Akibat Pernikahan Dini - Bab 3 Kebingungan
Yesi merasa tertekan dan marah menatap gadis yang penuh bekas ciuman dan sedang tertidur ini, tadi malam sudah lewat jam 4 pagi, Kirana mengetuk pintunya, ketika dia membuka pintu, tampak Kirana dengan penampilan kacaunya.
Saat itu dia teramat kaget, dia telah berteman baik dengan Kirana selama lebih dari sepuluh tahun, dia tidak pernah melihat penampilannya yang seperti ini, lalu dia pun terus mendesak Kirana untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.
Dia masih ingat setelah Kirana menceritakan kejadian lengkapnya, dia kaget sampai mengeluarkan keringat dingin, Zasmin si wanita murahan itu! Lantas dia mendekati Kirana, bukankah karena keluarga Kirana memiliki uang dan berstatus tinggi!
Pada saat dulu, dia pernah merasa Zasmin adalah seseorang yang pemikirannya kuat, bukanlah seseorang yang baik, dia juga pernah menyuruh Kirana untuk menjauh darinya, tetapi Kirana yang baik juga bodoh ini tidak mau mendengarnya, masih saja selalu membantu Zasmin.
Sekarang, Kirana dikhianati olehnya, dijebak dalam rencana busuk ini, membuat Yesi marah dan tertekan, dia teringat Zasmin, lalu mengepalkan giginya, wajahnya keruh, dasar pelacur ini! Lihat saja bagaimana dia akan membereskannya!
Yesi menatap wajah Kirana yang sedang tertidur pulas dengan cemas, dia telah tidur selama seharian...
"Yesi..." Kirana tiba-tiba berbicara, karena dia memejamkan matanya, Yesi berpikir bahwa dia berbicara dalam mimpinya, tidak menyangka Kirana tiba-tiba membuka matanya, "Sudah berapa lama aku tidur..."
Yesi menatapnya kosong, "Sudah seharian penuh, babi malas!"
Yesi juga sangat mengagumi Kirana, mengalami hal seperti ini, tetapi dia tetap masih bisa menghadapinya dengan tenang. Faktanya, Kirana tidak tenang, melainkan karena kebenarannya sudah seperti ini, tidak peduli dia menangis atau menjerit, kebenarannya juga tetap akan begini, jadi lebih baik dia menyimpan tenaganya untuk memikirkan bagaimana caranya membalas dendam pada Zasmin, si wanita murahan itu!
Kirana tertegun dan bangkit untuk duduk, "Gawat! Ayah dan ibuku pasti khawatir, ahh, sialan, kenapa lebih sakit lagi..."
Gerakannya terlalu besar sehingga memicu rasa sakit pada tubuhnya, Kirana merasa dirinya seperti tertabrak, sialan...
"brengsek itu! tenanglah, aku sudah menghubungi paman dan bibi, tidak apa-apa, mereka menyuruhmu pulang setelah ini, kakakmu sudah mau pulang..." Tiba-tiba Yesi berhenti, pria itu, sudah akan pulang ...
"Oh, baguslah kalau begitu, masih saja Yesi yang peduli padaku, nantinya aku akan memberimu sebuah gelar...." Kirana kembali berbaring malas, dan Yesi melototinya, orang ini, kenapa masih bisa menghadapi masalah ini dengan tenangnya...
Kirana tiba-tiba kembali duduk dengan ganas, dan wajah itu berkerut karena kesakitan, dengan cepat Yesi membantunya. "Hayo nenek tua, nenek, bisakah kamu jangan membuatku terkejut!"
"Ah... kamu... Yesi, apa yang baru kamu katakan!?? Kakakku... kakakku sudah akan kembali?!!" Melihat pemikiran Kirana yang setengah terlambat, Yesi kembali melototinya.
"Iya! Benar-benar!"
Wajah Kirana tiba-tiba menjadi bersemangat, bagus sekali, kakak sudah mau kembali, Kirana dan dia, sudah tidak bertemu selama setengah tahun!
“Wah, tidak heran informasi dari beberapa orang ini begitu cepat, ada cinta yang terlarang! Akuilah fakta itu!” Kirana tiba-tiba teringat sesuatu, menertawakan Yesi yang wajahnya semakin memerah.
Namun, Yesi memukul kepala Kirana dengan tangannya, "Tidak ada yang terjadi! Cepat berbedah, supaya kamu bisa langsung makan malam!!"
Melihat tawa Kirana yang tidak biasa, Yesi saat itu malu dan juga tidak bisa berkata-kata, lalu dia melirik Kirana sekilas dan kemudian pergi dengan tergesa-gesa.
Kirana tertawa cekikikan, Yesi dan kakaknya...
Mereka sudah saling mengenal selama bertahun-tahun, tetapi belum juga mengekspos hubungan di antara mereka, jika Yesi bisa menjadi kakak iparnya, bukankah itu sangat bagus...
Setelah Yesi pergi, Kirana tiba-tiba berhenti tersenyum, wajahnya suram dan penuh kabut.
di kepalanya ada sedikit kebencian dalam matanya! Sudut bibirnya dengan pelan mengangkat sebuah senyuman jahat, Zasmin, katakanlah dulu aku sudah buta!
Kali ini, lihatlah, aku akan membunuhmu!!
Ruangan yang senyap dan menyedihkan...
Leo berdiri di samping dengan gugup, terus melihat ke arah Helbert dengan tatapan dingin dan suram, Helbert sambil mengancing kerah bajunya, masih terlihat beberapa bekas cakaran di dadanya yang sedikit terbuka, yaitu hasil karya Kirana, tiba-tiba gerakan Helbert terhenti, lalu dia berkata dengan dingin: "Dia, kapan dia pergi..."
Semalam, Helbert seperti meminum obat, dia bahkan meminta untuk berhubungan tiga kali, dan, mencium aroma tubuh gadis yang unik itu, dia benar-benar tertidur sangat lelap...
Terlintas rasa keributan dan kerumitan di dalam mata gelap Helbert, ternyata dia masih bisa kehilangan kendali, dan juga, Kirana adalah seorang wanita yang tidak dia kenal!!!
Wajah Leo mengerut, setelah dia menutupkan pintu untuk mereka tadi malam, dia tidur di dalam mobil, jika saja bukan Helbert yang menghubunginya, dia pasti masih belum bangun ...
Bagaimana dia bisa tahu, kapan gadis itu pergi...
Ketika Leo melihat raut wajah Helbert yang agak menakutkan, dia berkata dengan terbata-bata, "Aku.. Aku tidak... Aku tidak tahu..."
Tatapan Helbert melihat ke arahnya dengan dingin, ada kekhawatiran dalam hati Leo yang membuat dirinya sedikit gemetaran, Leo merasa dirinya juga tidak bersalah, dia hanya menjalankan tugas, bagaimana mungkin dia bisa memperhatikan ini...
Helbert bangkit dengan tanpa ekspresi di wajahnya, meraih jaket yang berada di sudut sofa, tatapan wajahnya yang dingin tiba-tiba mengarah ke warna kemerahan di sofa yang tampaknya seperti bunga prem saat bulan dua belas...
Matanya sedikit bercahaya, lalu dia tiba-tiba melontarkan senyuman dalam tatapan mata itu, dia menyadari bahwa tampaknya dia memiliki ketertarikan pada tubuh wanita itu, setelah itu dia pun pergi.
Ah, menarik sekali, awalnya dia berpikir bahwa Kirana sengaja masuk ke rumah, tetapi berbeda.
Ada sedikit ketertarikan yang terpancar pada mata gelapnya, seolah-olah dia adalah binatang buas yang sedang mencari mangsa dalam gelapnya malam, begitu dingin dan dengan penuh minat, Helbert sambil berjalan sambil berkata dengan dingin: "Pergilah, cari tahu tentangnya, aku mau tahu semua informasi tentang dirinya."
Wanita ini, karena Anda yang datang sendiri, jangan harap untuk melarikan diri dariku! ! Tidak peduli dia wanita seperti apa, wanita yang dia sukai, dia akan mendapatkannya! Muncul sedikit momentum pada tatapan dingin Helbert, sudut bibirnya perlahan naik, wajah tampan dan berkharisma itu memancarkan sedikit rasa dingin...
Leo yang mengikuti langkah Helbert, terkejut sampai-sampai dagunya hampir lepas, seorang direktur Helbert yang tidak pernah kekurangan wanita, yang juga selalu menganggap wanita adalah mainan, yang tidak pernah jatuh cinta pada siapapun...
Kali ini, dia yang mencari tahu informasi tentang wanita itu terlebih dahulu!!
Meskipun Leo sangat kaget, dia segera berkata: "Baik! Direktur!"
Di sebuah villa mewah, Kirana yang sedang duduk di sofa memutar matanya, tidak tahu sedang memikirkan apa...
Ibu Kirana yang melihat anaknya yang biasanya selalu banyak berbicara, tetapi setelah pulang ini menjadi diam, sedikit kaget, "Kirana...Kirana!!"
"Ah? Kenapa..." Kirana yang namanya disebut sepertinya masih bermeditasi, setelah dia diguncang sebentar oleh Yesi di sebelahnya, dia baru kembali sadar...
Setelah melihat tatapan aneh dari ibunya, Kirana melihat Yesi di sebelahnya, "Ada apa?"
"Bibi sudah memanggilmu berkali-kali..." Yesi khawatir, khawatir Kirana tidak bisa pulang sendirian, jadi dia khusus menemaninya pulang, tetapi dia selalu terpesona...
"Ah? Oh, Bu, ada apa..." Kirana menoleh ke ibunya, dan ibunya menatapnya, "Apa yang terjadi padamu, kenapa seperti tidak normal, lagipula sudah dibilang, jangan berteman lagi dengan teman-temanmu yang tidak benar itu, kamu tidak mau dengar, kamu seharusnya berteman dengan gadis yang lembut juga murah hati seperti Yesi ini..."
Mendengar kata-kata ibunya, mata Kirana sedikit berbinar, dan berkata dengan senyum ringan: "Siap! Nyonya! Ke depannya, aku akan mengikuti perintahmu!!"
Ibu Kirana melihat putrinya yang tidak serius ini, benar-benar tidak bisa tertolong lagi, biasanya Kirana selalu dimanjakan, sehingga membuatnya lupa diri...
Yesi mendengar namanya yang disebut, tersenyum tak berdaya, tiba-tiba ibu Kirana menatap ke arah syal di leher Kirana.
"Kirana, masih musim gugur, untuk apa kamu mengenakan syal di lehermu, sangat aneh, lepaskan..." Ibu mengerutkan kening.
Kirana terhenti sebentar, matanya sedikit berbinar, jika dia berani untuk tidak mengenakan syal, lalu jika ibunya melihat cupang di lehernya, maka dia tidak ingin hidup lagi, dia pun berpura-pura untuk batuk beberapa kali, " Uhuk uhuk... aku...masuk angin..."
Kirana melihat mata ibunya yang tidak percaya padanya, dengan cepat dia memandang sekilas ke arah Yesi, lalu Yesi dengan cepat berkata: "Kirana tadi malam menendang selimut sehingga hari ini dia masuk angin... ”
Penampilan lembut Yesi masih lebih bisa dipercaya daripada Kirana, akhirnya ibu Kirana sedikit mengangguk, "Kamu ya, kenapa kebiasaan menendang selimut masih belum berubah!"
Kirana pura-pura lemah dan duduk di atas ibunya, berbaring di lengannya, dan kedua tangannya memegang pinggangnya, dengan manja: "Haya, bu, hal semacam ini, bagaimana aku bisa langsung mengubahnya..."
Ibunya mengelus-elus kepala Kirana, lalu sedikit meninggikan suara ke arah dapur dan berkata: "Bibi Liu, masakkan Kirana semangkuk sup jahe!"
“Ei, baiklah.” Bibi Liu mengenakan celemek, memegang bawang hijau di tangannya, dan menanggapi dengan ramah.
Sudah melewati sebuah rintangan, Kirana menghela nafas lega, menjulurkan lidah ke arah Yesi, dan memicingkan matanya...
Yesi yang sedang tidak diperhatikan ibu Kirana, memelototi Kirana, tetapi Kirana tersenyum seperti rubah, membuat Yesi memberikan tinjuan tangan padanya.
Kirana tertawa lebih gembira lagi...
Kebetulan ibu Kirana tidak melihat interaksi antara dua orang ini, dia hanya khawatir akan Kirana yang masuk angin, "Oh ya, kakakmu, dia akan pulang pada hari Minggu sore..."
Ibu Kirana baru menyadari ada yang lupa dia katakan, Kirana terdiam, menyeringai dan menertawakan Yesi, tetapi meskipun Yesi mengabaikannya dengan tenang, senyum licik dari Kirana semakin serius, membuat dirinya semakin malu...
"Oh! Nantinya, aku akan pergi untuk menjemput pulang kakak, haduh, kakakku terlalu tampan, aku takut dia akan direbut wanita lain, bukankah seharusnya aku membawa Yesi turut serta untuk bertindak seperti kakak iparku..."
Kirana tersenyum seperti rubah, menghadap Yesi yang tidak bersalah, tiba-tiba wajah Yesi memerah, dan dengan hati-hati memandang Kirana, ibu Kirana yang melihat mereka seperti ini, hanya bisa tertawa, mereka sudah menganggap Yesi sebagai anaknya sendiri...
Jika Yesi benar-benar menjadi menantunya, dia pasti akan sangat puas, Yesi yang lembut juga sopan, cantik dan murah hati, dia adalah pilihan terbaik untuk menjadi menantu keluarganya, semakin dilihat semakin puas.
Melihat wajah Yesi yang lebih memerah, ibu Kirana tertawa kecil, tetapi dia hanya memikirkan anak lelakinya, tetapi dia adalah sebuah balok kayu, dia masih belum merasakan cinta Yesi padanya.
Membuat orang sangat cemas...
Novel Terkait
I'm Rich Man
HartantoSuami Misterius
LauraMy Tough Bodyguard
Crystal SongYama's Wife
ClarkWahai Hati
JavAliusAkibat Pernikahan Dini×
- Bab 1 Dijebak
- Bab 2 Kehilangan Keperawanan
- Bab 3 Kebingungan
- Bab 4 Bertemu Kembali
- Bab 5 Kembali
- Bab 6 Mangsa
- Bab 7 Karma
- Bab 8 Samuel
- Bab 9 Pertemuan
- Bab 10 Bicaralah!
- Bab 11 Ingin Bersama Kamu
- Bab 12 Bryan
- Bab 13 Menyedihkan
- Bab 14 Rileks
- Bab 15 Bahaya
- Bab 16 Percakapan
- Bab 17 Vina
- Bab 18 Perselisihan
- Bab 19 Budak Hutang
- Bab 20 Kesulitan
- Bab 21 Di Mabuk Asmara
- Bab 22 Tenang
- Bab 23 Kenangan
- Bab 24 Bakat
- Bab 25 Melepaskan Gairah
- Bab 26 Pertemuan
- Bab 27 Ciuman Paksa (Bagian pertama)
- Bab 28 Dicium Paksa (Bawah)
- Bab 29 Disengajakan (I)
- Bab 30 Disengajakan (II)
- Bab 31 Memiliki Maksud
- Bab 31 Memiliki Maksud (2)
- Bab 32 Ada Maksud
- Bab 32 Ada Maksud (4) (2)
- Bab 34 Konspirasi
- Bab 33 Konspirasi (2)
- Bab 34 Konspirasi (BAWAH) (SATU)
- Bab 34 Konspirasi BAWAH) (2)
- Bab 35 Iblis (1)
- Bab 35 Iblis (2)
- Bab 36 Hukuman (1)
- Bab 36 Hukuman (2)
- Bab 37 Hukuman (1)
- Bab 37 Hukuman (2)
- Bab 38 Dihukum(1)
- Bab 38 Dihukum(2)
- Bab 39 Hukuman (1)
- Bab 39 Hukuman (2)
- Bab 40 Bagaimana Menyelesaikannya (1)
- Bab 40 Bagaimana Menyelesaikannya (2)
- Bab 41 Ternyata (1)
- Bab 41 Ternyata.. (2)
- Bab 42 Lelaki Playboy
- Bab 42 Lelaki Playboy (2)
- Bab 43 Desakan Pernikahan (1)
- Bab 43 Desakan menikah (2)
- Bab 44 Jatuh Dalam Pelukan (1)
- Bab 44 Jatuh Dalam Pelukan (2)
- Bab 45 Ulang Tahun (1)
- Bab 45 Ulang Tahun (2)
- Bab 45 Ulang Tahun (3)
- Bab 46 Keanehan (1)
- Bab 46 Keanehan (2)
- Bab 47 Balon Pernyataan Cinta (1)
- Bab 47 Balon Pernyataan Cinta (2)
- Bab 48 Hadiah Spesial (1)
- Bab 48 Hadiah Spesial (2)
- Bab 49 Psikologi Kompleks (1)
- Bab 49 Psikologi Kompleks(2)
- Bab 50 Suasana Yang Aneh (1)
- Bab 50 Suasana Yang Aneh (2)
- Bab 51 Kecantikan Yang Elegan (1)
- Bab 51 Kecantikan Yang Elegan (2)
- Bab 52 Keahlian Membuat Teh (1)
- Bab 52 Keahlian Membuat Teh (2)
- Bab 53 Terlibat (1)
- Bab 53 Terlibat (2)
- Bab 54 Membuat Jatuh (1)
- Bab 54 Membuat Jatuh (2)
- Bab 55 Ini Adalah Sebuah Rintangan (1)
- Bab 55 Ini Adalah Sebuah Rintangan (2)
- Bab 56 Permainan Babi Memakan Harimau (1)
- Bab 56 Permainan Babi Memakan Harimau (2)
- Bab 57 Tanpa Disengaja (1)
- Bab 57 Tanpa Disengaja (2)
- Bab 58 Dipaksa Untuk Mau (1)
- Bab 58 Dipaksa Untuk Mau (2)
- Bab 59 Dijebak (1)
- Bab 59 Dijebak (2)
- Bab 60 Kamu Membuatku Jijik(1)
- Bab 60 Kamu Membuatku Jijik (2)
- Bab 61 Perasaan Curiga (1)
- Bab 61 Perasaan Curiga (2)
- Bab 62 Dia Adalah Iblis (1)
- Bab 62 Dia Adalah Iblis (2)
- Bab 63 Siapa Yang Tidak Punya Hati (1)
- Bab 63 Siapa Yang Tidak Punya Hati (2)
- Bab 64 Anak (1)
- Bab 64 Anak (2)
- Bab 64 Anak (3)
- Bab 65 Kemarahan (1)
- Bab 65 Kemarahan (2)
- Bab 66 Kemarahan (1)
- Bab 66 Kemarahan (2)
- Bab 67 Kemarahan (1)
- Bab 67 Kemarahan (2)
- Bab 68 Kemarahan (1)
- Bab 68 Kemarahan (2)
- Bab 69 Gaun Pertunangan (1)
- Bab 69 Gaun Pertunangan (2)
- Bab 70 Pembalasan Dendam Fedrick Ye (1)
- Bab 70 Pembalasan Dendam Fedrick Ye (1)
- Bab 71 Pertemuan Yang Kebetulan (1)
- Bab 71 Pertemuan Yang Kebetulan (2)
- Bab 72 Wanita Hamil (1)
- Bab 72 Wanita Hamil (2)
- Bab 73 Penyelesaian (Awal) (1)
- Bab 73 Penyelesaian (Awal) (2)
- Bab 74 Mengatasinya (1)
- Bab 74 Mengatasinya (2)
- Bab 75 Berjuang Untuk Mendapatkannya (1)
- Bab 75 Berjuang Untuk Mendapatkannya (2)
- Bab 76 Badai Pertunangan (1)
- Bab 76 Badai Pertunangan (2)
- Bab 77 Sang Mantan (1)
- Bab 77 Sang Mantan (2)
- Bab 78 Menghancurkan Pertunangan Mereka (1)
- Bab 78 Menghancurkan Pertunangan Mereka (2)
- Bab 79 Helbert Sudah Gila (1)
- Bab 79 Helbert Sudah Gila (2)
- Bab 80 Selamatkan Annabella (1)
- Bab 80 Selamatkan Annabella (2)
- Bab 81 Emosi Dengan Kelakuan Helbert (1)
- Bab 81 Emosi Dengan Kelakuan Helbert (2)
- Bab 82 Hanya Emosional Padanya (1)
- Bab 82 Hanya Emosional Padanya (2)
- Bab 83 Hanya Kirana (1)
- Bab 83 Hanya Kirana (2)
- Bab 84 Karena Cinta, Maka Cinta (1)
- Bab 84 Karena Cinta, Maka Cinta (2)
- Bab 85 Nafsu (1)
- Bab 85 Nafsu (2)
- Bab 86 Karena Cinta, Begitulah Cinta (1)
- Bab 86 Karena Cinta, Begitulah Cinta (2)
- Bab 87 Pesta Malam Hari (1)
- Bab 87 Pesta Malam Hari (2)
- Bab 68 Pesta (1)
- Bab 88 Pesta (2)
- Bab 89 Bencana Yang Terjadi Karena Pesta (1)
- Bab 89 Bencana Yang Terjadi Karena Pesta (2)
- Bab 90 Badai Setelah Pesta Malam (1)
- Bab 90 Badai Setelah Pesta Malam (2)
- Bab 91 Krisisnya Cinta (1)
- Bab 91 Krisisnya Cinta (2)
- Bab 92 Sakit Cinta (1)
- Bab 92 Sakit Cinta (2)
- Bab 93 Hatiku Sakit (1)
- Bab 93 Hatiku Sakit (2)
- Bab 94 Tidur Bersamanya (1)
- Bab 94 Tidur Bersamanya (2)
- Bab 95 Balas Dendam (1)
- Bab 95 Balas Dendam (2)
- Bab 96 Terungkap (1)
- Bab 96 Terungkap (2)
- Bab 97 Apakah Saya Dijodohkan? (1)
- Bab 97 Apakah Saya Dijodohkan? (2)
- Bab 98 Perkenalan Satu Sama Lain (1)
- Bab 98 Perkenalan Satu Sama Lain (2)
- Bab 99 Tanpa Diduga (1)
- Bab 99 Tanpa Diduga (2)
- Bab 100 Setengah hati (1)
- Bab 100 Setengah Hati (2)
- Bab 101 Tanpa Perasaan (1)
- Bab 101 Tanpa Perasaan (2)
- Bab 102 Emosional (1)
- Bab 102 Emosional (2)
- Bab 103 Emosional (1)
- Bab 103 Emosional (2)
- Bab 104 Sepertinya Suka Dan Sepertinya Tidak Suka (1)
- Bab 104 Sepertinya Suka Dan Sepertinya Tidak Suka (2)
- Bab 105 Sepertinya Rasa Yang Aneh (1)
- Bab 105 Sepertinya Rasa Yang Aneh (2)
- Bab 106 Rasa Tanda Antara Suka Atau Tidak (1)
- Bab 106 Rasa Tanda Antara Suka Atau Tidak (2)
- Bab 107 Suka Atau Tidak? (1)
- Bab 107 Suka Atau Tidak? (2)
- Bab 108 Sangat Marah (1)
- Bab 108 Sangat Marah (2)
- Bab 109 Penderitaan (1)
- Bab 109 Penderitaan (2)
- Bab 110 Penderitaan Yang Terus-Menerus (1)
- Bab 110 Penderitaan Yang Terus-Menerus (2)
- Bab 111 Penderitaan (1)
- Bab 111 Penderitaan (2)
- Bab 112 Lautan Penderitaan (1)
- Bab 112 Lautan Penderitaan (2)
- Bab 113 Pertengkaran (1)
- Bab 113 Pertengkaran (2)
- Bab 114 Kesedihan (1)
- Bab 114 Kesedihan (2)
- Bab 115 Busur Keras (1)
- Bab 115 Busur Keras (2)
- Bab 116 Kekerasan (1)
- Bab 116 Kekerasan (2)
- Bab 117 Tiga Orang Pria Melakukan Pertunjukan. (1)
- Bab 117 Tiga Orang Pria Melakukan Pertunjukan. (2)
- Bab 118 Menggoda (1)
- Bab 118 Menggoda (2)
- Bab 119 Perampokan Cinta (1)
- Bab 119 Perampokan Cinta (2)
- Bab 120 Mencuri Perasaan Cinta (1)
- Bab 120 Mencuri Perasaan Cinta (2)
- Bab 121 Cinta Tragis (1)
- Bab 121 Cinta Tragis (2)
- Bab 122 Cinta Kejamnya (1)
- Bab 122 Cinta Kejamnya (2)
- Bab 123 Kejamnya (1)
- Bab 123 Kejamnya (2)
- Bab 124 Pengkhianatan (1)
- Bab 124 Pengkhianatan (2)
- Bab 125 Pengkhianatan (1)
- Bab 125 Pengkhianatan (2)
- Bab 126 Pengkhianatan (1)
- Bab 126 Pengkhianatan (2)
- Bab 127 Pengkhianatan (1)
- Bab 127 Pengkhianatan (2)
- Bab 128 Pengkhianatan (1)
- Bab 128 Pengkhianatan (2)
- Bab 129 Pengkhianatan (1)
- Bab 129 Pengkhianatan (2)
- Bab 130 Kedekatan yang Disia-siakan (1)
- Bab 130 Kedekatan yang Disia-siakan (2)
- Bab 131 Penculikkan yang Sial (1)
- Bab 131 Penculikkan yang Sial (2)
- Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (1)
- Bab 132 Hukuman dan Amarahnya (2)
- Bab 133 Dia panik? (1)
- Bab 133 Dia panik? (2)
- Bab 134 Tersingkapnya Sebuah Hubungan (1)
- Bab 134 Tersingkapnya Sebuah Hubungan (2)
- Bab 135 Tumbuhnya Perasaan (1)
- Bab 135 Tumbuh Perasaan (2)
- Bab 136 Kasih Sayang (1)
- Bab 136 Kasih Sayang (2)
- Bab 137 Sistem Persekusi (1)
- Bab 137 Sistem Persikusi (2)
- Bab 138 Kondisi Fisik Yang Mengundang Persekusi (1)
- Bab 138 Kondisi Fisik Yang Mengundang Persekusi (2)
- Bab 139 Kecemburuan-nya (1)
- Bab 139 Kecemburuan-nya (2)
- Bab 140 Dia Sudah Menyukaimu (1)
- Bab 140 Dia Sudah Menyukaimu (2)
- Bab 141 Dia Sudah Menyukaimu (1)
- Bab 141 Dia Sudah Menyukaimu (2)
- Bab 142 Hukuman Yang Gila (1)
- Bab 142 Hukuman Yang Gila (2)
- Bab 143 Hukuman Yang Gila (1)
- Bab 143 Hukuman Yang Gila (2)
- Bab 144 Pengundang Amarah (1)
- Bab 144 Pengundang Amarah (2)
- Bab 145 Rasa Benci (1)
- Bab 145 Rasa Benci (2)
- Bab 146 Benci (1)
- Bab 146 Benci (2)
- Bab 147 Kakak Adalah Seorang Gangster! (1)
- Bab 147 Kakak Adalah Seorang Gangster! (2)
- Bab 148 Kakak Adalah Seorang Gangster (1)
- Bab 148 Kakak Adalah Seorang Gangster (2)
- Bab 149 Loyalitas Dia (1)
- Bab 149 Loyalitas Dia (2)
- Bab 150 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (1)
- Bab 150 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (2)
- Bab 151 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (1)
- Bab 151 Pelawak Yang Dikirim Oleh Tuhan (2)
- Bab 152 Kesepakatan Kencan Buta (1)
- Bab 152 Kesepakatan Kencan Buta (2)
- Bab 153 Kencan Buta (1)
- Bab 153 Kesepakatan Kencan Buta (2)
- Bab 154 Bahaya Sebelum Fajar (1)
- Bab 154 Bahaya Sebelum Fajar (2)
- Bab 155 Bahaya Dalam Hidupnya (1)
- Bab 155 Bahaya Dalam Hidupnya (2)
- Bab 156 Menggunakan Hidupku Untuk Menjagamu (1)
- Bab 156 Menggunakan Hidupku Untuk Menjagamu (2)
- Bab 157 Salah Paham (1)
- Bab 157 Salah Paham (2)
- Bab 158 Pengakuan (1)
- Bab 158 Pengakuan (2)
- Bab 159 Kehangatan Yang Membingungkan (1)
- Bab 159 Kehangatan Yang Membingungkan (2)
- Bab 160 Cinta Pertama (1)
- Bab 160 Cinta Pertama (2)
- Bab 161 Cinta Pertama (1)
- Bab 161 Cinta Pertama (2)
- Bab 162 Inisial Cinta (2)
- Bab 162 Inisial CInta (2)
- Bab 163 Jawaban (1)
- Bab 163 Jawaban (2)
- Bab 164 Jawaban yang Menyakitkan (1)
- Bab 164 Jawaban yang Menyakitkan (2)
- Bab 165 Jawaban (1)
- Bab 165 Jawaban (2)
- Bab 166 Lawan (1)
- Bab 166 Lawan (2)
- Bab 167 Rival (1)
- Bab 167 Rival (2)
- Bab 168 Rival (1)
- Bab 168 Rival (2)
- Bab 169 Kelompok Musuh (1)
- Bab 169 Kelompok Musuh (2)
- Bab 170 Asisten Yang Terdiam (1)
- Bab 170 Asisten Yang Terdiam (2)
- Bab 171 Perjamuan (1)
- Bab 171 Perjamuan (2)
- Bab 172 Bantuan Tak Terduga (1)
- Bab 172 Bantuan Tak Terduga (2)
- Bab 173 Kejutan Yang Romantis (1)
- Bab 173 Kejutan Yang Romantis (2)
- Bab 174 Dia Memberikan Kejutan Romantis (1)
- Bab 174 Dia Memberikan Kejutan Romantis (2)
- Bab 175 Kepahitan Di Musim Semi (1)
- Bab 175 Kepahitan Di Musim Semi (2)
- Bab 176 Musim Semi Yang Penuh Dengan Strategi (1)
- Bab 176 Musim Semi Yang Penuh Dengan Strategi (2)
- Bab 177 Lagi Dan Lagi (1)
- Bab 177 Lagi Dan Lagi (2)
- Bab 178 Lagi Dan Lagi (1)
- Bab 178 Lagi Dan Lagi (2)
- Bab 178 Rencana Awal (1)
- Bab 179 Rencana Awal (2)
- Bab 180 Rencana Awal (1)
- Bab 180 Rencana Awal (2)
- Bab 181 Konspirasi Yang Dimulai (1)
- Bab 181 Konspirasi Yang Dimulai (2)
- Bab 182 Konspirasi Yang Dimulai (1)
- Bab 182 Konspirasi Yang Dimulai (2)
- Bab 183 Terluka (1)
- Bab 183 Terluka (2)
- Bab 184 Wajah Yang Hancur (1)
- Bab 184 Wajah Yang Hancur (2)
- Bab 185 Kehilangan Kontrol (1)
- Bab 185 Kehilangan Kontrol (2)
- Bab 186 Penyerahan Diri Yang Terpaksa (1)
- Bab 186 Penyerahan Diri Yang Terpaksa (2)
- Bab 187 Bermain Trik Dengan Putra Sendiri (1)
- Bab 187 Bermain Trik Dengan Putra Sendiri (2)
- Bab 188 Salah Paham Meningkat (1)
- Bab 188 Salah Paham Meningkat (2)
- Bab 189 Bermain Trik, Siapa Yang Tidak Bisa? (1)
- Bab 189 Bermain Trik, Siapa Yang Tidak Bisa? (2)
- Bab 190 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 190 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 191 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 191 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 192 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 192 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 193 Pembalasan Dendam Dimulai (1)
- Bab 193 Pembalasan Dendam Dimulai (2)
- Bab 194 Kesenangan Dari Balas Dendam (1)
- Bab 194 Kesenangan Dari Balas Dendam (2)
- Bab 195 Kembali Masuk Dalam Bahaya (1)
- Bab 195 Kembali Masuk Dalam Bahaya (2)
- Bab 196 Terjebak Krisis Lagi (1)
- Bab 196 Terjebak Krisis Lagi (2)
- Bab 197 Masuk Ke Dalam Krisis Lagi (1)
- Bab 197 Masuk Ke Dalam Kerisis Lagi (2)
- Bab 198 Kegilaan Dia 1
- Bab 198 Kegilaan Dia (2)
- Bab 199 Situasi Berbahaya (1)
- Bab 199 Situasi Berbahaya (2)
- Bab 200 Menolong Dia (1)
- Bab 200 Menolong Dia (2)
- Bab 201 Penundaan Yang Terpaksa (1)
- Bab 201 Penundaan Yang Terpaksa (2)
- Bab 202 Menembus Krisis (1)
- Bab 202 Menembus Krisis (2)
- Bab 203 Perangkap Indah (1)
- Bab 203 Perangkap Indah (2)
- Bab 204 Rencana Wanita Cantik (1)
- Bab 204 Rencana Wanita Cantik (2)
- Bab 205 Rencana (1)
- Bab 205 Rencana (2)
- Bab 206 Kebetulan (1)
- Bab 206 Kebetulan (2)
- Bab 207 Kebetulan (1)
- Bab 207 Kebetulan (2)
- Bab 208 Menang (1)
- Bab 208 Menang (2)
- Bab 209 Ternyata Aku Hamil (1)
- Bab 209 Ternyata Aku Hamil (2)
- Bab 210 Cinta Menyakitkan Yang Akan Segera Dimulai (1)
- Bab 210 Cinta Menyakitkan Yang Akan Segera Dimulai (2)
- Bab 211 Kisah Percintaan Yang Tragis (1)
- Bab 211 Kisah Percintaan Yang Tragis (2)
- Bab 212 Kisah Cinta Yang Tragis (1)
- Bab 212 Kisah Cinta Yang Tragis (2)
- Bab 213 Penyiksaan Cinta yang Akan Segera Bermulai (1)
- Bab 213 Penyiksaan Cinta yang Akan Segera Bermulai (2)
- Bab 214 Periode Perang Dingin (1)
- Bab 214 Periode Perang Dingin (2)
- Bab 215 Periode Perang Dingin (1)
- Bab 215 Periode Perang Dingin (2)
- Bab 216 Anaknya, Benar-benar Sudah Keguguran (1)
- Bab 216 Anaknya, Benar-benar Sudah Keguguran (2)
- Bab 217 Hati Yang Menjauh (1)
- Bab 217 Hati Yang Menjauh (2)
- Bab 218 Jarak Hati Yang Dingin (1)
- Bab 218 Jarak Hati Yang Dingin (2)
- Bab 219 Tidak Bisa Melahirkan Lagi (1)
- Bab 219 Tidak Bisa Melahirkan Lagi (2)
- Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (1)
- Bab 220 Mendengar Suara Hati Yang Hancur (2)
- Bab 221 Dengan Cara Mabuk Pun Tidak Bisa (1)
- Bab 221 Dengan Cara Mabuk Pun Tidak Bisa (2)
- Bab 222 Orang Asing Yang Paling Akrab (1)
- Bab 222 Orang Asing Yang Paling Akrab (2)
- Bab 223 Perencanaan Sebelum Cerai (1)
- Bab 223 Perencanaan Sebelum Cerai (2)
- Bab 224 Apa Benar Harus Saling Menyakiti Padahal Saling Mencintai? (1)
- Bab 224 Apa Benar Harus Saling Menyakiti Padahal Saling Mencintai? (2)
- Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (1)
- Bab 225 Kelembutan Dan Kekasarannya (2)
- Bab 226 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (1)
- Bab 226 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (2)
- Bab 227 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (1)
- Bab 227 Saat Detak Jantung Berdetak Kencang (2)
- Bab 228 Waktu Jantung Berdetak (1)
- Bab 228 Detak Jantung Sesaat (2)
- Bab 229 Kelembutan untuk yang Terakhir Kalinya (1)
- Bab 229 Kelembutan untuk yang Terakhir Kalinya (2)
- Bab 230 Perpisahan yang Sunyi (1)
- Bab 230 Perpisahan yang Sunyi (2)
- Bab 231 Hilang Ingatan (1)
- Bab 231 Hilang Ingatan (2)
- Bab 232 Karena Cinta, Sehingga Melepaskan (1)
- Bab 232 Karena Cinta, Sehingga Melepaskan (2)
- Bab 233 Mencintai Seseorang, Tidak Berarti Harus Bersama (1)
- Bab 233 Mencintai Seseorang, Tidak Berarti Harus Bersama (2)
- Bab 234 Kamu Adalah Segalanya Bagiku (1)
- Bab 234 Kamu Adalah Segalanya Bagiku (2)
- Bab 235 Bertemu Kembali (1)
- Bab 235 Bertemu Kembali (2)
- Bab 236 Kembali Bertemu (1)
- Bab 236 Kembali Bertemu (2)
- Bab 237 Selamanya Kamu Hanya Bisa Menjadi Istriku (1)
- Bab 237 Selamanya Kamu Hanya Bisa Menjadi Istriku (2)
- Bab 238 Merasakan Kembali Keindahan Milikmu (1)
- Bab 238 Merasakan Kembali Keindahan Milikmu (2)
- Bab 239 Pria Yang Nakal (1)
- Bab 239 Pria Yang Nakal (2)
- Bab 240 Persaingan Tiga Orang Pria (1)
- Bab 240 Persaingan Tiga Orang Pria (2)
- Bab 241 Kembali (1)
- Bab 241 Kembali (2)
- Bab 242 Serangan Balasan, Pembalasan Dendam (1)
- Bab 242 Serangan Balasan, Pembalasan Dendam (2)
- Bab 243 Perasaan Cinta yang Tidak Akan Kembali (1)
- Bab 243 Perasaan Cinta yang Tidak Akan Kembali (2)
- Bab 244 Pertobatan yang terakhir (1)
- Bab 244 Pertobatan yang terakhir (2)
- Bab 245 Pertobatan Terakhir (1)
- Bab 245 Pertobatan Terakhir (2)
- Bab 246 Dia Akan Dinikahi Besok (1)
- Bab 246 Dia Akan Dinikahi Besok (2)
- Bab 247 Dia Akan Dinikahi Besok (1)
- Bab 247 Dia Akan Dinikahi Besok (2)
- Bab 248 Penutup (1)
- Bab 248 Penutup (2)
- Bab 249 Penutup (1)
- Bab 249 Penutup (2)