Akibat Pernikahan Dini - Bab 14 Rileks
“ Apa maksud dirimu……” raut wajah John memuram, diatas wajahnya yang tampan terlihat ruat wajah yang suram,Daniel memutarkan kepalanya kearah jalanan arah keramaian jalan , membawa kelelahan dan rilex.
“dirimu dapat mengerti! Apakah kalian tetap berteman , saya seharusnya menikah dan mendapatkan memiliki anak, agar kedua orang tua ku tidak perlu lagi mengkhawatirkan diriku, dan kita, juga harusnya melewati jalan yang memang biasa kita lewati……”
“apa ! sekarang dirimu membicarakan masalah ini kepadaku! “seluruh wajah John tergesa-gesa, matanya dengan lurus melototi bentuk wajah Daniel, “saya telah melepaskan semuanya! Segera pergi ke china untuk mengejarnya, sekarang dirimu beritahu saya, dirimu ingin melepaskannya! Apa yang dimaksud dengan jalan kehidupan, seperti kita yang telah membelakangi etika! Dirimu beritahu saya! Daniel!”
John semakin tergesa-gesa, ada bau sedikit kemarahan yang terhembus dari mulutnya, langsung berdiri dari kursi, suaranya mulai membesar dan melakukan gerakan yang menonjol, dan mengakibatkan semua orang yang berada didalam kafe terpaku kearah mereka.
Akan tetapi kali ini, john tidak mempedulikan tatapan semua orang yang melihatinya, dengan sedikit suram dan kemarahan melihat kearah Daniel.
Mata Daniel berkedip sambil mengarahkan pandangannya ke jalan raya, sebuah kesedian yang kacau membuatnya mengerutkan alisnya, mendengar John langsung memanggil nama pria itu, dapat mengetahui pria itu telah begitu marahnya.
Namun masalah yang telah Daniel tetapkan , juga tak dapat ia merubah kembali , dan juga, sekarang, masalah ayahnya juga harus dibereskan!
Setelah Ketika saat Daniel ingin memutarkan kepalanya tiba-tiba terlihat salah satu orang dari sekumpulan anak-anak perempuan itu,kemudian Daniel pun tertawa.
Memandangi lurus kearah anak perempuan itu,Yesi sedang berjalan-jalan dengan tenang bersama dengan temannya, Yesi merasa bahwa ada orang yang menatapi dirinya, menatapnya dengan lurus, terpesona oleh tawa dan kelembutan matanya .
Yesi melihat Daniel sedang tertawa sambil melambaikan tangannya kearah wanita itu, bahagia dalam hati, dan dengan temannya mengatakan sesuatu, lari dengan perlahan berjalan mengarah ke Daniel yang sedang berada didalam kafe.
John dengan secara alami mengetahui apa yang ditatapi Daniel, juga ikut melihati apa yang dirinya perlihati, lalu terlihat seorang wanita yang selalu pria itu ungkit-ungkit , setelah pertama kali bertemu dengannya, didalam hatinya pun terasa tidak enak.
Mata John yang biru itu menatapi lurus kearah Yesi yang sedang tertawa, Yesi menghentikan langkahnya, baru memperhatikan seorang darah campuran pria amerika yang berada dihadapan Daniel, bukannya mereka pernah bertemu dengan temannya Daniel……
Hati Yesi terkejut, namun Daniel tiba-tiba tersenyum dan berdiri, dengan tangannya yang terasa sedikit dingin dengan secara perlahan menarik tangan Yesi, kemudian merangkul pinggang wanita itu, dengan sedikit tersenyum sambil memperkenalkan kepada John berkata : “ini adalah calon istriku, John.”
Yesi awalnya binggung saat ketika Daniel menarik tangannya , ditambah lagi juga perutnya di rangkul oleh pria itu, seumur hidup tidak pernah mengalami hal yang begitu mesra, sekarang kembali mendengarkan perkataan dari pria itu, dengan terkejutnya Yesi pun mengarahkan pandangannya kearah Daniel.
Daniel masih saja dengan senyuman lembutnya itu kembali melihat kearah Yesi, kedipan mata yang ingin mengutarakan sesuatu itu mengarah ke Yesi, Yesi tersadarkan, walaupun keadaan masih belum sedikit mengerti, akan tetapi dia kemudian juga tersenyum .
Dengan wajah yang suram melototi tangan Daniel yang sedang merangkuli perut Yesi, sambil menapi dengan lurus kearah Daniel, dengan ucapan yang dingin dan seluruh tubuh mensuram.
“apakah dirimu serius !!”
Daniel pun mengeratkan rangkulannya, menundukkan kepala sambil menciumi Yesi yang terlihat sedikit kebingungan, tidak menanggapi perkataan dari John, namun mengutarakannya dengan tindakkan !
Hanya menciumnya dan kemudian segera melepaskannya , Yesi terasa kepalanya sedikit kacau dan terasa tidak mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi, walaupun bibir Daniel yang terasa dingin itu telah usai, akan tetapi wanita itu masih merasakan suasana kenyaman dan kemesraan saat dirinya dicium.
Pipinya seketika memerah.
John tiba-tiba merasa sesuatu yang menyilaukan mata, dengan wajah suram dan tertawa dingin sambil berkata: “baik ! sangat bagus! Daniel, ingat apa yang telah dirimu ucapkan hari ini! Saya harap dirimu jangan pernah menyesalinya!”
Wajah john terlihat John tiba-tiba terdiam dan perkataan dingin darinya membuat hati Daniel sedikit canggung, melihat bayangan John yang dengan cepatnya pergi, awalnya Daniel dengan hatinya yang bergejolak dan perasaan ingin kembali bersama pria itu.
Tiba-tiba berhenti, dalam seketika ini, meraka benar-benar telah berakhir, Daniel pun melepaskan rangkulan tangan dari pinggang Yesi, wajah yang tampan juag terlukiskan kesedihan dan menertawakan diri sendiri.
Apakah menyesal? Sepertinya, akan tetapi mau bagaimana buat? Ini adalah akhir yang bagus, bukankah……
Yesi tersadarkan, melihati John dan Daniel yang saling menatapi satu sama lain, terasa bahwa ada suasana yang aneh didalamnya, akan tetapi wanita itu tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata, saat itu bertemu dengan John dan tiba-tiba terdiam dan pergi.
Serta Daniel dengan wajah yang tanpa ekspresi, perasaan hati Yesi berhenti, awalnya seharusnya memiliki hati yang bahagia, seperti api yang disiram padam oleh seember air es batu.
“Daniel ……”suara dari Yesi yang kecil dan lembut membuat Daniel tersadarkan , dengan senyuaman yang dipaksa , mengelusi kepala Yesi, “maaf, Yesi, barusan saya……”
“saya mengetahui.”Yesi dengan kelihatannya memahami, tersenyum sambil melihati pria itu,terhadap pria itu, selalu begitu berlapang dada, dan membuat Daniel terasa canggung terhadap wanita itu, Daniel menutupi semua kesedihan itu didala hatinya.
“dengan sedikit tersenyum terhadap Yesi dan berkata : “ ayo, saya antar dirimu pulang……”
Yesi juga tersenyum, “ em.”
Di hari berikutnya……
Didalam sekolah yang elit ini, Kirana dengan pikiran dan suasana hati yang palsu, tetapi tidak tidur, setelah merasa ada orang yang disampingnya yang duduk selama satu jam, tidak perlu dipikirkan akan mengetahui siapa dia, Kirana membalikkan kepalanya dan berhadap mengarah pria itu.
“ ayo, kenapa, kemarin malam baru saja menolongi dirimu, hari ini dirimu melakukan begini terhadapku,? Kirana ,apakah nuranimu terbuat dari tahu……”
Bryan sengaja mengumpulkan kata-kata dan meludah kan ketelinga wanita itu, terasa napas hangat yang ringan berada di telinganya, membuat Kirana bergemetaran , lalu mengangkat kepalanya melototi Bryan.
Setelah Ketika melihat ekspesi senyuman jahat itu, Kirana mengetahui, ini adalah sebuah kesengajaan……
“kenapa, apakah saya harus mengadakan pengumuman perayaan , Bryan dirimu adalah orang baik dan melakukan hal yang baik, saya berikan kepadamu sebuah kartu orang baik ? saya harus mepersembahkan dirimu, bersyukur atas moralitas?” wajah Karina dengan begitu suram sambil berkata mengarah ke Bryan.
Setelah Bryan mendengarkannya, bahkan masih mengangguk dan menunjukkan sikap eskpresi yang seharusnya. : “em, gagasan ini bagus.”
“dirimu hanya bisa berpikir……”Kirana memberikan pria itu pandangan sinis, memandanginya seperti orang idiot, dan bersedia untuk menguburkan kepala berpura-pura tidur.
Akan tetapi yang jelas, Byran tidak mungkin dengan segampangnya melepaskan wanita itu, Bryan menghancurkan rambut tinta wanita itu dan memainkannya ditangannya, dan tertawa lalu berkata: “ sungguh tidak bisa, kakek akan merasa bersalah, apa harapan dari dirimu di dalam seluruh kehidupan ini ?”
Kirana sedang mengejamkan mata dan membukakan mata dengan secara perlahan, mengangkati kepala, dan tidak mengetahui bahwa Bryan sedang memegangi rambut wanita itu, “syuuut……Bryan!!!”
Kulit kepala sedikit lagi mau terlupas dan terasa begitu sangat sakit , membuat Kirana naik darah, Bryan menatap kearah wanita itu dengan persaan minta maaf namun merasa tidak bersalah, bagaimana pria itu mengetahui bahwa wanita itu tiba-tiba terbangun.
Meningkatnya kemarahan dari Kirana membuat seluruh kelas melihat kearah mereka , bahkan termasuk guru kiler yang sedang mengajar ……
Gawat, dia lupa jika sekarang sedang ada kelas……
“Kirana!!! Dirimu, keluar kau! Segera! Sekarang! “ kelas pemusnahan yang suci itu dengan dinginnya melepaskan pesanan, mata Kirana yang dingin menatapi wajah Bryan yang tanpak sepeti ingin berminta maaf.
“bung……”terdengar suara, Kirana menggeserkan kursinya, mengeluarkan suara yang keras, mengabil tas dan dengan cepat meninggalkan kelas……
Yesi dengan penuh dengan kekhawatiran melihat kearah bayangan dari Kirana, Bryan mengerutkan alisnya, dengan terburu-buru lalu membawa tasnya keatas punggungnya, sambil pergi berlari mengejar Kirana,guru kiler dengan wajah yang suram berkata : “ dirimu tidak perlu berkata, saya secara otomatis akan keluar, dirimu lanjut saja”
Seluruh wajah guru kiler melihat kearah kedua orang yang tidak memiliki moral itu, dengan secara perlahan lalu merilekskan emosi yang kacau yang ada didalam hati, dengan suara yang dingin berkata: “ lajutkan belajar!”
“guru……”
Guru kiler Sedang bersedia untuk membalikan badan dan menuliskan Sesuatu dipapan tulis lalu terdengar suara ini, dengan penuh dengan kesabaran melihat kearah tersebut, lalu terlihat Yesi siswa yang baik yang sedang mengangkati tangannya dengan wajah penuh dengan kesakitan.
Awalnya wanita itu telah tidak sabar, setelah melihat Yesi, dengan terburu-buru melembutkan suaranya, “Yesi, ada apa?”
“guru, hari ini saya tidak tahu kenapa, perutku sakit, saya ingin izin pulang……”
Dikarenakan nilai Yesi baik , orangnya juga penurut, guru kiler pun dengan tidak penuh dengan keraguan dan berkata: “boleh, boleh, apakah perlu satu orang untuk menemi dirimu pulang?” ini adalah sikap perhatian yang berbeda dengan satu orang dengan orang lain ……
“tidak perlu, tidak perlu, supir pribadi ku sudah sampai di depan pintu sekolah……”
Yesi dengan terburu-buru melambaikan tangan untuk menolak, guru kiler pun tidak mengatakan apa-apa lagi, mengisyaratkan wanita itu untuk pergi, Yesi sambil memegangi perutnya sambil membawa tas nya dengan terburu-buru keluar meninggalkan kelas.
Saat keluar dari kelas, ekspresi wajah kesakitan itu pun tiada, Yesi dengan wajah yang khawatir pergi mengejar kearah jalan yang dilewati Kirana ……
“hallo! Kirana, dirimu tidak akan begitu perhitungan kan! “Bryan terus mengikuti Kirana dengan cepat, melihat wajah wanita itu penuh dengan kesuraman dan tidak menghiraukan pria itu ,satu tangan Bryan dimasukkan kedalam kantong celana , satu tangannya lagi memegangi tas punggung.
Menumburi dengan ringan Kirana dengan bahunya, Kirana menghentikan langkah kakinya, dengan mata yang dingin menghadap kearah Bryan, “ bisakah dirimu menjadi lebih kekanak-kanakan!”
“siapa bilang saya kekanak-kanakan, tuan muda sudah sangat dewasa!” Bryan merasa tidak senang, melihat mata Kirana yang dingin sambil tidak berkata-kata apapun dengan pria itu.
Bryan dengan pasrahnya sambil memelintirkan hidungnya, sedikit merunduk kehadapan wajah Kirana, “dengan suara yang kecil, saya tarik, tarik sampai mati, saya membalas dendam dengan menariki rambutmu dengan tidak sengaja , akhirnya menjadi kenyataan kan .”
Kirana secara langsung tidak memperdulikan pria itu, melanjutkan melakahkan kakinya pergi, Bryan telah menunggu dengan lama namun tidak merasakan aksi dari Kirana, mengangkat kapala, dihadapannya masih terdapat bayangan dari Kirana.
“hallo! Kirana, tunggu saya ya……”Bryan dengan terburu-buru mengejar Kirana, Kirana langsung mengabaikan pria itu.
“Kirana, Kirana! Tunggu saya!” dibelakang tubuhnya terdengar suara Yesi, Kirana pun berhenti, membalikkan badan dan melihat kearahnya, Yesi sambil mengejar mendekati mereka berdua, sambil termenges-menges.
“apakah ada serigala yang mengerjari dirimu ya?”Bryan berdengus, ketika menerima tatapan mata Kirana yang dingin , Bryan pun tertawa sambil menyetuh hidungnya dan tidak kembali berbicara.
Yesi pun tidak memperdulikan Bryan, hanya mengkhawatirkan Kirana, “Kirana, apakah dirimu baik-baik saja? Saya dengar ayahmu……”
Kirana melirik mata ke Bryan, tatapan matanya memberitahu Yesi, Yesi dengan terburu-buru menutup mulut, Bryan mengerutkan kening atas interaksi antara mereka berdua, Kirana apa yang terjadi dengan ayahmu?
apa yang terjadi dengan ayahmu? “ Bryan dengan penasaran bertanya.
“bukan urusanmu!” Kirana dengan suara yang dingin berkata, menarik pergi Yesi, Bryan dengan setika mulai sedikit marah, “ dasar kau Kirana! Apa salahnya diriku memperhatikanmu ! berkata bahwa dirimu tidak memiliki hati nurani, dirimu sungguh benar-benar tidak memiliki hati nurani!”
Kirana sambil menarik Yesi lalu berjalan dengan cepatnya, kembali tidak memperdulikan Bryan……
Novel Terkait
Mata Superman
BrickCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinIstri kontrakku
RasudinPrecious Moment
Louise LeeThick Wallet
TessaWahai Hati
JavAliusBlooming at that time
White RoseAkibat Pernikahan Dini×
- Bab 1 Dijebak
- Bab 2 Kehilangan Keperawanan
- Bab 3 Kebingungan
- Bab 4 Bertemu Kembali
- Bab 5 Kembali
- Bab 6 Mangsa
- Bab 7 Karma
- Bab 8 Samuel
- Bab 9 Pertemuan
- Bab 10 Bicaralah!
- Bab 11 Ingin Bersama Kamu
- Bab 12 Bryan
- Bab 13 Menyedihkan
- Bab 14 Rileks
- Bab 15 Bahaya
- Bab 16 Percakapan
- Bab 17 Vina
- Bab 18 Perselisihan
- Bab 19 Budak Hutang
- Bab 20 Kesulitan
- Bab 21 Di Mabuk Asmara
- Bab 22 Tenang
- Bab 23 Kenangan
- Bab 24 Bakat
- Bab 25 Melepaskan Gairah
- Bab 26 Pertemuan
- Bab 27 Ciuman Paksa (Bagian pertama)
- Bab 28 Dicium Paksa (Bawah)
- Bab 29 Disengajakan (I)
- Bab 30 Disengajakan (II)
- Bab 31 Memiliki Maksud
- Bab 31 Memiliki Maksud (2)
- Bab 32 Ada Maksud
- Bab 32 Ada Maksud (4) (2)
- Bab 34 Konspirasi
- Bab 33 Konspirasi (2)
- Bab 34 Konspirasi (BAWAH) (SATU)
- Bab 34 Konspirasi BAWAH) (2)
- Bab 35 Iblis (1)
- Bab 35 Iblis (2)
- Bab 36 Hukuman (1)
- Bab 36 Hukuman (2)
- Bab 37 Hukuman (1)
- Bab 37 Hukuman (2)
- Bab 38 Dihukum(1)
- Bab 38 Dihukum(2)
- Bab 39 Hukuman (1)
- Bab 39 Hukuman (2)
- Bab 40 Bagaimana Menyelesaikannya (1)
- Bab 40 Bagaimana Menyelesaikannya (2)
- Bab 41 Ternyata (1)
- Bab 41 Ternyata.. (2)
- Bab 42 Lelaki Playboy
- Bab 42 Lelaki Playboy (2)
- Bab 43 Desakan Pernikahan (1)
- Bab 43 Desakan menikah (2)
- Bab 44 Jatuh Dalam Pelukan (1)
- Bab 44 Jatuh Dalam Pelukan (2)
- Bab 45 Ulang Tahun (1)
- Bab 45 Ulang Tahun (2)
- Bab 45 Ulang Tahun (3)
- Bab 46 Keanehan (1)
- Bab 46 Keanehan (2)
- Bab 47 Balon Pernyataan Cinta (1)
- Bab 47 Balon Pernyataan Cinta (2)
- Bab 48 Hadiah Spesial (1)
- Bab 48 Hadiah Spesial (2)
- Bab 49 Psikologi Kompleks (1)
- Bab 49 Psikologi Kompleks(2)
- Bab 50 Suasana Yang Aneh (1)
- Bab 50 Suasana Yang Aneh (2)
- Bab 51 Kecantikan Yang Elegan (1)
- Bab 51 Kecantikan Yang Elegan (2)
- Bab 52 Keahlian Membuat Teh (1)
- Bab 52 Keahlian Membuat Teh (2)
- Bab 53 Terlibat (1)
- Bab 53 Terlibat (2)
- Bab 54 Membuat Jatuh (1)
- Bab 54 Membuat Jatuh (2)
- Bab 55 Ini Adalah Sebuah Rintangan (1)
- Bab 55 Ini Adalah Sebuah Rintangan (2)
- Bab 56 Permainan Babi Memakan Harimau (1)
- Bab 56 Permainan Babi Memakan Harimau (2)
- Bab 57 Tanpa Disengaja (1)
- Bab 57 Tanpa Disengaja (2)
- Bab 58 Dipaksa Untuk Mau (1)
- Bab 58 Dipaksa Untuk Mau (2)
- Bab 59 Dijebak (1)
- Bab 59 Dijebak (2)
- Bab 60 Kamu Membuatku Jijik(1)
- Bab 60 Kamu Membuatku Jijik (2)
- Bab 61 Perasaan Curiga (1)
- Bab 61 Perasaan Curiga (2)
- Bab 62 Dia Adalah Iblis (1)
- Bab 62 Dia Adalah Iblis (2)
- Bab 63 Siapa Yang Tidak Punya Hati (1)
- Bab 63 Siapa Yang Tidak Punya Hati (2)
- Bab 64 Anak (1)
- Bab 64 Anak (2)
- Bab 64 Anak (3)
- Bab 65 Kemarahan (1)
- Bab 65 Kemarahan (2)
- Bab 66 Kemarahan (1)
- Bab 66 Kemarahan (2)
- Bab 67 Kemarahan (1)
- Bab 67 Kemarahan (2)
- Bab 68 Kemarahan (1)
- Bab 68 Kemarahan (2)
- Bab 69 Gaun Pertunangan (1)
- Bab 69 Gaun Pertunangan (2)
- Bab 70 Pembalasan Dendam Fedrick Ye (1)
- Bab 70 Pembalasan Dendam Fedrick Ye (1)
- Bab 71 Pertemuan Yang Kebetulan (1)
- Bab 71 Pertemuan Yang Kebetulan (2)
- Bab 72 Wanita Hamil (1)
- Bab 72 Wanita Hamil (2)
- Bab 73 Penyelesaian (Awal) (1)
- Bab 73 Penyelesaian (Awal) (2)
- Bab 74 Mengatasinya (1)
- Bab 74 Mengatasinya (2)
- Bab 75 Berjuang Untuk Mendapatkannya (1)
- Bab 75 Berjuang Untuk Mendapatkannya (2)
- Bab 76 Badai Pertunangan (1)
- Bab 76 Badai Pertunangan (2)
- Bab 77 Sang Mantan (1)
- Bab 77 Sang Mantan (2)
- Bab 78 Menghancurkan Pertunangan Mereka (1)
- Bab 78 Menghancurkan Pertunangan Mereka (2)
- Bab 79 Helbert Sudah Gila (1)
- Bab 79 Helbert Sudah Gila (2)
- Bab 80 Selamatkan Annabella (1)
- Bab 80 Selamatkan Annabella (2)
- Bab 81 Emosi Dengan Kelakuan Helbert (1)
- Bab 81 Emosi Dengan Kelakuan Helbert (2)
- Bab 82 Hanya Emosional Padanya (1)
- Bab 82 Hanya Emosional Padanya (2)
- Bab 83 Hanya Kirana (1)
- Bab 83 Hanya Kirana (2)
- Bab 84 Karena Cinta, Maka Cinta (1)
- Bab 84 Karena Cinta, Maka Cinta (2)
- Bab 85 Nafsu (1)
- Bab 85 Nafsu (2)
- Bab 86 Karena Cinta, Begitulah Cinta (1)
- Bab 86 Karena Cinta, Begitulah Cinta (2)
- Bab 87 Pesta Malam Hari (1)
- Bab 87 Pesta Malam Hari (2)
- Bab 68 Pesta (1)
- Bab 88 Pesta (2)
- Bab 89 Bencana Yang Terjadi Karena Pesta (1)
- Bab 89 Bencana Yang Terjadi Karena Pesta (2)
- Bab 90 Badai Setelah Pesta Malam (1)
- Bab 90 Badai Setelah Pesta Malam (2)
- Bab 91 Krisisnya Cinta (1)
- Bab 91 Krisisnya Cinta (2)
- Bab 92 Sakit Cinta (1)
- Bab 92 Sakit Cinta (2)
- Bab 93 Hatiku Sakit (1)
- Bab 93 Hatiku Sakit (2)
- Bab 94 Tidur Bersamanya (1)
- Bab 94 Tidur Bersamanya (2)
- Bab 95 Balas Dendam (1)
- Bab 95 Balas Dendam (2)
- Bab 96 Terungkap (1)
- Bab 96 Terungkap (2)
- Bab 97 Apakah Saya Dijodohkan? (1)
- Bab 97 Apakah Saya Dijodohkan? (2)
- Bab 98 Perkenalan Satu Sama Lain (1)
- Bab 98 Perkenalan Satu Sama Lain (2)
- Bab 99 Tanpa Diduga (1)
- Bab 99 Tanpa Diduga (2)
- Bab 100 Setengah hati (1)
- Bab 100 Setengah Hati (2)
- Bab 101 Tanpa Perasaan (1)
- Bab 101 Tanpa Perasaan (2)
- Bab 102 Emosional (1)
- Bab 102 Emosional (2)
- Bab 103 Emosional (1)
- Bab 103 Emosional (2)
- Bab 104 Sepertinya Suka Dan Sepertinya Tidak Suka (1)
- Bab 104 Sepertinya Suka Dan Sepertinya Tidak Suka (2)
- Bab 105 Sepertinya Rasa Yang Aneh (1)
- Bab 105 Sepertinya Rasa Yang Aneh (2)
- Bab 106 Rasa Tanda Antara Suka Atau Tidak (1)
- Bab 106 Rasa Tanda Antara Suka Atau Tidak (2)
- Bab 107 Suka Atau Tidak? (1)
- Bab 107 Suka Atau Tidak? (2)
- Bab 108 Sangat Marah (1)
- Bab 108 Sangat Marah (2)
- Bab 109 Penderitaan (1)
- Bab 109 Penderitaan (2)
- Bab 110 Penderitaan Yang Terus-Menerus (1)
- Bab 110 Penderitaan Yang Terus-Menerus (2)
- Bab 111 Penderitaan (1)
- Bab 111 Penderitaan (2)
- Bab 112 Lautan Penderitaan (1)
- Bab 112 Lautan Penderitaan (2)
- Bab 113 Pertengkaran (1)
- Bab 113 Pertengkaran (2)
- Bab 114 Kesedihan (1)
- Bab 114 Kesedihan (2)
- Bab 115 Busur Keras (1)
- Bab 115 Busur Keras (2)
- Bab 116 Kekerasan (1)
- Bab 116 Kekerasan (2)
- Bab 117 Tiga Orang Pria Melakukan Pertunjukan. (1)
- Bab 117 Tiga Orang Pria Melakukan Pertunjukan. (2)
- Bab 118 Menggoda (1)
- Bab 118 Menggoda (2)
- Bab 119 Perampokan Cinta (1)
- Bab 119 Perampokan Cinta (2)
- Bab 120 Mencuri Perasaan Cinta (1)
- Bab 120 Mencuri Perasaan Cinta (2)
- Bab 121 Cinta Tragis (1)
- Bab 121 Cinta Tragis (2)
- Bab 122 Cinta Kejamnya (1)
- Bab 122 Cinta Kejamnya (2)
- Bab 123 Kejamnya (1)
- Bab 123 Kejamnya (2)
- Bab 124 Pengkhianatan (1)
- Bab 124 Pengkhianatan (2)
- Bab 125 Pengkhianatan (1)
- Bab 125 Pengkhianatan (2)
- Bab 126 Pengkhianatan (1)
- Bab 126 Pengkhianatan (2)
- Bab 127 Pengkhianatan (1)
- Bab 127 Pengkhianatan (2)
- Bab 128 Pengkhianatan (1)
- Bab 128 Pengkhianatan (2)
- Bab 129 Pengkhianatan (1)
- Bab 129 Pengkhianatan (2)
- Bab 130 Kedekatan yang Disia-siakan (1)
- Bab 130 Kedekatan yang Disia-siakan (2)
- Bab 131 Penculikkan yang Sial (1)
- Bab 131 Penculikkan yang Sial (2)
- Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (1)
- Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (2)
- Bab 133 Dia panik? (1)
- Bab 133 Dia panik? (2)
- Bab 134 Tersingkapnya Sebuah Hubungan (1)
- Bab 134 Tersingkapnya Sebuah Hubungan (2)
- Bab 135 Tumbuhnya Perasaan (1)
- Bab 135 Tumbuh Perasaan (2)
- Bab 136 Kasih Sayang (1)
- Bab 136 Kasih Sayang (2)
- Bab 137 Sistem Persekusi (1)
- Bab 137 Sistem Persikusi (2)
- Bab 138 Kondisi Fisik Yang Mengundang Persekusi (1)
- Bab 138 Kondisi Fisik Yang Mengundang Persekusi (2)
- Bab 139 Kecemburuan-nya (1)
- Bab 139 Kecemburuan-nya (2)
- Bab 140 Dia Sudah Menyukaimu (1)
- Bab 140 Dia Sudah Menyukaimu (2)
- Bab 141 Dia Sudah Menyukaimu (1)
- Bab 141 Dia Sudah Menyukaimu (2)
- Bab 142 Hukuman Yang Gila (1)
- Bab 142 Hukuman Yang Gila (2)
- Bab 143 Hukuman Yang Gila (1)
- Bab 143 Hukuman Yang Gila (2)
- Bab 144 Pengundang Amarah (1)
- Bab 144 Pengundang Amarah (2)
- Bab 145 Rasa Benci (1)
- Bab 145 Rasa Benci (2)
- Bab 146 Benci (1)
- Bab 146 Benci (2)
- Bab 147 Kakak Adalah Seorang Gangster! (1)
- Bab 147 Kakak Adalah Seorang Gangster! (2)
- Bab 148 Kakak Adalah Seorang Gangster (1)
- Bab 148 Kakak Adalah Seorang Gangster (2)
- Bab 149 Loyalitas Dia (1)
- Bab 149 Loyalitas Dia (2)
- Bab 150 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (1)
- Bab 150 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (2)
- Bab 151 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (1)
- Bab 151 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (2)
- Bab 152 Kesepakatan Kencan Buta (1)
- Bab 152 Kesepakatan Kencan Buta (2)
- Bab 153 Kencan Buta (1)
- Bab 153 Kesepakatan Kencan Buta (2)
- Bab 154 Bahaya Sebelum Fajar (1)
- Bab 154 Bahaya Sebelum Fajar (2)
- Bab 155 Bahaya Dalam Hidupnya (1)
- Bab 155 Bahaya Dalam Hidupnya (2)
- Bab 156 Menggunakan Hidupku Untuk Menjagamu (1)
- Bab 156 Menggunakan Hidupku Untuk Menjagamu (2)
- Bab 157 Salah Paham (1)
- Bab 157 Salah Paham (2)
- Bab 158 Pengakuan (1)
- Bab 158 Pengakuan (2)
- Bab 159 Kehangatan Yang Membingungkan (1)
- Bab 159 Kehangatan Yang Membingungkan (2)
- Bab 160 Cinta Pertama (1)
- Bab 160 Cinta Pertama (2)
- Bab 161 Cinta Pertama (1)
- Bab 161 Cinta Pertama (2)
- Bab 162 Inisial Cinta (2)
- Bab 162 Inisial CInta (2)
- Bab 163 Jawaban (1)
- Bab 163 Jawaban (2)
- Bab 164 Jawaban yang Menyakitkan (1)
- Bab 164 Jawaban yang Menyakitkan (2)
- Bab 165 Jawaban (1)
- Bab 165 Jawaban (2)
- Bab 166 Lawan (1)
- Bab 166 Lawan (2)
- Bab 167 Rival (1)
- Bab 167 Rival (2)
- Bab 168 Rival (1)
- Bab 168 Rival (2)
- Bab 169 Kelompok Musuh (1)
- Bab 169 Kelompok Musuh (2)
- Bab 170 Asisten Yang Terdiam (1)
- Bab 170 Asisten Yang Terdiam (2)
- Bab 171 Perjamuan (1)
- Bab 171 Perjamuan (2)
- Bab 172 Bantuan Tak Terduga (1)
- Bab 172 Bantuan Tak Terduga (2)
- Bab 173 Kejutan Yang Romantis (1)
- Bab 173 Kejutan Yang Romantis (2)
- Bab 174 Dia Memberikan Kejutan Romantis (1)
- Bab 174 Dia Memberikan Kejutan Romantis (2)
- Bab 175 Kepahitan Di Musim Semi (1)
- Bab 175 Kepahitan Di Musim Semi (2)
- Bab 176 Musim Semi Yang Penuh Dengan Strategi (1)
- Bab 176 Musim Semi Yang Penuh Dengan Strategi (2)
- Bab 177 Lagi Dan Lagi (1)
- Bab 177 Lagi Dan Lagi (2)
- Bab 178 Lagi Dan Lagi (1)
- Bab 178 Lagi Dan Lagi (2)
- Bab 178 Rencana Awal (1)
- Bab 179 Rencana Awal (2)
- Bab 180 Rencana Awal (1)
- Bab 180 Rencana Awal (2)
- Bab 181 Konspirasi Yang Dimulai (1)
- Bab 181 Konspirasi Yang Dimulai (2)
- Bab 182 Konspirasi Yang Dimulai (1)
- Bab 182 Konspirasi Yang Dimulai (2)
- Bab 183 Terluka (1)
- Bab 183 Terluka (2)
- Bab 184 Wajah Yang Hancur (1)
- Bab 184 Wajah Yang Hancur (2)
- Bab 185 Kehilangan Kontrol (1)
- Bab 185 Kehilangan Kontrol (2)
- Bab 186 Penyerahan Diri Yang Terpaksa (1)
- Bab 186 Penyerahan Diri Yang Terpaksa (2)
- Bab 187 Bermain Trik Dengan Putra Sendiri (1)
- Bab 187 Bermain Trik Dengan Putra Sendiri (2)
- Bab 188 Salah Paham Meningkat (1)
- Bab 188 Salah Paham Meningkat (2)
- Bab 189 Bermain Trik, Siapa Yang Tidak Bisa? (1)
- Bab 189 Bermain Trik, Siapa Yang Tidak Bisa? (2)
- Bab 190 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 190 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 191 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 191 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 192 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 192 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 193 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 193 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 194 Kesenangan Dari Balas Dendam (1)
- Bab 194 Kesenangan Dari Balas Dendam (2)
- Bab 195 Kembali Masuk Dalam Bahaya (1)
- Bab 195 Kembali Masuk Dalam Bahaya (2)
- Bab 196 Terjebak Krisis Lagi (1)
- Bab 196 Terjebak Krisis Lagi (2)
- Bab 197 Masuk Ke Dalam Krisis Lagi (1)
- Bab 197 Masuk Ke Dalam Kerisis Lagi (2)
- Bab 198 Kegilaan Dia 1
- Bab 198 Kegilaan Dia (2)
- Bab 199 Situasi Berbahaya (1)
- Bab 199 Situasi Berbahaya (2)
- Bab 200 Menolong Dia (1)
- Bab 200 Menolong Dia (2)
- Bab 201 Penundaan Yang Terpaksa (1)
- Bab 201 Penundaan Yang Terpaksa (2)
- Bab 202 Menembus Krisis (1)
- Bab 202 Menembus Krisis (2)
- Bab 203 Perangkap Indah (1)
- Bab 203 Perangkap Indah (2)
- Bab 204 Rencana Wanita Cantik (1)
- Bab 204 Rencana Wanita Cantik (2)
- Bab 205 Rencana (1)
- Bab 205 Rencana (2)
- Bab 206 Kebetulan (1)
- Bab 206 Kebetulan (2)
- Bab 207 Kebetulan (1)
- Bab 207 Kebetulan (2)
- Bab 208 Menang (1)
- Bab 208 Menang (2)
- Bab 209 Ternyata Aku Hamil (1)
- Bab 209 Ternyata Aku Hamil (2)
- Bab 210 Cinta Menyakitkan Yang Akan Segera Dimulai (1)
- Bab 210 Cinta Menyakitkan Yang Akan Segera Dimulai (2)
- Bab 211 Kisah Percintaan Yang Tragis (1)
- Bab 211 Kisah Percintaan Yang Tragis (2)
- Bab 212 Kisah Cinta Yang Tragis (1)
- Bab 212 Kisah Cinta Yang Tragis (2)
- Bab 213 Penyiksaan Cinta yang Akan Segera Bermulai (1)
- Bab 213 Penyiksaan Cinta yang Akan Segera Bermulai (2)
- Bab 214 Periode Perang Dingin (1)
- Bab 214 Periode Perang Dingin (2)
- Bab 215 Periode Perang Dingin (1)
- Bab 215 Periode Perang Dingin (2)
- Bab 216 Anaknya, Benar-benar Sudah Keguguran (1)
- Bab 216 Anaknya, Benar-benar Sudah Keguguran (2)
- Bab 217 Hati Yang Menjauh (1)
- Bab 217 Hati Yang Menjauh (2)
- Bab 218 Jarak Hati Yang Dingin (1)
- Bab 218 Jarak Hati Yang Dingin (2)
- Bab 219 Tidak Bisa Melahirkan Lagi (1)
- Bab 219 Tidak Bisa Melahirkan Lagi (2)
- Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (1)
- Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (2)
- Bab 221 Dengan Cara Mabuk Pun Tidak Bisa (1)
- Bab 221 Dengan Cara Mabuk Pun Tidak Bisa (2)
- Bab 222 Orang Asing Yang Paling Akrab (1)
- Bab 222 Orang Asing Yang Paling Akrab (2)
- Bab 223 Perencanaan Sebelum Cerai (1)
- Bab 223 Perencanaan Sebelum Cerai (2)
- Bab 224 Apa Benar Harus Saling Menyakiti Padahal Saling Mencintai? (1)
- Bab 224 Apa Benar Harus Saling Menyakiti Padahal Saling Mencintai? (2)
- Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (1)
- Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (2)
- Bab 226 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (1)
- Bab 226 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (2)
- Bab 227 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (1)
- Bab 227 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (2)
- Bab 228 Waktu Jantung Berdetak (1)
- Bab 228 Detak Jantung Sesaat (2)
- Bab 229 Kelembutan untuk yang Terakhir Kalinya (1)
- Bab 229 Kelembutan untuk yang Terakhir Kalinya (2)
- Bab 230 Perpisahan yang Sunyi (1)
- Bab 230 Perpisahan yang Sunyi (2)
- Bab 231 Hilang Ingatan (1)
- Bab 231 Hilang Ingatan (2)
- Bab 232 Karena Cinta, Sehingga Melepaskan (1)
- Bab 232 Karena Cinta, Sehingga Melepaskan (2)
- Bab 233 Mencintai Seseorang, Tidak Berarti Harus Bersama (1)
- Bab 233 Mencintai Seseorang, Tidak Berarti Harus Bersama (2)
- Bab 234 Kamu Adalah Segalanya Bagiku (1)
- Bab 234 Kamu Adalah Segalanya Bagiku (2)
- Bab 235 Bertemu Kembali (1)
- Bab 235 Bertemu Kembali (2)
- Bab 236 Kembali Bertemu (1)
- Bab 236 Kembali Bertemu (2)
- Bab 237 Selamanya Kamu Hanya Bisa Menjadi Istriku (1)
- Bab 237 Selamanya Kamu Hanya Bisa Menjadi Istriku (2)
- Bab 238 Merasakan Kembali Keindahan Milikmu (1)
- Bab 238 Merasakan Kembali Keindahan Milikmu (2)
- Bab 239 Pria Yang Nakal (1)
- Bab 239 Pria Yang Nakal (2)
- Bab 240 Persaingan Tiga Orang Pria (1)
- Bab 240 Persaingan Tiga Orang Pria (2)
- Bab 241 Kembali (1)
- Bab 241 Kembali (2)
- Bab 242 Serangan Balasan, Pembalasan Dendam (1)
- Bab 242 Serangan Balasan, Pembalasan Dendam (2)
- Bab 243 Perasaan Cinta yang Tidak Akan Kembali (1)
- Bab 243 Perasaan Cinta yang Tidak Akan Kembali (2)
- Bab 244 Pertobatan yang terakhir (1)
- Bab 244 Pertobatan yang terakhir (2)
- Bab 245 Pertobatan Terakhir (1)
- Bab 245 Pertobatan Terakhir (2)
- Bab 246 Dia Akan Dinikahi Besok (1)
- Bab 246 Dia Akan Dinikahi Besok (2)
- Bab 247 Dia Akan Dinikahi Besok (1)
- Bab 247 Dia Akan Dinikahi Besok (2)
- Bab 248 Penutup (1)
- Bab 248 Penutup (2)
- Bab 249 Penutup (1)
- Bab 249 Penutup (2)