Akibat Pernikahan Dini - Bab 223 Perencanaan Sebelum Cerai (1)

Di kantor perceraian, Kirana duduk dengan acuh tak acuh di depan seorang pria paruh baya. Hari ini, dia keluar sendirian, tanpa diketahui orang tuanya.

Pria di seberangnya merasa masalah ini sedikit rumit dan mengerutkan kening karenanya. Sedangkan wajah Kirana tetap tidak berubah, "Ada cara apa, supaya dia dan aku bisa dengan lancar bercerai."

Meskipun itu hanya merupakan pernikahan diatas kertas dan hanya pernikahan kontrak, Kirana tidak menyangka bahwa akan ada hari dimana dia yang akan mengatakannya duluan!

Pria paruh baya itu mengangkat kacamatanya dan berpikir sebentar, lalu memikirkan cara yang sedikit lebih sederhana.

"Mohon tunggu sebentar."

Suara yang sedikit monoton terdengar perlahan. Kemudian, jari-jari panjang pria paruh baya itu dengan cepat mengetik dipapan ketikan komputer, sekitar lima menit Kirana menunggu.

Pria itu berhenti sejenak, mengangkat matanya dan menatap Kirana, "Bolehkah aku tanya nama suamimu?"

"Helbert Han..." Kirana pelan-pelan membacakan nama pria yang dulu pernah membuat jantungnya berdebar, tapi sekarang, dia bisa membacanya dengan tenang. Hatinya sudah mati rasa, jantungnya tidak berdebar lagi.

Pria paruh baya itu membelalakan matanya dan menatap Kirana dengan tatapan aneh untuk beberapa saat. Kemudian, dia menyadari bahwa tatapannya terlihat aneh, dan perlahan-lahan dia meredupkannya kembali.

Helbert Han, di kota Alfa hanya ada satu nama Helbert Han! Dia adalah legenda dalam dunia bisnis! Pantas saja dia tidak heran ketika wanita ini menyebut nama Helbert Han!

Ternyata mereka berdua adalah pasangan yang telah menggemparkan media beberapa waktu lalu. Kirana dapat melihat keterkejutan pria itu di matanya, tetapi dia masih terlihat acuh tak acuh.

Tidak mengherankan, tidak ada sukacita, menyebabkan pria paruh baya itu menyorotinya dengan ujung matanya beberapa kali, dan apakah hubungan mereka sudah sampai pada titik ini?

Jari-jari pria paruh baya itu dengan cepat mengetik di papan ketikan beberapa kali, dan kemudian menekan tombol cetak. Kemudian, printer mengeluarkan serangkaian bunyi cetakan.

Pria paruh baya itu akhirnya mengambil dokumen yang selesai dicetak, mengaturnya, dan menyerahkannya kepada Kirana. Setelah Kirana menerimanya, ia masih bisa merasakan suhu dari kertas itu.

Setelah melirik sekilas pada isi yang tertulis di kertas, mata Kirana terasa menyakitkan, tetapi ketika dia terpikir sesuatu, senyum sinis muncul di sudut mulutnya.

Cibiran sinis Kirana tertangkap oleh pria paruh baya itu yang membuatnya merasa menggigil. Rasa dingin di punggungnya membuatnya menatap Kirana dengan hati-hati. Karena adanya jaring hitam yang menutupi sepertiga wajahnya, membuat orang tidak bisa melihat penampilan aslinya dengan jelas.

Namun, ini tidak mempengaruhi kecantikan dan pesona dirinya. Pesona yang terpancar dari dalam kelihatan sangat menarik!

Kirana merasa bahwa tatapan mata pria paruh baya itu seperti sedang menelanjanginya, dan dia membalasnya dengan tatapan dingin. Pria paruh baya itu dengan cepat menoleh untuk melihat benda-benda lain.

Kirana mencibir, "Aku tidak tahu, apa gunanya dokumen ini?"

Pria paruh baya itu terlihat canggung. Setelah terbatuk ringan, perlahan-lahan ia menjawab, "Asalkan kamu bisa membuat suamimu menandatangani namanya sendiri diatas dokumen perceraian ini, lalu kamu sendiri juga menandatanganinya. Maka dengan begitu sudah bisa. Sudah memenuhi syarat hukum untuk melakukan perceraian!"

Kirana menyipitkan matanya sekali lagi melihat surat dokumen perjanjian perceraian ini. Jika menyuruh pria itu untuk tanda tangan begitu saja, dia pasti tidak akan menandatanganinya. Kelihatannya harus memainkan beberapa trik dengannya!

Kirana berdiri perlahan-lahan, melemparkan beberapa lembar uang kertas ke meja, dan kemudian dengan tatapan dingin menatap pria paruh baya itu, "Masalah yang aku katakan pada anda hari ini, sebaiknya kamu tidak memberitahukan kepada orang ketiga, mengerti?"

Pria paruh baya itu melirik lembaran uang di atas meja, kemudian mengangguk dengan cepat sambil tersenyum, "Jangan khawatir, Nona Kirana! Aku berjanji tidak akan ada orang ketiga yang mengetahuinya!"

Kemudian Kirana menatapnya lagi tanpa ekspresi, dia berbalik dan pergi dengan membawa dokumen perjanjian perceraian. Setelah sosok Kirana menghilang, pria paruh baya itu tersenyum sambil mengambil uang kertas itu.

Pada saat yang sama, dia melirik ke arah Kirana yang telah lama menghilang. Dalam hati dia bertanya-tanya mengapa pernikahan yang begitu baik, dan mendapat suami yang begitu pintar dan tampan, malah meminta cerai, sungguh aneh, aneh!

Tidak lama setelah Kirana meninggalkan kantor perceraian, saat mengemudi, dia kembali menemui Fedrick Ye yang mengalami kecelakaan mobil di jalan raya!

Sosok yang akrab, ditambah dengan mobil yang dikenalnya! Kirana ingin tidak mengenalnya pun tidak mungkin. Awalnya dia ingin pergi begitu saja, tetapi memikirkan Fedrick Ye juga pernah membantu dirinya sendiri.

Dia berhenti di tepi jalan dan berjalan menghampiri jendela mobil Fedrick Ye, dia melihat lelaki dengan tatapan kosong itu berbaring di kursi.

Kirana mengetuk jendela Fedrick Ye pelan. Ketika pria di dalam perlahan memutar kepalanya melihat ke sisinya, Fedrick Ye tiba-tiba tersenyum padanya.

Kemudian, berbeda dengan sebelumnya, Fedrick Ye tiba-tiba membuka pintu, lalu menarik tangan Kirana, membuat Kirana langsung terjatuh di kursinya.

Setelah terjatuh di kursi, sosok tinggi besar Fedrick Ye menindihnya, dan aroma bir yang kuat tercium oleh hidung Kirana. Kirana mengerutkan kening dengan tidak nyaman.

Orang ini, entah sudah minum berapa banyak bir!!

Kirana berjuang keras untuk mendorong Fedrick Ye, tetapi tetap saja tidak kuat mendorongnya. Kirana belum juga mengatakan apa-apa, tetapi kata-kata aneh Fedrick Ye terlebih dahulu keluar.

"Tahukah kamu ..."

"Itu ..."

"Aku sedang berpikir, apakah aku masih bisa ..."

"Uh ... heh ... mungkinkah masih bisa seperti pertama kali bertemu ..."

"Bertemu ... bertemu denganmu, tetapi, Tuhan, Tuhan ... oh ...aku benar-benar beruntung, ... membiarkan aku bertemu denganmu lagi ... aku ... aku tidak sedang bermimpi, kan?"

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu