Akibat Pernikahan Dini - Bab 43 Desakan Pernikahan (1)

Asisten Leo sedang sibuk mengurus sesuatu, folder yang menumpuk karena Kirana sakit, Hp-nya berbunyi, Leo segera mengangkatnya.

“Eh? Bukankah nenek pulang tanggal 6? Apa!! Dipercepat? Kalau begitu kenapa kalian tidak memberitahuku lebih awal! Sudahlah sudahlah, aku harus memberitahu Direktur Helbert dahulu.”

Selesai berbicara, Leo dengan buru – buru mematikan teleponnya, mengetok pintu ruangan Helbert, saat Helbert dengan muka dinginnya menyuruhnya masuk, Leo mendorong pintu dan masuk.

Justru melihat Direktur Helbert sedang melihat dokumen, Leo berkata dengan suara kecil, “Pak, pesawat nenek akan segera sampai!”

Begitu mendengar kabar neneknya, segera mengangkat kepalanya, mengerutkan dahi, “Bukankah tanggal 6 baru pulang?”

“Tidak tahu, orang sana tiba – tiba menelpon ku, nenek sendiri yang meminta mengganti jadwal, pesawat jam 10!”

Leo juga bingung, mengapa nenek tiba – tiba mengganti jadwal, pulang lebih awal.

Helbert melepaskan dokumen yang dibacanya, matanya terlihat kebingungan, “Kapan dia sampai?”

“Kira – kira jam 11!” Leo melihat jam tangannya, Helbert mengerutkan dahi, melihat HP-nya, tinggal 20 menit lagi!

“Siapkan mobil dahulu, beritahu pengurus di rumah, segera meminta mereka untuk beres – beres!” Helbert berdiri, sambil membereskan dokumennya dan memerintah dengan suara dingin.

“Baik!” Leo mendengarnya, segera mengatur masalah yang diperintahkannya.

Helbert tahu nenek tidak suka tinggal di villa, jadi ia membelikannya rumah baru yang besar, orang tua sangat menyukai tempat yang tenang dan nyaman.

Meskipun, selain termasuk orang yang penting baginya, dia biasanya tidak suka masuk ke dalam villa….

Helbert merenung, karena nenek sudah mau pulang, kalau begitu, orang – orang itu, juga seharusnya akan datang! Mata Helbert terlihat sangat dingin, ia menyipitkan matanya dengan arti yang mendalam.

Tepat pukul 11, Helbert sudah menunggu di bandara, setelah delay beberapa menit, baru saja kita melihat wajah Helbert yang dingin, sekarang menjadi lembut kembali.

Helbert menarik sudut bibirnya ke atas, Tersenyum kepada nenek yang berjalan keluar di antara orang - orang…..

Nenek Helbert, dipanggil nenek Yang, meskipun sudah umur tujuh puluh tahun, tetapi kulit mukanya yang kencang membuat dia terlihat seperti umur 56 tahun, sedikit pun tidak terlihat seperti orang yang sudah tua, selain rambutnya yang mulai memutih.

“Nenek….”

“Aduh, Helbert, nenek kangen!” begitu nenek Yang melihat tubuhnya yang tinggi besar, langkah kakinya pun semakin cepat, saat mendekati Helbert, keduanya melangkah bersama.

nenek Yang memeluk cucunya yang sangat dia sayangi dan banggakan, Helbert juga memeluk neneknya yang bisa membuat dia tersenyum.

Sejak kecil, neneknya sangat menyayangi dia, sejak ibunya meninggal, dia menjadi sangat tertutup, semuanya berkat neneknya yang menjaganya, membuatnya kembali tersadar.

Hidup seperti sekarang ini, membuat dia sangat menghormati dan menyayangi neneknya, rumah ini, hati Helbert yang dingin, hanya neneknya saja yang ada di hatinya…..

“Nenek, kenapa pulang lebih awal?” Helbert melepaskan neneknya, menanyainya sembari tersenyum.

Nenek Yang seperti anak kecil, memelototinya sejenak, “Kenapa, aku kangen dengan cucuku, apa tidak boleh pulang lebih awal!”

“Baiklah, baiklah, baiklah, pasti sudah lelah sepanjang perjalanan kan, kita pulang dulu saja ke rumah!” Helbert menggelengkan kepalanya, sambil tersenyum kecil, mendengarkan neneknya yang sambil berjalan dan berceramah.

Orang - orang yang membawa koper mengikuti dari belakang, berjalan keluar bandara dengan rapi.

Sampai di rumah yang besar, nenek Yang segera mandi, pembantu menyelesaikan pekerjaan yang perlu mereka kerjakan, sayuran yang panas juga sudah siap disajikan.

Dua orang duduk di meja makan yang amat besar, terlihat agak sepi, tetapi terlihat harmonis, nenek Yang melihat meja yang dipenuhi sayuran hijau, merasa bingung.

“Helbert, kamu mau menemani nenek tua ini makan sayuran hijau? Kenapa tidak memasak sayuran yang kamu sukai?”

Helbert tersenyum kecil, sejak dahulu nenek Yang sudah sangat suka memakan sayuran hijau, daging – daging sedikit pun tidak dimakannya, dia mengetahui apa yang neneknya suka, makanan di meja makan juga akan disesuaikan dengan kesukaannya.

Helbert tersenyum: “belakangan aku juga suka makan sayuran, sudah bosan makan daging, menemani nenek memakan sayuran juga pilihan yang bagus.”

Nenek Yang hanya tersenyum tidak mengatakan apa pun, cucunya ini sangat bisa menjaganya, perhatian juga lembut, dia tidak mengerti kenapa orang – orang justru berkata kalau dia dingin dan tidak berperasaan….

Tetapi, ini juga harus lihat terhadap siapa, jika terhadap orang yang tidak ada dalam hatinya, tentu berbeda.

“Helbert ! Tidak usah aku beritahu, kamu sudah tahu pasti, aku sudah ingin memeluk cucuku sejak lama, aku nenek tua yang kesepian, apakah kamu tidak bisa lebih cepat, berikan cicit untuk digendong, aku sudah mendesakmu berapa kali! Kamu kapan mengurusnya!”

Masalah nenek Yang mendesak menikah, terlihat sangat memperhatikannya, menaruh mangkuknya dan memperhatikan Helbert sambil berceramah, dulu, Helbert tidak pernah jatuh cinta kepada perempuan lain,

Sangat membuatnya khawatir, tetapi juga tidak tahu apa yang dialaminya, jatuh cinta lagi kepada seorang perempuan, tetapi hanya main-main saja, tidak pernah melihat dia begitu jatuh dalam cinta, namanya juga laki – laki, nenek Yang juga dapat mengerti!

Tetapi sikapnya yang tidak peduli, ia juga tidak memperhatikan pacarnya, membuat nenek Yang semakin khawatir, nenek Yang mengetahui dia punya pengalaman yang tidak baik dengan perempuan.

Biasanya tidak akan mudah membuka hatinya, jarang melihat dia perhatian kepada perempuan, tetapi sekarang keadaannya berbeda, dia sudah berusia dua puluhan tahun!

Sebentar lagi akan berumur tiga puluhan tahun! Dia tidak buru –buru tetapi sebagai neneknya sangat buru – buru! Sudah banyak temannya yang mempunyai cicit!

Dia bahkan menantunya saja belum pernah ketemu, apakah bisa tidak panik!

Mengetahui neneknya saat akan pulang, dia tahu bahwa neneknya pasti akan mengungkit masalah ini, saat muka Helbert terlihat pasrah, dia berpikir bagaimana dapat menyelesaikan masalah ini.

“Aku akan membawanya ke depan nenek.” Helbert menyampaikannya dengan singkat dan segera melanjutkan makan, tetapi nenek Yang justru kaget, “Helbert, kamu sudah punya pacar?”

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu