Waiting For Love - Bab 245 Dia Bersikap Pura-pura Tidak Mempedulikannya(2)

Lewis Tang menghidupkan mesin. Land Rover hitam perlahan dikemudikan ke jalanan mengarah ke pusat kota yang sibuk.

Mobilnya berhenti di parkiran bawah tanah di dunia baru. Seingat Clarice Lu, di lantai teratas dari swalayan ada restoran Prancis yang top dan authentic.

Clarice Lu menggunakan sepatunya. Saat baru membuka pintu mobil, malah ditahan oleh Lewis Tang.

“Kamu duduk saja. Aku akan segera kembali.” Selesai berkata, dia pergi.

Clarice Lu dikunci di dalam mobil, seperti takut dia akan kabur. Ini membuatnya tidak berdaya, dengan bosan duduk di mobil memainkan ponsel. Dia membuka sejenak WeChat dan Weibo, lalu bermain Anipop. Lalu melihat Lewis Tang membawa sebuah kotak, berjalan keluar dari lift.

Dia meletakkan kotaknya di samping, lalu membuka pintu sampingnya.

“Keluarkan kakimu.” Katanya terhadap Clarice Lu. Matanya melihat ke bawah, nada bicaranya tidak terlihat ekspresi.

Wajah Clarice Lu terlihat curiga dan mengeluarkan kakinya. Lalu, melihatnya berlutut di kakinya, melepaskan sepatu hak tinggi di kakinya dan langsung meletakkannya di lantai. Setelahnya, dia mengeluarkan sepatu olahraga berwarna putih dari kotak sepatu dan memakaikan pada kakinya. Gerakannya sangat lembut.

Ukuran sepatunya pas. Kualitasnya sangat lembut. Nyaman saat digunakan. Clarice Lu tersenyum, ujung mata dan alisnya menunjukkan senyum tipis. Jarinya yang lentik memegang pergelangan kakinya. Kehangatannya cocok dengan kulitnya da menjalar ke hatinya. Hati lembut Clarice Lu seperti meleleh lagi.

Lewis Tang mewakilinya memakaikan sepatu, memasukkan sepatu hak tingginya ke dalam kotak, berdiri dan langsung membuang ke tong sampah terdekat.

“Hei. Sepatuku!” Jerit Clarice Lu karena terkejut. Ini namanya sakit hati. Sebenarnya dia tahu tidak, seberapa mahal sepatu itu.

“Lain kali kurangi gunakan sepatu hak tinggi.” Kata Lewis Tang.

Clarice Lu marah, menatapnya dengan mood tidak bagus dan berkata, “Bukan urusanmu!”

Selesai berkata, Lewis Tang tiba-tiba membungkuk ke depan. Wajah tampannya hampir menempel dengan wajahnya. Nafasnya jatuh di lehernya, membuatnya geli, membuatnya kaku. Clarice Lu seperti tersengat. Dia tidak dapat mengendalikan gemetarnya. Tubuhnya mundur ke belakang dan bersandar.

Lengan Lewis Tang bersandar pada sandaran belakang kursi miliknya. Matanya menunduk, menatapnya dalam-dalam, panas seperti bisa memanggangnya.

“Beritahu aku, kamu ingin diatur siapa, hm?” Dia membuka bibirnya, mengeluarkan senyuman yang menunjukkan senyum jahat yang tidak bisa dijelaskan.

Aura percintaan ada di dalam mobil, tidak hentinya mengalir.

Clarice Lu menelan air liur dengan tidak sadar, duduk tegak, sengaja menghindari tatapannya yang dalam dan berbisik, “Kamu tahu tidak seberapa mahal sepatu itu, model terbatas milik rogervivier. Dan juga, sepatu hak tinggi adalah senjata wanita. Aura wanita bergantung padanya.”

“Omong kosong dari mana.” Lewis Tang tidak menolak ataupun mengiyakan dan membuka pintu.

Dengan pelan, dia menyetir keluar dari parkiran. Ternyata dia tidak ada rencana untuk menraktirnya makan makanan barat, hanya datang untuk membeli sepasang sepatu.

Mobil Lewis Tang berjalan mengikuti arah sungai. Lampu malam hari menyala, memantulkan bayangan pada sungai, menunjukkan sebuah lapisan yang berkilau-kilau.

Clarice Lu tidak mengerti. Dia memiringkan kepalanya. Tatapannya jatuh pada jendela mobil. “Lewis Tang, sebenarnya kamu mau membawaku kemana?”

Makan bersamanya benar-benar repot. Dia berbisik dalam hati.

“Kita hampir sampai.” Jawab Lewis Tang. Dia mengendarai mobil masuk ke sebuah gang. Gang tersebut tidak luas, hanya bisa dilewati satu mobil. Hampir tidak cukup untuk dua mobil keluar masuk.

Mobilnya berhenti di depan sebuah rumah makan masakan pribadi. Clarice Lu ikut turun dengannya, melewati jalanan bebatuan yang sempit, baru masuk dari halaman depan ke dalam toko.

Tokonya tidak besar. Ruang tenganya hanya berjejerkan tiga sampai lima meja. Tamu juga terbilang tidak banyak. Bosnya sangat ramah, sangat ramah menyambut mereka.

“Tuan Tang, Anda sudah datang. Hari ini makan apa? Seperti biasanya?” Bos itu sedikit gemuk. Saat berbicara, wajahnya penuh dengan senyuman. Tampaknya dia dan Lewis Tang sangat kenal.

“Hmm.” Lewis Tang menganggukkan kepala, menarik tangan Clarice Lu berjalan mengikuti tangga kayu untuk naik, masuk ke ruangan kecil priabdi di lantai dua.

Tidak terpikirkan oleh Clarice Lu posisi ruang pribadi ini sangat bagus. Duduk di samping, pas sekali bisa melihat pemandangan.

Clarice Lu berdiri di depan jendela melihat pemandangan, dan Lewis Tang berdiri di belakangnya, melihat tubuhnya yang kurus, sinar bulan yang melewati jendela terpancarkan di tubuhnya, membuat bayangan di bawah kakinya. Bayangan itu tampak sangat kesepian.

Lewis Tang ke belakangnya tanpa suara, mengulurkan lengan dengan pelan dan memegang pinggangnya, menariknya dalam pelukan.

“Lewis Tang!” Clarice Lu tidak terlalu nyaman dengan pelukannya. Dia bergerak memberontak perlahan, dan tangan Lewis Tang di pinggangnya menguat.

“Clarice, biarkan aku memeluk sebentar, sebentar saja.” Bibirnya menempel pada daun telinganya. Suaranya terdengar bergumam.

Dalam sekejap, Clarice Lu lupa dirinya sedang memberontak. Tubuh kakunya bersandar pada dadanya.

Untungnya, pintu ruangan pribadi itu diketuk oleh orang. Selanjutnya ada orang yang membuka pintu dan masuk. Bos itu sedang membawa beberapa piring makanan. Di piring-piring tersebut, ada beberapa hidangan dingin.

Dia melihat dua bayangan saling menindih di jendela dan tercenang, langsung berkata dengan senyuman, “Maaf, sudah mengganggu kalian berdua. Aku datang untuk menhidangkan makanan dan akan segera pergi.”

Novel Terkait

Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu