Akibat Pernikahan Dini - Bab 142 Hukuman Yang Gila (1)

Mengetahui bahwa Helbert Han sedang marah, tetapi apa yang tidak disangka oleh Kirana adalah dia bisa menahan amarahnya dengan tenang

Tidak ada kesempatan bagi Kirana untuk melarikan diri. Setelah tiba di villa, wajah tenang Helbert Han langsung menjadi suram, dan membawa Kirana ke lantai atas.

Wajah Kirana sangat taku, tahu bahwa dia pasti akan menggunakan metode itu untuk menyiksanya, Kirana berusaha keras untuk menolak, tetapi perlawanan itu tidak berguna.

Setelah para pelayan melihat tindakan tuan muda dan wanita muda itu, mereka semua menundukkan kepala mereka dan kebali melakukan pekerjaan mereka sendiri, mereka tidak berani melihat ke atas, wajah tuan muda itu mengerikan!

Mereka juga tidak berani bersuara, menunggu tuan muda menarik wanita kecil itu sedikit jauh dari pandangan mereka, lalu mereka semua baru bisa menghela napas lega.

"Helbert !!! Kamu lepaskan aku !!"

"Kamu ... lepaskan ... dengarkan ... ah ..."

"Oh ... eh ... kamu sudah gila kamu !!!"

Sebelum Kirana selesai berbicara, dia dilemparkan langsung ke kamar oleh Helbert Han, pergelangan tangan Kirana memerah karenanya, orang-orang juga tidak memperhatikan dan langsung dilemparkan ke lantai olehnya.

Helbert Han masih tidak berbicara, masih dengan wajah dingin, seperti mengungkapkan kengerian sebelum badai datang, Helbert Han langsung mengunci pintu, menatap Kirana.

"Kamu sangat ingin keluar seperti ini? Sangat ingin membantu pria itu?"

Kirana menunduk, dan kemudian dengan senyum dingin: "Itu urusan pribadi aku, dan bukan urusanmu, dan, aku bukan milikmu, kenapa harus mendengarkan perkataanmu!"

“Dan, hubungan kita hanya sebuah perjanjian, bukankah!” Kirana dengan sedikit kejam, Helbert Han memandang tatapannya yang kejam dan merasakan kekejamannya, setengah tubuh Helbert Han diam, tatapannya matanya yang dingin mengarah ke Kirana.

"Bagus! Karena kamu bilang begitu, maka aku akan membiarkan kamu tahu bahwa apa yang harus kamu lakukan sebagai budak perjanjian aku,!"

"Kamu berani! ... Hei ... kamu gila! Helbert Han ... lepaskan aku ..." Kirana tiba-tiba ingin mundur, tetapi rambutnya ditarik dengan keras oleh Helbert Han, dan kulit kepala menghantam rasa sakit yang membuat air mata Kirana langsung keluar.

Helbert Han menahan kerah bajunyanya, dan pergi ke kamar mandi. Dengan pengalaman yang terakhir kali, Kirana gemetar dan berusaha melepaskan Helbert Han.

Dia takut air, dan dia lebih takut perasaan tercekik di dalam air. Namun, Helbert Han tidak peduli, dia menarik Kirana dan langsung pergi ke kamar mandi, membiarkannya berdiri di bawah pancuran dan menyalan pancuran air tersebut.

Air dingin langsung membasahi mereka berdua, dan Helbert Han menahan Kirana di dinding, dan dia sendiri juga basah kuyup karena air dari panucan mandi itu..

Namun, Helbert Han tidak peduli sama sekali, Helbert Han lebih basah, dan Kirana bersandar di dinding, sehingga dia hanya sedikit basah.

Dia ingin melarikan diri, tetapi Helbert Han memegang tangannya dengan sangat kuat, dia tidak diizinkan untuk melarikan diri, mata Helbert Han yang dingin menatap ke arah Kirana, seolah-olah dia bisa menelannya sebentar lagi.

Air menetes dari kepala Helbert Han, membasahi pakaiannya, dan mendinginkan hatinya. Dia tahu bahwa wanita ini telah memasuki hatinya, tetapi dia tidak membiarkannya untuk memikirkan pria lain!

Tidak boleh sama sekali! Kemarahan terus menerus di dalam hatinya, Helbert Han dengan kasar merenggut pakaian basah Kirana, memperhatikan pakaiannya dengan dekat dengan basah, dan terlihat bergelombang, memunculkan godaan yang mematikan!

Mata Helbert Han digantikan oleh keinginan kuat yang berapi, panas seluruh tubuh dan perasaan tidak nyaman dari tubuh bagian bawah membuatnya tidak dapat memikirkannya, dengan keras membalikkan badan Kirana yang pucat dan cemberut.

Helbert Han merobek rok bagian bawah tubuhnya, Kirana sudah tidak bisa menghentikannya, di bawah tubuhnya sangat sibuk ditempati oleh benda keras, tidak ada pemanasan sama sekali, Kirana merengut menyakitkan, tubuhnya belum berdiri benar, di belakang gerakan Helbert Han yang kasar.

Kirana hampir jatuh, tetapi untungnya, memegang dinding di samping sehingga dia tidak terjatuh, Kirana dengan sakit hati mengerutkan seluruh wajahnya, dia telah melupakan perlawanan, Helbert Han yang saat ini sudah seperti setan.

Semakin dia melawan, semakin banyak hukuman yang akan dia dapatkan, Kirana mengigit giginya, air dingin itu membasahi tubuh belakangnya, dan menetes di tempat di mana keduanya bergabung, terdengar suara "Pah pah pah"dari kamar mandi kecil itu.

Kirana merasa kakinya melemas dan dia ingin jatuh, tetapi pinggangnya dihambat oleh Helbert Han, tubuhnya tidak bisa bergerak, dan Kirana harus menutup tenggorokannya dan melewati siksaan yang tak berkesudahan.

Namun, Helbert Han seperti mesin, berkedut berulang-ulang, tetapi masih tidak memiliki niat untuk melepaskan, dan nafas kesedihannya datang dari belakang.

Kuku Kirana hampir menggores dinding, dan rasa kebencian dari dalam hati pun muncul kembali, yang dia katakan, Helbert Han, si setan ini, bagaimana dia bisa menyukainya, ya, hanya menyukainya! Hanya dia!

Sebuah kebencian yang dipermalukan sebagai budak hampir membuat Kirana mengigit bibirnya hingga hancur. dia tidak ingin melanjutkan hubungan seperti ini lagi!

"Oh ... um ..." Tubuh Helbert Han yang semakin mengerikan membuat tubuh Kirana gemetar, kakinya semakin lemas, dan Kirana merasa bahwa dia bukan seperti dirinya sendiri!

“Kamu menjerit! Jerit saja!” Suara dingin dari belakang terdengar, dan bibir yang menggigit Kirana tidak lepas, tetapi itu memicu penyiksaan yang lebih ganas dari pria di belakangnya! !