Waiting For Love - Bab 50 Untuk Apa Menghindar, Aku Tidak Akan Memakanmu

Tujuan akhir dari mobil adalah sebuah villa yang terletak di kaki gunung, masih sangat sepi, tidak ada perbedaan dengan keadaan saat datang sebelumnya.

Ketika memasukinya, sebuah benda yang berwana kuning kecoklatan menyerbu kemari, Dom melambaikan ekornya, dengan bahagia berbaring di bawah kaki Clarice Lu. Jarang-jarang anjing besar itu bangun, malah berbaring bermalas-malasan di ranjangnya dan tidak bergerak, anjing adalah seekor hewan yang sangat arogan, tapi dia menyukai Clarice Lu.

Clarice Lu duduk di sofa, mengulurkan tangan dan mengelus bulu Dom yang lembut, kepala Dom bergoyang-goyang, tidak hentinya menjulurkan lidah mungilnya untuk menjilat tangannya Clarice Lu.

Clarice Lu bermain dengan Dom, bekas goresan di leher malah terasa gatal dan sakit, dia tanpa sadar ingin pergi menggaruknya, malah dimarahi oleh suara Lewis Tang yang dingin.

"Jangan menggaruk luka setelah memegang anjing, hati-hati akan tertularkan penyakit". Lewis Tang mengatakan nada kritikannya terhadap dia, membuat Clarice Lu merasa seakan-akan sedang dimarahi bagaikan seorang anak kecil.

"Memangnya anjing kamu tidak disuntik anti rabies?" Clarice Lu menanyakan kembali, malah tanpa sadar meletakkan kembali tangan, tidak lagi pergi menggaruk lukanya.

"Anjing selain memiliki rabies, yang virusnya kecil, bisa menular, dan berbentuk seperti bulan sabit ini, juga mungkin saja membawakan kuman dan virus yang tak terhitung, anti rabies bukanlah sesuatu yang terjamin aman sepenuhnya". Ketika Lewis Tang berbicara, dia sudah menuangkan makanan anjing ke tempat makan khususnya, makanan anjing impor, harga dari anjing yang di pelihara tidak sebanding dengan harga makanannya.

Kehidupan orang kaya, Clarice Lu sama sekali tidak mengerti.

Dom menguburkan kepala ke dalam tumpukan makanan dan mulai menyantapnya, tidak lengket terhadap Clarice Lu lagi, Lewis Tang dengan nada memerintahkan menyuruhnya pergi mencuci tangan.

Clarice Lu memasuki toilet, menggunakan sabun cuci tangan menggosok setiap sela jari tangan berkali-kali. Saat kembali ke ruang tamu, Lewis Tang telah mengeluarkan antiseptik pembersih luka dari kotak peralatan medis.

Dia duduk di sofa, jas bajunya diletakan dengan sembarangan di sofa, hanya memakai sebuah kemeja berpola garis-garis biru putih, kemejanya sangat tipis, kerahnya sedikit terbuka, menampilkan dengan jelas kegagahan dari tubuh seorang pria.

"Duduklah kesini". Suara Lewis Tang sangat rendah dan lembut, pandangan matanya mengatakan untuk duduk di sampingnya.

Clarice Lu melihat sebuah cotton bud sedang terjepit diantara jari tangannya yang menawan, tanpa sadar menutupi lehernya. Bekas goresan berada di sekitar leher sampai bagian dada. Bahkan Lewis Tang belum menyentuh dia, Clarice Lu sudah tanpa sadar mundur ke belakang.

Lewis Tang mengerutkan keningnya, "Untuk apa menghindar, aku tidak akan memakanmu".

Walaupun nada bicaranya seperti biasa saja, tapi perkataan ini memiliki banyak makna didalamnya, wajar bisa membuat orang ingin menghindar. Clarice Lu merasa pipinya mulai terasa panas.

"Aku lakukan sendiri". Clarice Lu mengatakan, perkataannya sedikit terbata-bata.

"Kamu yakin?" Sangat sulit untuk mengerti ekspresi senang atau marahnya Lewis Tang, sebelah alis matanya terangkat perlahan.

Clarice Lu terkaku, dari pandangan objektif, dia memang tidak berdaya untuk merawat lukanya sendiri. Dari leher sampai bagian dada merupakan titik buka pandangan mata, kalau tidak bercermin, dia sama sekali tidak bisa melihat goresannya. Apalagi, kalaupun dia bisa melihatnya, dia akan takut terhadap kesakitan, jika menyuruh dia sendiri mengoleskan antiseptip ke lukanya, dia pasti tidak mampu melakukannya.

Mumpung Clarice Lu sedang melamun, Lewis Tang telah menggunakan tenaga dan menekannya ke sofa, dalam kecepatan kilat cotton bud yang mengandung antiseptik ditangannya teroles ke goresan luka di kulitnya secara hati-hati.

Kerah baju Clarice Lu di bagian dada terbuka lebar, wajahnya memerah, sama sekali tidak berani mengangkat kepala untuk melihatnya, dalam pandangan matanya hanya terlihat sepasang tangan pria yang panjang dan indah. Kesakitan terasa saat antiseptik menyentuh luka goresannya, dia tanpa sadar bergerak melawan, "Sakit!"

"Kamu tahu ini sakit? Lain kali jangan lakukan lagi hal yang mencelakakan orang lain dengan melukai diri sendiri. Rasa balas dendammu cukup kuat juga". Lewis Tang melepaskannya, dan duduk di sofa sampingnya, dia mengambil asbak rokok yang terletak di meja, api biru kecil muncul dari mancis, dia menghidupkan sebatang rokok, segaris asap berjalan seiring dengan pergerakan tangannya.

Clarice Lu dengan panik mengkancingkan kembali kancing di bagian dadanya, dengan nada berani berkata terhadapnya, "Dalam dunia bisnis tidak pernah ada aturan harus membalas kejahatan dengan kebaikan. Apalagi, aku adalah seorang wanita, harus membalaskan dendam".

Sambil merokok, Lewis Tang sambil mengangkatkan kepalanya untuk melihatnya, pandangan matanya mendalam. Dalam wajahnya yang tampan terlihat senyuman yang samar-samar, baru ingin berkata, tiba-tiba ponsel yang terletak di meja berbunyi.

Lewis Tang mengambil ponsel, berjalan ke jendela yang tidak begitu jauh untuk mengangkat telpon. Dia menghadap ke depan dengan membelakangi Clarice Lu, di bawah kegelapan malam, badannya kelihatan begitu tinggi dan gagah.

Clarice Lu tidak bisa mendengar dengan jelas isi dari percakapan, tapi, saat dia menutup telpon dan kembali ke sisinya, suasananya menjadi lebih suram.

"Aku ada urusan dan mau pergi, akan kusuruh supir untuk mengantarmu pulang". Lewis Tang berpesan.

"Apakah terjadi suatu masalah dengan Dyson?" Clarice Lu tiba-tiba menanyakannya.

Lewis Tang dengan pandangan mata yang suram menatapnya, bibirnya yang tipis membungkam, radiannya sempurna. Perhatian Clarice Lu terhadap Dyson membuatnya sangat senang.

"Urusan pekerjaan" Dia menjawab, lalu mengambil jas yang terletak di samping, dengan lancar memakainya, jelas-jelas adalah gerakan yang sangat biasa saja, tapi terdapat rasa elegan yang sulit dijelaskan.

Awalnya Clarice Lu masih ingin menanyakan masalah tentang spanduk iklan, tapi melihatnya sepertinya benar-benar sedang buru-buru, jadi tidak berkata apapun.

Supir membawa Clarice Lu pergi meninggalkan villa, lalu, mobilnya Alex pun sampai.

Lewis Tang melangkahkan kakinya yang tinggi memasuki mobil, dengan terbiasa menghidupkan sebatang rokok, mengeluarkan asap dari mulutnya dan bertanya, "Bagaimana keadaan di pyoyek tempat pembangunan sana?"

Alex mengendalikan setir mobil, sambil menyetir, sambil menyatakan dengan amarah, "Seorang pegawai tidak berhati-hati dan terjatuh dari lantai 7 di bangunan, setelah mengantarnya ke rumah sakit tetap tidak terselamatkan dan akhirnya meninggal. Ah, tim pegawai mana yang begitu tidak mengerti aturan, malah bekerja saat tengah malam, memang berniat untuk membuat masalah, tunggu sampai penyelidikan terhadap kecelakaan telah berakhir, lihatlah bagaimana aku membereskan mereka".

"Di saat yang penting ini jangan menanyakan siapa yang seharusnya bertanggung jawab, tetapi menyuruh pihak sosial media untuk merahasiakan berita, jangan sampai membuat berita yang bersifat negatif. Dan juga, uang ganti rugi tetap harus dibayar, lagipula ini merupakan sebuah nyawa orang". Lewis Tang mengatakannya.

”Iya, aku sudah berpesan kepada pihak yang bersangkutan untuk mengurusnya dengan baik".

Tang's Corp. selalu meletakkan poin keamaan berada pada urutan pertama, kejadian ini terjadi pasti karena telah melanggar peraturan, tanggung jawab dari perusahaan tidaklah besar. tapi mereka juga bukanlah seseorang yang berniat jahat, walaupun Lewis Tang adalah orang yang sangat menaati peraturan, tapi bukan berarti tidak memiliki rasa keprihatinan terhadap orang lain.

Mobil dengan kecepatan kilat menuju ke arah rumah sakit, telah merengut sebuah nyawa di tempat proyek, sebagai seorang CEO dari perusahaan, sudah sewajarnya harus menampakkan mukanya, agar tidak membesarkan masalahnya.

"Saat dalam perjalanan, aku melihat supir menyetir mobilmu mengantar Clarice Lu pergi. Tidak mengganggu kalian bukan?" Alex menanyakan, tiba-tiba mengalihkan topik.

Lewis Tang tidak menjawab, salah satu jendela mobil terbuka setengah, sebelah tangannya terletak di luar jendela, abu rokok menyala lalu redup di tengah hembusan angin, dalam wajahnya terlihat ekspresi yang kelelahan.

Alex mengendarai mobil, melalui kaca spion tengah melihatnya, Alex tahu bahwa dia tidak berhasil mendapatkannya dari melihat dia yang kelihatan seakan-akan tidak terpenuhi keinginannya.

Terkadang, Alex sungguh tidak mengerti dengan Lewis Tang, hanya seorang wanita, majulah kalau menyukainya, untuk apa menahan diri sendiri, dan memainkan permainan petak umpet dengannya.

Dia merasa pasrah dan menggelengkan kepala, lanjut berkata, "Lewis, kamu rasa hidupmu lelah tidak. Setumpuk masalah dalam perusahaan, hal dalam keluarga Tang juga tidak kalah dalam, bahkan seorang wanita juga membuatmu gelisah. Sungguh adalah seseorang yang tidak takut masalah, Clarice bahkan berani mencari masalah dengan orang yang berkedudukan tinggi, dia memang senang telah memukulinya, tapi sisa masalahnya tetap kamulah yang membantu dia mengatasinya".

Paul Li di dunia ini juga memiliki banyak koneksi, dia telah rugi banyaki dalam tangan Clarice Lu, aneh kalau tidak akan membalasnya. Setelah kejadian ini terjadi, Lewis Tang langsung menggunakan koneksinya untuk menekan Paul Li, baru masalah ini bisa dalam kendali. Kalau tidak, sarang lebah yang telah diganggu oleh Clarice Lu ini, hanya tinggal menunggu untuk serangan gigitan kembali.

Lewis Tang menjentikkan abu rokok yang berada ditangannya, dengan santai menghisapnya, "Dia tidak melakukan kesalahan apapun. Di dunia bisnis, jika telah dipukuli dan tidak berani untuk membalasnya, hanya akan menerima kerugian yang lebih besar. Clarice baru berumur dua puluhan tahun, dalam masalah kali ini, wajar kalau tidak ada pertimbangan yang matang.

Alex tertawa sinis, nadanya biasa saja, "Lindungi sajalah dia, aku ingin melihat kamu bisa melindungi dia sampai kapan".

Pandangan mata Lewis Tang jatuh kepada pemandangan di luar jendela, warna hitam bola matanya lebih gelap daripada kegelapan malam, dia dengan santai merokok, setelah berdiam sejenak, baru menggerakkan bibirnya, dan mengatakan kalimat dengan nada rendah, "Asalkan aku tetap hidup, aku tetap akan melindunginya".

Di sisi lain, supir telah mengantarkan Clarice Lu sampai ke Villa Country Bay. Dia dengan penuh sopan santun berterima kasih terhadap supir, lalu menaiki lift ke lantai atas.

Dia berdiri di depan pintu, baru saja menemukan kunci dari dalam tasnya, pintu malah telah terbuka, Elsa Mo berdiri di dalam, dengan sepasang mata yang indah menatap Clarice Lu.

"Sebuah mobil merek Land Rover, plat mobilnya 9966, kalau aku tidak salah ingat, ini merupakan mobil CEO Tang. Dia mengantarmu pulang? Kalian pergi kencan?"

"Kamu berpikir berlebihan, yang mengantarku pulang adalah supirnya Lewis". Clarice Lu melewatinya, memasuki ruangan.

Elsa Mo berdiri di belakangnya, lanjut mengatakan, "Aku rasa bukan aku yang berpikir berlebihan, tapi kamulah yang tidak mengakuinya. Clarice, kalau kamu masih mengatakan hubungan kalian hanya sekedar hubungan bisnis saja, aku tidak akan mempercayainya".

Clarice merasa kelelahan dan merebahkan dirinya ke sofa di ruang tamu, sebelah tangannya menutupi kening, kepalanyaterasa sakit, hatinya juga ikutan kacau.

Pada saat ini, Clarice Lu juga tidak begitu yakin lagi. Sejak kejadian pengobatan dari Lewis Tang malam itu, ada beberapa masalah yang sedang mengalami perubahan secara diam-diam.

Clarice Lu untuk saat ini masih belum mampu mengerti dengan jelas isi hati dari Lewis Tang, dia telah menyembunyikannya dengan sangat dalam, membuat orang merasa dia terkadang dekat terkadang jauh.

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu