Akibat Pernikahan Dini - Bab 59 Dijebak (2)

Herlina menganggukkan kepalanya, "Bukan lebih bagus, bagus tapi tidak tahu berapa kali lipat!"

Samuel tercengang menenggelamkan wajahnya dan menatap pria yang busuk itu, tetapi dia melihat bahwa pria busuk itu sebenarnya mengejeknya dengan ironis, dan Samuel merasa bahwa dia sepertinya jatuh ke dalam lubang!

Ternyata dia sudah diperhitungkan oleh pria tersebut! Wajah Samuel yang suram menatap batu judi yang tak hentinya menampakkan permata, hatinya pun gusar! Dasar angkuh!

Akhirnya, ketika permata yang bagus muncul di depan mereka, Samuel tahu, dirinya benar-benar dipermainkan oleh pria busuk itu!

Samuel dengan cemberut menatap pria busuk itu, tetapi Marco bangkit dan berjalan menuju Samuel, satu tangan dimasukkan ke dalam saku celananya, dan tersenyum sinis.

"Bagaimana? Aku telah memenuhi janjimu!"

Samuel menatap Marco dengan dingin, "Kamu disengaja!"

Meskipun orang luar mungkin tidak tahu apa yang mereka katakan, tetapi sangat jelas, baik Marco dan Samuel sendiri tahu, sebenarnya apa yang mereka katakan.

"Bagaimana? Sifatmu bukannya sangat memberontak? Tetap memberontak? Nak, aku mengagumi keberanianmu untuk berani menantangku, maka kamu harus siap kalah!"

Wajah Marco dihiasi senyum jahat dan terlihat kaku, menatap Samuel yang berwajah dingin.

Samuel menyipit dan mencibir: "Kamu telah memenangkannya, merasa sangat terhormat?

"Selama hasilnya adalah menang, apakah ada panggilannya? Apakah ada perbedaan? Oh ~" Marco terus tersenyum, dan Samuel merasa sakit melihat senyumnya.

Herlina menyipitkan mata dan melirik Marco yang terlihat jelas bukan orang yang baik, meskipun wajahnya tampak romantis dan tidak berbahaya, atmosfernya yang negitu berbahaya mengungkapkan bahwa dia bukan sosok yang sederhana.

Herlina mengerutkan kening dan menyipitkan matanya pada Samuel, "Syarat apa yang sebenarnya kamu pertaruhkan dengannya?"

Samuel menghela nafas dan tidak menjawab, Marco tersenyum dan memandang Herlina, mengangkat alisnya, tetapi tidak mendapatkan ekspresi Herlina, Marco tiba-tiba merasa lucu.

Ia dengan sengaja memoncong mulutnya , lalu Marco pun tertawa ringan, "Dia berkata, jika dia kalah! Dia akan melesat!"

"Apa !!" Herlina pun menatap benci, dan melirik Samuel yang lebih suram, orang ini, bagaimana dia bisa setuju tanpa memikirkannya terlebih dahulu!

Marco menatap wajah Samuel yang semakin suram, dan dia kembali ke kursinya dengan suasana hati yang baik. "Bagaimana, begitu jantan, bukannya memiliki keberanian, hormatlah!"

Tahu, Samuel mengatakan bahwa dia juga bos Jalan barat, memintanya untuk pergi! Maka dia tidak akan mau bergaul di jalan! Yang paling penting adalah, hal ini sangat membuatnya malu. Jika dia pergi, itu hampir sama dengan membunuh hidupnya!

Sama seperti Samuel yang menatap dingin pada Marco, situasi di kedua belah pihak agak stagnan, ketika Herlina berpikir bagaimana menyelesaikan masalah, tiba-tiba terdengar suara yang jelas berasal dari belakang mereka.

"Herlina, kalian ... apa yang sedang kalian lakukan ..." Kirana demamnya sudah baik dan muncul dengan penampilan yang menyegarkan, dan semua orang memandangnya.

Kirana sangat terpaku, tapi masih tercengang dengan situasi saat itu, tetapi ketika Kirana melirik ke arah lingkaran kerumunan tersebut, dia melihat mata Marco dengan pandangan licik, dan seringai terangkat dari mulutnya, ia sedikit tercengang.

Kirana hanya tertegun sejenak, berjalan ke arah Herlina dan lainnya yang tanpa ekspresi di wajah, Marco mengangkat alisnya ketika melihat Kirana.

Ada sedikit kegembiraan di hati, tatapan mata yang penuh makna menatap lurus ke arah Kirana, tapi aku melihat bahwa Kirana bukan memperhatikannya, dan langsung mengabaikan keberadaannya.

Senyum mulut Marco sedikit kaku, tapi kemudian dia mengangkat senyumnya lagi dan menatap Kirana.

Herlina memandang Kirana dengan sedikit kesedihan, ketika dia datang, dia menelepon untuk bertanya apakah Kirana ada waktu kosong, bisakah keluar untuk bermain bersama, tetapi situasi ini tidak seperti yang dia harapkan.