Akibat Pernikahan Dini - Bab 153 Kencan Buta (1)

Kirana tak dapat berkata-kata kembali, ia masih harus melihat ekspresi wajahnya pada saat meninggalkan ruangan! Kirana merasa hanya dirinyalah yang bernasib sperti ini!

Wajah yang tak puas menatap tajam kearah Helbert Han, akan tetapi Helbert Han perlahan melirik ke arahnya, “kenapa? Waktu di sore hari terlalu Panjang? Yasudah gak usah pergi!”

“Jangan! Saya sangat berterima kasih kepada tuan Helbert yang sangat berkelas!” terima kasih kepada delapan tingkat leluhur! Bercanda! Bisa mendapatkan sedikit kebebasan seperti ini, siapa yang dapat menolak?

Saat Kirana mengatakan keluar kalimat tersebut, terdengar seperti sedang menggertakkan gigi, khususnya di beberapa kalimat terakhir, penuh degan penekanan, sialan ia membuat semua ini seperti sebuah hadiah penghargaan!

Helbert Han mendengar kalimat yang ia ucapkan penuh dengan ketidak puasan, dan melihat wajah suram Kirana, Helbert Han merasakan kepuasan di dalam hatinya!

“Ingat, kalau kamu tidak tepat waktu kembali, saat itu jangan pernah salahkan aku kalua tak mengizinkan kamu keluar lagi!” Ancaman dari Helbert Han membuat Kirana sangat kesal dan mengepalkan tangannya dengan keras.

Aku ingin meninju seseroang, bagaimana ini!

“Lalu, saat engkau kembali nanti, aku akan mengajakmu keluar, ada sedikit acara, sebaiknya kamu berdandan cantik sedikit!” pandangan Helbert Han di iringi dengan ketidak sukaan di wajahnya melirik kearah Kirana, ia yang sedang mengenakan baju tidur longgar, ketidak sukaan yang tergambar di wajah Helbert Han membuatnya hampir menggila.

Ia menahan dan merapatkan mulutnya, karna ia tau bahwa orang yang tak ada malu dan tak berperasaan ini tak akan dapat terkalahkan!

“Ah baiklah, dandanlah seperti orang normal saja, tak perlu cantik!” Helbert Han mengganti pikirannya, kemudian melirik ke arah wajah lembut kirana, dandan terlalu cantik, lebih baik hanya di perlihatkan kepadanya saja!

Mendengar Helbert Han yang berubah-ubah, alis Kirana bergetar, dengan kesal lalu menggertakkan giginya dengan sekuat tenaga.

“Apakah masih ada yang perlu di katakan!” ia sedari tadi sangat ingin membanting pintu lalu pergi, tetapi saat ini, ia harus dengan segera mendapatkan surat cerai itu, sekarang ini bukan waktu yang tepat untuk berdebat dengannya, kalua hal-hal kecil tak dapat di tahan bisa jadi merusak hal-hal besar lainnya!!!

“Tak ada lagi, kamu boleh pergi.” Suara Helbert Han terdengar seperti perintah, Kirana menarik nafasnya dalam-dalam, dan tak lagi melihat ke arah Helbert Han yang sangat ingin di pukul mati olehnya, Kirana memalingkan tubuhnya lalu pergi.

Langkah kakinya terburu-buru, sekakan Helbert Han adalah seorang iblis, tetapi Kirana merasa iblis lebih lucu di bandingkan dengan dia!

Kirana terus berjalan mengarah ke signyal pertolongan dari arah kantin yang di berikan oleh Daniel, beberapa hari ini ia selalu di siksa oleh ibu sampai hampir gila.

Bagi dia beberapa hari ini adalah sebuah penyiksaan, wanita yang ibu carikan untuknya, tidak sesuai seperti yang ia bayangkan!

Hatinya sangat Lelah sehingga hampir meledak, ia baru saja mengirimkan sebuah pean berisi pertolongan kepada Kirana, ia hanya berharap Kirana dapat secepatnya datang dan memberinya sebuah perlindungan.

Sesampainya Kirana di kantin, ia mendorong pintu dan melihat hal dramatis, Kirana tersentak dan menghentikan langkahnya

Ia merasa ini bukanlah sebuah acara perjodohan, melainkan acara pertunangan!

Kedua orang tua Kirana yang melihat Kirana datang langsung memasang wajah terkejut, “Kenapa kamu bisa datang kemari?”

Kirana sedikit kikuk, lalu melemparkan senyuman kepada pihak seberang, hitung-hitung seperti salam, setelah duduk, ia memandang aneh kearah Daniel yang raut wajahnya sudah sangat dingin.

Kirana merasa sangat prihatin kepadanya, “Kenapa? Daniel… eh, kakakku mau di jodohkan, aku sebagai anggota keluarga juga harus melihatnya kan.”

Ayah Kirana memberikan Kirana sebuah tatapan tajam, kemudian dengan perlahan berbisik kepada kirana: “Hari ini adalah acara perjodohan, kamu jangan mengacau!”

Sudut bibir kirana sedikit bergetar, bukannya ia hanya ingin membantu Daniel sekali ini saja, kenapa harus memperingatinya seperti ini.

Ayah kirana perlahan tersenyum dan memperkenalkan Kirana kepada pihak sebelah: “Ini adalah putriku, Kirana, Kirana panggil paman Chen, bibi, dan dia lebih besar beberapa tahun darimu bernama Jennie Chen.”

“Halo paman, bibi dan kak Jennie,” Kirana bersikap sopan dan menyapa, ia adalah Victor dan putrinya Jennie Chen kemudian itu istrinya.

Victor Chen Bersama istrinya dengan ramah menganggukan kepala kea rah kirana, tetapi Kirana dapat melihat senyum terpaksa dari Jennie Chen.

Kirana perlahan mengangkat alis matanya, semua ini terlalu menarik!

“Ini, ayo ayo, sambal makan sambal ngobrol saja.” Ayah Kirana membuka dengan makan terlebih dahulu, di sisi lain, Victor yang melihat raut wajah tak enak dari putrinya, segera memberikan senyuman dan berbisik di telinganya: “Jangan berikan aku pandangan seperti itu, kalau kamu masih memikirkan Ivan si bocah sialan tersebut, hati-hati kamu tak akan ku kasih keluar rumah lagi!”

Victor sangat kecewa dan berharap semuanya akan berubah menjadi lebih baik! Putri kesayangannya ini sangat mencintai Ivan si bocah busuk itu! Jelas-jelas anak itu tak menaruh perasaan apapun kepadanya, dan putrinya selalu mengalami cinta bertepuk sebelah tangan!!

Ia sebagai seorang ayah, mungkin dapat melihatnya, akan tetapi di dalam hati tak dapat menerimanya! Lalu ia memaksanya untuk datang ke acara perjodohan ini!

Jennie Chen tak dapat mengontrol apa yang telah di katakana oleh ayahnya, tangannya memengang sumpit dan mengaduk-ngaduknya ke dalam mangkuk nasi.

Ayah Kirana melirik kearah putranya yang memasang ekspresi dingin di wajahnya, kemudian ia menyenggol putranya menggunakan tangan dan memberikan pandangan yang artinya menyuruh ia berbicara!

Daniel taka da sedikitpun niat untuk berbicara, ia yang selalu datang ke acara perjodohan yang tiada habisnya, ia telah merasa sangat bersala kepada Jhon, sekarang ia masih harus membayarnya, jangan harap ia mempunyai mood untuk yang lain.

Melihat putranya yang mengabaikan Jennie Chen, ayah Kirana sedikit canggung kemudian memalingkan wajah dan menurunkan pandangannya kea rah Jennie Chen: Jenny sekarang umur berapa?”

“Ha?” Jennie Chen yang sedari tadi tenggelam di dalam pikirannya sendiri, tubuhnya mengkaku karena di sentuh oleh ayahnya, Jennie Chen dengan segera mengangkat kepalanya, dengan tak yakin memandang kearah orang-orang yang sedikit terkejut melihatnya.

“Em, Paman dan bibi bertanya umurmu berapa! Anak ini, akhir-akhir ini selalu melamun.” Ayah Jennie merasa canggung lalu perlahan berdehem, kemudian memalingkan kepala, kebetulan yang lain sedang tidak memperhatikan, lalu ia menatap tajam kearah putrinya.

Jennie Chen mengabaikan pandangan ayahnya,ia berkata kepada orang tua Kirana dengan nada meminta maaf , “Paman, Bibi maaf, tadi ada sedikit masalah, jadi saya tak mendengar, saya sebentar lagi berumur 23 tahun.”

“Tak apa, tak apa, 23 tahun, masih muda, kamu lebih kecil 3 tahun di bandingkan dengan Daniel.” Ibu Kirana tersenyum dengan hangat, dan tak memperdulikan kondisi Jenie Chen.

Oh, dengar-dengar, Daniel mempunyai proyek yang besar ya! Seorang direktur di sebuah perusahaan, masih muda begini, benar-benar hebat! Muda dan menjanjikan! Sungguh berbakat! Hahaha…..” paman Victor sangat memujinya, ayah Kirana melambaikan tangannya dengan rendah hati.

“Aa, mana ada proyek besar seperti yang anda katakana, bocah ini hanya sangat gigih saja.” Ayah Kirana berkata demikian di mulut, tetapi wajahnya tak dapat menyembunyikan senyum penuh kebanggaan terhadap prestasi putranya.

Kirana hanya dapat menundukkan kepalanya, lalu melirik kearah Daniel yang sedari tadi diam seribu Bahasa, melihat tatapan samar darinya yang mengarah ke Kirana seakan meminta tolong.

Kirana hampir saja tertawa, Daniel melirik kearah ibunya yang memiliki kerutan halus di sudut matanya, wajahnya seketika menjadi kaku, ternyata ibu sudah tua.

Hati Daniel merasa seperti teriris, ia sangat bersusah payah menyiapkan semua ini deminya, sebenarnya, semua ini juga demi kebaikannya, dan dia…..

Hatinya tak henti bersedir, masalah ini, mau berbuat bagaimanapun tetap saja akan salah! Ia merasa sangat pusing lalu meneguk anggur yang berada di hadapannya.

Tetapi ia melihat Jennie Chen yang menatapnya dengan tatapan serius, mata Daniel perlahan berkedip, akan tetapi ia tak menghiraukannya, ia hanya peduli dirinya yang tak bahagia.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu