Akibat Pernikahan Dini - Bab 25 Melepaskan Gairah

Badan mereka menempel menjadi satu, wajahnya sangat dekat, bahkan Helbert bisa melihat bulu halus yang ada di wajah Kirana, ia juga dapat mencium aroma wangi Kirana, bernapas terasa panas.

Sejenak setelah ciuman paksa itu dilepaskan, Kirana tersadar akan semua ini, ia memberontak, ingin mendorong Helbert, tetapi ia tertahan dan didorong Helbert keatas meja, kedua tangan Helbert mengunci kedua tangan Kirana.

Seluruh tubuhnya ditekan, membawa suasana yang panas dan tidak tenang, Kirana wanita ini, selalu ada cara untuk membuat pria ini kehilangan kontrol!

Kirana jelas terlihat sedang ditimpa benda yang keras, ia ingin berbicara, tetapi bibirnya dihentikan oleh bibir Helbert, bahkan udara pun terasa seperti telah dihirup semua olehnya.

Ciuman dari Helbert yang awalnya memaksa, perlahan-lahan menjadi lembut, saat Kirana menegakkan lehernya, ia baru sadar bahwa Helbert sedang membuka bajunya!

Brengsek! Kirana mulai marah tetapi ia tetap tidak bisa melawannya, dia berpikir apa yang pantas ia lakukan untuk pria tidak tau malu seperti ini, ia mengambil kesempatan pada saat lidahnya masuk keadalam mulut Kirana, Kirana mengigitnya dengan keras.

Sebuah aroma darah tercium dari mulut Kirana, tetapi Helbert dengan tidak disangka masih menjilat bibir Kirana dengan santai, dan tidak ada maksud untuk melepaskannya.

Helbert yang tidak perduli dan lidahnya yang berdarah karena Kirana, Helbert sebenarnya bukan tidak peduli, tetapi setiap ia bertemu dengan Kirana, ia kehilangan kontrolnya.

Digigit olehnya seperti ini, Helbert juga tidak marah dan memaksa, setelah ia sadar apa yang ia lakukan, sepintas penyesalan lewat di tatapan Helbert, dan api yang sebelumnya terbakar telah padam.

Ia mengigit bibir Kirana sebagai hukuman, Helbert melepas Kirana dengan tidak rela, ia bangun, dan melepaskannya.

Kirana hanya merasakan sakit di bibirnya, dan setelah merasakan badannya terasa ringan, ia melihat Helbert menatapnya dengan tatapan yang kompleks.

Kirana terburu-buru bangun, ia memandang Helbert dengan marah, dan ia merapikan bajunya, Kirana berkata dengan dingin: "Tidak tau malu ya tidak tau malu, dimanapun tetap mau melakukannya!"

ekspresi Helbert berubah dingin, ia menatap Kirana dan menutup matanya, "Coba kamu bicara lagi!"

"Bicara ya bicara! Aku tidak takut! Babi yang hanya tau menggunakan bagian tubuh! Tidak tau malu, egois! Brengsek!"

Kirana tidak memperdulikan wajah Helbert yang dingin sampai bisa membekukan orang, ia membalas menatapnya dengan dingin, rasa malu bercampur jijik timbul dalam hati Kirana.

"Kalo mau melepaskan gairahmu aku carikan kamu wanita lain! Aku bukan wanita sembarangan macam itu! Apalagi alatmu untuk melepaskan gairahmu! Aku memang berhutang, tapi aku tidak menjual tubuhku untuk membayarnya!

Kirana marah karena Helbert, mata yang penuh api itu seakan-akan menatap Helbert, kalimat demi kalimat pun dilontarkannya.

"Ada lagi! Aku bekerja dengan giat, untuk mengembalikan hutang-hutangku, aku datang kesini, bukan untuk disia-siakan, harga diriku, bukan untuk diinjak olehmu! Kamu boleh bermain dengan wanita siapapun, kamu juga punya sumber daya untuk bermain dengan wanita siapapun! Tetapi tidak termasuk aku! Helbert! Jangan kamu pikir semua wanita dapat dipermainkan seperti ini!"

Helbert menatapnya dengan detail, dan karena ini ia terlihat marah, wajahnya memerah.

Helbert menutup matanya, ekspresi wajahnya kosong, dia menatap Kirana dengan dingin, tidak ada maksud untuk marah, tetapi ia bertanya satu pertanyaan yang rumit: "Kamu menganggapku sebagai apa?"

"Menurutmu? Kamu mau aku menganggapmu apa? Tidak tau malu!" Kirana menyindir dan sarkas, ia mengambil tasnya dan bergegas pergi.

Melihat punggung Kirana yang menjauh, Helbert kali ini tidak menahannya, dan setelah bayangan punggung Kirana hilang, Helbert tetap menatap kepada posisi Kirana tadinya.

Tatapan Helbert gelap dan rumit, wajahnya tidak ada ekspresi, itu membuat orang-orang tidak dapat menebak perasaan hatinya saat ini.

Kirana kembali pada kantornya, sedikit lagi ia ingin memberontak, tetapi setelah waktu tenggak masa 1 tahun lagi, Kirana menahannya.

Orang-orang didalam kantor menatapnya dengan penasaran setelah keluar dari ruang meeting, dan Kirana terus memiliki ekspresi dingin, siapapun dapat melihat ia merasa tidak senang.

Apakah meetingnya tidak berhasil? Atau apakah dia ditegur? Orang-orang yang menatap Kirana, Kirana sekali menatapnya, mereka langsung kembali mengerjakan tugasnya.

Kirana melempar tasnya pada meja, ia berusaha keras untuk menenangkan dirinya sendiri, rasanya seperti digigit anjing! Tadi sudah marah, seharusnya sudah bisa tenang sedikit, kalau harus menghirup udara dari orang seperti itu, itu bisa menghancurkan diri sendiri!

Merusak diri sendiri, sungguh tidak pantas! Kirana memutuskan untuk tidak memikirkan hal yang barusan terjadi, ia mengambil napas dalam, dan mengerjakan tugasnya, semakin ia menjalani pekerjaan sekretaris ini, kinerja dia semakin cepat, semakin terlatih.

Ia sibuk dari pagi, sekali ia bertemu dengan Helbert, apakah harus memarahi ia beberapa kalimat, atau tidak menghiraukannya dan terus berjalan, tetapi Helbert tidak memberinya kesempatan untuk itu semua.

Karena, dari kejadian di ruang meeting itu, ia sudah tidak pernah melihat Helbert.

Satu hari termasuk normal, tetapi ini sudah berhari-hari ia tidak melihat cowok tidak tau malu itu, Kirana tiba-tiba terpikir, apakah dia telah membuat Helbert sadar, dan merenungkan itu semua.

Tetapi Kirana tau toleransi Helbert, hari ini, Kirana sedang istirahat siang, ia sampai pada suatu cafe untuk menyeduh kopi yang bisa membuatnya segar.

Baru saja ia mau berjalan keluar, ia mendengar percakapan 2 karyawan wanita tentang Helbert yang masuk kemari, karena Kirana takut canggung, ia berdiri di salah satu pojok menunggu mereka pergi, baru ia pergi.

Tetapi ia mendengar percakapan mereka....

"Eh, kamu bilang Direktur Helbert sangat memukau, secepat ini sudah ada gebetan baru!"

"Gebetan baru? Cewek itu siapa namanya.... Kirana?" wanita lainnya bertanya.

Wanita pertama menuang air panas pada cangkir kopinya, menggunakan sendok untuk mengaduknya pelan-pelan dan berkata: "Hah masa sih! Tidak mungkin! Dia hanyalah sekretaris Direktur Helbert, mana mungkin dia adalah gebetan barunya! Paling ia hanya mau hartanya! Lagipula, itu sudah lewat, beberapa hari lalu, dengar-dengar ia bersama anak perempuan dari pemilik perusahaan, mereka begitu dekat, ckckck..."

"Ckckck, Direktur Helbert ganti cewek baru! Yaampun, kapan aku bisa dilihat olehnya!"

"Yang benar saja kamu, kamu begitu miskin, kerja dulu yang benar, dapatkan penghargaan, mungkin kayak begitu Direktur Helbert bisa melihatmu!"

"Pergi, pergi, pergi, jangan hancurkan mimpi orang dong! Namanya juga wanita, siapa yang tidak mau dengan pria sekaya itu, bahkan kalau dia punya banyak cewek pun, yang penting tampan, dan banyak uang..."

"Ckckck, aku tidak mau komplen lagi, sudah jangan mimpi, Direktur Helbert sudah punya gebetan baru, kamu, teruskan mimpimu, jalanlah, jangan sampai dilihat manager"

"Iya, jalani saja dulu hidup!"

Setelah berbicara, dua wanita itu pergi, Kirana keluar dari pojokan, ia mengerutkan dahinya, melihatkan ekspresi nya seperti baru saja dibercandai, brengsek!

Baru saja ia pikir Helbert sedang merenungkan perbuatannya, ternyata sudah punya gebetan baru! Dasar binatang! Tetap aku tidak memandangnya tinggi!

Hati Kirana masih marah, tetapi tiba-tiba Kirana terdiam, Helbert yang bersama wanita lain, apa urusannya dengan Kirana! Kirana mengetok kepalanya, dia bukan tinggal di pinggir laut, tidak perlu mengurusi begitu banyak!

Benar-benar tidak ada kerjaan! Kirana hanya menggeser-geser kopinya, berjalan keluar, memutuskan untuk tidak mengurusi hal yang berurusan dengan Helbert!

Sudah hampir pulang kerja, Kirana menyimpan barang-barangnya, ia mengambil tasnya bersiap untuk pergi, saat ia sampai di parkiran, ia membuka pintu, dan memasukkan kunci mobil, dan bersiap untuk menyalakan mobil dan pergi.

Saat ini, ia mendengar suara teriakan yang bergema, Kirana mengerutkan dahi melihat di spion, ia melihat wanita-wanita yang membawa spanduk, dan berteriak dengan keras: "Jerry! Jerry! Jerry!"

"Jerry, kami cinta kamu..."

"Jerry, kamu cinta kamu, ah..."

Hanya terlihat sekumpulan wanita, sedang berlari mengejar sebuah sosok putih, itu terlihat seperti lomba lari, dan sosok putih itu berlari semakin cepat, dan wanita-wanita di belakang juga mengejar dengan semakin cepat.

Kirana menggeleng-gelengkan kepala, lagi-lagi fans gila, saat ia bersiap untuk pergi, ia melihat pintu mobilnya dibuka, dan ditutup dengan keras, sebuah sosok yang memakai baju putih itu masuk ke dalam mobil.

"Cepat! Cepat! Jalan! Jalan!" pria itu terburu-buru.

Kirana terdiam sejenak, dan melihatnya, pria itu memakai kacamata hitam, ekspresinya tidak jelas, tapi pastinya ia terburu-buru.

"Jalan, cepat, sudah hampir terkejar, tolong, aku akan membayarmu!"

Kirana tersadar, ia melihat orang-orang yang mengejarnya, ia mengendarai mobilnya, dan jalan pergi.....

Dari kaca spion terlihat bayangan cewek-cewek itu yang semakin kecil, dan pria itu terlihat melepaskan napasnya, dia terduduk santai di kursi mobil, melepaskan kacamata hitamnya dan melihat Kirana.

"Terima kasih!"

Suara pria yang memukau ini mendiamkan Kirana sejenak, ia menoleh dan memberi senyuman hangat.

Melihat pria ini memiliki wajah yang tampan, poni rambutnya terurai, wajahnya memancarkan kesan lembut, hidungnya mancung, dan tersenyum.

Kesan pertama yang dia beri pada orang-orang adalah kenyamanan, apalagi tubuhnya yang memancarkan kelembutan ini bisa membuat orang-orang tenggelam.

Pantas saja dia dikejar-kejar oleh orang seperti ini, Kirana menoleh sambil mengendarai mobil berkata: "Sama-sama, sekalian juga."

Novel Terkait

Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu