Akibat Pernikahan Dini - Bab 14 Rileks

“ Apa maksud dirimu……” raut wajah John memuram, diatas wajahnya yang tampan terlihat ruat wajah yang suram,Daniel memutarkan kepalanya kearah jalanan arah keramaian jalan , membawa kelelahan dan rilex.

“dirimu dapat mengerti! Apakah kalian tetap berteman , saya seharusnya menikah dan mendapatkan memiliki anak, agar kedua orang tua ku tidak perlu lagi mengkhawatirkan diriku, dan kita, juga harusnya melewati jalan yang memang biasa kita lewati……”

“apa ! sekarang dirimu membicarakan masalah ini kepadaku! “seluruh wajah John tergesa-gesa, matanya dengan lurus melototi bentuk wajah Daniel, “saya telah melepaskan semuanya! Segera pergi ke china untuk mengejarnya, sekarang dirimu beritahu saya, dirimu ingin melepaskannya! Apa yang dimaksud dengan jalan kehidupan, seperti kita yang telah membelakangi etika! Dirimu beritahu saya! Daniel!”

John semakin tergesa-gesa, ada bau sedikit kemarahan yang terhembus dari mulutnya, langsung berdiri dari kursi, suaranya mulai membesar dan melakukan gerakan yang menonjol, dan mengakibatkan semua orang yang berada didalam kafe terpaku kearah mereka.

Akan tetapi kali ini, john tidak mempedulikan tatapan semua orang yang melihatinya, dengan sedikit suram dan kemarahan melihat kearah Daniel.

Mata Daniel berkedip sambil mengarahkan pandangannya ke jalan raya, sebuah kesedian yang kacau membuatnya mengerutkan alisnya, mendengar John langsung memanggil nama pria itu, dapat mengetahui pria itu telah begitu marahnya.

Namun masalah yang telah Daniel tetapkan , juga tak dapat ia merubah kembali , dan juga, sekarang, masalah ayahnya juga harus dibereskan!

Setelah Ketika saat Daniel ingin memutarkan kepalanya tiba-tiba terlihat salah satu orang dari sekumpulan anak-anak perempuan itu,kemudian Daniel pun tertawa.

Memandangi lurus kearah anak perempuan itu,Yesi sedang berjalan-jalan dengan tenang bersama dengan temannya, Yesi merasa bahwa ada orang yang menatapi dirinya, menatapnya dengan lurus, terpesona oleh tawa dan kelembutan matanya .

Yesi melihat Daniel sedang tertawa sambil melambaikan tangannya kearah wanita itu, bahagia dalam hati, dan dengan temannya mengatakan sesuatu, lari dengan perlahan berjalan mengarah ke Daniel yang sedang berada didalam kafe.

John dengan secara alami mengetahui apa yang ditatapi Daniel, juga ikut melihati apa yang dirinya perlihati, lalu terlihat seorang wanita yang selalu pria itu ungkit-ungkit , setelah pertama kali bertemu dengannya, didalam hatinya pun terasa tidak enak.

Mata John yang biru itu menatapi lurus kearah Yesi yang sedang tertawa, Yesi menghentikan langkahnya, baru memperhatikan seorang darah campuran pria amerika yang berada dihadapan Daniel, bukannya mereka pernah bertemu dengan temannya Daniel……

Hati Yesi terkejut, namun Daniel tiba-tiba tersenyum dan berdiri, dengan tangannya yang terasa sedikit dingin dengan secara perlahan menarik tangan Yesi, kemudian merangkul pinggang wanita itu, dengan sedikit tersenyum sambil memperkenalkan kepada John berkata : “ini adalah calon istriku, John.”

Yesi awalnya binggung saat ketika Daniel menarik tangannya , ditambah lagi juga perutnya di rangkul oleh pria itu, seumur hidup tidak pernah mengalami hal yang begitu mesra, sekarang kembali mendengarkan perkataan dari pria itu, dengan terkejutnya Yesi pun mengarahkan pandangannya kearah Daniel.

Daniel masih saja dengan senyuman lembutnya itu kembali melihat kearah Yesi, kedipan mata yang ingin mengutarakan sesuatu itu mengarah ke Yesi, Yesi tersadarkan, walaupun keadaan masih belum sedikit mengerti, akan tetapi dia kemudian juga tersenyum .

Dengan wajah yang suram melototi tangan Daniel yang sedang merangkuli perut Yesi, sambil menapi dengan lurus kearah Daniel, dengan ucapan yang dingin dan seluruh tubuh mensuram.

“apakah dirimu serius !!”

Daniel pun mengeratkan rangkulannya, menundukkan kepala sambil menciumi Yesi yang terlihat sedikit kebingungan, tidak menanggapi perkataan dari John, namun mengutarakannya dengan tindakkan !

Hanya menciumnya dan kemudian segera melepaskannya , Yesi terasa kepalanya sedikit kacau dan terasa tidak mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi, walaupun bibir Daniel yang terasa dingin itu telah usai, akan tetapi wanita itu masih merasakan suasana kenyaman dan kemesraan saat dirinya dicium.

Pipinya seketika memerah.

John tiba-tiba merasa sesuatu yang menyilaukan mata, dengan wajah suram dan tertawa dingin sambil berkata: “baik ! sangat bagus! Daniel, ingat apa yang telah dirimu ucapkan hari ini! Saya harap dirimu jangan pernah menyesalinya!”

Wajah john terlihat John tiba-tiba terdiam dan perkataan dingin darinya membuat hati Daniel sedikit canggung, melihat bayangan John yang dengan cepatnya pergi, awalnya Daniel dengan hatinya yang bergejolak dan perasaan ingin kembali bersama pria itu.

Tiba-tiba berhenti, dalam seketika ini, meraka benar-benar telah berakhir, Daniel pun melepaskan rangkulan tangan dari pinggang Yesi, wajah yang tampan juag terlukiskan kesedihan dan menertawakan diri sendiri.

Apakah menyesal? Sepertinya, akan tetapi mau bagaimana buat? Ini adalah akhir yang bagus, bukankah……

Yesi tersadarkan, melihati John dan Daniel yang saling menatapi satu sama lain, terasa bahwa ada suasana yang aneh didalamnya, akan tetapi wanita itu tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata, saat itu bertemu dengan John dan tiba-tiba terdiam dan pergi.

Serta Daniel dengan wajah yang tanpa ekspresi, perasaan hati Yesi berhenti, awalnya seharusnya memiliki hati yang bahagia, seperti api yang disiram padam oleh seember air es batu.

“Daniel ……”suara dari Yesi yang kecil dan lembut membuat Daniel tersadarkan , dengan senyuaman yang dipaksa , mengelusi kepala Yesi, “maaf, Yesi, barusan saya……”

“saya mengetahui.”Yesi dengan kelihatannya memahami, tersenyum sambil melihati pria itu,terhadap pria itu, selalu begitu berlapang dada, dan membuat Daniel terasa canggung terhadap wanita itu, Daniel menutupi semua kesedihan itu didala hatinya.

“dengan sedikit tersenyum terhadap Yesi dan berkata : “ ayo, saya antar dirimu pulang……”

Yesi juga tersenyum, “ em.”

Di hari berikutnya……

Didalam sekolah yang elit ini, Kirana dengan pikiran dan suasana hati yang palsu, tetapi tidak tidur, setelah merasa ada orang yang disampingnya yang duduk selama satu jam, tidak perlu dipikirkan akan mengetahui siapa dia, Kirana membalikkan kepalanya dan berhadap mengarah pria itu.

“ ayo, kenapa, kemarin malam baru saja menolongi dirimu, hari ini dirimu melakukan begini terhadapku,? Kirana ,apakah nuranimu terbuat dari tahu……”

Bryan sengaja mengumpulkan kata-kata dan meludah kan ketelinga wanita itu, terasa napas hangat yang ringan berada di telinganya, membuat Kirana bergemetaran , lalu mengangkat kepalanya melototi Bryan.

Setelah Ketika melihat ekspesi senyuman jahat itu, Kirana mengetahui, ini adalah sebuah kesengajaan……

“kenapa, apakah saya harus mengadakan pengumuman perayaan , Bryan dirimu adalah orang baik dan melakukan hal yang baik, saya berikan kepadamu sebuah kartu orang baik ? saya harus mepersembahkan dirimu, bersyukur atas moralitas?” wajah Karina dengan begitu suram sambil berkata mengarah ke Bryan.

Setelah Bryan mendengarkannya, bahkan masih mengangguk dan menunjukkan sikap eskpresi yang seharusnya. : “em, gagasan ini bagus.”

“dirimu hanya bisa berpikir……”Kirana memberikan pria itu pandangan sinis, memandanginya seperti orang idiot, dan bersedia untuk menguburkan kepala berpura-pura tidur.

Akan tetapi yang jelas, Byran tidak mungkin dengan segampangnya melepaskan wanita itu, Bryan menghancurkan rambut tinta wanita itu dan memainkannya ditangannya, dan tertawa lalu berkata: “ sungguh tidak bisa, kakek akan merasa bersalah, apa harapan dari dirimu di dalam seluruh kehidupan ini ?”

Kirana sedang mengejamkan mata dan membukakan mata dengan secara perlahan, mengangkati kepala, dan tidak mengetahui bahwa Bryan sedang memegangi rambut wanita itu, “syuuut……Bryan!!!”

Kulit kepala sedikit lagi mau terlupas dan terasa begitu sangat sakit , membuat Kirana naik darah, Bryan menatap kearah wanita itu dengan persaan minta maaf namun merasa tidak bersalah, bagaimana pria itu mengetahui bahwa wanita itu tiba-tiba terbangun.

Meningkatnya kemarahan dari Kirana membuat seluruh kelas melihat kearah mereka , bahkan termasuk guru kiler yang sedang mengajar ……

Gawat, dia lupa jika sekarang sedang ada kelas……

“Kirana!!! Dirimu, keluar kau! Segera! Sekarang! “ kelas pemusnahan yang suci itu dengan dinginnya melepaskan pesanan, mata Kirana yang dingin menatapi wajah Bryan yang tanpak sepeti ingin berminta maaf.

“bung……”terdengar suara, Kirana menggeserkan kursinya, mengeluarkan suara yang keras, mengabil tas dan dengan cepat meninggalkan kelas……

Yesi dengan penuh dengan kekhawatiran melihat kearah bayangan dari Kirana, Bryan mengerutkan alisnya, dengan terburu-buru lalu membawa tasnya keatas punggungnya, sambil pergi berlari mengejar Kirana,guru kiler dengan wajah yang suram berkata : “ dirimu tidak perlu berkata, saya secara otomatis akan keluar, dirimu lanjut saja”

Seluruh wajah guru kiler melihat kearah kedua orang yang tidak memiliki moral itu, dengan secara perlahan lalu merilekskan emosi yang kacau yang ada didalam hati, dengan suara yang dingin berkata: “ lajutkan belajar!”

“guru……”

Guru kiler Sedang bersedia untuk membalikan badan dan menuliskan Sesuatu dipapan tulis lalu terdengar suara ini, dengan penuh dengan kesabaran melihat kearah tersebut, lalu terlihat Yesi siswa yang baik yang sedang mengangkati tangannya dengan wajah penuh dengan kesakitan.

Awalnya wanita itu telah tidak sabar, setelah melihat Yesi, dengan terburu-buru melembutkan suaranya, “Yesi, ada apa?”

“guru, hari ini saya tidak tahu kenapa, perutku sakit, saya ingin izin pulang……”

Dikarenakan nilai Yesi baik , orangnya juga penurut, guru kiler pun dengan tidak penuh dengan keraguan dan berkata: “boleh, boleh, apakah perlu satu orang untuk menemi dirimu pulang?” ini adalah sikap perhatian yang berbeda dengan satu orang dengan orang lain ……

“tidak perlu, tidak perlu, supir pribadi ku sudah sampai di depan pintu sekolah……”

Yesi dengan terburu-buru melambaikan tangan untuk menolak, guru kiler pun tidak mengatakan apa-apa lagi, mengisyaratkan wanita itu untuk pergi, Yesi sambil memegangi perutnya sambil membawa tas nya dengan terburu-buru keluar meninggalkan kelas.

Saat keluar dari kelas, ekspresi wajah kesakitan itu pun tiada, Yesi dengan wajah yang khawatir pergi mengejar kearah jalan yang dilewati Kirana ……

“hallo! Kirana, dirimu tidak akan begitu perhitungan kan! “Bryan terus mengikuti Kirana dengan cepat, melihat wajah wanita itu penuh dengan kesuraman dan tidak menghiraukan pria itu ,satu tangan Bryan dimasukkan kedalam kantong celana , satu tangannya lagi memegangi tas punggung.

Menumburi dengan ringan Kirana dengan bahunya, Kirana menghentikan langkah kakinya, dengan mata yang dingin menghadap kearah Bryan, “ bisakah dirimu menjadi lebih kekanak-kanakan!”

“siapa bilang saya kekanak-kanakan, tuan muda sudah sangat dewasa!” Bryan merasa tidak senang, melihat mata Kirana yang dingin sambil tidak berkata-kata apapun dengan pria itu.

Bryan dengan pasrahnya sambil memelintirkan hidungnya, sedikit merunduk kehadapan wajah Kirana, “dengan suara yang kecil, saya tarik, tarik sampai mati, saya membalas dendam dengan menariki rambutmu dengan tidak sengaja , akhirnya menjadi kenyataan kan .”

Kirana secara langsung tidak memperdulikan pria itu, melanjutkan melakahkan kakinya pergi, Bryan telah menunggu dengan lama namun tidak merasakan aksi dari Kirana, mengangkat kapala, dihadapannya masih terdapat bayangan dari Kirana.

“hallo! Kirana, tunggu saya ya……”Bryan dengan terburu-buru mengejar Kirana, Kirana langsung mengabaikan pria itu.

“Kirana, Kirana! Tunggu saya!” dibelakang tubuhnya terdengar suara Yesi, Kirana pun berhenti, membalikkan badan dan melihat kearahnya, Yesi sambil mengejar mendekati mereka berdua, sambil termenges-menges.

“apakah ada serigala yang mengerjari dirimu ya?”Bryan berdengus, ketika menerima tatapan mata Kirana yang dingin , Bryan pun tertawa sambil menyetuh hidungnya dan tidak kembali berbicara.

Yesi pun tidak memperdulikan Bryan, hanya mengkhawatirkan Kirana, “Kirana, apakah dirimu baik-baik saja? Saya dengar ayahmu……”

Kirana melirik mata ke Bryan, tatapan matanya memberitahu Yesi, Yesi dengan terburu-buru menutup mulut, Bryan mengerutkan kening atas interaksi antara mereka berdua, Kirana apa yang terjadi dengan ayahmu?

apa yang terjadi dengan ayahmu? “ Bryan dengan penasaran bertanya.

“bukan urusanmu!” Kirana dengan suara yang dingin berkata, menarik pergi Yesi, Bryan dengan setika mulai sedikit marah, “ dasar kau Kirana! Apa salahnya diriku memperhatikanmu ! berkata bahwa dirimu tidak memiliki hati nurani, dirimu sungguh benar-benar tidak memiliki hati nurani!”

Kirana sambil menarik Yesi lalu berjalan dengan cepatnya, kembali tidak memperdulikan Bryan……

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu