Akibat Pernikahan Dini - Bab 3 Kebingungan

Yesi merasa tertekan dan marah menatap gadis yang penuh bekas ciuman dan sedang tertidur ini, tadi malam sudah lewat jam 4 pagi, Kirana mengetuk pintunya, ketika dia membuka pintu, tampak Kirana dengan penampilan kacaunya.

Saat itu dia teramat kaget, dia telah berteman baik dengan Kirana selama lebih dari sepuluh tahun, dia tidak pernah melihat penampilannya yang seperti ini, lalu dia pun terus mendesak Kirana untuk mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.

Dia masih ingat setelah Kirana menceritakan kejadian lengkapnya, dia kaget sampai mengeluarkan keringat dingin, Zasmin si wanita murahan itu! Lantas dia mendekati Kirana, bukankah karena keluarga Kirana memiliki uang dan berstatus tinggi!

Pada saat dulu, dia pernah merasa Zasmin adalah seseorang yang pemikirannya kuat, bukanlah seseorang yang baik, dia juga pernah menyuruh Kirana untuk menjauh darinya, tetapi Kirana yang baik juga bodoh ini tidak mau mendengarnya, masih saja selalu membantu Zasmin.

Sekarang, Kirana dikhianati olehnya, dijebak dalam rencana busuk ini, membuat Yesi marah dan tertekan, dia teringat Zasmin, lalu mengepalkan giginya, wajahnya keruh, dasar pelacur ini! Lihat saja bagaimana dia akan membereskannya!

Yesi menatap wajah Kirana yang sedang tertidur pulas dengan cemas, dia telah tidur selama seharian...

"Yesi..." Kirana tiba-tiba berbicara, karena dia memejamkan matanya, Yesi berpikir bahwa dia berbicara dalam mimpinya, tidak menyangka Kirana tiba-tiba membuka matanya, "Sudah berapa lama aku tidur..."

Yesi menatapnya kosong, "Sudah seharian penuh, babi malas!"

Yesi juga sangat mengagumi Kirana, mengalami hal seperti ini, tetapi dia tetap masih bisa menghadapinya dengan tenang. Faktanya, Kirana tidak tenang, melainkan karena kebenarannya sudah seperti ini, tidak peduli dia menangis atau menjerit, kebenarannya juga tetap akan begini, jadi lebih baik dia menyimpan tenaganya untuk memikirkan bagaimana caranya membalas dendam pada Zasmin, si wanita murahan itu!

Kirana tertegun dan bangkit untuk duduk, "Gawat! Ayah dan ibuku pasti khawatir, ahh, sialan, kenapa lebih sakit lagi..."

Gerakannya terlalu besar sehingga memicu rasa sakit pada tubuhnya, Kirana merasa dirinya seperti tertabrak, sialan...

"brengsek itu! tenanglah, aku sudah menghubungi paman dan bibi, tidak apa-apa, mereka menyuruhmu pulang setelah ini, kakakmu sudah mau pulang..." Tiba-tiba Yesi berhenti, pria itu, sudah akan pulang ...

"Oh, baguslah kalau begitu, masih saja Yesi yang peduli padaku, nantinya aku akan memberimu sebuah gelar...." Kirana kembali berbaring malas, dan Yesi melototinya, orang ini, kenapa masih bisa menghadapi masalah ini dengan tenangnya...

Kirana tiba-tiba kembali duduk dengan ganas, dan wajah itu berkerut karena kesakitan, dengan cepat Yesi membantunya. "Hayo nenek tua, nenek, bisakah kamu jangan membuatku terkejut!"

"Ah... kamu... Yesi, apa yang baru kamu katakan!?? Kakakku... kakakku sudah akan kembali?!!" Melihat pemikiran Kirana yang setengah terlambat, Yesi kembali melototinya.

"Iya! Benar-benar!"

Wajah Kirana tiba-tiba menjadi bersemangat, bagus sekali, kakak sudah mau kembali, Kirana dan dia, sudah tidak bertemu selama setengah tahun!

“Wah, tidak heran informasi dari beberapa orang ini begitu cepat, ada cinta yang terlarang! Akuilah fakta itu!” Kirana tiba-tiba teringat sesuatu, menertawakan Yesi yang wajahnya semakin memerah.

Namun, Yesi memukul kepala Kirana dengan tangannya, "Tidak ada yang terjadi! Cepat berbedah, supaya kamu bisa langsung makan malam!!"

Melihat tawa Kirana yang tidak biasa, Yesi saat itu malu dan juga tidak bisa berkata-kata, lalu dia melirik Kirana sekilas dan kemudian pergi dengan tergesa-gesa.

Kirana tertawa cekikikan, Yesi dan kakaknya...

Mereka sudah saling mengenal selama bertahun-tahun, tetapi belum juga mengekspos hubungan di antara mereka, jika Yesi bisa menjadi kakak iparnya, bukankah itu sangat bagus...

Setelah Yesi pergi, Kirana tiba-tiba berhenti tersenyum, wajahnya suram dan penuh kabut.

di kepalanya ada sedikit kebencian dalam matanya! Sudut bibirnya dengan pelan mengangkat sebuah senyuman jahat, Zasmin, katakanlah dulu aku sudah buta!

Kali ini, lihatlah, aku akan membunuhmu!!

Ruangan yang senyap dan menyedihkan...

Leo berdiri di samping dengan gugup, terus melihat ke arah Helbert dengan tatapan dingin dan suram, Helbert sambil mengancing kerah bajunya, masih terlihat beberapa bekas cakaran di dadanya yang sedikit terbuka, yaitu hasil karya Kirana, tiba-tiba gerakan Helbert terhenti, lalu dia berkata dengan dingin: "Dia, kapan dia pergi..."

Semalam, Helbert seperti meminum obat, dia bahkan meminta untuk berhubungan tiga kali, dan, mencium aroma tubuh gadis yang unik itu, dia benar-benar tertidur sangat lelap...

Terlintas rasa keributan dan kerumitan di dalam mata gelap Helbert, ternyata dia masih bisa kehilangan kendali, dan juga, Kirana adalah seorang wanita yang tidak dia kenal!!!

Wajah Leo mengerut, setelah dia menutupkan pintu untuk mereka tadi malam, dia tidur di dalam mobil, jika saja bukan Helbert yang menghubunginya, dia pasti masih belum bangun ...

Bagaimana dia bisa tahu, kapan gadis itu pergi...

Ketika Leo melihat raut wajah Helbert yang agak menakutkan, dia berkata dengan terbata-bata, "Aku.. Aku tidak... Aku tidak tahu..."

Tatapan Helbert melihat ke arahnya dengan dingin, ada kekhawatiran dalam hati Leo yang membuat dirinya sedikit gemetaran, Leo merasa dirinya juga tidak bersalah, dia hanya menjalankan tugas, bagaimana mungkin dia bisa memperhatikan ini...

Helbert bangkit dengan tanpa ekspresi di wajahnya, meraih jaket yang berada di sudut sofa, tatapan wajahnya yang dingin tiba-tiba mengarah ke warna kemerahan di sofa yang tampaknya seperti bunga prem saat bulan dua belas...

Matanya sedikit bercahaya, lalu dia tiba-tiba melontarkan senyuman dalam tatapan mata itu, dia menyadari bahwa tampaknya dia memiliki ketertarikan pada tubuh wanita itu, setelah itu dia pun pergi.

Ah, menarik sekali, awalnya dia berpikir bahwa Kirana sengaja masuk ke rumah, tetapi berbeda.

Ada sedikit ketertarikan yang terpancar pada mata gelapnya, seolah-olah dia adalah binatang buas yang sedang mencari mangsa dalam gelapnya malam, begitu dingin dan dengan penuh minat, Helbert sambil berjalan sambil berkata dengan dingin: "Pergilah, cari tahu tentangnya, aku mau tahu semua informasi tentang dirinya."

Wanita ini, karena Anda yang datang sendiri, jangan harap untuk melarikan diri dariku! ! Tidak peduli dia wanita seperti apa, wanita yang dia sukai, dia akan mendapatkannya! Muncul sedikit momentum pada tatapan dingin Helbert, sudut bibirnya perlahan naik, wajah tampan dan berkharisma itu memancarkan sedikit rasa dingin...

Leo yang mengikuti langkah Helbert, terkejut sampai-sampai dagunya hampir lepas, seorang direktur Helbert yang tidak pernah kekurangan wanita, yang juga selalu menganggap wanita adalah mainan, yang tidak pernah jatuh cinta pada siapapun...

Kali ini, dia yang mencari tahu informasi tentang wanita itu terlebih dahulu!!

Meskipun Leo sangat kaget, dia segera berkata: "Baik! Direktur!"

Di sebuah villa mewah, Kirana yang sedang duduk di sofa memutar matanya, tidak tahu sedang memikirkan apa...

Ibu Kirana yang melihat anaknya yang biasanya selalu banyak berbicara, tetapi setelah pulang ini menjadi diam, sedikit kaget, "Kirana...Kirana!!"

"Ah? Kenapa..." Kirana yang namanya disebut sepertinya masih bermeditasi, setelah dia diguncang sebentar oleh Yesi di sebelahnya, dia baru kembali sadar...

Setelah melihat tatapan aneh dari ibunya, Kirana melihat Yesi di sebelahnya, "Ada apa?"

"Bibi sudah memanggilmu berkali-kali..." Yesi khawatir, khawatir Kirana tidak bisa pulang sendirian, jadi dia khusus menemaninya pulang, tetapi dia selalu terpesona...

"Ah? Oh, Bu, ada apa..." Kirana menoleh ke ibunya, dan ibunya menatapnya, "Apa yang terjadi padamu, kenapa seperti tidak normal, lagipula sudah dibilang, jangan berteman lagi dengan teman-temanmu yang tidak benar itu, kamu tidak mau dengar, kamu seharusnya berteman dengan gadis yang lembut juga murah hati seperti Yesi ini..."

Mendengar kata-kata ibunya, mata Kirana sedikit berbinar, dan berkata dengan senyum ringan: "Siap! Nyonya! Ke depannya, aku akan mengikuti perintahmu!!"

Ibu Kirana melihat putrinya yang tidak serius ini, benar-benar tidak bisa tertolong lagi, biasanya Kirana selalu dimanjakan, sehingga membuatnya lupa diri...

Yesi mendengar namanya yang disebut, tersenyum tak berdaya, tiba-tiba ibu Kirana menatap ke arah syal di leher Kirana.

"Kirana, masih musim gugur, untuk apa kamu mengenakan syal di lehermu, sangat aneh, lepaskan..." Ibu mengerutkan kening.

Kirana terhenti sebentar, matanya sedikit berbinar, jika dia berani untuk tidak mengenakan syal, lalu jika ibunya melihat cupang di lehernya, maka dia tidak ingin hidup lagi, dia pun berpura-pura untuk batuk beberapa kali, " Uhuk uhuk... aku...masuk angin..."

Kirana melihat mata ibunya yang tidak percaya padanya, dengan cepat dia memandang sekilas ke arah Yesi, lalu Yesi dengan cepat berkata: "Kirana tadi malam menendang selimut sehingga hari ini dia masuk angin... ”

Penampilan lembut Yesi masih lebih bisa dipercaya daripada Kirana, akhirnya ibu Kirana sedikit mengangguk, "Kamu ya, kenapa kebiasaan menendang selimut masih belum berubah!"

Kirana pura-pura lemah dan duduk di atas ibunya, berbaring di lengannya, dan kedua tangannya memegang pinggangnya, dengan manja: "Haya, bu, hal semacam ini, bagaimana aku bisa langsung mengubahnya..."

Ibunya mengelus-elus kepala Kirana, lalu sedikit meninggikan suara ke arah dapur dan berkata: "Bibi Liu, masakkan Kirana semangkuk sup jahe!"

“Ei, baiklah.” Bibi Liu mengenakan celemek, memegang bawang hijau di tangannya, dan menanggapi dengan ramah.

Sudah melewati sebuah rintangan, Kirana menghela nafas lega, menjulurkan lidah ke arah Yesi, dan memicingkan matanya...

Yesi yang sedang tidak diperhatikan ibu Kirana, memelototi Kirana, tetapi Kirana tersenyum seperti rubah, membuat Yesi memberikan tinjuan tangan padanya.

Kirana tertawa lebih gembira lagi...

Kebetulan ibu Kirana tidak melihat interaksi antara dua orang ini, dia hanya khawatir akan Kirana yang masuk angin, "Oh ya, kakakmu, dia akan pulang pada hari Minggu sore..."

Ibu Kirana baru menyadari ada yang lupa dia katakan, Kirana terdiam, menyeringai dan menertawakan Yesi, tetapi meskipun Yesi mengabaikannya dengan tenang, senyum licik dari Kirana semakin serius, membuat dirinya semakin malu...

"Oh! Nantinya, aku akan pergi untuk menjemput pulang kakak, haduh, kakakku terlalu tampan, aku takut dia akan direbut wanita lain, bukankah seharusnya aku membawa Yesi turut serta untuk bertindak seperti kakak iparku..."

Kirana tersenyum seperti rubah, menghadap Yesi yang tidak bersalah, tiba-tiba wajah Yesi memerah, dan dengan hati-hati memandang Kirana, ibu Kirana yang melihat mereka seperti ini, hanya bisa tertawa, mereka sudah menganggap Yesi sebagai anaknya sendiri...

Jika Yesi benar-benar menjadi menantunya, dia pasti akan sangat puas, Yesi yang lembut juga sopan, cantik dan murah hati, dia adalah pilihan terbaik untuk menjadi menantu keluarganya, semakin dilihat semakin puas.

Melihat wajah Yesi yang lebih memerah, ibu Kirana tertawa kecil, tetapi dia hanya memikirkan anak lelakinya, tetapi dia adalah sebuah balok kayu, dia masih belum merasakan cinta Yesi padanya.

Membuat orang sangat cemas...

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Baby, You are so cute

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu