Akibat Pernikahan Dini - Bab 160 Cinta Pertama (1)

Saat Yesi tiba di vila Helbert, matanya hampir copot, ada siapa yang bisa memberitahunya, kalau yang memangku Kirana di pahanya, yang masih menyuapinya memakan sarapan, orang itu adalah Helbert Han!!

Kirana dengan canggung ingin berdiri, tapi, pinggangnya justru di tahan erat – erat oleh Helbert Han, Helbert Han sama sekali tidak peduli pandangan Yesi, hanya mendekati telinga Kirana.

Dengan nadanya yang hangat berkata: “kenapa? Kamu masih punya tenaga buat bergerak? hah”

Jika tidak dibilang masih oke, begitu dibilang Kirana langsung ingin marah, dasar lelaki yang tidak tahu malu ini, benar – benar harus membakar dia sampai kering baru puas! Dasar!

Melihat tatapan Kirana yang seakan ingin memakan orang melihat dia, Helbert Han dengan puasnya tersenyum.

Ini benar – benar mengejutkan Yesi sebagai orang luar! Ini… bukankah orang yang dikenal dengan tatapan dingin?

Melihat mereka yang dulunya saling bertengkar, sekarang menjadi sangat harmonis, Yesi sedikit tidak percaya, bahkan bulu kuduknya ikut berdiri.

Tetapi, melihat mereka yang seperti suami istri, Yesi menebak, Helbert Han, sebenarnya dia, memang punya hati, sebelumnya dia hanya tidak cinta, tapi begitu dia cinta, maka dia akan sangat menyayangi orang itu!

Dengan pandangan iri yang melihat mereka bermesraan, Yesi juga hanya melihat kalau Kirana baik – baik saja, melihat mereka yang sangat harmonis ini, dia menjadi lega.

“Kirana, aku sore masih harus kerja, aku pergi dulu ya.” Yesi pelan – pelan berdiri, Kirana yang mulutnya di suapi telur oleh Helbert Han hampir tersedak.

Helbert Han dengan segera memberikan segelas susu kepadanya, Kirana langsung mengambilnya, setelah itu, tidak mem-pedulikan pandangan Helbert Han , dia melihat Yesi yang pergi.

“mengapa kamu masih kerja?”

“kamu orang sibuk ini, mana mungkin tahu orang seperti kita, sudahlah, kalian teruskan bermesraan! Aku tidak menjadi nyamuk di sini lagi!”

“eh…. Ye….” Kirana yang belum selesai berbicara, melihat Yesi yang tiba – tiba pergi, dia melambai tangannya, hingga bayangan Yesi sudah tidak terlihat, Kirana baru menyimpan pandangannya.

Bukankah Yesi kerja di perusahaan ayahnya? Berarti dia sendiri, bukankah dia sendiri juga harus merencanakan masa depannya, tidak bisa tidak mengerjakan apa pun!

“sedang memikirkan apa, sini, buka mulut.” Helbert Han dengan ringannya berbicara di samping telinga Kirana, Kirana melihatnya, tiba – tiba merasa kalau Helbert Han yang saat ini tidak nyata.

“Helbert, sebenarnya kamu punya berapa muka….”

“apa?”

Suara Kirana yang kecil itu, tidak terdengar oleh Helbert Han, tapi Kirana justru menggelengkan kepala, dengan tatapannya yang serius dan bola mata Helbert Han yang hitam itu berpapasan.

“Helbert, aku berharap kamu berbicara denganku, tidak membohongiku, termasuk hatimu, aku sangat pelit, jika suatu hari nanti, aku mengetahui kalau kamu sedang menginjak harga diriku, membiarkan aku menjadi orang bodoh, aku akan membalasmu, jika membalasmu masih tidak bisa, maka, bukan kamu yang pergi, tapi aku yang pergi…”

Mendengar perkataan Kirana yang aneh, Helbert Han mengerutkan dahinya, perempuan ini, sedang memikirkan apa!

“bodoh, apakah aku perlu mengeluarkan hatiku untuk kamu lihat, tulus atau tidak?” Helbert Han dengan pelan – pelan menjitak kepala Kirana, membuat Kirana memelototinya.

Helbert dengan pelan – pelan tersenyum, dengan suasana hati yang baik mencium pipi Kirana, melihat Kirana yang seakan jijik, justru membuat Helbert Han tertawa.

“sudahlah, sarapan dengan pintar, biar gemuk sedikit, setelah kenyang, baru bisa mengenyangkan aku…” ucapan Helbert Han yang hangat itu terdengar di telinga Kirana.

Wajah Kirana langsung memerah, dan dengan buru – buru mendorong Helbert Han, orang ini, wajah dinginnya yang sebelumnya pasti dia berpura – pura!

Seperti babi yang berpura – pura untuk bisa memakan harimau! Benar – benar sudah berpengalaman!!! Dia tidak pernah tahu, kalau Helbert Han orang yang seperti ini! Kirana sudah tahu!

Tetapi yang Kirana tidak tahu, itu juga harus melihat orangnya siapa, jika di depan Kirana, maka Helbert Han tidak usah berpura – pura!

Helbert Han menaruh Kirana di tempat duduk, lalu pelan – pelan berdiri, mengambil luaran dan memakainya, Kirana tiba – tiba terpikirkan sesuatu, membalikkan kepala dan berkata terhadap Helbert Han: “aku mau pergi kerja ke perusahaan kakakku.”

Helbert Han merapikan bajunya sesaat, lalu menatap Kirana, pelan – pelan menghela napas, “bisa, tapi, tunggu setelah tubuhmu sudah membaik baru pergi.”

“aku hanya ingin memberi tahumu saja, bukannya meminta ijin darimu.” Kirana menyelesaikan kalimat ini, lalu meneruskan menghabiskan sarapannya.

Mengapa Helbert Han merasa kalimat ini pernah di dengar! Perempuan ini……

Novel Terkait

Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu