wanita cantik yang memikat hati pria. Elsa Mo yang seperti ini seharusnya tidak ada pria yang menolak untuk mencintainya.

Chris Lu merasa untuk pertama kalinya bahwa dia tidak pantas untuknya. Setidaknya, dia yang gagal, putus asa, seperti anjing yang kehilangan majikannya, benar-benar tidak layak untuknya.

Elsa Mo menghentikan langkahnya di depannya, kemudian dia sedikit menunduk menatapnya. Emosi di dalam matanya terlihat sedikit rumit. Hal ini bahkan membuat Chris Lu sedikit tidak mengerti.

“Kapan kamu kembali ke dalam negeri?” Dia bertanya, suaranya pelan dan tenang, tidak beremosi sama sekali.

Chris Lu sedikit tertawa. Dia merogoh sebatang rokok dari saku jasnya lalu menyalakannya dengan pemantik api. Setelah dia menarik napas dalam-dalam, barulah dia menaikan matanya untuk menatapnya. Bola matanya sangat gelap dan dalam sampai Elsa Mo tidak bisa melihat bayangan dirinya di dalam bola matanya.

“Tiga hari yang lalu.” Dia menjawab sambil menatapnya dengan tenang, “Kamu seharusnya sudah tahu kan? Aku tidak punya apa-apa sekarang.”

Hati Elsa Mo langsung tenggelam. Ibunya adalah orang yang selalu tidak bisa diandalkan. Tidak disangka, ternyata kali ini dia adalah satu-satunya yang bisa diandalkan.

“Apakah kamu benar-benar rugi lebih dari satu triliun?” Dia bertanya, dengan nada suara yang sedikit khawatir.

Chris Lu mencibir. Cahaya asap yang ada di antara kedua jarinya yang panjang menyala dan padam. “Saat ini hanya terjebak di pasar saham. Jika posisi saham ditutup, kerugiannya tidak dapat diperkirakan. Namun, kamu tidak perlu khawatir, aku akan menanggung semua kerugian itu sendiri. Aku tidak akan melibatkanmu. Jika kamu takut, kita bisa mengurus prosedur perceraian. Bagaimana pun juga aku sudah hancur seperti ini, Natalia Liang juga tidak perlu mengkhawatirkanku lagi. Pandangan matamu ini sudah tidak penting lagi.”

“Benarkah?” Elsa Mo mencibir tetapi tidak mengatakan apa-apa. Pandangan matanya yang berbinar hanya tertuju pada mobilnya, “Tuan Lu, bisakah kamu mengantarku sekalian kamu pulang?”

Chris Lu mengangguk. Bagaimanapun dia juga sudah dicampakan oleh orang yang janji dengannya. Dia ada banyak waktu malam ini. Dia bisa mengantar Elsa Mo kemana pun dia mau.

“Naiklah ke dalam mobil.” Chris membuang rokok dari ujung jarinya kemudian membuka pintu mobil di satu sisi.

Elsa Mo duduk di kursi samping pengemudi. Chris Lu duduk di sebelahnya. Lalu dia menyalakan mobil.

Mobil menerobos kegelapan malam, melaju mulus di jalan yang kosong. Chris Lu, memegang stir kemudi dengan satu tangan. Dia bertanya dengan suaranya yang serak, “Kamu tinggal di mana sekarang? Apa masih di rumah kecilmu yang dulu itu?”

“Apartemen milikmu.” Elsa Mo menjawab.

Chris Lu mengencangkan tangannya di setir kemudi. Lalu dia menatapnya sambil bertanya.

“Kenapa? Apa ada yang salah? Ketika kamu pergi, bukankah kamu yang meninggalkan apartemen itu untukku. Sekarang nasibmu sedang buruk, apa kamu akan memperebutkan rumah itu denganku?” Elsa Mo mengangkat alisnya sambil berbicara dengan nada yang sama sekali tidak sopan.

Chris Lu mengigit bibirnya. Dia tahu bahwa Elsa Mo sama sekali tidak tinggal di apartemen itu. Saat ini Elsa Mo ingin pulang bersamanya. Dia sedikit tidak bisa menebak apa yang ada di dalam pikiran Elsa Mo.

“Apartemen itu, aku tinggal di sana sekarang, aku paling lama satu bulan tinggal di dalam negeri, jadi ...” Properti dan asetnya Chris Lu di China secara garis besar semuanya telah dia cairkan menjadi uang. Sehingga dia tidak punya tempat kemana lagi untuk pergi selain apartemennya Elsa Mo itu.

Tetapi dia waktu itu pernah berjanji bahwa apartemen itu telah diberikan untuk Elsa mo. Bahkan meskipun jika dia jatuh miskin, dia tidak bisa menjilat ludahnya sendiri.

“Aku tidak peduli berapa lama kamu akan tinggal, tapi aku akan kembali untuk tinggal malam ini. Rumah itu sangat besar. Aku tidur di kamar tidur utama. Kamu bisa dengan bebas memilih kamar lain. Selama kamu tidak mempengaruhi aku istirahat, maka tidak apa-apa kamu tinggal.” Elsa Mo tidak menunggu dia selesai bicara, dia langsung memotong perkataannya dengan dingin .

Chris Lu tidak ada pilihan lain selain mengemudikan mobil kembali ke apartemen.

Begitu pintu itu dibuka, terlihat pemandangan rumah yang sangat berantakan. Meja teh dipenuhi oleh botol-botol anggur kosong. Di ranjang besar kamar tidur, selimut terhampar sangat kacau. Di setiap tempat muncul rasa putus asa.

Chris Lu merasa canggung dan mengusap hidungnya. Dia tanpa sadar menatap Elsa Mo yang ada di sampingnya. Elsa Mo hanya mengerutkan dahinya sedikit. Kemudian dia mengganti sepatunya di teras dan berjalan masuk.

Dia melepas mantelnya kemudian menggantungnya. Dia pergi ke arah meja teh dan mulai merapikan barang. Kamar yang berantakan dengan cepat dan hebat dibersihkan olehnya.

Chris Lu terus duduk di sofa, menghisap rokoknya satu demi satu. Elsa Mo mengabaikannya. Dia juga tidak mengambil inisiatif untuk mengatakan apa pun padanya. Beginilah kedua orang itu, saling memperlakukan keberadaan satu sama lain seperti tidak ada.

Ketika Elsa Mo sedang memasak untuk makan malam di dapur, Chris Lu keluar sambil membawa kunci mobil. Dan dia tidak kembali sampai subuh pagi hari.

Elsa Mo sedikit khawatir. Dia tidak tidur, jadi dia duduk di sofa di ruang tamu untuk menunggunya.

Chris Lu adalah seorang pria muda yang lahir di dalam keluarga orang kaya. Dari kecil hingga dewasa, dia belum pernah merasakan kesusahan, tidak pernah menerima hinaan dari orang lain. Dia adalah seorang pria yang arogan dan sombong. Sekarang dia jatuh dari tempat tinggi, perasaan itu pasti sangat sulit dia terima.

Elsa Mo duduk di sofa sepanjang malam. Dia sangat mengantuk sehingga dia meringkukkan badannya dan beristirahat sebentar. TV di ruang tamu terus menyala. Di tengah malam sebuah drama yang dibintangi aktor idola terkenal disiarkan. Elsa Mo melihat orang lain tertawa terbahak-bahak, hal ini membuatnya sedikit mati rasa.

Tanpa terasa, malam ini berlalu dengan sia-sia.

Ketika secercah cahaya masuk dari jendela, akhirnya terdengar bunyi pintu yang terbuka. Tubuh Chris Lu yang tinggi dan besar masuk sambil terhuyung-huyung, Jaket berwarna hitam diwarnai oleh lapisan tipis dari embun pagi.

Elsa Mo melihat dia masuk dengan langkah yang tidak stabil. Dia dengan kuat menahan keinginannya untuk menghampiri dan menopangnya.

Hubungan mereka saat ini, ah, seorang suamu istri yang tidak seperti suami istri. Kelakuannya tidak boleh terlalu inisiatif.

Elsa Mo awalnya sudah berdiri dari sofa, tetapi begitu dia memikirkan hal ini, dia kembali duduk ke sofa, sambil pandangan matanya terkunci dan tertuju padanya.

Elsa Mo tidak tahu sebenarnya seberapa banyak dia minum. Begitu dia masuk, dia bergegas langsung lari ke kamar mandi. Kemudian terdengar suara muntah dan air. Untuk beberapa saat Elsa Mo tidak melihat dia keluar dari kamar mandi.

Ternyata dia tidak bisa tidak khawatir. Maka dia pergi ke pintu kamar mandi dan mengetuk pintunya. Tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi.

Pintunya sama sekali tidak dikunci. Elsa Mo mendorong pintu hingga terbuka. Dia melihat Chris Lu terbaring kejang di lantai. Kloset penuh dengan muntahnya yang menjijikan. Keran shower terbuka sehingga lantai penuh dengan air. Setengah jaket Chris Lu basah. Wajahnya membiru, dia kejang sambil duduk di lantai. Dia tidak tahu apakah Chris Lu tertidur atau pingsan.

“Chris Lu, Chris Lu!” Elsa Mo menginjak lantai yang penuh air, berjongkok di depannya, mengulurkan tangannya sambil mengguncangnya dua kali.

Chris Lu membuka matanya dengan pusing. Matanya sangat gelap seperti tinta hitam. Dia melihat Elsa Mo dengan tatapan kosong. Suaranya sedikit dingin dan mengejek. “Kamu masih belum juga pergi? Kamu tinggal di sini untuk menertawakanku?”

Elsa Mo terus mengerutkan keningnya, dengan dingin dia menanggapinya, “Kamu yang seperti ini sungguh terlihat konyol.”

Chris Lu menyipitkan matanya dan menatapnya dengan dingin. Matanya berkedip, seolah menatap orang yang benar-benar asing.

Suasananya sedikit sunyi. Kamar mandi itu sangat sempit. Udara yang tipis membuat orang merasa kehabisan napas. Lantai ubin yang diukir itu penuh dengan air. Air yang ditaburkan oleh shower itu menimbulkan suara keras yang membuat orang yang mendengarnya sangat gelisah.

Elsa Mo berdiri, mematikan shower. Kemudian dia mengulurkan tangannya untuk mengusurnya dari lantai. Dia tidak terbiasa melihatnya putus asa seperti ini.

Chris Lu memang terlalu berat. Walaupun dia mengerahkan tenaganya untuk menariknya. Tetapi setelah berusaha beberapa saat, dia tidak bergeming sedikit pun.

Maka Elsa Mo sedikit kesal. Dia benar-benar tidak tahan melihat dirinya Chris Lu yang sekarang. Dalam kesadarannya, Chris Lu adalah seorang pria yang seharusnya berdiri di puncak, menggapai impiannya dan bisa mengendalikan sekelilingnya.

“Chris Lu, bangun kamu! Kamu merusak dirimu sampai seperti hantu seperti ini, untuk diperlihatkan pada siapa? Langit yang roboh, atau kamu mendapatkan penyakit fatal dan akan mati besok? Karena kamu tidak mau mati, kamu harus hidup yang benar sebagai manusia!”

Chris Lu menyipitkan matanya sambil menatapnya. Meskipun dia terlihat putus asa tetapi pandangan matanya tetap terasa dingin dan tajam.

Meskipun kondisinya sedang terpuruk, tuan Lu tetaplah tuan Lu, ada beberapa hal yang tertanam di dalam raganya yang selamanya tidak akan bisa berubah.

“Untuk apa kamu menatapku!” Temperamen Elsa Mo juga tidak terlalu bagus. Dia mudah sekali marah. Dia menendang kakinya Chris Lu. “Chris Lu, bukankah kamu berhutang lebih dari satu trilian? Kamu tidak boleh terus berpikir bahwa dirimu adalah tuan Lu yang memiliki kekuatan besar, berpikir bahwa aku masih mau melihat wajahmu. Jangan lupa, kamu itu tinggal dirumahku sekarang. Jika aku menyuruhmu enyah dari hadapanku, maka kamu harus enyah dari sini.”

Chris Lu menatapnya dengan mata dingin sambil tersenyum dingin di bibirnya. Lalu dia berusaha mengangkat dirinya untuk berdiri dari lantai. Kemudian dia terhuyung-huyung berjalan keluar.

“Chris Lu, kamu mau pergi kemana?” Elsa Mo khawatir ketika dia melihat bahwa Chris Lu benar-benar ingin pergi.

Chris Lu menoleh dan menatapnya sambil berkata dengan mengejek, “Aku akan enyah dari hadapanmu.”

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu