Akibat Pernikahan Dini - Bab 11 Ingin Bersama Kamu

Helbert tiba tiba menjadi malu dan tersenyum, dan terus menghadap, tatapan yang dingin itu menuju ke arah Kirana, tatapan itu terlihat sangat mengerikan, mengapa ketika dia melihat wanita ini semua rasa benci dan kekesalannya menjadi reda.

Di waktu yang sama, terjadilah sebuah masalah, Dia dibuat emosi oleh seorang wanita, ini bukanlah hal yang pantas disenangkan.

Kirana menaruh cangkir dengan pelan, bersiap menanyakan mereka sebenarnya apa yang ingin dibahaskan jika tidak ada yang dibahaskan maka sebaiknya pergi.

Tiba tiba aku merasakan hawa dingin seorang pria yang sedang menghela nafasnya.

Helbert menyandarkaan kedua tangannya di sofa, setengah tubuhnya berlutut di sofa, melihat penampakan Kirana.

Kirana belum meresponnya, Helbert sedikit menundukkan kepalanya, kedua matanya menatapi Kirana lebih dalam.

“Jadilah wanitaku!”

Kirana terdiam, ketika Helbert mendekatinya, Dia merasakan aroma teh hijau, yang kemudian dia menatapi tatapan dingin Helbert, tiba tiba Jantung Kirana berdebar dengan kencang.

Kirana menjadi panik, mendengar apa yang dikatakan Helbert, kemudian membalikkan tatapannya dan berkata : “ha, apa kamu pikir ini lucu!”

Helbert jarang meninggikan nadanya, yang akhirnya diabaikan oleh Kirana, wajah Helbert terlihat suram, seolah olah ada udara dingin didalam tubunya, dia menjulurkan satu tangannya untuk menangkap dagu Kirana dan memaksa untuk memutarkan kepalanya kembali.

Kirana paling tidak suka jika dirinya ditahan dan diancam, dengan menjulurkan tangannya lalu memukul dengan keras tangan Helbert yang menekan dagunya, kedua matanya menatap Helbert dengan dingin,”lepaskan!”

Helbert tersenyum licik, “aku tidak menyukai wanita kasar!”

“Helbert, kamu jangan selalu memperlakukanku dengan kekuasaan yang kamu miliki, aku memberitahumu, lelaki seperti dirimu, adalah orang yang sangat kuremehkan! Mempunyai kemampuan dan kekuatan, kamu mau bagaimana, jangan berpikir dengan uang kotormu kamu bisa berlagak.

Satu lagi aku bukanlah mainanmu! Aku berbeda dengan wanita lainnya! Jika ingin melepaskan kemarahan carilah wanita lain! Lelaki seperti dirimu adalah lelaki yang tidak mempunyai pendirian, aku sudah sering menemukannya! Tetapi sangat tidak mempunyai rasa malu, kamulah orang yang menduduki posisi pertama.”

Kirana benar benar telah dibuat marah , Kirana sangat membenci pria yang selalu menganggap dirinya sendiri benar, menganggap dia apa ! !

Tatapan kedua mata Helbert yang menyeramkan itupun berkedip, tatapan itu menatapi cahaya, dengan lurus memandangi wajah Kirana yang sedang marah, tiba tiba Helbert meninggikan bibirnya.

Rupanya, Dia sangat berbeda dengan wanita pada umumnya, dia jarang sekali dimarahi oleh wanita dengan cara seperti ini, akhirnya dia masih bisa tertawa, dan dia tetaplah Helbert yang dingin dan kejam..,...

Kirana terdiaam, setelah mengatakan yang seperti ini, dia masih bisa tetap tenang?

“hmmmm!”

Kirana tetap terdiam, seperti tidak ingin berbicara dengan lelaki yang tidak tahu malu ini, Helbert memandangi bibir Kirana, kesuraman yang ada dihatinyapun mulai meredup, diapun bertindak.

Helbert merasa, Dia benar benar sangat menginginkan wanita ini........

Kirana sangat ingin melepaskan tangan Helbert yang mengepung dirinya, kedua tangannya tiba tiba digenggam oleh Helbert, seluruh tubuh Helbert mengalami tekanan, Kirana merasakan sesuatu yang dingin telah menyentuh bibirnya, aroma semerbak teh hijau itu mulai tercium.

Kirana menatap Helbert dengan sengit dan berharap, dia menatapinya begitu dalam.

“tidak.... lepaskan....” Kirana berbalik, dan sangat ingin mendorong Helbert dengan kasar tetapi justru ditahan oleh Helbert dengan ketat. Disaat yang besamaan Kirana membuka mulutnya, Helbert mengambil kesempatan dengan memasukkan lidahnya kedalam mulut Kirana.

Dalam waktu yang singkat tubuhnya terbalut dalam pelukan yang kuat. Tanpa menggunakan tali yang lengkap Kirana pun tenggelam dalam ciuman yang terasa dingin, Lidah Helbert yang dingin telah masuk ke dalam mulut Kirana. Dengan tamak dia menghirup nafas milik Kirana, dengan sekuat tenaga menjelajahi setiap sudut.

Helbert menghisap nafas mulut Kirana yang beraroma kopi, disertai dengan aroma tubuhnya yang spesial, Helbert adalah orang bukanlah penyuka kopi dan dengan sifat penjijiknya. disaat ini dia terlihat seperti seekor serigala yang ganas, dengan gila menghirup seluruh nafas Kirana.

Tubuh mereka lengket menjadi satu, wajah mereka pun berada dalam jarak yang sangat dekat, Helbert bahkan bisa melihat pori pori wajah Kirana secara jelas, mencium aroma tubuhnya yang berbeda, ketika bernafas pun menjadi terasa panas, Helbert mendekati Kirana dan menciumnya dengan kasar

Ciuman yang penuh nafsu yang datang secara tiba tiba itu bagaikan petir yang membuat orang tidak siap untuk menerimanya.

Air liur yang kental dan wangi itu bergumpal disekitaran lidahnya, otak Kirana seketika menjadi kosong, pandangan matanya menjadi kabur.

Mungkin aroma teh hijau di tubuh Helbert itu telah membuat sarafnya menjadi terbius, atau mungkin saja keahlian Helbert dalam berciuman telah membuat Kirana lupa dimana sekarang dia berada.

Di saat itu Kirana telah lupa untuk memberontak.....

Kirana yang tidak memiliki pengalaman berciuman, secara tidak langsung dia telah merasakannya dan itu ia lakukan bersama Helbert.

Sensasi itu menyebabkan hati Helbert bergetar dengan kencang dalam waktu yang singkat.

Helbert dengan ringan menjulurkan lengannya, merangkul Kirana dengan sangat erat, bibir Kirana tidak biasanya terlihat lembut dan harum, ciuman diwaktu sebelumnya, Helbert telah merasakannya.

Dengan adanya sifat penjijik yang dimiliki Helbert, dari yang tidak pernah berciuman dengan wanita manapun, tetapi dengan Kirana, Dia selalu mudah membuat pengecualian, mencium bibirnya yang manis, aroma tubuh Kirana yang spesial itu telah membuat ujung hidung Helbert melayang, Helbert hanya merasa diwaktu sebelumnya dia sangat mantap untuk mengendalikan dirinya, namun terkadang diwaktu tertentu memungkinkan dirinya susah untuk melakukannya.

Bibir Helbert yang lembut dan menyala itu terlihat mengerut, lidah itu pelan pelan melewati giginya yang terbuka, lidahnya menyentuh bibir Kirana, keserakahan yang dimilikinya itu, nampaknya tidak akan pernah cukup bagi dirinya.

Sepasang mata penuh nafsu Helbert seperti meneteskan air. mendekati Kirana dengan perlahan, kekasarannya membawa kelembutan sesaat, dengan bengis dia mengisap bibir merah Kirana, dengan trampil lidahnya memasuki mulut, menghisapnya dengan lembut, dan mencermati segalas sudut.

Kirana yang dicium oleh Helbert mendapati seluruh tubuhnya terasa geli, kepalanya terasa pusing, bagian tubuh atasnya terasa takut. baju bagian atasnya ditarik Helbert dengan pelan

Kirana kembali sadar, dengan bengis mendorong Helbert yang yang tergila gila pada dirinya.

Kirana bernafas dengan terengah engah, wajahnya memerah, dan itu semakin menambah pesona dirinya.

Helbert mulai tersadarkan oleh penolakan yang dilakukan Kirana, wajahnya menunjukkan tampilan yang penuh makna. Jarinya yang lentik menyentuh bibirnya sendiri, bibir yang tadi telah mencium bibir milik Kirana, seolah olah meninggalkan sebuah aroma yang lembut.

Kirana melihat tindakan provokatifnya, membuat dirinya semakin marah, seluruh wajahnya menjadi suram dan menatapi Helbert dengan gusar.

“Bagaimana, teknik berciumanku lumayan.” Mata Helbert yang kejam itu memancarakan cahaya yang jernih, dengan samar menatapi wajah Kirana yang suram.

“Hei! Jangan kamu menggunakan bibir yang pernah mencium wanita sembarangan itu untuk membuatku merasa jijik.” Kirana dengan keras mengelap bibirnya, perasaannya menjadi kacau.

Pria yang tidak tahu malu ini ! !

“ Wanita, tidak tahu yang baik dan buruk! Aku hanya pernah mencium wanita sepertimu! Wanita lain aku masih tidak pantas !!” Helbert memegang dan mendekat Kirana, matanya tiba tiba menatapi Kirana dengan dingin, wajahnya muram.

Kirana melangkah sedikit, dan terus mencibirnya, “ bagaimana, apa mungkin aku harus berterima kasih padamu, yang menyukai keistimewaanku? Memalukan!”

Helbert tersenyum lebar setelah melihat ekspresinya yang keras kepala, berpindah duduk ke sisi lain, melipat kakinya, bersandar di sofa dengan malas, menyipitkan matanya dan melirik ke Kirana, “ Jadilah wanitaku, aku akan memberikan segalanya yang kamu inginkan.”

Perkataan itu membuat Kirana mengedipkan sepasang matanya, sambil berdiri mencibirnya, “Tuan Helbert, jangan kamu anggap dengan uang kamu merasa sudah hebat! dan jangan selalu merasa bisa menggambarkan masa depan kehidupan orang lain! Kamu lelaki yang egois, kamu tidak lebih dari pengemis yang diluar sana.

Kirana memutar tubuhnya dan ingin pergi, Helbert dengan tenang mendengar perkataan Kirana, melihat dia ingin pergi, dengan tenang dia berkata,”Aku bisa membantu ayah dan kakakmu, tetapi setelah dilihat, kamu seperti tidak ingin membantu ayah dan kakakmu lagi....”

Langkah Kirana perlahan terhenti, tetapi tidak membalikkan kepalanya dan menjaWab :” aku membantu, dengan caraku sendiri, dan tidak akan membebani Tuan Helbert yang berniat baik.

Kirana mengepalkan giginya sambil mengatakan kata “niat baik” sindiran yang kejam itu membuat alis Helbert berkerut, setelah selesai berkata, Kirana bergegas keluar, seolah olah disini ada setan.

Helbert mengedipkan matanya dan sepasang mata itu tidak berhenti memandangnya, melihat bayangan tubuhnya yang dengan tegas menghilang didepan matanya, Helbert dengan jari jarinya sekali lagi menyentuh bibirnya.

Matanya yuang gelap memancarkan sesuatu yang dingin, ha- perempuan yang hina....., Kamu sedang menantangaku, baiklah, aku menerimanya, aku akan membuat dirimu bersedia menjadi wanitaku......

Tatapan Helbert memancarkan sesuatu yang menggembirakan, seolah olah mendapat binatang buruan dimalam yang gelap, seperti dengan gembira telah mengambil mangsa buruannya.

Kirana berkeliling disekitaran jalan, Leo terkejut bagaimana bisa nona Kirana bisa keluar dengan begitu cepat, tanpa menerima instruksi dari Helbert, dia melihat wajah muram Kirana, Leo menjadi pasrah

.

“ Nona Kirana, aku mengantarmu pulang.” Leo menyapa Kirana dengan senyum, tetapi Kirana hanya memandanginya dengan dingin : tidak perlu!”

Sambil berjalan dengan cepat dia keluardari villa, Leo dengan pasrah melihat bayangan tubuh Kirana, kemudian, teleponnya berdering, Leo dengan gegas menerimanya, terdengar suara Helbert yang berbeda, “biarkan dia pergi, tidak perlu mengantarnya!”

“Ya!”

“Oh...” Helbert menutup telepon dengan keras, jantung Leo berdebar dan apa yang terjadi diantara dua orang ini, emosi mereka sangat mengerikan..........

Menggelengkan kepala, tidak mempedulikannya lagi, Leo meneruskan langkahnya dan melanjutkan pekerjaan..

Novel Terkait

Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu