Akibat Pernikahan Dini - Bab 32 Ada Maksud

Seolah kehilangan ciuman liar seperti biasanya, Kirana merasa tak nyaman mengerutkan kening, tangannya terpenjara, tubuhnya tidak bisa bergerak, terpikirkan oleh Kirana untuk menggigit lidah Helbert.

Namun, Helbert jelas-jelas begitu sangat terampil, dengan mudah lolos dari "serangan" Kirana, dan lagi-lagi menjerat lidah Kirana dengan lidahnya.

Kepala Kirana tiba-tiba pusing, dan perutnya bagian bawah terasa sakit, dan rasa sakit yang begitu perih menyebabkan wajah Kirana tertegun dan menjadi pucat.

Selain itu, bibirnya tersumbat oleh Helbert, pernapasan terasa begitu sesak dan rasa sakit perut bagian bawah, dan Kirana akhirnya menitikkan air mata dengan wajah yang memilukan ...

Helbert tiba-tiba melihat air matanya, jantungnya tiba-tiba berdebar, dengan lembut melepaskannya, mengerutkan alisnya dan kemudian menatapnya.

Ia melihat bahwa Kirana melepaskan diri dari belenggunya, wajahnya mengerut menahan kesakitan dan memeluk perutnya, dan wajahnya putih pucat seperti kertas putih transparan.

Kirana tersadar dan menjadi bingung, kepalanya terasa pusing. Helbert tiba-tiba kaget, ketika ia melihata Kirana membalikkan badannya, ia melihat sepotong benda kecil berwarna merah seperti buah pulm kecil di seprai.

Tiba-tiba Helbert menyadari apa yang terjadi pada Kirana, Helbert pun memandangnya dingin dan bangkit meninggalkannya. Kirana hanya di sebelahnya tidak ada siapa-siapa, napasnya sesak, tetapi saat itu hanya sakit yang ia rasakan.

Tidak ada waktu untuk memikirkan hal lain, semburan kram di perut bagian bawah membuatnya semakin menekukkan tubuhnya, dengan keras ia menggigit bibirnya, menyebabkan rasa sakit tersebut semakin menyebar, tetapi rasa sakit di perut bagian bawah semakin menjadi-jadi.

Tampaknya ini adalah penyiksaan yang disengaja. Kirana disiksa oleh rasa sakit. Bulu matanya bergetar dan menggigit bibirnya, tetapi rasa sakit masih saja tidak mau hilang dari perutnya

Tiba-tiba, tercium aroma matcha, dan tubuhnya melengkung. Tubuh Kirana dibalik, pakaian bagian atasnya dibuka, perutnya hangat, dan kantong air panas hangat diletakkan di perutnya.

Kirana merasa bahwa rasa sakit di perut bagian bawah berangsur-angsur mereda, mungkin butuh waktu yang lama, meskipun masih sakit, tetapi tidak ada rasa sakit yang begitu hebat seperti sejak awal.

Bulu matanya sedikit bergetar, ia membuka matanya dengan lembut, ia melihat Helbert menatapnya dengan tatapan yang rumit. Ketika dia menatap matanya yang dingin, tatapan itu dihempasnya, seolah-olah tak ingin memandangnya.

Ada kebencian yang tak dapat diucapkan di hati Kirana! Ini akibat dari seorang yang tak tahu malu, jika bukan dia! Kirana bisa di siksa di sini!

Sekantong air hangat di perut tiba-tiba diangkat dengan lembut, Kirana tiba-tiba merasa perutnya hangat ditutupi oleh tangan yang dingin.

Kirana pun membelalakkan matana dan menatap Helbert tajam, apa yang ingin dilakukan pria tak tahu malu ini! Namun, Helbert tidak menatapnya, tetapi fokus pada tangannya yang diletakkan di perut Kirana.

Kelembutannya tidak ia rasakan, Helbert dengan lembut memijat perut kecil Kirana, dan sensasi jeram tampaknya membuat Kirana gemetar.

Ketidak berdayaan Kirana membuatnya tidak mendorong tangan Helbert, dan dia hanya bisa melihat tangannya memijat perutnya.

Ekspresi wajah Kirana yang semulanya tersirat kebencian tiba-tiba mengubah ekspresi wajahnya, hanya karena tidak tahu sihir apa yang digunakan Helbert sehingga bisa memberi pijatan tersebut, sakit perut bagian bawahnya pun berangsur-angsur hilang, dan perutnya tiba-tiba menjadi lebih hangat.

Sentuhan hangat tersebut membuat Kirana mengerutkan kening, perut bagian bawah tidak lagi sakit, Kirana dengan serius menatap pria yang fokus memijat perut bagian bawahnya.

Saat ini, Helbert, tidak bersikap dingin dan acuh tak acuh, sama seperti seorang anak yang melakukan sesuatu dengan serius, penuh dengan konsentrasi ...

Ada emosi yang tak dapat diucapkan dalam hati Kirana, Helbert, mengapa dia membantunya? Bagaimana dia semakin tidak melihatnya, tetapi selama dia memikirkan siapa yang menerima penderitaan tersebut, Kirana pasti marah.

Pada awal rasa sakit, pijatan yang diberikan Helbert kepada Kirana tidak ada perasaan apa-apa, tapi sekarang rasa sakit itu perlahan hilang, dan Helbert tampaknya membawa sedikit kekuatan di perut bagian bawahnya.

Hal tersebut menyiratkan makna yang berbeda, seolah-olah itu memberikan ledakan baginya, menyebabkan bulu Kirana berdiri.

“Helbert!” Suara Kirana seperti suara hentakan seekor nyamuk, Helbert mendengarnya, seolah-olah ada bulu yang melewati hatinya.

Helbert menatapnya, tangannya sedikit membeku dan tanganya berhenti di perut Kirana, ia canggung dengan telapak tangan yang hangat.

“Aku baik-baik saja, lepaskan tanganmu!” Kirana dengan sedikit amarah dan canggung, wajahnya merah tapi tidak menunjukkan arogan, dia tidak tahu apa yang menyebabkan rona merah di wajahnya!

Helbert menatapnya diam dan memandangnya sebentar. Ketika dia melihat wajahnya yang kemerahan, membalikkan badan dengan canggung dan tidak memandangnya, bibir Helbert pun sedikit tersenyum, tangannya sengaja tergelincir di bagian bawah perut Kirana yang menyebabkannya tiba-tiba gemetar.

“Helbert !!” Kirana dengan ganas ingin menangkis tangannya yang nakal dan sedikit mendorong tubuhnya.

Namun ia merasakan sedikit sakit, menyebabka muncul sedikit cemberut pada wajah Kirana, dan diperhatikan oleh Helbert.

Ia pun mencoba bangkit dan merasa bahwa ia sangat dekat dengan Helbert. Kirana berusaha untuk berdiri, tetapi dihentikan oleh Helbert. "Kamu ingin pergi, kamu kapan saja bisa pergi, tetapi apakah kamu ingin keluar seperti ini?"

Kirana melihat sekilas, menatapnya dan memikirkan perkataanya yang tidak bisa dimengerti, tetapi ia melihat tatapan matanya yang seakan memberikan sebuah kode, kemudian mengikuti arah pandangannya, dan ia melihat "jejak tanda" yang ditinggalkan padanya.

Wajah Kirana pun kembali merah, tidak tahu apakah itu bentuk kemarahan atau rasa malu, ia menatap Helbert dengan penuh kebencian, merajuk dan tidak berbicara.

Helbert mengangkat alisnya dan perlahan bangkit. Dia berjalan ke meja komputer dan mengambil ponselnya dan menekan nomor. " Asisten Leo, sekarang, dengan segera, antarkan gaun wanita ke sini, terserah yang mana bawakan satu gaun saja.

Meskipun Helbert sedang berbicara di telepon, tetapi ia sengaja memandang Kirana dengan tatapan penuh makna.

Kirana pun marah dan menggerutu, pria bau tak tahu malu ini!

Leo yang belum menikmati istirahatnya tersebut pun segera bangkit, dia mendengar suara dingin Direktur Helbert memberinya perintah. Leo tiba-tiba merasa bahwa tidak ada yang lebih sedih daripada dirinya.

Meskipun dia tidak mengerti mengapa Direktur Helbert selalu menyuruhnya untuk mengantar gaun wanita, tetapi dia dipaksa untuk segera datang dan bergegas ke toko terdekat ...

Novel Terkait

After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu