Akibat Pernikahan Dini - Bab 215 Periode Perang Dingin (1)

Helbert Han tidak sedikitpun berniat berhenti, langkahnya mantap tanpa ragu berjalan pergi. Annabella dengan pucat terduduk di atas lantai, tangannya mengepal erat, saat itu pikirannya kosong.

Setelah pelayan melihat penampilan Annabella itu, dia menghela nafas dalam diam, berbalik dan pergi meninggalkannya, meninggalkan Annabella seorang diri terduduk di lantai cukup lama.

Sudah cukup lama Jerry tidak bertemu Kirana. Kali ini, dia terus berpergian ke banyak tempat di seluruh penjuru, sama sekali tidak ada waktu untuk bertemu dengannya, sebenarnya dia sedikit merindukannya, tapi dia tidak ada alasan apapun untuk mengajaknya keluar.

Tapi mengetahui kondisi Kirana akhir-akhir ini, Isabella Yang tertawa melihat Jerry dengan tampang bodoh menatap kosong keluar jendela. Dia menemani Jerry berpergian ke seluruh penjuru, dan kali ini baru saja ada waktu luang.

Setelah melihat ekspresinya ini, Isabella Yang tahu apa yang sudah terjadi dengannya. Tapi, mengenai Jerry yang jatuh cinta kepada wanita yang sudah bersuami, sejujurnya Isabella Yang merasa sangat rumit.

Di satu sisi dia berharap Jerry bahagia, di sisi yang lain, dia juga berharap orang yang di cintai Jerry lebih sederhana. Teringat seperti kesedihan saat Vivi pergi meninggalkan Jerry, Isabella Yang menghela nafas, Vivi itu menyukai Jerry, tapi hati Jerry, sama sekali tidak terjatuh kepada Vivi.

“Sudahlah, sudahlah, aku lihat kamu seperti akan berubah menjadi batu!!” Isabella Yang menepuk kepala Jerry, tapi Jerry masih terpaku, sepertinya dia memang sudah berubah menjadi batu!

Jerry perlahan mengembalikan kesadarannya. Dia menatap Isabella Yang sekilas kemudian kembali menatap keluar jendela. Isabella Yang kembali menghela nafas, “Sudahlah, jika seseorang sudah tidak ingin mendengarkanku untuk pergi menemui Kirana nanti disana, maka aku tidak akan memaksa…”

“lagi…” Dengan kaget Isabella Yang menatap orang di depannya. Sedetik sebelumnya orang itu masih kembali menjadi “batu”, sedetik kemudian tiba-tiba sudah bangkit berdiri menatapnya!

Jerry menatap Isabella Yang dengan tatapan seperti baru saja menerima kejutan, “Kakak sepupu, apa yang barusan kamu katakan?”

Kena, dia sudah tahu akan seperti ini, Isabella menatapnya kesal kemudian berbalik bersiap pergi. Tapi Jerry menahannya dengan kasar, “Aduh, Kakak sepupu, katakanlah dengan jelas baru pergi…”

“Kamu pergi atau tidak! Sudah hampir waktunya! Jangan biarkan orang menunggu sia-sia!” Isabella Yang menatapnya tajam. Setelah dia selesai berbicara, melihat sosok Jerry yang langsung berjalan meninggalkannya dengan langkah besar, Isabella Yang hampir saja ingin merobek isi hati Jerry keluar!

Masih ada lelaki tak tahu terima kasih seperti dia!

“Kakak sepupu, bagaimana kamu bisa mengajaknya keluar?” Tanya Jerry dengan wajah penasaran menatap Isabella Yang saat mereka dalam perjalanan bertemu Kirana.

“Bukankah aku pernah memberitahumu, aku membuat janji ketemu dengannya untuk meminta bantuannya untuk merancang satu stel pakaian, sekalian untuk mentraktirnya makan! Untuk hal yang sebelumnya, aku masih belum sempat berterima kasih dengannya!” Isabella Yang merasa sedikit haus.

Sambil meraih sebotol air, dia dengan lembut menjelaskan. Jerry mengangguk pelan dengan matanya yang perlahan berbinar, kembali menatap Isabella Yang tanpa berkata-kata.

Tapi, setibanya di rumah makan yang sudah di tentukan dengan Kirana, saat melihat orang yang duduk disana ternyata ada dua orang, Jerry dan Isabella Yang saling bertatapan dengan perasaan aneh.

Marco Jiang! Bagaimana dia bisa bersama dengan Kirana!!

Ini bukanlah sebuah kebetulan. Awalnya karena Kirana tidak ingin menetap di Villa. Dia dan Helbert Han sedang perang dingin, dengan menetap di Villa hanya akan membuatnya menderita. Mendengar Isabella Yang mengajaknya keluar bertemu dia langsung menyetujuinya.

Tapi, karena datang terlalu awal, dia pun menunggu di restoran. Tapi, tidak disangka dunia ini terlalu kecil, tidak disangka dia bisa bertemu dengan Marco Jiang masuk ke restoran dengan seorang wanita!

Saat Marco Jiang melihatnya, dia langsung mengabaikan wanita yang datang bersamanya, kemudian berlari berbincang dengannya, walaupun Kirana tidak ada keinginan untuk berbincang dengannya.

Marco Jiang sedikit memicingkan mata menatap Jerry yang ada di hadapannya. Sebagai seorang pria, dia sangat luar biasa, dia mampu merasakan perasaan Jerry terhadap Kirana!

Tapi raut wajah Jerry terlihat tidak nyaman bertatapan dengan Marco Jiang. Isabella Yang merasakan atmosfir sedikit janggal, kemudian dia berdehem ringan, “Ayo ayo ayo, mari kita makan, ayo makan, ayo pesan makan.”

Kirana juga merasakan atmosfir terasa sangat janggal, kemudian dengan perlahan meraih buku menu kemudian melihat-lihatnya. Tapi saat melihat daftar makanan yang ada di buku menu dia malah kehilangan selera.

Semuanya adalah makanan yang cukup berminyak. Karena Marco Jiang duduk berdampingan dengannya, saat dia menyadari alis Kirana yang sedikit berkerut itu, dengan suara lemah dia bertanya dengan berbisik di telinga Kirana.

“Kenapa, tidak cocok dengan seleramu?”

Saat Kirana tiba-tiba merasakan ada hembusan nafas hangat di samping telinganya, dia refleks bergerak menghindar. Marco Jiang yang melihat Kirana menghindarinya itu matanya berkedip-kedip menyadarinya.

“Hem…bukan, hanya saja terlalu berminyak…” Kirana menjawab dengan canggung, dan Jerry yang melihat gerakan mereka yang cukup mesra itu, wajahnya langsung berubah sedikit masam. Saat melihat wajah Kirana seakan tersipu malu, tatapan tajam Jerry tersirat keraguan, apakah sekarang masih

zamannya seperti ini?

“Atau tidak, kita pesan hotpot saja, bagaimana?” Marco Jiang kembali seperti biasa, seperti tidak terusik dengan kelakukan Kirana barusan.

Kirana menatapnya kaget, “Bukankah kamu tidak bisa makan pedas!”

Sejak kapan mereka begitu dekat! Kirana bahkan tahu dia tidak bisa makan pedas! Wajah Jerry semakin masam. Isabella Yang merasakan orang yang beraura dingin di sebelahnya ini seperti akan meledak kapan saja.

“Ehem, itu, kita pesan hotpot saja, bagaimana? Lagipula sekarang adalah musim dingin, sangat cocok mengkonsumsi makanan yang hangat-hangat.” Isabella menganjurkan, Marco Jiang juga manggut-manggut.

“Aku sedang belajar makan pedas, karena kamu…” 2 kata terakhir, sengaja dibisikkan oleh Marco Jiang kepada Kirana, raut wajah Kirana semakin canggung!

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu