Akibat Pernikahan Dini - Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (2)

Ketika Helbert Han melepas roknya, Kirana mencoba menghentikannya dan berteriak. Tetapi dia pada akhirnya tidak mengatakan apa-apa. Namun, ketika ciuman Helbert Han berubah menjadi ciuman ganas dan melewati area sensitifnya.

Semua saraf di otak Kirana yang berfungsi mengendalikan diri tiba-tiba meledak, "Jangan Helbert!! Lepaskan aku ... lepaskan ... hmph ..."

Kalau Kirana tadi tidak bicara masih tidak masalah. Begitu bicara, Helbert Han jadinya bekerja lebih keras. Kirana yang merasa tidak tahan mencoba bicara, menjadi tidak berani berbicara lagi.

Setelah suara berisik-berisik selesai, Helbert Han melepas pakaiannya dan Kirana menggertakkan giginya. Dia berpikir bahwa penyiksaan akan segera berlalu, tetapi tampaknya Helbert Han masih ingin menghukumnya.

Terus menyiksanya, tempat yang pernah dilewati bibir yang ganas, seketika menjadi mati rasa, sebelum Kirana sempat menerimanya, tubuh bagian bawah Helbert Han sudah menindihnya dengan keras.

Hellbert Han langsung memasuki tubuhnya secara utuh. Kirana menggigit bibirnya sampai memutih, tetapi Helbert Han masih tidak terburu-buru, dan tetap berada di dalam seperti ini. Nafasnya perlahan-lahan berhembus ke telinga Kirana lagi.

"Bagaimana? Kirana, apakah begini lebih baik, eh?"

"Helbert Han! Kamu orang gila! Kamu bajingan ... kamu ... eh~ ... hmph ..." sebelum Kirana selesai memarahinya, Helbert Han memberinya hukuman lagi. Kata-kata Kirana selanjutnya tiba-tiba tersangkut di tenggorokannya.

"Aku mesum? Kirana, bukankah kamu juga menikmatinya! Hm?"

"Aku tidak menikmatinya !! Aku ... hmph ... Hel- ..."

Helbert Han dengan cepat segera melanjutkan lagi, menyebabkan kata-kata Kirana sekali lagi tidak selesai.

Helbert Han terkekeh. Melihat ekspresi Kirana yang berada dibawahnya sepertinya menginginkan dan juga menolak. Dalam kontradiksi itu, ia terlihat ragu dan beberapa ekspresi yang sulit dijelaskan.

Mendekati telinga Kirana, Helbert Han menggigit telinganya dengan lembut, karena dia tahu bahwa tempat paling sensitif dari Kirana adalah telinganya!

Benar saja, Kirana tidak bisa menahan diri dan mengerang pelan, tapi erangan kecil itu membuat Helbert Han merasa puas.

Dia belum menyentuhnya selama lebih dari sebulan, dan Helbert Han kehilangan kendali karena erangannya, dan kembali menyerang Kirana dengan ganas.

Namun, setelah beberapa saat, gerakannya kembali lembut dan pelan. Perlakuan yang lembut dan berapi-api membuat otak Kirana menjadi kosong.

Nafas berat pria dan suara tertahan yang secara gamblang terdengar dari wanita di ruangan yang sunyi ini menciptakan keharmonisan yang sulit dijelaskan, atmosfer diantara keduanya saling terkait.

Setelah putaran terakhir selesai, Helbert Han terlihat puas dengan membisikkan tiga kata di samping telinga Kirana.

Kirana memejamkan matanya perlahan. Dia tidak mau mengakui itu di dalam hatinya, saat ia mencium aroma teh familiar, terutama ketika kata-kata Helbert Han yang tak terkendali itu terdengar di telinganya, membuat telinganya terasa merinding.

Kirana menggigit bibirnya dengan keras. Rasa sakit di bibirnya membuatnya kembali tersadar. Helbert Han adalah pria yang ingin dia ceraikan dan yang telah mempermainkannya! Orang yang melakukan kejahatan rendah seperti itu, tidak bisa hanya diberi permen dan semuanya kembali baik!

Begitu rendahnya sampai disakiti lagi oleh Helbert Han. Dia, Kirana tidak begitu hina! Pinggangnya seketika dipeluk erat oleh Helbert Han, dan tangannya juga dilepaskan oleh pria itu. Tapi seperti takut dia melarikan diri saja.

Helbert Han menjeratnya seperti koala, dan di belakangnya, Helbert Han menghembuskan nafasnya terus-menerus mengenai telinganya. Kirana dengan mimik wajah rumit menatap perabotan di dekatnya.

Tidak ingin terus berkonsentrasi merasakan nafasnya. Ruangan itu sepertinya dipenuhi dengan napas khusus keduanya. Helbert Han dengan lembut mencium bahu putih, halus, dan telanjang Kirana.

Melihat Kirana terdiam, Helbert Han tiba-tiba mendesah pelan di telinganya. Tangannya yang ada di pinggang Kirana tiba-tiba naik ke atas bermaksud mengasihi.

Kirana menepuk tangan Helbert Han yang bertindak macam-macam itu dengan ketus. Helbert Han dengan berlebihan berteriak "ouch ...", dan kemudian menggigit lembut telinganya sebagai hukuman.

Itu membuat Kirana segera menggeliat, tetapi Helbert Han tertawa kecil dan memeluk pinggang Kirana. Helbert Han memohon pada Kirana dengan tulus, "Jangan tinggalkan aku, ya?"

Kirana dengan mimik yang rumit tidak bicara. Helbert Han melihat bahwa Kirana tidak menjawab, mengira wanita itu terlalu lelah sehingga tertidur. Dia mendesah pelan dan kemudian menutup matanya perlahan.

Namun Kirana tidak juga kunjung tidur. Dia menatap sudut yang gelap, maaf, ini adalah satu-satunya pertanyaan yang tidak bisa aku jawab, karena aku akan menjawabnya dengan tindakan nyata, aku akan meninggalkanmu!

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu