Akibat Pernikahan Dini - Bab 103 Emosional (1)

Saat Kirana sedang menatap Helbert, tiba-tiba dia menariknya dan berkata: "Ikut aku."

Dia juga bisa merasakan suasana hati Kirana saat ini, Helbert tidak terlalu memperhatikan ekspresi Kirana, berbalik dan pergi ke lapangan golf.

Kirana terus dengan dingin menatap belakang Helbert yang menjauh, diam-diam mengepalkan tangannya. Setelah wajahnya kembali normal, dia berjalan mengikuti arah Helbert pergi.

Setelah tiba di ladang rumput, terlihat sosok ramping Helbert yang sedang berdiri tegak di bawah payung.

Di sebelah keranjang yang berisi tongkat golf, terlihat Kirana yang masih lambat-lambat tidak mau mendekat, mata gelap dan wajah dingin Helbert langsung melesat ke Kirana.

Kirana menyipitkan matanya, masih saja berjalan perlahan, tahu ketika dia akan pergi dan melihat wajah Helbert yang suram, Kirana tidak mau menatapnya.

Helbert dengan dingin melirik Kirana, menjilat bibir dan tidak membuka mulutnya, hanya mengopernya sebuah tongkat golf.

Kirana mengerutkan kening, setelah melirik tongkat golf, dia ragu-ragu sebelum mau mengambilnya.

Meskipun dia sebenarnya tahu bagaimana cara bermain, dia tetap saja tidak terbiasa dengan hal ini. Setelah memegang tongkat itu, dia berkedip sebentar, dan Helbert menatapnya dengan dingin, kemudian teleponnya berdering.

Kirana merasa bahwa mata dingin yang tertuju pada tubuhnya menghilang, Helbert menatap deretan angka di layar ponselnya, alisnya sedikit berkerut.

"Ada apa?"

Helbert tidak memperhatikan Kirana, sedikit memutar badan dan mengangkat telepon, tetapi di telepon itu, terdengar suara yang sedih.

"Bert, Kenapa kamu tidak mengatakan apapun kepadaku saat mau keluar!"

Telepon itu adalah suara keluhan Annabella, Helbert mengerutkan keningnya, "Urusan perusahaan, buru-buru, aku lupa."

"Uh huh! Lalu kenapa kamu tidak mengatakannya padaku setelah kamu pergi!"

Helbert tidak berdaya dan tertegun, "Baru-baru ini saya sangat sibuk, dan saya juga belum beristirahat."

"Bert... bagaimana kabarmu ... aku merasa kamu seperti berurusan denganku! Dan, kenapa kamu membawa wanita itu pergi! Tidak membawaku ke sana! Kenapa? Bert... kalian..."

"Anna! Dengarkan! Aku benar-benar hanya mengurus kerjaan!"

Perkataan Helbert membuat Annabella sedikit tertegun, tiba-tiba Annabella memelototi wajahnya, "Bert... apakah kamu ... tidak mencintaiku lagi..."

Mendengarkan panggilan telepon Annabella dengan suara sedih, seperti mau menangis, wajah dingin Helbert terlihat lebih lelah, dia menghela nafas, tiba-tiba Helbert melihat Kirana yang sedang mencibir dan menghinanya.

Pada saat Kirana melihat Helbert tiba-tiba melihat ke arahnya, dia dengan wajah tanpa ekpresi memusatkan perhatiannya pada bola golf.

Helbert menatapnya, kemudian berbalik dan berjalan lebih jauh dan lanjut berbicara. Kirana melihat punggung Helbert yang menjauh dengan jijik dan mencoba berat tongkat yang ada di tangannya.

Kirana memicingkan matanya pada jarak lubang, ragu mau mencobanya terlebih dahulu atau tidak.

Sedangkan Helbert yang disana dengan wajahnya yang agak suram. Ketika Annabella menjadi begitu, dia benci berurusan dengan situasi wanita seperti ini.

Namun, karena ini adalah Annabella, Helbert menyipitkan matanya, berhenti sejenak dan berkata: "Ayo, tunggu aku pulang, lalu aku akan menemanimu, kali ini aku benar-benar sibuk, ingat untuk makan obat tepat waktu.”

Annabella menerimanya, dia tidak ingin memprovokasi Helbert menjadi tidak bahagia. Dia bisa mendengar kelelahan dan intoleransi dalam suaranya, tapi tidak buruk juga karena bisa mendapatkan janjinya dan bisa mengatakan begitu banyak padanya.

Annabella juga tahu bahwa temperamen Helbert saat ini bukanlah sesuatu yang bisa dia tembus, jadi dia tidak menjeratnya terlalu lama, tetapi apa yang dipikirkan Annabella adalah hal lain. Mulut Annabella mencibir.

Tetapi suara sedih itu masih menjawab: "Baiklah Bert, aku menunggumu di rumah, ingat untuk datang mencariku."

“Ya.” Setelah jawaban singkat, Helbert menutup telepon, tetapi Annabella yang berada di telepon, Kirana! Aku membiarkanmu berani untuk berebut bersamaku!

Mulut Annabella tiba-tiba menunjukkan cibiran, pertunjukan yang bagus akan dimulai...

Kirana mengerutkan kening, setelah menyeduhnya, ia memutuskan untuk mencobanya terlebih dahulu. Namun, untuk pertama kalinya dia melempar tongkat golf, kedua kalinya, tongkat golf tidak terlempar, tetapi bola juga tidak terpukul!

Ketiga kalinya, akhirnya bola terbang, tetapi hanya berputar sepertiga dari jarak total, Kirana memegang tongkat dan menatap lubang dengan kebencian.

Kenapa selalu tidak masuk! Dia masih tidak percaya! Mau tidak mau, hari ini harus bisa masuk!

"Hei ..."

Novel Terkait

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu