Akibat Pernikahan Dini - Bab 63 Siapa Yang Tidak Punya Hati (1)

Kirana dengan matanya yang penuh dendam menatap iblis di depannya ini, dia adalah iblis!

“apa yang sebenarnya kamu mau!!” Kirana berbicara dengan nada marahnya.

Sudut mulut Helbert memunculkan senyum jahatnya, tidak membawa perasaan apa pun, senyumannya itu membuat Kirana sulit bernapas.

“Sudah aku bilang, kamu hanya perlu bersandiwara denganku, tunangan lalu mengambil surat nikah! Hanya satu tahun saja, aku tidak akan mengganggumu, perempuan yang patuh akan disayang orang, tahu tidak.”

Kirana menggigit bibirnya, menggenggam kedua tangannya erat, lalu melepaskannya kembali, bukankah hanya perlu bersandiwara! Bukankah hanya sebuah status!

Bukankah hanya waktu setahun? Lebih satu hari, juga tidak ingin bertemu dengannya! Kirana tersenyum ironis, apakah dia memikirkannya terlalu mudah, tidak tahu malu tetap tidak tahu malu!

“Boleh! Aku bisa bekerja sama denganmu! Hanya saja, aku punya tiga persyaratan” sisa harga diri Kirana yang tinggal sedikit tidak bisa sesuka hati diinjak olehnya! Jika dia masih tidak tahu malu, maka dia juga tidak keberatan untuk membatalkannya!

Tetapi tidak menyangka kalau Helbert berkata, “Katakan!”

Dengan tatapan dinginnya yang menusuk menatap Kirana, Kirana tidak menyangka kalau dia begitu patuh, setelah terdiam beberapa saat, Kirana dengan nada dingin berkata: “pertama, masalah pertunangan boleh diketahui publik! Tetapi pernikahan tidak boleh!”

Helbert mengedipkan matanya, dengan muka dinginnya melihat perempuan itu, perempuan yang dengan beraninya memberinya tiga persyaratan itu, dia justru ingin melihat persyaratan apa lagi yang akan diberikan perempuan itu!

“kedua, aku bukan alat untuk memuaskan nafsumu! Jangan memaksaku!”

Helbert tertawa, perkataannya ini seakan – akan dia hanya mempertimbangkan masalah bagian bawah tubuhnya ini, jika bukan karena perempuan yang dia ingini, dia juga tidak akan kehilangan akal hingga mau melakukannya kapan saja!

Tetapi di hati Kirana, dia adalah orang seperti itu!

“Ketiga, kebiasaan suka mengaturmu jangan mengurus masalah pribadiku! Sama seperti, jika kamu mau bermain perempuan, aku juga tidak akan keberatan, aku seperti apa, kamu juga tidak usah peduli!”

Helbert dengan tatapan intimidasinya, “sudah selesai berbicara?”

Kirana tahu, sifat lelaki ini, sudah pasti tidak akan setuju, Kirana dengan senyum dinginnya berkata: “” “Tentu saja, kamu bisa tidak setuju dengan apa yang kukatakan, tetapi aku juga tidak akan keberatan membicarakannya dengan nenek Yang, kamu membohonginya! Melanggar aturan, juga bisa aku lakukan!”

Helbert tertawa melihat perkataan Kirana yang kekanak-kanakan dan polos, meskipun nenek Yang mengetahui dia berbohong kepadanya, juga hanya sedih, Kirana ini, benar – benar menganggap kalau dia adalah bawang?

Perempuan ini, benar-benar bodoh dan polos!

Terlihat Helbert yang tidak terganggu, Kirana juga tahu kalau dia tidak akan berhasil, bagaimana juga, apa yang dia katakana tidak mempunyai ancaman.

“bagaimana pun juga kamu adalah laki – laki, kamu tidak akan mempermasalahkan hal sekecil ini dengan perempuan kan, lagi pula, tiga aturan yang aku katakana, tidak merugikan mu! Aku bisa bekerja sama dengan mu asal tidak menyentuh batasanku, sebagai laki – laki, apakah kamu tidak bisa memutuskan seadanya!”

Berusaha mempengaruhiku? Hah, Helbert tertawa dingin, “ Kirana, kamu benar – benar berpikir keras!”

“sama saja, sama saja, jika dibandingkan dengan rencanamu, punyaku sangat lah mudah!” Kirana membalasnya dengan sindiran.

Helbert mengeluarkan senyum iblisnya lagi, masih belum membalas, lebih baik dibandingkan dengan perempuan yang hanya tahu mematuhinya saja.

Helbert sama sekali tidak keberatan dengan tiga aturannya itu, tetapi setelah dipikir – pikir, bukankah hidup menjadi penuh tantangan.

Helbert menatap Kirana seakan sedang berburu hewan liar, suasana yang kacau itu seakan terhenti.

Kirana dengan tatapan dingin melihatnya, tatapan yang polos itu membuat Helbert tersenyum, “Baiklah, ingat apa yang kamu katakan! Tepat jam lima sore, restoran Indah, waktu sandiwaramu tiba!”

Helbert tidak lagi melihat dia, kata – kata yang dingin itu keluar dari mulutnya.

Kirana diam – diam menggumpalkan tangannya, waktu sandiwara? Apakah aku dijadikan monyet? Saat ini hati Kirana benar – benar membenci orang di depannya ini seperti iblis yang datang dari neraka!

Diam – diam menarik napas dalam, Kirana tidak berkata apa pun, dengan muka yang dingin turun dari mobil, menutup pintu mobil dengan kencang.

Helbert menatap bayangan Kirana dari belakang, dari matanya yang dingin sekilas terpancar cahaya yang haus akan darah.

Helbert hanya terlihat seperti monster yang suasana hatinya tak menentu, suasanya hatinya tak menentu hingga dirinya sendiri juga tidak mengerti.

Menginjak gas dengan kencang, dengan cepat melewati jalan tol.

Kirana tidak tahu suasana hati seperti apa yang dia miliki saat pulang, amarah dalam hatinya sudah hampir membakar dirinya sendiri, menarik napas dalam – dalam, setelah Kirana mengembalikan sikap tenangnya sepeti awal, terhadap Helbert, jika dia marah, bukankah hanya menyiksa dirinya!

Melihat sekeluarga lengkap, Kirana mengatur suasana hatinya, dengan nadanya yang tenang: ”ayah, ibu, orang… tua… pacar… aku ingin mengundang kalian makan bersama.”

Membicarakan soal pacar, membuat Kirana merasa aneh, tetapi demi sandiwara, dia terpaksa harus mengatakannya.

Begitu ayah Kirana mendengar, ia menaruh koran yang dipegang, sama seperti ibu Kirana yang dengan kaget melihat ke arahnya.

Daniel hanya mengedipkan matanya, dengan tatapan curiga melihat ke arahnya.

“Kirana, kamu benar – benar sudah punya pacar?”