Akibat Pernikahan Dini - Bab 84 Karena Cinta, Maka Cinta (2)

Annabella berkali-kali mengambil napas dalam-dalam, menurunkan emosinya yang meningkat. Dia tahu, dirinya yang sekarang tidak memiliki hak untuk mengatakan tidak!

"Aku mengerti, tuan Fedrick. Aku akan memberimu jawaban yang memuaskan!" Annabella memberikan penekanan pada suaranya, membuat Fedrick Ye tertawa pelan, "Bagus jika mengerti!"

Setelah Fedrick Ye selesai bicara, pria itu mematikan teleponnya perlahan. Annabella menatap layar ponselnya tajam. Jika saja tatapannya bisa membunuh orang! Sedari awal pria itu dicambuknya sampai tubuhnya hancur berkeping-keping!!!

Lalu di kediaman keluarga Helbert, Fanni menatap putri kesayangan yang selalu membuatnya kecewa.

"Pokoknya aku sudah pernah katakan! Aku tidak memperbolehkanmu berhubungan lagi dengan si bodoh itu! Tapi kamu tidak mendengar! Sabtu depan ikut aku kembali ke Amerika!"

"Aku tidak pergi! Jika mau pergi, kau sendiri saja yang pergi!" Wajah Herlina dingin, gadis itu bicara dengan wajah tidak enak sama sekali.

"Hei! Gadis bodoh ini! Membangkang ya kau!" Fanni menarik telinga Herlina sambil memarahi gadis itu.

Herlina bersuara kesakitan. Matanya menatap nenek Yang meminta pertolongan.

Nenek Yang juga menyayangi cucu perempuannya yang aneh. Melihat hal tersebut, nenek Yang tanpa pilihan akhirnya berkata, "Cukup, cukup! Semuanya sudah dewasa. Masih saja mengajarinya seperti anak kecil!"

Mendengar perkataan wanita tua itu, Fanni membuka mulutnya. Memelototkan matanya dan menyerah pada Herlina, "Hari ini ku beritahu padamu! Tidak peduli kamu pergi atau tidak pergi. Jika tidak pergi, aku akan mengikatmu dan membawamu pergi! Jangan berpikir kamu dan si bodoh itu bisa membuangku ke jalan!"

"Aku tidak peduli! Aku ingin bersama dengannya! Kalau kamu tidak membiarkan aku bersamanya, aku akan menyuruhnya pergi ke amerika. Kami akan selalu bersama seperti sebelumnya!!!"

"Beraninya kau!!!" Fanni tidak menduga akan mendengar putri kesayangannya berkata seperti itu, berulang kali tidak patuh padanya! Emosi Fanni langsung naik, wanita itu mencari alat yang bisa dilempar ke anak gadisnya.

Melihat situasinya sudah tidak benar, Herlina langsung berlari ke belakang tubuh neneknya mencari perlindungan, tetapi Fanni mengambil sebuah kemoceng bulu dan mengarah ke Herlina untuk memukulnya, tapi nenek Yang menghalanginya di depan.

"Bu! Lepaskan aku!" Dengan nada marah Fanni berkata.

Herlina tidak kuasa meminta pertolongan pada neneknya, "Nek, kamu harus melindungiku."

Nenek Yang menatap Herlina yang selalu membuat onar dalam diam, lalu dengan pasrah berkata, "Apakah tidak bisa bicarakan dengan baik-baik? Selalu saja emosi dan langsung memukul. Apakah dengan memukul bisa menyelesaikan masalah. Apakah kamu tidak sayang telah menyakitinya?"

"Aku tidak memukul! Dia bisa berhenti! Lagipula aku tidak sayang dengan gadis pembangkang ini!" Fanni berkata tanpa hati-hati.

Ayah Han yang sedari tadi diam di samping akhirnya bicara, "Cukup, cukup. Putri kita juga sudah besar. Jangan selalu memperlakukannya seperti anak kecil! Bicarakan baik-baik!"

Terkadang Ayahku (Ayah Han) sangat pengertian terhadap anaknya cuma kadang aku Herlina dan kak Helbert tidak menurut kepadanya

Fanni menatap suaminya yang lemah, "Kamu selalu tidak peduli. Masalah apapun tidak peduli, kan? Ini menyangkut kebahagiaan putrimu seumur hidup!!!"

Ayah Han menatap Herlina yang berlaga tak bersalah lalu menghembuskan napas pelan. Putrinya sudah cukup umur untuk menikah. Dirinya juga peduli akan hal ini, tapi seberapa banyak dirinya bisa ikut campur!

Terlebih lagi ini adalah masalah percintaan yang panjang!

"Baiklah, baiklah! Aku lihat, pria itu juga bukan orang bodoh seperti yang kau katakan. Setidaknya pria itu adalah pemimpin di daerah Greenwest! Lalu latar belakang keluarganya juga tidak lemah! Kakek pria itu adalah pemimpin di kalangan akademisi! Dari mananya kamu bisa mengatakan kalau dia bodoh?"

Ayah Han jarang sekali tidak setuju dengan Fanni. Ucapan ayahnya saat itu sedikit mengomeli istrinya.

Awalnya nenek Yang mendengar bahwa pria itu bodoh dan tidak setuju, tetapi mendengar anak laki-lakinya bicara seperti itu, dengan nada curiga nenek Yang bertanya, "Latar belakang keluarga pria itu sebaik itu?"

"Ya, aku sudah mencari tahu. Dia menjadi bodoh hanya karena hobinya saja. Pria itu juga tidak jahat, juga tidak pernah berselingkuh. Di Greenwest, komentar baik tentangnya sangat tinggi dan juga walaupun ayahnya sudah tiada, dia masih memiliki kakek yang bereputasi tinggi yang mendukungnya."

"Latar belakang apa itu! Tidak ada kekurangan sama sekali!"

Ayah Han menatap putrinya dengan tatapan yang rumit. Nenek Yang mendengarkan dan menganggukan kepalanya pelan. Herlina bahkan tidak tahu latar belakang keluarga Samuel. Saat itu juga Herlina merasa tidak benar menjadi kekasih dari seorang Samuel!

Tapi mendengar ayahnya sendiri tidak diduga mencari tahu tentang Samuel. Jika diketahui oleh Samuel, perasaan pria itu pasti memburuk! Bahkan jika ayahnya melakukan ini demi dirinya!

Tetapi Fanni masih menolak, "Dia masihlah seorang pria bodoh! Tidak ada bedanya! Pokoknya masalah ini, sampai mati aku tidak akan menyetujuinya! Hatimu benar-benar mati! Huh!"

Herlina menghentakkan kakinya kesal, "Bu, bagaimana bisa kamu seperti ini!"

Herlina yang tidak puas, memutar badannya dan pergi, tetapi Fanni memanggilnya, "Berani pergi? Jika hari ini kamu berani pergi keluar dari rumah ini, lihat saja akan ku potong kakimu!"

"Potong saja potong! Lebih baik aku cacat!" Herlina berkata dengan marah, lalu gadis itu mengangkat kakinya dan berjalan cepat. Fanni dengan emosi memaki gadis itu, "Selamanya jangan kembali ke sini!"

Mengikuti bayangan Herlina yang menghilang, suara Fanni yang keras dan tegas terdengar samar, "Jangan kembali!"

"Kau……”

Fanni membuang kemoceng ke lantai dengan kesal, menatap suaminya lalu berkata, "Kamu juga tidak peduli! Selalu saja memanjakannya! Terjadi masalah apapun, kau yang tanggung jawab!"

"Bukankah putri kita sudah besar?" Ayah Han mengernyit. Fanni semakin marah lalu memaki suaminya, "Kau penakut, kan? Besar, besar! Sudah besar jadi tidak peduli begitu? Si bodoh itu tinggal bersama mereka. Secepatnya pasti akan timbul masalah!!!"

Ayah Han diam tidak memperdulikan Fanni. Dia tahu temperamen wanita itu. Ayah Han membiarkan wanita itu mengomel terus.

Tapi tidak disangka, kemarahan Fanni tidak lama kemudian berubah menjadi kenyataan...

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu