Akibat Pernikahan Dini - Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (1)

Saat Kirana sekali lagi dibawa masuk oleh Helbert Han ke dalam villa, pelayan-pelayan semuanya terkejut, nyonya muda yang sudah lama tidak mereka lihat, kenapa bisa masuk dengan cara seperti ini, tapi saat melihat ekspresi suram tuan muda mereka, mereka segera menundukkan kepala.

Tidak berani melihat lagi, sampai suara berontak nyonya muda mereka hilang, mereka baru menghela napas lega, hubungan tuan muda dan nyonya muda mereka benar-benar spesial.

Saat Kirana dilempar oleh Helbert Han ke atas ranjang, dia sudah tahu apa yang akan dilakukan oleh pria itu!

Kirana memberontak sangat keras, "Helbert!!! Kamu brengsek!!! Lepaskan aku!!!!"

Tapi, Helbert Han hanya menahan Kirana dan memandangnya dengan pandangan suram. Mereka sudah satu bulan tidak berinteraksi dengan baik, dan yang menyakitkan adalah, sekarang cara mereka berinteraksi, malah harus dengan cara seperti ini.

Memeluk Kirana dengan erat, Helbert Han berkata di telinga Kirana, "Jangan paksa aku lagi, Kirana ... kita bicara, ya?"

"Hehe, apa begini caramu bicara denganku? Di atas ranjang?!!! Helbert! Di antara kita tidak ada lagi yang perlu dibicarakan, kamu hanya bisa membuatku merasa jijik!! Kamu mesum!! Le ... lepaskan aku!!!" Helbert Han langsung mengikat tangan Kirana dengan kain. Kirana mencoba melepaskan selama beberapa saat, namun tidak kunjung berhasil juga.

Wajah Helbert Han tiba-tiba berubah muram, cara Kirana menghadapi masalah tidak benar, bagi Helbert Han, yang dia pedulikan adalah Kirana, sedangkan Kirana di sana sekali lagi mengatakan kata-kata menyakitkan yang membuatnya hampir kehilangan kontrol.

Aura suram dan kemarahan yang tersembunyi dalam dirinya sedikit demi sedikit terpancar keluar, Helbert Han dengan kasar menolehkan kepala Kirana ke arahnya, lalu menatapnya dengan pandangan dingin.

"Kirana! Kamu dengar baik kata-kataku! Meskipun kamu merasa aku menjijikan! Tapi kamu hanya bisa menjadi milikku! Pria lain! Kamu pikir pun tidak boleh!!"

"Helbert! Kamu mesum sekali! Lepaskan aku! Aku mau pergi!!!"

"Tidak mungkin!!! Kirana! Kamu jangan pernah berpikir bisa meninggalkan aku!! Kamu hanya bisa tinggal di sisiku!!!" Helbert Han kehilangan akal sehatnya dan mulai mencium Kirana dengan paksa.

Karena terlalu menggunakan tenaga, giginya langsung membuat bibir Kirana robek, darah yang tersebar malah semakin membuat Helbert Han bersemangat!

Mata Helbert Han yang haus akan darah seperti mengandung aura monster, bibir Kirana yang ada darah, dengan lidah Helbert Han yang licin dijilatinya hingga bersih. Mata Kirana memancarkan perasaan benci.

Tangan tidak bisa digerakkan, tapi kaki bisa ditendang ke atas, saat bersiap menyerang organ bawah Helbert Han, Helbert Han bisa merasakannya, dan dengan kedua kakinya menahan kaki Kirana, membuat Kirana semakin tidak bisa bergerak.

"Sekarang, apa kita sudah bisa bicara baik-baik?" suara Helbert Han yang mengandung rasa jahat dan dingin terdengar di samping telinga Kirana.

Hawa yang panas itu membuat Kirana menolehkan kepalanya tidak nyaman, namun Helbert Han malah dengan tangannya menarik kembali kepala Kirana, Helbert Han tidak rela melewatkan satu ekspresi pun dari Kirana, dan menatapnya dengan serius.

Namun Kirana menatapnya balik dengan dingin, mata Kirana mengandung rasa jijik yang tidak ingin Helbert Han lihat, jijik ... jijik, apa Kirana selalu merasa dirinya begitu menjijikan!!

Kegelapan dalam mata Helbert Han bertambah gelap, tangannya yang panjang menahan dagu Kirana, tapi tidak membuat Kirana sakit, hanya memaksa wanita itu untuk menatap dirinya.

Helbert Han tertawa kasihan pada dirinya sendiri, tawa yang jahat itu terlihat di mata Kirana, meskipun dia tidak ingin lihat pun tidak bisa!

"Apa kamu begitu membenciku?"

"Apa tidak cukup jelas kelihatannya!!" Kirana sama sekali tidak akan mungkin mengalah demi kebaikan semua orang, selain itu, sifatnya keras, sedangkan Helbert Han, adalah orang yang tidak bisa dipancing marah.

Pada dasarnya, memang Helbert Han tidak tahan diperlakukan seperti ini, apalagi oleh Kirana, wanita yang paling dia pedulikan, juga wanita yang paling dia cintai. Siapapun boleh melihatnya dengan ekspresi seperti itu.

Tapi, Kirana tidak boleh! Wanita itu tidak boleh! Kirana yang dia cintai tidak boleh! Tidak boleh!!

Helbert Han melepaskan dagu Kirana dengan kasar, dengan tangannya menepuk kencang kasur di samping kepala Kirana. Helbert Han menatap lurus Kirana dengan matanya yang dingin.

Kekejaman dalam bola mata Helbert Han, Kirana tentu saja dapat merasakannya. Tapi, perasaannya saat ini, memang sedang membenci pria ini! Membuatnya kehilangan anak! Juga membuatnya tidak bisa lagi menjadi ibu!

Perasaan ini, bagaimana mungkin Helbert Han bisa mengerti!! Dan sekarang, dia bicara seperti ini, pria itu bahkan bisa menggunakan ekspresi seperti itu memandang dirinya! Atas dasar apa!!

Kekejaman dalam mata Helbert Han tiba-tiba hilang, setelah mereka saling beradu pandang sesaat, senyum jahat pada bibir Helbert Han kembali tersungging, tapi senyum itu bagaimana dilihat pun tetap kelihatannya suram.

Tangannya yang panjang membuka baju Kirana, dan bibirnya yang dingin langsung menciumi tubuh Kirana. Bahkan Kirana tidak sempat untuk menghindar, lehernya langsung mendapat serangan dingin bibir Helbert Han.

"Hmph ... le ... lepaskan aku ... Hel ... hmph ..."

Tangan dan kaki Kirana tidak bisa digerakkan, ingin memberontak pun tidak bisa. Dia kira dengan sifat suram pria itu, pasti akan memperlakukannya dengan kasar, tapi, Helbert Han kali ini, malah menggunakan cara yang halus!

Bibir itu seperti salju, lembut dan juga dingin menempel pada leher Kirana, depan dada, atas dada, bahkan semakin turun ke bawah!

Kirana mati-matian menggigit bibirnya, mengetahui bahwa dirinya hari ini tidak bisa lolos dari "cengkramannya", yang bisa dirinya lakukan saat ini adalah tidak mengeluarkan suara desahan yang membuat pria ini senang!

Helbert Han seperti sedang bermain permainan kesabaran dengan Kirana, tidak buru-buru memasuki tubuh Kirana, melainkan perlahan-lahan mengasah kesabaran Kirana!

Sedikit demi sedikit, Helbert Han menggunakan bibirnya yang dingin menjelajahi seluruh tubuh Kirana, rasa dingin itu melewati semua tubuhnya, membuat tubuh Kirana tanpa sadar bergetar.

Novel Terkait

1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu