Akibat Pernikahan Dini - Bab 62 Dia Adalah Iblis (1)

Saat nenek Yang mendengar berita, kalau ada perempuan di sisi Helbert, nenek Yang pasrah, tetapi juga merasa panik, dia tidak tahu, entah sampai kapan Helbert akan mulai serius, juga menjadi dewasa!

Nenek Yang melihat Helbert belum bertemu dengan orang tua Kirana, dengan khawatir mendesak Helbert, karena dia sangat menyukai perempuan yang tenang ini.

Sejak kemarin, saat Kirana merasa jijik dengan sentuhan lelaki itu, Helbert juga tidak pernah mencarinya lagi, tetapi teringat neneknya, Helbert tersenyum dingin, Kirana…

Kirana sedang menemani Yesi membeli buku di toko buku, teleponnya berdering, Kirana mengerutkan dahinya untuk memberi isyarat kepada Yesi, lalau berjalan keluar dari toko dan mengangkat telepon.

“Halo, ini siapa?”

“Malam ini, bawa orang tua mu, kita makan bersama.”

Orang yang ada di telepon itu, Suara Helbert yang dingin membuat Kirana terdiam sejenak, mukanya menjadi suram, melihat layar teleponnya, nomor tidak dikenal.

“Aku sibuk!”

Walaupun Kirana tidak sibuk juga tidak ingin berbicara dengan lelaki ini, melihat dia akan menjadi jijik seketika, suara “pria…” mematikan teleponnya.

Di sisi Helbert, kedua matanya yang dingin terlihat kecewa, matanya yang dingin seperti dinginnya es menatap layar teleponnya yang menggelap,

Awalnya Kirana ingin kembali ke toko buku, tetapi teleponnya kembali berdering, muka Kirana tampak kesal, ia mengira kalau telepon itu dari Helbert, tetapi saat dia melihat, ternyata dari Jerry.

Teringat saat itu dia tidak menepati janjinya, takut dia menunggu terlalu lama, Kirana merasa sedikit bersalah, dengan suara lembutnya menjawab telepon, terdengar suara Jerry yang lembut.

“Kamu dimana?”

“Toko buku Longhua, kenapa?”

“Toko buku Longhua? Tunggu sebentar, nah, aku sudah melihatmu, putar ke belakang.” Kirana melihat ke arah belakang, justru melihat Jerry yang memakai kacamata hitam dan masker, di sebelahnya berdiri seorang perempuan yang terlihat seperti asistennya.

Melihat Kirana sedang menatapnya, Jerry berjalan ke arahnya dengan senyuman, “kebetulan sekali.”

Kirana terdiam sesaat, dengan senyuman yang sama menganggukkan kepalanya, “iya kebetulan sekali.”

Yesi melihat Kirana tak kunjung kembali, memegang beberapa buku keluar untuk mencarinya, melihat dia sedang berbicara dengan seorang laki – laki.

“Kirana, apa yang sedang kamu lakukan, dia adalah?” Yesi melihat Jerry yang sedang mengenakan kaca mata hitam dan masker, sesaat tidak mengenalinya.

Kirana tersenyum melihat perkataan Yesi, “Yesi, ini adalah Jerry, orang itu adalah?” Kirana masih belum mengenal asistennya, merasa bingung.

“asistenku, Melisa.” Jerry menjelaskannya dengan senyum, Melisa juga menyapanya dengan senyum.

“Jerry? Kirana, jangan beritahu aku kalau dia adalah Jerry sang idola!!” Yesi dengan muka bahagianya terus menatap Jerry, Kirana menatap Jerry dengan senyuman minta maaf tidak tahu harus berkata apa.

Jerry dengan tatapan lembutnya berkata: “Halo, aku adalah Jerry.”

Mata Yesi mengekspresikan terharu dan bahagia, Jerry loh, idola para perempuan!! Ternyata dapat ditemuinya!

“Idola, minta tanda tangan dong.” Yesi menatapnya dengan penuh harapan hingga tak bisa menatap raut wajah Jerry, Kirana dengan pasrah menggelengkan kepalanya, terhadap para orang yang mengejar idola, dia merasa terbebani.

Jerry tersenyum, menganggukkan kepala setuju, berbicara dengan hangat: “boleh.”

Jangankan Yesi yang sudah tidak tahu malu, idolanya masih begitu baik, masih begitu lembut, Yesi segera mengambil buku baru dan penanya kepadanya, melihat Jerry menulis namanya di buku itu, tulisannya bagaikan tulisan tipografi dalam seni, Yesi sangat senang tak tertahankan.

Kirana pasrah, melihat Jerry menanda tangan, dengan tersenyum berkata: “terima kasih, dan juga, urusan kemarin, benar – benar minta maaf.”

“tidak apa, hanya hal kecil, jika tidak, kita makan bersama sekarang?” Jerry dengan matanya yang tersenyum melihat ke arah Kirana, menatap wajahnya yang sedang melihatnya menanda tangan.

“Yesi, mau makan bersama?” Yesi sedang dalam suasana bahagia, mendengar pertanyaannya dan melihat ke arah Kirana, menganggukkan kepadanya, “Baiklah.”

Kirana dengan pasrah melihat mukanya yang kegirangan, mereka sedang menuju ke arah restoran untuk makan, tetapi Kirana tiba – tiba mengerutkan dahinya, melihat mobil yang menuju ke arah mereka.

Mobil yang sangat dikenalnya itu membuat Kirana mengerutkan dahinya, Helbert! Untuk apa dia datang kemari!

Melihat Helbert menyetir mobilnya sendiri, setelah rem mendadak tepat di depannya, turun dari mobil dan berjalan ke arah Kirana, saat melihat Jerry yang ada di sebelahnya, bibirnya memberikan senyuman dingin.

“Bukankah katanya kamu sibuk, inikah yang kamu sibukkan?”

Kirana malas mem-pedulikannya, tetapi tatapannya kepada Jerry dan dirinya seperti ingin membunuh, Kirana dengan nada menyindirnya berkata: “urusanku, tidak usah kamu pedulikan.”

Gaya Helbert saat dia keluar mengagetkan semua orang, kedinginan serta arogan yang terpancar dari tubuhnya, saat ini, kedua matanya yang hitam itu terlihat sedingin es.

Mendengar perkataan Kirana, Helbert dengan mukanya yang tak berekspresi melirik ke arah Kirana, “urusanmu, aku memang tidak peduli, tetapi tentang urusanku, menurutmu apakah aku bisa tidak peduli?”

“Helbert, kamu…”

“urusanku dan dia, jangan ikut campur!” awalnya Jerry ingin mengucapkan sesuatu, tetapi dipotong oleh Helbert.

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu