Akibat Pernikahan Dini - Bab 91 Krisisnya Cinta (1)

Setelah sampai waktu yang disepakati, juga sudah diperpanjang beberapa jam, Samuel tetap tidak dapat menghubungi Herlina, tiba-tiba, Samuel merasa, apakah ada sesuatu yang terjadi dengan Herlina disana.

Setelah memberi sapaan kepada teman-temannya yang sedang minum dan makan, Samuel bergegas dengan sepeda motor nya ke rumah Herlina.

Namun, ketika dia tiba di rumah Herlina, Samuel kebingungan mencari cara untuk masuk. Dengan sifat ibunya, dia pasti tidak akan membiarkannya melihat Herlina, tetapi pada saat ini, hanya ingin memastikan Herlina dalam kondisi baik atau tidak.

Setelah memeriksa ketinggian dinding, mulut Samuel terangkat ringan, memanjat tembok bukanlah hal yang sulit bagi dia!

Herlina yang sedang cemas sambil berbolak-balik di dalam ruangan, tiba-tiba mendengar suara keras di luar jendela, dia terkejut dan menatap ke jendela, Herlina mencari-cari benda yang bisa digunakan untuk memukul orang.

Tapi sayangnya, benda-benda berat itu sudah dikeluarkan oleh sang Ibu, khawatir dia akan melukai dirinya sendiri!

Herlina baru saja hampir teriak, tetapi ada suara yang dikenalnya yang membuatnya bersemangat dari luar jendela, "Herlina? Putri? Apakah Anda di sana?"

"Samuel!" Herlina dengan bersemangat berlari ke jendela dan berbisik, "Kenapa kamu datang?"

“Aku tidak melihatmu dan tidak bisa menghubungi kamu, aku mengkhawatirkanmu, karena itulah aku datang!” Samuel berkata dengan susah payah, sambil mencoba untuk membuka gembok di luar jendela.

Herlina tiba-tiba berkata, "Kamu hati-hati, apalagi ini lantai dua!"

"Tidak apa ..." terdengar suara "phak...", gembok terbuka dan jendela dibuka dengan keras, Samuel pelan-pelan melompat masuk, dan Herlina segera memeluknya.

Samuel juga dengan lembut memeluknya, "Ibumu memang keterlaluan, cara seperti ini juga terpikirkan olehnya!"

Suara Samuel dengan senyuman terdengar di bagian atas kepala Herlina. Herlina sedikit memandangnya. "Yah, ibuku memang begitu, ponselku juga disimpan olehnya. Kamu lihat benda-benda berbahaya di ruangan ini, semuanya sudah hilang! "

Samuel tersenyum, kemudian Herlina berkata: "Maaf, Samuel, pada hari ulang tahunmu, aku tidak bisa pergi, hingga membuatmu datang kesini, aku ..."

"Hei ..."

Herlina belum selesai berbicara, Samuel tiba-tiba menahan kata-kata selanjutnya dengan bibirnya, tetapi dia hanya menghela nafas lega. Samuel tersenyum sambil menyentuh kepalanya dan berkata: "Gadis bodoh, demi kamu, ini sepadan."

"Samuel..." Herlina menatapnya dengan wajah terharu, tetapi pada saat itu, dia mendengar suara yang sedang membuka kunci pintu. Herlina tiba-tiba menatap sekilas Samuel yang juga terkejut. Setelah sekilas, Herlina segera membawanya ke dalam lemari baju.

Pada saat yang sama dengan kecepatan tercepat, dia pergi menutup jendela dan berpura-pura membaca buku, baru saja selesai melakukan semuanya, sang Ibu langsung mendorong pintunya.

Fanni berjalan ke putrinya yang sedang serius membaca buku, hatinya sangat senang, tetapi juga merasa aneh, "Herlina, ayo, minum susu ini."

“Aku tidak mau minum!” Herlina menahan kegelisahan batinnya, dengan sengaja membalikkan punggungnya dan berkata kepada Fanni dengan emosi.

Fanni sedikit mengerutkan alisnya, dengan sedikit ketidakberdayaan meletakkan cangkir susu itu, berkata dengan berat hati: "Herlina! Ibu melakukan ini demi kebaikanmu! Kamu pergi bersama seorang brandal tidak akan ada masa depan yang baik! Sekarang kita tidak perlu memikirkan brandal nya, bahkan jika latar belakang keluarganya baik, tempatnya itu sangat berbahaya! "

"Daerah yan gelap, bisa memberimu rasa aman? Sepanjang hari berteriak dan membunuh! Kamu adalah perempuan kesayangan keluarga, setelah menikah, apa kamu tidak pernah memikirkannya, tinggal bersama sekelompok pria besar sepanjang hari. Bersama-sama mendengarkan siapa yang mereka bunuh dan siapa yang membunuh? "

Setelah Herlina mendengar kata-kata ibunya, alisnya berkerut. Fanni berpikir bahwa dia bisa menggerakkan hatinya, lalu dia melanjutkan, "Coba kamu pikirkan lagi, di tempat seperti itu dia bisa bersikap baik kepadamu? Dan lagi, kamu bisa menjamin bahwa dia akan baik kepada kamu seumur hidupnya? Mencintai kamu seorang?"

"Bu! Aku sudah pernah mengatakannya, aku telah menetapkan dia dalam hidupku! Aku hanya akan menikah dengannya!!" Herlina tiba-tiba dengan tegas memotong kata-kata Fanni.

Fanni tiba-tiba mengangkat tangan dan ingin memukulnya. Herlina juga menutup matanya dan menunggu tamparan ibunya, tetapi tidak dirasakan olehnya. Herlina sedikit membuka pandangannya.

Justru melihat ibunya menatapnya dengan kekecewaan dan kesedihan, tangannya berhenti di udara, Fanni menatap mata Herlina dan meletakkan tangannya ke bawah.

"Oke, kamu hanya ingin berkutat denganku! Sudah kukatakan! Selama masih ada aku, hal itu selamanya tidak akan mungkin terjadi! Aku sudah mencarikanmu keluarga kaya, dan orangnya juga baik! Kamu mau pacaran, pacaran kepadanya!"

"Bu! Bagaimana kamu bisa begini!"

"Bagaimana dengan aku? Kamu yang memaksaku melakukan begitu!"

Fanni memelototi Herlina, berbalik dan ingin pergi, kemudian kembali berkata, "Kali ini, aku tidak bisa lagi memanjakanmu, dalam hal ini, kamu harus mendengarkan aku!"

"Aku tidak menginginkannya!"

"Kamu tidak mau juga harus tetap begitu!" Fanni berhenti melangkah, dia berbalik dan ingin pergi, tetapi tiba-tiba mendengar suara dari lemari. Ketika ibunya berbalik, Herlina dengan cepat membuang buku yang ada ditangannya ke lantai.

"Suara apa?" Fanni mengerutkan kening dan melihat ke lemari Herlina. Saat mau berjalan kearah sana, dia melihat Herlina sedang membungkuk dan mengambil buku. "Bukuku terjatuh!"

Fanni dengan curiga menatap Herlina beberapa saat, dan sudah tidak mendengar suara-suara aneh sebelumnya, dia berbalik dan pergi.

Setelah mendengar suara pintu terkunci dan ibunya yang sudah menjauh, Herlina bergegas ke pintu untuk mengunci pintu berkali-kali, kemudian pergi membuka pintu lemari untuk Samuel.

Samuel menjadi lemah, kemudian memegang erat Herlina, langsung membuat Herlina tercengang "Kenapa ....ada apa?"

Novel Terkait

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu