Akibat Pernikahan Dini - Bab 195 Kembali Masuk Dalam Bahaya (1)

Ketika Kirana kembali, Helbert Han belum kembali. Dia sudah terbiasa dengan kebiasaan pergi pagi dan pulang malam Helbert Han. Alur kehidupan di antara mereka tampaknya telah kembali ke masa lalu, tetapi dia tahu bahwa ada sesuatu yang kelihatannya berbeda.

Terakhir kali, setelah mendengar kata-kata baik dari Helbert Han, Kirana mengakui bahwa dia tersentuh, jadi malam ini, dia dalam suasana hati yang baik meletakkan gambar desain pakaian di atas ranjang dan menunggu kepulangan pria itu.

Namun, yang dia temui adalah seorang pemabuk, atau seorang pemabuk yang dipapah oleh orang-orang!

Alis Kirana berkerut, Helbert Han ini, yang dibantu oleh asisten Leo, dia sepertinya ingin mengatakan sesuatu, tetapi pria mabuk itu memicingkan matanya dan menatapnya, dan tiba-tiba mendorongnya.

Setengah tubuhnya yang tinggi dan berat dihimpitkan ke tubuh Kirana, menyebabkan dia hampir terjatuh. Leo segera dengan tangannya yang cekatan memapah Helbet Han untuk berbaring di tempat tidur.

Leo menyeka keringat di kepalanya. Menyaksikan wajah suram Kirana yang memelototi Helbert Han yang sedang tidak sadarkan diri di tempat tidur. Sekilas terdengar Leo terbatuk.

"Nona Kirana, Direktur Helbert mengadakan perjamuan hari ini, yaitu mengenai investasi perusahaan. Dia wajib pergi, jadi dia harus minum lebih banyak, jadi ..."

"Iya, aku tahu, kamu pulanglah, aku akan menjaganya baik-baik."

Mendengar suara Kirana yang menekankan kata "baik", Leo memandang Direktur Helbert yang berada di tempat tidur dengan simpatik, diam-diam memberkatinya di dalam hatinya. Direktur Helbert, jagalah dirimu baik-baik.

Leo menghela nafas dalam-dalam, berpaling dan berjalan pergi, dan berbaik hati membantu mereka menutup pintu, Sebenarnya Helbert Han bisa saja tidak menghadiri perjamuan ini, tetapi, tidak tahu karena alasan apa, dia sepertinya sesudah menerima sebuah telepon, wajahnya menjadi sangat suram.

Sesudah itu ia baru memutuskan untuk pergi ke perjamuan, dan minum bergelas-gelas bir! Bahkan dirinya sendiri tidak berani membujuknya!

Kirana diam-diam menatap pria yang tidur di tempat tidur. Aroma bir yang kuat dari tubuhnya membuat Kirana mengerutkan kening, dan tiba-tiba dia merasa mual.

Setelah menepuk dadanya, Kirana berhenti untuk waktu yang lama, kemudian dia menatap pria yang berbaring di atas kasur dengan mengerutkan dahi. Setelah membantu Helbert Han melepaskan sepatu, dia awalnya juga ingin membantunya melepaskan luaran.

Tetapi tepat pada saat ini, pinggangnya tiba-tiba ditangkap oleh sepasang tangan. Kemudian, seluruh tubuh Kirana menempel pada tubuh Helbert Han. Kemudian, Kirana merasakankan dirinya seperti berputar.

Badan besar dan berat Helbert Han langsung ditekan ke arahnya, dan pria yang seharusnya terpejam matanya membuka matanya kembali, dan menatap dirinya dengan tatapan yang tidak terduga!

Aroma bir yang kuat datang lagi, membuat Kirana merasa tidak nyaman dan mengerutkan kening lagi, terasa mual di perutnya, "Kamu ... lepaskan aku!"

Kirana mengerutkan kening dan bersandar pada tubuhnya, tetapi dia melihat kelopak mata Helbert Han yang sangat jelas menatap Kirana, tidak seperti ekspresi orang mabuk.

Kirana juga tahu bahwa dengan keahliannya minum alkohol, dia tidak akan begitu mudah mabuk, tetapi Helbert Han tidak bermaksud untuk bangun. Mata dinginnya tiba-tiba memancarkan cahaya.

"Kenapa, kamu selalu harus bertemu dengan pria itu! Sekali atau dua kali, aku tidak ingin mengatakannya, tetapi itu telah melebihi batas perkiraanku!"

Kata-kata Helbert Han terdengar marah. Pandangan pertama Kirana sedikit kaget, dan kemudian wajahnya juga muram. "Kamu menyuruh seseorang untuk mengikutiku!"

Helbert Han tidak menyahuti kata-katanya, tetapi segera berubah menjadi manja seperti anak kecil, mungkin karena efek dari alkohol, tetapi masih terlihat kasihan, "Aku cemburu!"

Pada saat ini Kirana benar-benar terpana, menahan kata-katanya di dalam hatinya, menenangkan suasana hatinya lagi, memandang pria yang seperti raja ini, pria sombong ini, saat ini, dia bisa memperlihatkan ekspresi seperti itu.

Kirana tanpa sadar langsung berpikir, apa waktu hari ini salah jalan, atau ada detik yang tidak pas, ini jelas-jelas adalah pertanda bahwa matahari akan terbit dari barat!

Namun, dia tidak peduli lagi apakah dia mengirim seseorang untuk mengikutinya. Kirana hanya ingin mendorong pergi pria yang sangat tidak nyaman yang sedang menghimpitnya ini, "Kamu tolong bangun dulu baru bicara!"

"Tidak! Aku cemburu, sangat ~"

Kirana, "..."

Melihat Helbert Han tidak hanya tidak mau untuk bangun, tetapi juga berbaring ditubuhnya, terutama sengaja berhimpit di dadanya, dari dengan kepalanya terus menggesek kedalamnya!!

Ya Tuhan, apakah Anda di sini untuk mempermainkanku? Ini seharusnya tidak terjadi. Dengan kepribadian dingin yang tinggi. Sekarang, masih dengan manja dia berkata bahwa dia cemburu dengan pecinta makanan itu, ini bukan Helbert Han yang dia kenal!!

Kirana secara langsung berpikir bahwa ini adalah karena efek dari alkoholnya, tidak ada lagi alasan lain!

"Patuhlah, ada masalah apa boleh kita katakan baik-baik! Kamu bangun dulu, aku sudah hampir mati dihimpit olehmu!"

"Tidak! Tidak! Aku sedih!" Helbert Han terus menggesekkan kepalanya. Ketika dia menyentuh bekas luka di wajahnya, ada kilatan sakit hati di mata Helbert Han. Sedangkan Kirana kesal, mati-matian menahan keinginan tangannya untuk menghentikan tindakan Helbert Han, Kirana jadi bingung, pria ini, sebenarnya mabuk atau tidak!

Sebaiknya hadapi dulu masalah didepan mata! Kirana tidak ingin bicara alasan dengan seorang pemabuk. "Patuh ya, aku salah. Aku tidak akan bertemu lagi dengannya di masa depan. Lagi pula, aku telah berjanji puluhan ribu kali. Aku hanya berteman dengannya."

Setelah Helbert Han mendengar kata-kata Kirana, dia mengangguk dengan sentuhan kepuasan. Akhirnya, dia melepaskan Kirana dan berbalik ke samping. Setelah mendapatkan kebebasan, Kirana menghela nafas lega dan akhirnya dia bisa juga bernafas lega.

Hampir kehabisan nafas, dasar monster ini! Dari sisi Kirana ini, dia tidak mellihat mata gelap Helbert Han bersinar berbahaya, seperti seekor rubah yang licik.

Tiba-tiba perutnya terasa mual, Kirana bergegas ke kamar mandi. Setelah Helbert Han mendengar suara muntahan di kamar mandi, dia mengerutkan kening bingung berjalan menghampiri.

Dia saja tidak muntah, Kirana muntah apa!

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu