Akibat Pernikahan Dini - Bab 109 Penderitaan (1)

Yang membuat Helbert terkejut adalah, Kirana tak disangka telah memasukkan bola golf itu ke dalam lubang gol sebanyak dua kali, saat ia pulang bersama Kirana, kedua orang itu tidak saling berbicara satu kalimat pun.

Sedangkan didalam rumah sakit yang dipenuhi oleh warna putih dan alkohol pembersih, ekspresi wajah Herlina terlihat letih, sakit hati, dan sedih menatap Samuel yang terbaring di atas kasur menggunakan masker oksigen.

Herlina dengan lembut menggenggam tangan Samuel, melihat wajahnya yang pucat karena kehilangan banyak darah.

"Samuel... Samuel..."

Kejadian kemarin malam sungguh menggemparkan Herlina, Herlina berpikir bahwa ia akan kehilangan Samuel...

Untungnya, pertolongan cepat datang, dan Samuel dapat terselamatkan, tetapi dia tetap kehilangan banyak darah, dan sampai saat ini ia belum siuman.

Herlina mengecup tangan Samuel, "Samuel, bangunlah, bangunlah... Samuel..."

Saat Herlina menggenggam tangan Samuel, ada sedikit getaran, Herlina terkejut, dan dia dengan bahagia menatap orang yang sudah mau siuman itu.

Terlihat bulu mata Samuel yang bergerak, kedua matanya pun perlahan-lahan terbuka, Samuel merasakan sakit yang hebat di bagian perutnya seperti tertusuk-tusuk.

"Samuel... hiks hiks...." Herlina yang awalnya tidak pernah menangis di depan Samuel, sekarang dia tidak bisa menahannya, meliaht Samuel yang mulai siuman, Herlina berdiri dari tempat duduknya.

Dia menangis sampai terdengar oleh Samuel, "Istriku... Tenanglah, aku baru saja siuman, dan aku harus stress karena mu lagi..."

Herlina tanpa berpikir, dengan tidak sengaja ia menekan bagian luka Samuel, wajah Samuel terlihat semakin pucat, tetapi masih berbicara dengan bercanda.

Herlina sadar akan perbuatannya, ia langsung bangun dan menatap Samuel dengan gugup, "Samuel, kamu tidak kenapa-kenapa kan? Apakah kamu merasa sakit? Aku... Aku tidak sengaja, aku akan pergi memanggilkan dokter untukmu..."

"Hey...."

Baru saja Herlina ingin pergi memanggil dokter kemari, tetapi tangannya langsung ditarik oleh Samuel, Samuel menatap Herlina dengan tatapan konyol, "Istriku, aku tidak kenapa-kenapa... Jangan pergi...."

"Baiklah, aku akan tetap disini...."

Herlina menggenggam tangan Samuel dengan erat, melihat wajahnya yang pucat pasi, tetapi dia tetap tersenyum dengan maksud untuk menenangkan, terlihat bulir-bulir air mata mengalir dari ujung mata Herlina.

"Istriku, aku sungguh tidak kenapa-kenapa, jangan menangis, hatiku sakit melihatnya..."

Samuel ingin mengelap air mata Herlina, tetapi sakit yang ia alami sungguh hebat, dan luka itu membuatnya mengerutkan keningnya.

Herlina sadar akan itu, dan langsung mengelap air matanya sendiri, dia memaksakan dirinya untuk tersenyum, "Jangan sembarangan bergerak, aku tidak menangis, sudah tidak menangis."

Hati Samuel terasa pedil melihat ekspresi wajah Herlina yang sedih, Herlina, pasti sudah berjaga di sampingnya cukup lama.

"Istriku, maafkan aku... Aku..."

Samuel terlihat penuh dengan rasa bersalah dan gelisah, dia ingin berkata sesuatu, tetapi mulutnya ditutup oleh kedua tangan Herlina, mata Herlina menatap Helbert.

"Jangan bilang kamu ingin minta maaf lagi, Samuel, dengarkanlah, saat aku memutuskan untuk mengikutimu, aku tidak pernah menyesal sekalipun!"

"Dan lagi, bisa bersama denganmu, aku tidak takut pada apapun, dan aku bersedia untuk melakukan apapun, jangan pernah merasa gelisah dan terbeban, kalau tidak, maaf karena aku telah bergantung kepadamu!"

"Baik... Aku tidak akan berkata itu lagi, Istriku, seumur hidupku, bertemu denganmu, adalah kebahagiaan utamaku, aku mencintaimu, aku pasti akan memperlakukanmu dengan baik seumur hidupku..."

Tatapan Samuel mengarah kepada Herlina, bertemu dengannya, sungguh adalah kebahagiaan di dunia ini!

"Aku juga mencintaimu..."

Senyuman di mata Herlina bertukar dengan tatapan Samuel, tetapi disaat ini, pintu tiba-tiba dibuka, dan telah memecahkan atmosfir kedua pasangan ini.

Herlina dan Samuel menoleh, tetapi saat melihat orang yang berdiri di luar pintu, wajah Herlina terdiam kaku, dan dia berdiri.

"Ibu.. Bagaimana ibu bisa kesini..."

Orang yang berdiri di luar, adalah Fanni dan ayah Han, beserta dengan Nenek Yang.....

"Bagaimana aku bisa kesini! Beraninya kamu bertanya bagaimana aku bisa kesini! Kalau aku tidak datang, aku tidak akan tau ternyata kamu telah melakukan begitu banyak hal di belakangku!"

Wajah Fanni berubah dan berjalan masuk, dia menatap Samuel tanpa ekspresi.

"Ibu.. Aku..."

"Jangan salahkan dia, ada apa-apa, katakan kepadaku!"

Herlina baru saja mau berkata-kata, tetapi Samuel telah berbicara terlebih dahulu, Fanni menatap Samuel, tetapi saat ia menatapnya dengan tatapan cuek itu, ada semacam kabut yang menutupi tatapannya.

Fanni, orang ini.... Bagaimana tatapannya bisa menakutkan seperti itu.

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu