Akibat Pernikahan Dini - Bab 216 Anaknya, Benar-benar Sudah Keguguran (1)

Kirana menatap Helbert Han dingin seakan seperti melihat seorang kriminal. Dia tidak tahu, mengapa mereka berdua bisa menjadi seperti ini!

Sudut bibirnya tertarik senyuman dingin. Kirana ingin menepis tangan Helbert Han, tapi belum sempat dia menepisnya tiba-tiba, “Helbert Han! Aku pernah bilang, aku tidak sama sepertimu! Melakukan sesuatu di belakang orang lain! Aku juga tidak bisa menjelaskan hal ini, tapi aku melakukan hal benar! Aku hanya duduk diam tidak melakukan apa-apa!”

Helbert Han dengan tatapan dingin menatap Kirana cukup lama, “Kirana, apakah kamu baik-baik saja.”

Saat detik ini, tiba-tiba suara cemas Jerry terdengar. Wajah Helbert Han terlihat semakin kesal, kedua matanya yang dingin itu melihat Jerry yang berjalan mendekati mereka.

Tak disangka bertemu dengan dua orang pria! Dengan tatapan dingin Helbert Han melihat Kirana dan berkata, “Apakah tidak ada yang bisa kamu jelaskan!”

“Tidak ada yang perlu kujelaskan! Aku sudah mengizinkanmu untuk bermesraan dengan Annabella! Tapi bukankah aku hanya bertemu dengan mereka berdua, kamu malah tidak mengizinkannya? Helbert Han! Kamu jangan egois!” Kirana sama sekali tidak berniat untuk memberi penjelasan.

Teringat kejadian kemarin malam membuatnya kembali marah!

“Aku sudah menjelaskan semuanya padamu, apakah kamu masih tidak bisa mempercayaiku?!” Tatapan dingin Helbert Han menatap dalam Kirana. Belum sempat Kirana mengatakan apapun, Jerry yang melihat bagaimana Helbert Han memperlakukan Kirana pun langsung melangkah maju.

Bermaksud ingin menarik Kirana, tapi Kirana kemudian di tarik kasar ke dalam pelukan oleh Helbert Han. Sikapnya yang mendominasi membuat Jerry tidak bisa berbuat apa-apa.

“Lepaskan aku!” Suasana hati Kirana saat itu sangat tidak nyaman, dengan wajah kesal yang menjadi amarah melihat Helbert Han, membuat Marco Jiang yang berada di samping tertawa sinis.

“Helbert Han! Jika aku adalah dirimu, aku tidak akan memperlakukan wanita sekasar ini. Betapa egoisnya dirimu tidak mempedulikan perasaan Kirana, sepertinya aku memang lebih baik darimu! Ternyata kamu adalah orang yang seperti ini Helbert Han! Haha…”

Dengan tatapan yang sangat dingin Helbert Han memelototi Helbert Han, “Ini adalah masalah kita suami istri, bukan urusan kalian! Kalian orang luar, jangan campuri urusan kami!”

Selesai berbicara, Helbert Han tidak mempedulikan Kirana yang meronta. Dengan kasar menggendong Kirana kemudian melangkah pergi. Kedua tangan Helbert Han mengepal erat, dengan kuat menahan diri yang segera ingin membawa Kirana pulang.

Apa yang di katakan oleh Helbert Han itu benar. Masalah antara mereka sepasang suami istri adalah fakta seperti adanya, yang tidak bisa dia ubah!

Marco Jiang memicing menatap kearah sosok Helbert Han dan Kirana yang sudah pergi. Kemudian beralih melihat Jerry yang terlihat sangat kesal. Kelihatannya, dia menyimpan perasaan terhadap Kirana.

Seperti teringat sesuatu, Marco Jiang kemudian tertawa sinis. Helbert Han, aku ingin lihat, sampai kapan kamu bisa menahan Kirana.

Di sisi lain, setelah Kirana di letakkan Helbert Han ke dalam mobil dengan kasar, dia langsung memasangkan sabuk pengaman pada Kirana. Kemudian dia masuk ke mobil tanpa mempedulikan Kirana yang terus meronta kemudian menginjak gas dalam-dalam menuju ke Villa.

Kirana merasa sangat kesal dan emosi, perutnya terasa sangat mual, dengan buru-buru dia menahan mulutnya, wajahnya terlihat sangat pucat, Helbert Han pun tidak sengaja melihat ekspresi Kirana saat itu.

Dia langsung buru-buru menghentikan mobil ke tepi jalan, Kirana dengan panik mencoba melepaskan sabuk pengaman dan turun dari mobil. Melihat Kirana yang muntah begitu parah di tepi jalan, hati Helbert Han merasa simpati dan sedikit rumit.

Tapi teringat apa yang baru saja dia saksikan tadi, dia tidak ingin mengakui betapa cemburunya dia!

Dia juga tidak tahu, sebenarnya apa yang telah terjadi di antara mereka berdua. Bagaimana dalam seketika hubungan mereka bisa menjadi seperti ini!

Helbert Han ragu sejenak untuk menjulurkan tangannya mengelus punggung Kirana. Tapi tangannya ditepis oleh Kirana, wajah Kirana masih sedikit pucat, dia menenangkan dirinya cukup lama, kemudian dengan wajah pucat dia berdiri.

Setelah bertatapan dengan Helbert Han, wajahnya seketika berubah dingin. Helbert Han bermaksud ingin menariknya, tapi kembali di tepis oleh Kirana, “Helbert Han! Apakah dengan melakukan begini sangat menarik untukmu!”

“Lalu katakanlah padaku, menurutmu apa yang disebut dengan menarik! Melihatmu bermesraan dengan pria-pria lain, itu yang kamu sebut menarik?”

“HELBERT HAN!!!” Kirana meluapkan emosi yang terpendam di hatinya, wajahnya yang pucat itu terlihat emosi dan juga kecewa.

“Kenapa? Apa yang salah dari ucapanku?”

“Plak…”

Setelah hamil, emosi Kirana sangat sulit dikendalikan, dia hanya tahu jika dia bertindak saat emosi, tangannya hanya akan melakukan hal seperti ini!

Waktu seakan berhenti sejenak, Kirana menatap tangan nya yang gemetar dengan tatapan tidak percaya. Ini…ini adalah kedua kalinya dia menampar Helbert Han…

Dia…dia tidak bermaksud, tapi karena terpancing emosi, dia langsung begini…menamparnya!

Wajah Helbert Han terpaku di posisinya setelah di tampar Kirana, menggosok-gosok wajahnya yang terasa kebas, dengan tatapan yang sangat dalam dia menatap Kirana.

“Kenapa? Apakah kamu marah karena malu? Apakah aku salah? Apakah kamu begitu mendambakan sentuhan! Setelah sekian lama tidak merasakan sentuhanku! Kamu begitu mendambakannya sampai begini!!” Mungkin Helbert Han terpancing emosi karena tamparan barusan.

Mungkin karena melihat Kirana bersama dengan pria lain membuatnya cemburu, dan akhirnya Helbert Han yang sekarang, kelihatannya tidak bisa berpikir jernih!

Tatapan dingin itu terkunci pada Kirana. Setelah melihat ekspresi Kirana yang tidak bisa dia mengerti, dia menyalah artikan itu sebagai jawaban dari ucapannya barusan.

Ini semakin membuatnya kehilangan akal sehat! Dia kemudian menarik Kirana kemudian melemparkannya ke dalam kursi belakang mobil. Mengunci pintu mobil kemudian naik ke atas tubuh Kirana.

Kirana yang masih terkaget dan belum sempat mengumpulkan kesadarannya, dia terpaku, Helbert Han yang tinggi besar itu sedang menimpa dirinya!

Kirana dengan panik mencoba melawan dengan kedua tangannya, “Helbert Han!! Kamu sudah gila!!”

“Benar! Aku sudah gila! Kamu yang membuatku gila! Bukankah kamu menginginkan sentuhan pria!! Kuberikan padamu! Aku akan memuaskanmu!! Aku akan sangat memuaskanmu!!!” Wajah mengerikan Helbert Han terlihat seperti orang yang berbeda, dengan tatapan jahat menatap tajam Kirana.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu