Akibat Pernikahan Dini - Bab 126 Pengkhianatan (2)

Karena dia takut bahwa emosi semacam ini akan memengaruhi pikirannya, dan yang terburuk, akan ada siksaan kejam lain seperti perlakuan Annabella!

Tapi dia tidak tahu, mengenai percintaan, setelah bertemu, rasanya seperti candu narkoba, susah ditinggalkan!

Ketika burung-burung di luar jendela bernyanyi, orang di tempat tidur akhirnya membuka matanya perlahan.

Kirana merenggangkan tubuhnya, tetapi ketika tangannya menyentuh benda hangat, tindakan Kirana yang belum selesai membeku sejenak.

Kirana, seperti adegan dalam film, tampaknya bergerak lambat, dan kepalanya perlahan berbalik. Ketika dia melihat pria yang sedang tidur, mata Kirana terbuka tajam.

Tangannya dengan cepat terulur ke belakang, Kirana memandangi perabot kamar, apa-apaan ini! Bagaimana dia bisa ada di kamar Helbert! Bukankah dia kembali ke kamarnya sendiri tadi malam?

Dan, dia ingat, dia mengunci pintu!

Ia memutar kepalanya dan melihat pria yang masih tertidur. Mata Kirana menyipit dengan dingin. Itu pasti dia! pasti dia!!

Menatap wajah tampan dalam tidur nyenyak dengan sedikit kemarahan, mata Kirana sedikit tertegun. Helbert yang tidur tampak seperti pangeran dingin, yang wajahnya jahat namun tampan.

Dengan godaan yang mematikan! Tuhan memberinya segalanya, kecuali emosi yang baik!

"Tampan?"

"Um ...Ya..."

Tiba-tiba, Kirana menerima suara dingin. Tetapi ketika dia menyadari apa yang dia katakan, wajahnya tiba-tiba menegang.

Helbert perlahan membuka matanya. Ketika Kirana bangun, dia sudah bangun. Dia terlalu malas untuk membuka matanya.

Tetapi ketika dia merasa bahwa Kirana telah menatap wajahnya, Helbert tidak bisa menahannya lagi.

Melihat wajah Kirana, tiba-tiba berubah. Pertama canggung, lalu kaku, lalu suram, dan akhirnya menjadi dingin. Ada cahaya di mata gelap helbert.

"Bagaimana mungkin aku ada di sini!" Begitu kata-kata Kirana keluar dengan acuh tak acuh, helbert dengan lembut menopang tubuhnya, karena setelah mandi, dia tidak punya kebiasaan mengenakan mantel dan telanjang.

Kirana tidak menyadari itu untuk sementara waktu. Ketika dia mencapai dadanya yang lembut dan kuat, dia segera membuka matanya lebar-lebar dan tidak menatapnya. Apakah dia juga telanjang?

Tunggu! Kirana dengan cepat menunduk memandang dirinya sendiri dan merasa lega ketika dia melihat bahwa pakaiannya masih utuh.

Helbert memandang serangkaian gerakan kecil Kirana. Dia mengangkat senyum dengan lembut di sudut mulutnya, tetapi segera menghilang, "Jika aku melakukan sesuatu padamu, apa bedanya mengenakan pakaian atau tidak?"

Kirana tiba-tiba mendengar dia mengatakan ini, dan menatapnya dengan marah dan acuh tak acuh, dan menatap olok-olok di matanya dengan bibir yang rapat.

Penyakit di pagi hari!

"Kamu belum memberitahuku! Kenapa aku ada di sini!"

Helbert tidak segera menjawab keraguannya, tetapi dia bangkit dengan lembut dari tempat tidur. Dia mencapai otot perutnya. Kirana memalingkan kepalanya dengan tidak wajar lagi. Dia tidak menyadari bahwa pria itu memiliki tubuh yang indah!

"Kamu tidur sambil berjalan semalam. Kamu datang sendiri!"

Helbert berkata dengan suara dingin sambil mengenakan pakaian, tapi Kirana jelas tidak mempercayainya!

"Kamu membuat alasan, tolong buat yang lebih baik!"

"Ah ... Jika kamu tidak percaya padaku, aku tidak bisa memaksamu. Aku tidak punya banyak waktu untuk mengatakan alasan yang membosankan." Setelah helbert berpakaian, dia langsung pergi ke kamar mandi.

Kirana mengerutkan keningnya dengan keraguan dan memandang Helbert Dia mulai merenungkan apakah dia memiliki kebiasaan berjalan sambil tidur.

Di kamar mandi, Helbert tersenyum puas seperti seorang serigala ...