Waiting For Love - Chapter 158 Sifat Keras Kepala yang Mendarah Daging (1)

“Ibuku benar-benar sudah dipermainkan oleh Vanessa Bai, aku tidak ingin karena masalah kecil seperti ini mengkhianati dirinya. Terlebih lagi, dia juga tidak memiliki kebebasan begitu lama ketika keluar, bukti bahwa Lily Jiang melakukan suap dan korupsi itu sudah tidak diragukan lagi, nominalnya sangat besar, kalau tidak mendapat hukuman mati, dia juga harus menghabiskan seluruh sisa hidupnya di dalam penjara.”

Alex menyemburkan lingkaran asap, seperti terpikirkan sesuatu, tiba-tiba berkata, “Haruskah kita mencari orang untuk memata-matai Keluarga Bai, demi menghindari Lily Jiang kabur bersama uang itu?”

“Tidak perlu melakukan semua itum dia tidak mungkin kabur.” Ucap Lewis Tang dengan sangat pasti.

“Oh? Bagaimana kamu bisa tahu?” Tanya Alex bingung.

“Kamu akan mengerti kalau sudah menjadi orang tua. Kalau Lily Jiang kabur, hanya akan menyusahkan Vanessa Bai. Dia tidak mungkin kabur, sebaliknya dia akan mengaku bersalah, demi memberikan sebuah jaminan untuk Vanessa Bai.” Jelas Lewis Tang tenang, benar-benar langka untuk memiliki kesabaran seperti itu.

Alex mengangkat bahunya setelah mendengar itu, tanda bahwa dirinya tidak yakin.

Tepat pukul enam malam, Lewis Tang mematikan komputer di atas meja kantornya itu, kesempatan langka untuk tidak memiliki janji dengan klien malam itu, dia meraih hpnya, menekan nomor telepon Clarice Lu.

“Dimana?” Tanya Lewis Tang, suara dari balik telepon itu terdengar sedikit berisik.

“Sedang jalan-jalan di mall, sendirian, mau datang menemaniku kah?” Ketika mengangkat telepon itu, Clarice Lu sedang mencoba pakaian di dalam kamar pas, dia menjinjing pakaian itu dengan satu tangan, tangan satunya lagi menggenggam hp, dirinya terlihat kesusahan.

Lewis Tang menyuruh Clarice Lu untuk mengirimkan alamatnya ke hpnya, kemudian pergi mencari Clarice Lu dengan mengikuti alamat itu.

Dia melihat Clarice Lu di dalam sebuah toko pakaian terkenal di TX Departement Store, Wanita itu sedang mengenakan sebuah gaun mermaid berwarna perak, seluruh permukaan gaun itu dipenuhi oleh kristal buatan yang terlihat berkilauan dibawah cahaya lampu yang terang itu.

Gaun panjang yang membungkus tubuh Clarice Lu dengan ketat itu juga memperlihatkan bentuk tubuhnya yang langsing, benar-benar mirip seperti seorang putri duyung.

Pelayan wanita di dalam toko itu juga dengan penuh usaha memuji-muji, dan lagi, harga gaun panjang itu tidaklah murah, komisi yang didapat tentu saja tidak kecil.

“Gaun panjang ini adalah model terbaru tahun ini, juga merupakan edisi terbatas, seluruh Kota B ini hanya ada satu ini saja, benar-benar seperti dibuat untuk menyesuaikan ukuran tubuh nona.”

Dalam hatinya, Clarice Lu juga merasa cukup puas dengan gaun itu, tetapi cantik tetaplah cantik, hanya saja, terlalu mempesona, katakana saja dia sudah membelinya, juga tidak memiliki banyak kesempatan untuk mengenakannya. Terlebih lagi, harganya terlalu mahal, benar-benar membuang-buang uang.

“Aku akan melihat-lihat lagi.” Baru saja Clarice Lu ingin melepaskan gaun itu, dia mendengar suara rendah dan serak seorang pria dari balik tubuhnya.

“Bungkus gaun ini.” Ditengah-tengah ucapannya, dia sudah memberikan kartu emas yang berkilauan itu kepada pelayan wanita itu.

Clarice Lu membalikkan kepalanya, dan melihat Lewis Tang, lalu tersenyum, senyum itu ditambah dengan gaun panjang yang membalut tubuhnya itu, menampakkan sebuah pesona yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

“Sebenarnya, aku juga tidak begitu menyukainya, tidak perlu buang-buang uang.”

“Aku suka ketika melihatnya, bukannya seorang wanita akan membuat dirinya terlihat cantik untuk pria yang disukainya?” Lewis Tang menaikkan sudut buburnya dengan pelan. Disaat itu, pelayan wanita itu sudah menggesek kartu itu, dengan penuh hormat menyodorkan kartu itu kembali ke depan pria itu.

Lewis Tang dengan santai memasukkan kartu itu kembali ke dalam dompetnya, gerakkannya itu terlihat sangat puas dan nyaman, tidak heran orang-orang bilang kalau pria terlihat paling seksi ketika mengeluarkan uangnya untuk wanita.

Detik itu, Clarice Lu juga berpikir seperti itu.

“Masih ada lagi yang ingin kamu beli?” Tanya Lewis Tang.

“Apa saja boleh?” Clarice Lu tertawa sambil menatapnya, matanya terlihat ikut tersenyum. Sepasang mata yang jernih, hitam dan berkilau.

Lewis Tang tersenyum dan langsung memberikan dompternya kepada wanita itu.

Tanpa basa-basi langsung mengambil dompet itu, dan dengan pamer melambai-lambaikannya di depan hadapan pria itu, bertanya sambil cekikikan, “Di dalam sini ada banyak uang kah?”

Lewis Tang mengelus-elus dagunya, dengan ekspresi yang serius menjawab, “Tidak banyak, hanya cukup untuk membeli mall ini saja.”

Jelas-jelas sebuah kalimat yang sangat arogan dan sombong, namun ketika keluar dari mulut Lewis Tang, malah terdengar seperti sudah semestinya.

Clarice Lu justru terdiam karenanya, dirinya tidak pernah berpikir untuk membeli sebuah bagunan mall untuk dijadikan sebagai lemari pakaiannya, dia takut tidak bisa menahan kebahagiaan seperti itu.

Clarice Lu masuk ke dalam kamar pas dan melepaskan gaun bermodel mermaid yang melekat ditubuhnya itu, lalu memberikannya kepada pelayan wanita itu untuk dibungkus.

Pelajan wanita itu berusaha keras melayani dengan sepenuh hati. Orang kaya yang sebenarnya, semuanya sangat rendah hati, tetapi di dalam toko busana wanita kelas atas itu, setiap hari mereka menyambut berbagai jenis orang dari berbagai kalangan, tetapi pelayan toko seperti mereka itu memiliki mata yang spesial, dengan satu lirikan, mereka bisa langsung melihat siapa yang benar-benar kaya dan siapa orang kaya baru yang berusaha memamerkan hartanya.

Clarice Lu menjinjing kantong belanjaannya itu, pergi meninggalkan TX Departement Store bersama Lewis Tang.

Lewis Tang bertanya kepadanya, “Mau makan apa malam nanti?”

Clarice Lu berpikir sejenak, lalu merangkul lengan pria itu, sambil tertawa bertanya, “Aku akan mengajakmu pergi makan makanan yang enak, dijamin CEO Tang belum pernah memakannya.”

Dipinggiran distrik perbelanjaan ramai tengah kota itu, ada sebuah food street, yang terbentuk dari deretan pedagang kaki lima, makanan kecil yang dijual selain murah juga enak, jadi mendapat sambutan hangat dari masyarakat.

Karena bertepatan dengan jam makan malam, food street itu dipenuhi banyak orang, sambil merangkul tangan Lewis Tang, Clarice Lu terombang-ambing ditengah-tengah lautan orang yang berbondong-bondong itu, beberapa waktu, ada orang yang dengan tidak sengaja menabrak mereka, Lewis Tang mengerutkan alisnya, lalu dengan hati-hati melindungi Clarice dalam pelukkannya, tanpa menunjukkan sedikitpun perasaan tidak gembira.

Clarice Lu menarik pria itu dan berhenti di depan sebuah tenda pedagang kaki lima yang sangat kecil, papan persegi di atas tenta itu bertuliskan beberapa huruf besar berwarna hitam, Bihun Kentang Otentik Sister.

“Mbak, dua porsi bihun kentang, tidak pakai pedas dan daun sop.” Setelah Clarice Lu selesai memesan kepada pemilik tempat itu, dia menarik Lewis Tang untuk duduk di sebuah meja kosong.

Dengan cepat, dua mangkuk bihun kentang yang masih mengepulkan asap panas itu disajikan di atas meja, Clarice Lu mengambil dua pasang sumpit sekali pakai dari wadah sumpit itu, dan memberikan satu pasang sumpit itu kepada Lewis Tang, lalu mematahkan sepasang sumpit satunya lagi dan menjepit sehelai bihun kentang itu, lalu menyantapnya dengan sepenuh hati.

“Kamu hanya mentraktirku makan ini malam ini?” Lewis Tang melihat bihun kentang yang masih mengepulkan asap panas di hadapannya itu, lalu tertawa sambil menggelengkan kepalanya.

“Bukan aku yang mentraktirmu, tapi kamulah yang mentraktirku. CEO Tang, kamu lupa kalau dompetmu masih didalam tanganku.” Ucap Clarice Lu sambil tertawa kecil, lalu menunjuk-nunjuk mangkuk berisi bihun kentang di hadapan pria itu, “Coba dimakan, benar-benar enak, aku jamin kamu tidak pernah memakannya.”

Lewis Tang meraih sumpit sekali pakai disebelah tangannya, etika makannya masih begitu elegan dan anggun, “Siapa bilang aku tidak pernah memakannya, aku bukannya tidak memakan makanan rakyat seperti ini.”

“Oh? Kamu pernah makan makanan seperti ini? Benar-benar sedikit diluar dugaan.” Clarice Lu sedikit banyak ada perasaan terkejut, sebagian besar pria tidak terlalu menyukai makanan kecil seperti itu, terlebih lagi orang yang memiliki kedudukan tinggi seperti CEO Tang itu.

“Tidak ada yang diluar dugaan.” Lewis Tang sedikit menundukkan kepalanya, cahaya matanya perlahan sedikit meredup, menampilkan sebuah kerumitan yang tidak terlalu dimengerti oleh Clarice Lu, seperti masih ada sedikit perasaan terluka.

Dirinya tentu saja tidak ingat, dirinya yang dulu juga menarik pria itu seperti ini, pergi ke tenda makanan kecil yang mirip seperti itu, makan berbagai jenis makanan kecil.

Lewis Tang selalu mengatakan bahwa makanan yang di jual di tempat-tempat seperti itu tidak bersih, tetapi selalu menemaninya. Lorong panjang yang tidak terlihat ujungnya itu, hampir semua makanan dari setiap tempat disana sudah pernah dicoba semua oleh pria itu.

Dua orang itu duduk bersebelahan, menyantap makanannya masing-masing. Sekeliling mereka sangat ramai, keheningan diantara mereka sedikit terasa tidak harmonis. Clarice Lu tahu Lewis Tang memiliki kebiasaan tidak suka berbicara ketika sedang makan, juga perlahan menjadi terbiasa menemani pria itu diam.

Sebenarnya, hatinya masih berbunga-bunga, seorang pria bisa mengenakan setelan jas Armani yang berharga berpuluh-puluh juta, lalu duduk di dalam tenda kecil untuk meneminya makan semangkuk bihun kentang seharga dua puluh ribu, dan tidak ada menggerutu sedikit pun, kalau bukan karena pria itu mencintaimu sampai rela bangkit lagi dari kematiannya, setidaknya dia serius.

Setelah langit berubah gelap, Clarice Lu lagi-lagi menarik Lewis Tang pergi ke taman air mancur untuk melihat pertunjukkan air mancur menyanyi, cemilan malam hari mereka juga adalah panggang-panggangan dari gerai makanan kecil, Lewis Tang merasa panggang-panggangan yang dibakar di atas batu bara dari gerai makanan seperti itu, dengan asap bakaran yang kemana-mana, daging yang dijual juga belum tentu segar dan bersih, sangat mudah membuat perut sakit.

Tetapi, Clarice Lu terlihat sangat bersemangat, Lewis Tang juga hanya bisa menurutinya. Lebih mudah untuk merubah sungai dan gunung daripada merubah sifat seseorang, meskipun sudah mengenakan pakaian kantor, Clarice Lu masih tidak bisa menghilangkan sifat nakal dirinya yang suka bermain dan membuat onar yang sudah mandarah daging di tubuhnya itu.

Dalam perjalanan pulang, Lewis Tang mengendarai mobil, Clarice Lu duduk di kursi depan, samping kursi pengendali, dengan perutnya yang buncit.

“Sudah lama sekali tidak melewati hari sesantai ini.” Clarice Lu menurunkan jendela mobil disisinya itu, angin bertiup masuk dari luar jendela, menerbangkan rambut halusnya.

Setelah dengan santai menyanggul rambutnya itu, posturnya nyaman dan tenang, benar-benar mirip sebuah lukisan yang tenang.

Novel Terkait

Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu